LAPORAN PENDAHULUAN Revisi-1
LAPORAN PENDAHULUAN Revisi-1
LAPORAN PENDAHULUAN Revisi-1
Disusun oleh :
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : Sabtu
Mengetahui,
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Penatalaksanaan
1) Pengobatan non-farmakologis
a. Latihan usus besar
Melatih usus besar adalah suatu bentuk latihan perilaku yang
disarankan pada penderita konstipasi yang tidak jelas
penyebabnya. Penderita dianjurkan mengadakan waktu secara
teratur setiap hari untuk memanfaatkan gerakan usus besarnya.
dianjurkan waktu ini adalah 5-10 menit setelah makan, sehingga
dapat memanfaatkan reflex gastro-kolon untuk BAB.
Diharapkan kebiasaan ini dapat menyebabkan penderita tanggap
terhadap tanda-tanda tanda dan rangsang untuk BAB, dan tidak
menahan atau menunda dorongan untuk BAB
b. Diet
Peran diet penting untuk mengatasi konstipasi terutama pada
golongan usia lanjut. Data epidemiologis menunjukkan bahwa
diet yang mengandung banyak serat mengurangi angka kejadian
konstipasi dan macam-macam penyakit gastrointestinal lainnya,
misalnya divertikel dan kanker kolorektal. Serat meningkatkan
massa dan berat feses serta mempersingkat waktu transit di
usus. untuk mendukung manfaa serat ini, diharpkan cukup
asupan cairan sekitar 6-8 gelas sehari, bila tidak ada
kontraindikasi untuk asupan cairan.
c. Olahraga
Cukup aktivitas atau mobilitas dan olahraga membantu
mengatasi konstipasi seperti jalan kaki atau lari-lari kecil yang
dilakukan sesuai dengan umur dan kemampuan pasien, akan
meningkatkan sirkulasi dan perut untuk memeperkuat otot-otot
dinding perut, terutama pada penderita dengan atoni pada otot
perut.
2) Pengobatan farmakologis Pengobatan farmakologis
Jika modifikasi perilaku ini kurang berhasil, ditambahkan terapi
farmakologis, dan biasnya dipakai obat-obatan golongan pencahar.
Ada 4 tipe golongan obat pencahar :
a. Memperbesar dan melunakkan massa feses, antara lain :
Cereal, Methyl selulose, Psilium.
b. Melunakkan dan melicinkan feses, obat ini bekerja dengan
menurunkan tegangan permukaan feses, sehingga
mempermudah penyerapan air. Contohnya : minyak kastor,
golongan dochusate.
c. Golongan osmotik yang tidak diserap, sehingga cukup aman
untuk digunakan, misalnya pada penderita gagal ginjal, antara
lain : sorbitol, laktulose, gliserin sorbitol, laktulose, gliserin
d. Merangsang peristaltik, sehingga meningkatkan motilitas usus
besar. Golongan ini yang banyak dipakai. Perlu diperhatikan
bahwa pencahar golongan ini bisa dipakai untuk jangka
panjang, dapat merusak pleksusmesenterikus dan berakibat
dismotilitas kolon. Contohnya : Bisakodil, Fenolptalein.
Bisakodil, Fenolptalein.
Bila dijumpai konstipasi kronis yang berat dan tidak dapat diatasi
dengan cara-cara tersebut di atas, mungkin dibutuhkan tindakan
pembedahan. Misalnya kolektomi sub total dengan anastomosis
ileorektal. Prosedur ini dikerjakan pada konstipasi berat dengan
masa transit yang lambat dan tidak diketahui penyebabnya serta
tidak diketahui penyebabnya dan tidak ada respons dengan
pengobatan yang diberikan. Pasa umumnya, bila pengobatan yang
diberikan. Pasa umumnya, bila tidak dijumpai sumbatan karena
massa atau adanya volvulus, tidak dilakukan tindakan
pembedahan.
2. Pathway
Etiologi
Kerusakan neuromuskular
Refleks defekasi
Resiko kostipasi
Penurunan pristaltik usus
KONSTIPASI
Manifestasi Klinis
Kembung, sembelit
Tidak nafsu makan
Rasa tidak tuntas saat BAB
Rasa menganjal pada rektum
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai
intervensikeperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan
atau mengurangi masalah-masalah klien.
DAFTAR PUSTAKA