Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) Dan Metanol Dengan Katalisator Koh
Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) Dan Metanol Dengan Katalisator Koh
Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) Dan Metanol Dengan Katalisator Koh
ABSTRACT
Biodiesel is a fuel source alternative to diesel fuel made from vegetable oils or animal fats, contain
no sulfur and no aromatic. Biodiesel is produced by reacting vegetable oils with alcohols using
alkaline substances as catalysts in the temperature and composition. In this study used coconut oil
used (jelantah) which can be used to manufacture biodiesel raw material
In this study used coconut oil (jelantah) processed through two stages of reactions, esterification
and transesterification. Esterification stage is to reduce levels of free fatty acids in the oil.
Esterification of oil with methanol and a catalyst H2SO4, heated at a temperature of 60 º C with a
time of 30 minutes. The results of esterification , reacted with methanol and a catalyst KOH at
room temperature, the reaction is the transesterification.
Reaction kinetics of biodiesel production from coconut oil used (jelantah) and methanol with KOH
catalyst is a second order reaction. By using 100 mL of oil and 126.5 mL of methanol and 1.5
grams of catalyst works at room temperature and atmospheric pressure is obtained optimum
results the reaction rate constants to the right (k 1) for 3,49.10 -4, the reaction rate constants to the
left ( k 2) for 1,89.10 -4 and the value of the reaction equilibrium constant (K) of 1.85 with the
equilibrium conversion of 80.28%.
INTISARI
Biodiesel merupakan sumber bahan bakar alternatif pengganti solar yang terbuat dari
minyak tumbuhan atau lemak hewan, tidak mengandung sulfur dan tidak beraroma. Biodiesel
dihasilkan dengan mereaksikan minyak tumbuhan dengan alkohol menggunakan basa sebagai
katalis pada suhu dan komposisi tertentu. Dalam penelitian ini digunakan minyak kelapa bekas
(jelantah) yang bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan biodiesel.
Pada penelitian ini minyak kelapa bekas (jelantah) diproses melalui dua tahap reaksi yaitu,
reaksi esterifikasi dan reaksi transesterifikasi. Tahap esterifikasi dilakukan untuk menurunkan
kadar asam lemak bebas dalam minyak. Minyak diesterifikasi dengan methanol dan katalisator
H2SO4,dipanaskan pada suhu 60 ºC dengan waktu 30 menit. Hasil reaksi esterifikasi, direaksikan
lagi dengan metanol dan katalisator KOH pada suhu kamar, reaksi yang terjadi adalah reaksi
transesterifikasi.
Kinetika reaksi pembuatan biodiesel dari minyak kelapa bekas (jelantah) dan metanol
dengan katalisator KOH merupakan reaksi orde dua. Dengan menggunakan 100 mL minyak dan
126,5 mL metanol dan 1,5 gram katalisator bekerja pada suhu kamar dan tekanan atmosferis
diperoleh hasil optimal yaitu konstanta kecepatan reaksi ke kanan (k1) sebesar 3,49.10-4, konstanta
kecepatan reaksi ke kiri (k2) sebesar 1,89.10-4 dan nilai konstanta kesetimbangan reaksi (K)
sebesar 1,85 dengan konversi kesetimbangan sebesar 80,28 %.
130 Yuniwati, Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) dan
Metanol dengan Katalisator Koh
132 Yuniwati, Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) dan
Metanol dengan Katalisator Koh
penelitian dengan persamaan kecepatan reaksi lapisan atas berupa ester dan sisa
maupun nilai k bisa dihitung dengan least minyak, kemudian gliserol dipisahkan
square. dengan corong pisah, gliserolnya
dianalisis sedangkan esterdan sisa
METODOLOGI PENELITIAN minyak dicuci dengan aquadest dan 2 mL
Pada penelitian ini reaksi pembuatan asam asetat untuk memisahkan sisa
biodiesel dilakukan melalui dua tahap reaksi, katalis yang dimungkinkan masih ada
yaitu reaksi esterifikasi minyak kelapa bekas dalam ester menggunakan pengaduk
(jelantah) dengan metanol menggunakan mercury dengan kecepatan 500 rpm
katalisator H2SO4 untuk menghilangkan asam selama 15 menit pencucian dilakukan dua
lemak bebas, dan reaksi transesterifikasi minyak kali. Setelah itu ester hasil pencucian
kelapa bekas (jelantah) metanol menggunakan dimasukkan ke dalam corong pisah.
katalisator KOH (Prasetyo,2006 dan Winoto, Biarkan sebentar membentuk 2 lapisan,
2006). ester di atas dan air di bawah (dibuang).
Ester dimasukkan ke dalam beker gelas
o
1). Tahap Reaksi Esterifikasi kemudian dipanaskan pada suhu 100 C
Minyak kelapa bekas (jelantah) sebanyak 150 selama 1 jam untuk menguapkan sisa air
ml dimasukkan ke dalam labu leher tiga yang masih ada setelah pencucian.
kemudian ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak Proses di atas diulang dengan variasi
0,2 mL (0,25% berat minyak), kemudian berat katalis 1,1 gram, 1,3 gram, 1,5 gram
dipanaskan sampai suhu 60oC. Metanol dan 1,7 gram.
sebanyak 185 mL dimasukkan ke erlenmeyer
yang telah dilengkapi pendingin balik, kemudian
dipanaskan dengan kompor listrik hingga
mencapai titik didih. Selanjutnya metanol dima-
sukkan ke dalam reaktor berpengaduk melalui
saluran pendingin balik. Suhu dalam reaktor
diusahakan tetap pada 60oC selama 30 menit.
Setelah 30 menit, reaksi dihentikan kemudian
hasil reaksi dimasukkan ke dalam corong pisah
dan didiamkan sampai mencapai suhu kamar
(dibiarkan selama satu malam).
Hasil reaksi kemudian minyak hasil reaksi dicuci
dengan 150 mL aquadest dalam gelas beker
dengan magnetic stirrer selama 15 menit
(dilakukan dua kali pencucian). Setelah itu
minyak dan aquadest dipisahkan dengan corong
pisah, minyak kemudian dipanaskan dalam oven
pada suhu 100oC sampai berat konstan.
Langkah-langkah tersebut diulang selama
beberapa kali sampai didapatkan minyak hasil
yang mencukupi untuk tahap reaksi
transesterifikasi.
Keterangan :
2).Tahap Reaksi Transesterifikasi 1. Labu leher tiga 7. Erlenmeyer
KOH pellet 0,9 gram dilarutkan dalam 2. Pemanas mantel 8. Kompor listrik
metanol yang berada di dalam gelas beker 600 3. Pendingin balik 9. Pengambil cuplikan
ml diaduk dengan magnetic stirrer. 100 ml 4. Motor pengaduk 10. Penampung cuplikan
minyak dimasukkan ke dalam gelas beker yang 5. Pengaduk 11. Karet penghisap
berisi metanol-KOH. Campuran diaduk dengan 6. Termometer
magnetic stirrer selama 15 menit,kemudian
Gambar 1. Rangkaian Alat Esterifikasi
campuran didiamkan selama satu malam.
Proses yang sama dilakukan untuk berat katalis
0,9 gr dengan variasi waktu 30 menit, 45 menit,
60 menit, dan 75 menit.
Campuran hasil reaksi dimasukkan ke
dalam vacuum distillation untuk memisahkan
metanol. Setelah ester dan gliserol terbentuk
menjadi 2 lapisan sempurna, vacuum distillation
dihentikan. Lapisan bawah berupa gliserol dan
134 Yuniwati, Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) dan
Metanol dengan Katalisator Koh
dicapai, hal ini menunjukkan bahwa semakin bisa ditentukan bahwa persamaan
lama waktu reaksi maka semakin besar kecepatan reaksi orde 2 dengan
kesempatan untuk bereaksi, disamping itu persamaan kecepatan reaksi
kecepatan reaksi ke kanan masih lebih besar dCm
dari pada kecepatan reaksi ke kiri, sehingga rm = − = k1CmCa − k 2C g Ce .
konversi masih terus meningkat. Pada dt
umumnya untuk waktu yang sama, konversi naik Dengan cara least square dapat
dengan semakin besarnya penambahan dihitung nilai k1 dan k2 yang hasilnya
katalisator, karena semakin besar katalisator dapat dilihat pada Tabel 3.
maka reaktan semakin reaktif dengan turunnya
energi aktivasi yang dimiliki, namun pada berat Tabel 3. Hubungan antara berat katalis
katalisator 1,5 gram tercapai konversi pada dengan K, k1, k2
Berat
awal reaksi lebih kecil dari pada konversi pada Katalis K k1 K2
penambahan 1,3 gram katalisator. Hal ini (gr)
mungkin disebabkan dengan penambahan
0.9 0.335555 0.00018 0.000540
katalisator sebesar 1,5 gram, reaksi ke kanan
lebih besar namun reaksi ke kiripun lebih besar, 1.1 0.896120 0.00034 0.000386
karena konsentrasi produk menjadi lebih besar.
Sehingga konversi ke kanan menjadi lebihkecil. 1,3 1.283941 0.00035 0.000277
Untuk memperoleh data konversi pada
kondisi keseimbangan, maka dilakukan 1,5 1.848521 0.00034 0.000189
percobaan pada masing masing berat
1,7 1.556136 0.00041 0.000265
katalisator dengan waktu cukup lama (8 jam),
dengan anggapan pada waktu tersebut sudah
terjadi kese-imbangan, karena dari percobaan Dari data yang ditunjukkan pada tabel 3
pen-dahuluan dengan menggunakan kata-lisator kemudian dibuat grafik hubungan antara
0,9 gram pada saat 4 jam sudah tercapai berat katalis dengan k1, k2 yang dapat
keseimbangan yang ditandai dengan konversi dilihat pada gambar 4 dan hubungan
yang tetap tidak berubah lagi. Setelah diperoleh berat katalis dengan K yang dapat dilihat
data konversi keseimbangan maka dapat pada gambar 5.
dihitung konstanta keseimbangan. Mengguna- 0,0006
konstanta kecepatan reaksi
kan persamaan:
0,0005
2
3C mo x 2e
K=
0,0004
k1
(1 − xe ) ⋅ (C ao − 3C mo xe ) 0,0003
k2
0,0002
0,0001
Tabel 2 Data kesetimbangan
0
Katalis 0.9 gr 1.1 gr 1.3 gr 1.5 gr 1.7 gr
0 0,5 1 1,5 2
Xe (%) 44.83 70.39 75.5 80.28 78.10 Berat katalis, gr
1,8
0,01 1,6
0,9 g
0,009
1,4
0,008
1,2
0,007 1,1 g
0,006
1
dx/dt
0,005 0,8
1,3 g
0,004 0,6
0,003 0,4
0,002 1,5 g 0,2
0,001 0
0
1,7 g 0 0,5 1 1,5 2
0 5 10 15
Y Berat katalisator, gr
DAFTAR PUSTAKA
Butt, J.B.,1999, Reaction Kinetics and Reactor
Design, 2nd ed, rev. and expanded,
Marcel Dekker, New York.
Fessenden and Fessenden,1986,Organic
Chemistry,3thed., Wadsworth,Inc.,
Belmont,California.
136 Yuniwati, Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) dan
Metanol dengan Katalisator Koh