Tugas 3 Tindak Pidana Khusus-Dikonversi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 3 TINDAK PIDANA KHUSUS

1. Setelah konferensi lingkungan hidup 1972 di Stockholm Swedia 1972, Indonesia


membentuk UU No. 4 tahun 1982 dan UU ini telah beberapa kali mengalami
perubahan/penggantian. Apa yang menjadi dasar atau latar belakang dari setiap
perubahan atau penggantian UU tersebut?
Yang menjadi dasar atau latar belakang dari setiap perubahan atau pengganti UU
adalah Pembangunan yang berkelanjutan (sustainable develoment) dimana perlu
dilakukan pembangunan berkelanjutan (sustainable develoment) terhadap keasrian
lingkungan hidup pada tingkat nasional, regonal dan internasional. Adapun yang
dimaksud dengan sustainable develoment adalah pembangunan yang memenuhi
kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang dalam memenuhi kebutuhannya.

2. Apa subjek hukum dan sistem pertanggungjawaban hukum pidana terhadap pelaku
tindak pidana di bidang lingkungan hidup
Subjek hukum tindak pidana di bidang lingkungan hidup
a. Badan hukum, perseroan, perserikatan, yayasan atau organisasi lain tersebut.
b. Mereka yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana atau yang
bertindak sebagai pemimpin
c. Kedua-duanya

Adapun sistem pertanggungjawaban hukum pidana terhadap tindak pidana di


lingkungan hidup berdasarkan kesalahan :
a. dari berbagai perumusan tindak pidana di bidang lingkungan hukum dalam UU
lingkungan, hampir selalu tercantum unsur kesengajaan atau kealpaan/kelalaian.
b. Dengan tercantumnya unsur sengaja atau kealpaan, dapat dikatakan bahwa
pertanggungjawaban pidana dalam UU Lingkungan menganut prinsip liability
based on fault.
c. Bertolak dari asas kesalahan, maka dalam pertanggungjwaban pidana seolah-
olah tidak dimungkinkan adanya pertanggungjawaban mutlak.

3. Apa bentuk perlindungan bagi pekerja/buruh


a. Perlindungan ekonomi
Perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada
pekerja suatu penghasilan cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari baginya
beserta keluarganya, termasuk dalam hal pekerja tersebut tidak mampu bekerja
karena sesuatu diluar kehendaknya.
b. Perlindungan sosial
Perlindungan yang memungkinkan pekerja untuk mengembangkan kehidupannya
sebagai manusia, sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarga.
Perlindungan ini meliputi perlindungan terhadap buruh anak, burup perempuan.
c. Perlindungan teknis
Perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjaga pekerja dari
bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja lainnya atau bahan-
bahan yang diolah oleh perusaaan. Perlindungan ini berkaitan dengan K3, yaitu
keselamatan dan kesehatan kerja, yang bertujuan agar buruh terhindar dari
segala resiko bahaya yang mungkin timbul di tempat kerja.

4. Apakah Pegawai Negeri dapat diberhentikan dengan tidak hormat, berikatan


dasar hukum dan contoh kasus.
Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan tidak hormat, hal ini
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara jo Pasal 250 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Pada pasal 87 ayat (4) UU tersebut, setiap
PNS yang melakukan kejahatan dalam Jabatan dan atau kejahatan yang ada
hubungannya dengan jabatan yakni kejahatan luar biasa seperti tindak pidana
korupsi, terorisme, dan penggunaan narkotika, maka dapat diberhentikan secara
tak hormat.
Pada Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2020 Bab III bagian kesebelas Pasal 17 ayat 10 jelas sekali dibunyikan
PNS diberhentikan tidak dengan hormat apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Dipidana dengan pidana penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan Jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada
hubungannya dengan Jabatan;
c. PNS menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d. Dipidana dengan pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
hukuman pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang
dilakukan dengan berencana.
Pemberhentian tidak hormat juga dibunyikan pada Ayat 14 “Tindak pidana
kejahatan jabatan yaitu tindak pidana yang dilakukan PNS dalam jabatan ASN
karena melaksanakan tugas jabatannya yang berdasarkan pada putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, terbukti melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai korupsi yang
merugikan keuangan negara/perekonomian negara serta dipidana dengan
pidana penjara dan/atau denda sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan”.

Contoh Kasus:
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, resmi memecat dua Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang terlibat kasus korupsi yang berinisial Er dan Um.
Pemecatan dua ASN merujuk dari Surat Badan Kepegawaian Negara Nomor:
K.26-30/V.139-8/99 perihal Surat penyampaian PNS yang dihukum penjara atau
kurungan karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana
kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan contoh keputusan
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Dalam surat tertanggal 2 Oktober 2018 angka 1 tertulis berdasarkan putusan
bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, dan Badan Kepegawaian Negara nomor: 182/6597/SJ.
Nomor: 15 tahun 2018 tentang penegakan hukum terhadap Pegawai Negeri Sipil
yang telah dijatuhi hukuman berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan, antara lain ditentukan
bahwa "Penyelesaian ruang lingkup keputusan bersama ini paling lama bulan
Desember 2018".

Sumber : Modul 7 dan 8 Tindak Pidana Khusus


Kasn.go.id
Bkn.go.id
Gantra.com

Anda mungkin juga menyukai