Bab 10 Akuisisi Dan Pelepasan Properti

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

Tugas Ujian Akhir Semester

Akuntansi Keuangan Menengah 1

Disusun Oleh :

Nama : Alysya Maoedya Kharisma Rosyak

Npm : C1C017070

Semester : II

Kelas :A

JURUSAN S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU
Bab 10 Akuisisi dan Pelepasan Properti, Pabrik, dan Peralatan
1. Akuisisi dan Pelepasan Properti, Pabrik, dan Peralatan

Properti, pabrik, dan peralatan adalah kelompok aktiva tetap. Katakteristik dari ketiganya
adalah, aktiva tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan bukan untuk dijual
kembali,aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan, dan aktiva
tersebut memiliki substansi fisik. Akuisisi properti, pabrik, dan peralatan dinilai berdasarkan
prinsip biaya historis berupa kasatau ekuivalen kas. Property, pabrik, dan peralatan tidak
boleh dicatat ketika mengandung unsur taksiran, nilai pasar, atau nilai saat ini yang melebihi
biaya.

Menurut buku Intermediate Accounting - Kieso, Weygandt, dan Warfield hal 469-494:
Perusahaan mengakui property, plant, and equipment ketika biaya dari aset dapat
diukur secara nyata dan besar kemungkinan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat
ekonomi masa depan. Sebagai contoh, ketika Starbucks (Amerika) membeli mesin pembuat
kopi untuk operasinya, biaya ini dilaporkan sebagai aset karena itu dapat diukur secara nyata
dan manfaat masa mendatang. Namun, ketika Starbucks melakukan perbaikan biasa pada
mesin pembuat kopinya, Starbucks membebankan biaya ini karena periode utama dari
manfaat hanya pada periode berjalan.
Beberapa perusahaan menggunakan historical cost, yaitu biaya perolehan asset sampai
asset tersebut sampai di lokasi dan siap digunakan.
- Pada umumnya, perusahaan menggunakan cost-model, yaitu:
1. Harga pembelian, termasuk bea impor, pajak pembelian, dikurangi diskon dan potongan
penjualan.
2. Biaya untuk membawa asset ke lokasi dengan kondisi siap digunakan, misalnya biaya
pengiriman.
- Untuk periode selanjutnya, perusahaan menilai PPE dengan cost-method atau fair value
(revaluation)-method.
- Cost-method: lebih murah, karena tidak membutuhkan biaya penilaian.
- Revaluation-method: nilai asset lebih tinggi, sehingga beban depresiasi akan menjadi lebih
tinggi dan net income akan lebih kecil.
Perusahaan menilai properti, pabrik, dan peralatan pada periode berikutnya dengan
menggunakan metode biaya perolehan atau metode nilai wajar (revaluasi) . Perusahaan dapat
menerapkan biaya atau model nilai wajar untuk semua item aset, dan peralatan atau untuk
satu kelas (banyak) aset, dan peralatan. Sebagai contoh, perusahaan mungkin menilai tanah
(sekelas aset) setelah akuisisi dengan menggunakan metode nilai wajar dan pada saat yang
sama menilai bangunan dan peralatan (kelas-kelas lain aset) dengan biaya.

A. Biaya Tanah
- Semua pengeluaran untuk perolehan tanah dan siap digunakan, yaitu:
1. Harga pembelian
2. Biaya penutupan, seperti biaya balik nama, biaya konsultan, biaya pencatatan.
3. Biaya yang membuat tanah pada kondisi siap digunakan, seperti peningkatan mutu,
pengisian, pengeringan, pembersihan.
4. Asumsi berhubungan dengan hak gadai, hipotek, dan pemesanan property.
5. Beberapa tambahan perbaikan tanah (Land Improvements) dengan umur tak terbatas.
- Penilaian khusus untuk perbaikan tertentu, seperti trotoar, lampu jalan, selokan, dan sistem
drainase dapat dicatat sebagai akun Land, karena relative permanen. Dan ini nanti akhirnya
akan dikelola oleh pemerintah. Beberapa perbaikan tersebut harus dicatat secara terpisah
dengan yang memiliki batas umur ekonomis, seperti driveways, pagar, dan lahan parkir yang
mana akan di depresiasi.
Pada umumnya, Land adalah bagian dari Property, Plant, and Equipment.
Bagaimanapun, jika tujuan utama dari perolehan dan penguasaan Land adalah spekulasi,
perusahaan sewajarnya mengklasifikasikan Land tersebut sebagai Investments. Jika real estate
menguasai Land untuk dijual kembali, maka tanah diklasifikasikan sebagai Inventory.
Beberapa mempercayai bahwa biaya ini seharusnya dikapitalisasi.
B. Biaya Pembangunan

Semua pengeluaran yang berhubungan langsung dengan akuisisi atau konstruksi, yaitu:
1. Materials, labor, dan overhead selama konstruksi gedung.
2. Biaya profesi (arsitek), izin pembangunan.
3. Semua biaya yang dikeluarkan sampai gedung siap digunakan, misal penghancuran gedung lama.
- Beberapa biaya yang tidak boleh dikapitalisasi dengan biaya gedung karena tidak berhubungan
langsung dengan proses penyiapan gedung, seperti biaya pembukaan (biaya promosi pembukaan
gedung), kerugian yang terjadi saat pembangunan gedung karena penjualan rendah, administrative
expense saat pembangunan gedung.

C. Biaya Peralatan
Peralatan dalam akuntansi termasuk peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin,
perabot dan peralatannya, perabotan, peralatan pabrik, dan aktiva tetap serupa. Biaya aktiva
tersebut meliputi harga pembelian, pengiriman dan penanganan yang terjadi, asuransi pada
peralatan dalam transit, biaya dari yayasan khusus jika diperlukan, perakitan dan biaya
instalasi, dan biaya pelaksanaan uji coba.
Equipment terdiri dari peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin, furniture dan fixture,
pelengkap, perlatan pabrik, dan asset tetap lainnya.
- Biaya perolehannya yaitu:
1. Harga pembelian
2. Freight and handling charge
3. Asuransi dari equipment saat transit
4. Biaya dasar khusus jika diperlukan
5. Biaya perangkaian dan instalasi
6. Biaya trial runs (percobaan)
- Pendapatan dari penjualan barang saat penyiapan equipment sampai siap digunakan harus
dikurangkan dari biaya perolehan, misal produk sampel saat percobaan.

D. Aktiva yang Dibangun Sendiri


Kadang-kadang perusahaan membangun aset mereka sendiri. Menentukan biaya mesin
tersebut dan aktiva tetap lainnya bisa menjadi masalah. Tanpa harga pembelian atau harga
kontrak, perusahaan harus mengalokasikan biaya dan pengeluaran untuk sampai pada biaya
asset yang telah dibangun sendiri. Bahan dan tenaga kerja langsung digunakan dalam
konstruksi tidak menimbulkan masalah. Sebuah perusahaan dapat menelusuri biaya-biaya
langsung untuk urutan kerja dan bahan yang terkait dengan aset tetap yang dibangun.
Perusahaan dapat menangani pengeluaran tambahan dalam satu atau dua cara:
 Menetapkan pengeluaran tambahan tidak tetap ke biaya konstruks iaset. Argument
utama untuk perlakuan ini adalah jika fixed in nature; ini tidak menambah hasil dari
salah satu konstruksi dari pemilik gedung atau peralatan. Pendekatan ini
menganggap perusahaan akan mendapat biaya yang sama tanpa memperhatikan
apakahk onstruksi ini asset atau bukan.
 Menetapkan bagian dari semua pengeluaran tambahan ke proses konstruksi.
Pendekatan ini, dikenal juga sebagai pendekatan full-costing, tetap jika salah satu
percaya bahwa biaya lempiran ke semua produk dan asset manufaktur
ataukonstruksi. Dalam pendekatan ini,perusahaan menetapkan bagian dari semua
biaya pengeluaran tambahan ke proses konstruksi, sebagai produksi normal.
E. Biaya Kontruksi Bangunan
Tiga pendekatan telah disarankan untuk menghitung bunga yang terjadi dalam pembiayaan
pembangunan aktiva, dan peralatan:
o Kapitalisasi tanpa bunga selama masa konstruksi. Pada pendekatan ini, bunga
dianggap sebagai biaya pembiayaan dan bukan biaya konstruksi.Beberapa
berpendapat bahwa jika sebuah perusahaan telah menggunakan pendanaan ekuitas
dan bukan hutang, maka tidak akan dikenakan biaya ini.
o Biaya konstruksi dengan semua biaya dana yang digunakan, apakah dapat di
identifikasi atau tidak. Metode ini berpendapat bahwa biaya konstruksi harus
mencakup biaya pembiayaan, baik secara tunai, utang, atau equity.
o IFRS menggunakan istilah biaya pinjaman daripada beban bunga. Biaya pinjaman
termasuk beban bunga dihitung menggunakan metode bunga efektif. Kita
menggunakan istilah beban bunga disini untuk menunjukkan itu adalah biaya
pinjaman.

Dalam mengimplementasikan pendekatan umum ini, perusahaan mempertimbangkan tiga


hal:
1. Kualifikasi Aktiva (Qualifying Assets)
Untuk dapat melakukan kapitalisasi bunga, aset harus memenuhi suatu periode waktu
yang cukup panjang agar siap untuk digunakan atau dijual. Perusahaan mengkapitalisasi
biaya bunga dimulai sejak pengeluaran pertama yang berkaitan dengan aset tersebut.
Kapitalisasi terus dilakukan sampai perusahaan secara substansial menyiapkan asset
tersebut hingga siap untuk digunakan.
Aset yang memenuhi syarat untuk melakukan kapitalisasi biaya bunga mencakup aset
dalam konstruksi yang akan digunakan oleh perusahaan itu sendiri (termasuk bangunan,
pabrik, dan mesin besar) dan aset yang dimaksudkan untuk dijual atau disewakan yang
sedang dalam pembangunan ataupun yang dibuat sebagai proyek diskrit (misalnya kapal
atau pengembangan real estate ).
2. Periode kapitalisasi (Capitalization Period)
Capitalization period adalah periode waktu dimana perusahaan harus mengkapitalisasi
bunga. Ini dimulai dengan adanya tiga kondisi:
1. Pengeluaran untuk aset sedang terjadi.
2. Aktivitas yang dibutuhkan untuk menyiapkan aset untuk tujuan penggunaan atau
penjualan sedang berlangsung.
3. Interest cost sedang terjadi.
Kapitalisasi bunga terus terjadi selama tiga kondisi ini ada. Periode kapitalisasi berakhir
ketika aset tersebut secara substansial telah selesai dan siap untuk digunakan.

3. Jumlah yang akan dikapitalisasi (Amount to Capitalize)


Jumlah bunga untuk dikapitalisasi terbatas pada nilai terendah antara interest cost
yang terjadi selama periode atau avoidable interest. Avoidable interest adalah jumlah biaya
bunga selama periode sebuah perusahaan secara teoritis bisa menghindari jika itu tidak
membuat pengeluaran untuk aset tersebut.
Jika interest cost aktual untuk periode adalah $ 90.000 dan avoidable interest adalah $
80.000 perusahaan bermodalkan hanya $ 80.000. Atau, jika interest cost aktual adalah $
80.000 dan avoidable interest adalah $ 90.000, masih mengkapitalisasi hanya $ 80.000.
Dalam situasi tanpa harus menarik biaya termasuk biaya capital charge untuk equity.
Untuk menerapkan konsep avoidable interest, perusahaan menentukan jumlah potensi
bunga yang mungkin dikapitalisasi dalam suatu periode akuntansi dengan mengalikan tingkat
bunga yang sesuai dengan weighted-average accumulated expenditures untuk kualifikasi aset
selama periode berjalan :
a. Weighted-Average Accumulated Expenditure (WAAE)
Dalam menghitung Pengeluaran Rata rata tertimbang Akumulasi, sebuah perusahaan
menimbang pengeluaran konstruksi dengan jumlah waktu (fraksi tahunan atau periode
akuntansi) yang dapat dikenakan biaya bunga atas pengeluaran.
b. Tingkat suku bunga (Interest rate)
Perusahaan mengikuti prinsip-prinsip dalam memilih tingkat bunga yang sesuai untuk
diterapkan dengan pengeluaran akumulasi rata-rata tertimbang:
1. Untuk bagian akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang yang kurang dari atau
sama dengan jumlah yang dipinjam secara khusus untuk membiayai pembangunan
aktiva, gunakan tingkat bunga yang timbul atas pinjaman khusus.
2. Untuk bagian akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang yang lebih besar dari
utang apa pun yang terjadi secara khusus untuk membiayai pembangunan aktiva,
gunakan rata-rata tertimbang suku bunga atas semua hutang lainnya selama periode
berjalan.
Dua isu yang berkaitan dengan kapitalisasi bunga ditujukan pada perhatian khusus:
Pengeluaran Perolehan Tanah. Ketika perusahaan membeli tanah dan bermaksud
mengolahnya untuk tujuan tertentu, biaya bunga yang terkait dengan pengeluaran tersebut
dapat dikapitalisasi. Apabila tanah tersebut dibeli dengan tujuan sebagai lokasi untuk
bangunan (seperti lokasi pabrik), biaya bunga yang dikapitalisasi selama periode

Pendapatan Bunga. Perusahaan seringkali meminjam dana untuk membiayai pembangunan


suatu aktiva. Mereka menginvestasikan kelebihan atas pinjaman dana pada interest bearing
securities untuk sementara waktu hingga mereka membutuhkan dana untuk membiayai
pembangunan. Selama tahap awal pembangunan, pendapatan bunga, yang diperoleh dapat
melebihi biaya bunga yang timbul atas dana yang dipinjam.
G. Observasi.
Persyaratan untuk pengkapitalisasian bunga masih dalam perdebatan. Dari kacamata
konseptual, banyak yang meyakini bahwa untuk alas an yang disebutakn di awal, perusahaan
harus mengadopsi salah satu dari no interest cost atau all interest cost, actual atau
diperitungkan. Persyaratan untuk mengkapitalisasi interest dapat menyebabkan dampak yang
signifikan pada laporan keuangan.

2. Penilaian
A. Diskon Kas
Ada dua sudut pandang tentang apakah pengurangan biaya atau harga pokok aktiva
harus terjadi meskipun diskon tidak diambil. Menurut pendekatan pertama, diskon baik
diambil atau tidak dianggap sebagai pengurang biaya aktiva. Hal itu karena, biaya riil dari
aktiva merupakan kas atau harga ekuivalen kas aktiva. Sedangkan pendekatan lainnya
menyatakan bahwa diskon tunai tidak selalu harus dianggap sebagai kerugian karena
syaratnya mungkin tidak menguntungkan, atau mungkin tidak bijaksana bagi perusahaan
untuk mengambil diskon itu. Saat ini kedua pendekatan ini masih banyak digunakan.

B. Kontrak Pembayaran yang ditangguhkan

Perusahaan secara teratur membeli plant assets dengan perjanjian kredit jangka
panjang, menggunakan wesel, hipotik, obligasi, atau equipment obligations. Untuk
mencerminkan biaya (cost) secara tepat, perusahaan menghitung aset yang dibeli dengan
perjanjian kredit jangka panjang pada nilai sekarang (present value) dengan nilai tukar yang
sesuai diantara contracting parties pada tanggal transaksi.
C. Pembelian Lum Sum

Problem spesial dari penilaian fixed aset meningkat ketika perusahaan membeli
sekelompok aset dengan satu harga Lum-sum.

Sebuah masalah khusus yang timbul dalam menilai aktiva tetap ketika perusahaan
membeli sekelompok aktiva pada harga Lump-Sum. Ketika situasi umum ini terjadi,
perusahaan mengalokasikan total biaya antara berbagai asset dengan basis nilai wajar
relatifnya. Asumsi ini adalah biaya-biaya akan berbeda pada proporsi nilai wajar. Ini adalah
prinsip yang sama bahwa perusahaan-perusahaan menambahkan untuk mengalokasikan
sebuah biaya lump sump pada berbagai item yang berbeda.

D. Penerbitan Saham
Ketika perusahaan mendapatkan peralatan dengan cara menerbitkan saham,seperti saham
biasa,nilai par atau yang ditetapkan dari saham tersebut tidak bisa secara tepat mengukur
biaya perolehan dari peralatan itu. Jika penjualan saham itu aktif,harga pasar dari saham-
daham yang diterbitkan itu adalah biaya wajar dari peralatan yang diakui.Saham merupakan
suatu ukuran yang bagus dari kas ekuivalen harga kini.
Sebagai contoh, Upgrade Living.Co memutuskan untuk membeli tanah yang berlokasi
didekatnya untuk mengembangkan operasi carpet dan lemarinya.Dalam mengganti
pembayaran kas dalam membeli tanah itu, Perusahaan menerbitkan 5000 lembar saham (nilai
par $10) kepada Deedland Company,dimana saham itu memiliki harga pasar $12 per lembar.
Upgrade Living Co. Melakukan pembukuan sebagai berikut:
Land (5,000 X $12) 60,000
Share capital-ordinary 50,000
Share premium-ordinary 10,000
E. Pertukaran Aktiva Nonmoneter
Akuntansi yang tepat untuk pertukaran aktiva non-moneter, seperti property pabrik dan
peralatan sangat controversial. Beberapa berpendapat bahwa perusahaan harus mencatat
pertukaran berdasarkan nilai wajar aktiva yang diserahkan atau yang diterima, dengan
pengakuan laba atau rugi. Sementara yang lain percaya bahwa aktiva harus diperhitungkan
berdasarkan nilai tercatat (nilai buku) aktiva yang diserahkan, dengan tidak mengakui laba
atau rugi. Dan yang lain masih mendukung pendekatan pengakuan kerugian dan
menangguhkan keuntungan.
Pada umumnya, perusahaan mencatat pertukaran aktiva berdasarkan nilai wajar aktiva
yang diterima atau diberikan, yang lebih jelas. Sehingga, perusahaan sebaiknya mengakui
laba atau rugi secara langsung dari pertukaran aktiva tersebut.
- Pertukaran – keadaan jika rugi
Ketika perusahaan menukarkan aset non-moneter dan menghasilkan kerugian,
perusahaan mengakui kerugian dengan segera. Alasan : perusahaan seharusnya tidak
menilai aset pada harga yang melebihi ekivalen kasnya; jika kerugian ditangguhkan,
aset akan overstated. Oleh karena itu, perusahaan mengakui kerugian dengan segera
apakah pertukaran itu memiliki substansi komersial atau tidak..
- Pertukaran-kondisi untung
o Mempunyai substansi komersial
Sekarang, pertimbangkan situasi dimana pertukaran aset non moneter
mempunyai substansi komersial dan menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini,
perusahaan biasanya mencatat harga aset non moneter untuk ditukarkan dengan aset
non moneter lainnya pada nilai wajar aset yang dilepas. Dan segera mengakui
keuntungan. Perusahaan seharusnya menggunakan nilai wajar asetr yang diterima
hanya jika lebih jelas dan terbukti dari pada nilai wajar aset yang dilepas.
o Tidak mempunyai substansi komersial
Kita sekarang mengasumsikan bahwa pertukaran yang dilakukan Interstate
Transportation Company tidak mempunyai substansi komersial. Sehingga posisi
ekonomi Interstate tidak berubah secara signifikan akibat pertukaran tersebut. dalam
hal ini.
F. Hibah Pemerintah
Hibah ialah bantuan yang diterima dari pemerintah dalam bentuk transfer sumber
daya ke sebuah perusahaan untuk masa lalu maupun masa depan sesuai dengan kondisi
tertentu pada operasional perusahaan. IFRS menyatakan bahwa hibah harus diakui dalam
bentuk pendapatan (pendekatan penghasilan) secara sistematik yang sesuai dengan biaya
yang terkait yang dimaksudkan untuk mengimbangi perusahaan

3. Biaya Setelah Akuisisi


Setelah memasang plant asset dan membuatnya siap dipakai, perusahaan
mengeluarkan biaya tambahan atas kerusakan mulai dari perbaikan biasa sampai tambahan
yang signifikan. Persoalan utama adalah mengalokasikan biaya tersebut kepada periode
waktu yang tepat. Dalam menentukan bagaimana biaya seharusnya dialokasikan selanjutnya
untuk akuisisi,perusahaan mengikuti kriteria yang sama yang digunakan untuk menetukan
biaya permulaan dari PPE.
A. Penambahan
Penambahan seharusnya tidak menampilkan permasalahan akuntansi yang besar.
Dengan definisi, perusahaan mengkapitalisasi semua penambahan ke aktiva pabrik karena
sebuah aktiva baru telah diciptakan. Contohnya, penambahan sisi ke samping dari sebuah
rumah sakit, atau sebuah sistem pendingin ruangan di kantor, meningkatkan potensi jasa ke
fasilitas tersebut. Perusahaan sebaiknya mengkapitalisasi pengeluaran tersebut dan
menyesuaikannya dengan pendapatan yang akan diperoleh di periode masa depan.
Salah satu masalah yang dating pada bagian ini adalah akuntansi untuk semua
perubahan yang berhubungan dengan struktur yang telah ada sebagai akibat dari
penambahan.

B. Pengembangan dan Penggantian


Perbaikan adalah penggantian aktiva yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva lain
yang lebih baik. Sedangkan penggantian adalah substitusi dari aktiva yang sama. seringnya
perbaikan dan penggantian timbul dari kebijakan umum untuk memodernisasi atau
merehabilitasi seperangkat peralatan. Masalahnya disini adalah membedakan jenis
pengeluaran ini apakah meningkatkan potensi jasa masa depan atau hanya mempertahankan
tingkat pelayanan yang ada.

1. Menggunakan pendekatan substitusi. Pendekatan ini

merupakan prosedur yang benar jika jumlah tercatat dari aktiva lama tersedia. Jika nilai
tercatat aktiva lama tidak dapat ditentukan, maka cukup dengan menghapus biaya aktiva lama
dan menggantikannya dengan biaya aktiva baru.

2. Mengkapitalisasi biaya baru. Pendekatan ini mengkapitalisasi

perbaikan dan mencatat jumlah aktiva lama dalam nilai buku. Justifikasi untuk
mengkapitalisasi biaya perbaikan atau penggantian adalah bahwa walaupun nilai tercatat.
Aktiva lama tidak dikeluarkan dari akun, namun penyusutan yang mencukupi telah
diperhitungkan atas pos tersebut untuk mengurangi nilai tercatat menjadi hampir nol.

3. Membebankan ke Akumulasi Penyusutan. Penggantian akan


memperpanjang umur manfaat aktiva dan oleh karena itu mengumpulkan kembali
sejumlah atau semua penyusutan di masa lalu.

C. Perbaikan
Reparasi biasa
Sebuah perusahaan melakukan reparasi biasa untuk mempertahankan kondisi aset
agar bisa terus beroperasi. Reparasi biasa dibebankan kepada akun beban pada periode
berjalan, yaitu periode dimana perusahaan merasakan manfaat utama dari reparasi
tersebut. Reparasi biasa berupa pemeliharaan berkala termasuk penggatian suku cadang
kecil, pemberian pelumas, pengaturan ulang peralatan, pengecatan ulang, dan
pembersihan. Perusahaan memperlakukan aktivitas-aktivitas tersebut sebagai beban
operasi biasa..
Reparasi besar
Beberapa perusahaan penerbangan seperti Ryanair (IRL) atau Lufthansa (DEU),
atau perusahaan jasa kurir seperti A.P. Moller-Maersk (DEN) or CMA CGM Group
(FRA), menanggung biaya overhaul yang besar untuk seluruh pesawat dan kapal. Sebagai
contoh, Perusahaan Shipaway membeli kapal baru seharga $200 juta. Setiap empat tahun,
kapal tersebut harus di-overhaul. Biaya overhaul diestimasikan sebesar $4 juta. Dalam hal
ini, nilai overhaul sebesar $4 juta harus diakui sebagai komponen terpisah dari biaya
perolehan kapal dan disusutkan dalam waktu empat tahun ke depan. Dengan demikian,
nilai dari overhaul tersebut harus telah habis disusutkan pada waktu overhaul selanjutnya.

D. Ringkasan Biaya Setelah Akuisisi


Perlakuan Akuntansi normal untuk pengeluaran yang terjadi di masa setelah akuisisi.
Jenis pengeluaran Perlakuan Akuntansi Normal
Penambahan Kapitalisasi biaya pernambahan kepada akun
aset.

Improvement atau replacement Hapus nilai buku dan akumulasi depresiasi aset
yang lama, akui keuntungan/kerugian yang
terjadi, kapitalisasi nilai dari pengembangan
dan penggantian.

Nilai dari pengaturan dan penyusunan kembali


Perbaikan diakui sebagai beban.
(a) Biasa: Mengakui nilai reparasi sebagai
beban ketika terjadi.
(b) Besar: Hapus nilai buku dan akumulasi
depresiasi aset yang lama, akui
keuntungan/kerugian yang terjadi,
kapitalisasi nilai dari perbaikan besar.

3. Penghapus Properti, Pabrik dan Peralatan


A. Penjualan
Perusahaan mencatat depresiasi untuk periode waktu diantara tanggal pencatatan
terakhir dan tanggal penjualan.
Untuk illustrasi, asumsikan bahwa Barret Company mencatat depresiasi pada sebuah
mesin seharga $18.000 untuk sembilan tahun pada tarif $1.200 per tahun. Jika Barret
Company menjual mesin pada tengah tahun ke sepuluh seharga $7.000, Barret mencatat
depresiasi pada tanggal penjualan sebagai berikut:

Depreciation Expense ($1.200 x ½) 600


Accumulated Depreciaton-Machinery 600

Ayat jurnal untuk penjualan aktiva kemudian adalah:

Cash 7.000
Accumulated Depreciation-Machinery 11.400
(($1.200 x 9) + $600)
Machinery 18.000
Gain on Disposal of Machinery 400

Nilai buku mesin pada waktu penjualan adalah $6.600 ($18.000-$11.400). Karena mesin
terjual seharga $7.000, jumlah keuntungan pada penjualan adalah $400 ($7.000-$6.600).

B. Perubahan Tanpa Disengaja


Kadang-kadang kegunaan sebuah aktiva berakhir melalui beberapa jenis perubahan tanpa
disengaja seperti kebakaran, banjir, pencurian, atau penghukuman. Perusahaan-perusahaan
melaporkan perbedaan diantara jumlah pemulihan (contoh, dari sebuah pemberian hukuman
atau asuransi pemulihan), jika tersedia dan nilai buku aktiva yang dicatat sebagai keuntungan
atau kerugian. Mereka memperlakukan keuntungan-keuntungan atau kerugian-kerugian
seperti beberapa tipe pengaturan yang lain.
Untuk illustrasi, Camel Transport Corp. harus menjual sebuah pabrik yang diletakkan
pada properti perusahaan yang berdiri secara langsung di bagian jalan raya antar negara
bagian. Selama beberapa tahun, negara telah mencoba untuk membeli tanah dimana pabrik
itu berdiri, tetapi perusahaan menolak. Negara akhirnya mencoba hak dari keunggulan
kekuasaan, dimana pengadilan membenarkan. Pada penyelesaian, Camel menerima $500.000
yang secara substansi melebihi $200.000 nilai buku pabrik dan tanah (seharga $400.000
dikurangi akumulasi depresiasi $200.000). Camel membuat ayat jurnal seperti berikut.
Cash 500.000
Accumulated Depreciation-Plant Assets 200.000
Plant Asset 400.000
Gain on Disposal of Plant Assets 300.000

Keuntungan pada penjualan sebaiknya dilaporkan di “Other Income and expense” pada
laporan laba rugi dan bukan sebagai pendapatan. Jika ada penundaan dalam pembayaran dari
pemberian hukuman atau asuransi pemulihan, piutang dicatat pada harga setingkat kas.
Beberapa alasan pengakuan dari keuntungan atau kerugian pada perubahan tanpa disengaja
tertentu.
Bab 11 Depresiasi, Penurunan Nilai, dan Deplesi
1. Depresiasi
A. Faktor yang terlibat
Faktor-faktor yang terlibat dalam proses penyusutan

Sebelum pola pembebanan terhadap pendapatan dapat ditetapkan, ada tiga hal yang harus
diperjelas :

Dasar Penyusutan Aktiva

Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua faktor  yaitu biaya awal
dan nilai sisa atau pelepasan. Nilai sisa adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat
aktiva itu dijual atau ditarik dari penggunaannya. Nilai sisa merupakan jumlah dimana aktiva
harus diturunkan nilainya atau disusutkan selama masa manfaatnya. Sebagai gambaran, jika
suatu aktiva memiliki biaya $10.000 dan nilai sisa sebesar $1.000 maka dasar penyusutannya
adalah $9.000. dari sudut pandang praktis, nilai sisa seringkali dianggap sebesar nol. Akan
tetapi, beberapa aktiva jangka panjang memiliki nilai sisa yang substansial.

Estimasi Umur Pelayanan atau Jasa

Umur pelayanan suatu aktiva dan umur fisiknya seringkali tidak sama. Sebuah mesin secara
fisik mungkin dapat memproduksi sejumlah produk tertentu selama beberapa tahun melebihi
umur pelayanannya. Tetapi sebuah perusahaan mungkin tidak menggunakan mesin selama
seluruh tahun itu karena biaya pembuatan produk dalam tahun-tahun terakhir mungkin terlalu
tinggi, sebagai contoh, pemintalan kapas slater yang lama tetap bertahan dalam kondisi fisik
yang sangat baik sebagai tonggak historis dalam industry amerika, walaupun umur
pelayanannya telah berakhir bertahun-tahun yang lalu.

B. Metode Penyusutan

1. Metode aktivitas (unit penggunaan atau produksi)

Metode ini juga disebut pendekatan beban variabel atau pendekatan unit produksi,
mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan
bukan dari berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran yang
disediakan (unit-unit yang diproduksi) atau masukan seperti jumlah jam kerja. Secara
konseptual, asosiasi biaya yang tepat ditetapkan dalam istilah output bukan jam yang
digunakan, tetapi seringkali output ini sulit untuk diukur. Dalam kasus seperti ini, ukuran
input seperti jam mesin adalah metode yang lebih tepat dalam mengukur jumlah dollar
penyusutan selama periode akuntansi tertentu.

Metode garis lurus (straight-line method) mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari
waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Metode ini telah digunakan secara luas dalam praktek
karena kemudahannya. Prosedur garis lurus secara konseptual seringkali juga merupakan
prosedur penyusutan yang paling sesuai. Apabila keusangan bertahap merupakan alasan
utama atas terbatasnya umur pelayanan, maka penurunan kegunaannya akan konstan dari
periode ke periode.  

Saldo aktiva yg Tingkat


Laba (setelah
Thn Beban penyusutan belum disusutkan pengembalian
beban penyusutan)
(nilai buku) (laba/aktiva)
0   $500.000    
1   $90.000   410.000 $100.000 24.4%
2     90.000   320.000   100.000 31.2%
3     90.000   230.000   100.000 43.5%
4     90.000   140.000   100.000 71.4%
6     90.000     50.000   100.000 200.0%

3. Metode Beban Menurun

Metode beban menurun (decreasing charge method) menyediakan biaya penyusutan yang
lebih tinggi pada tahun awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Karena
metode ini membolehkan pembebanan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal disbanding
metode garis lurus, sehingga sering disebut metode penyusutan dipercepat (accelerated
deprecition method)

Apakah justifikasi utama pada pendekatan ini justifikasi utama untuk pendekatan ini adalah
bahwa lebih banyak penyusutan harus dibebankan pada tahun-tahun awal karena aktiva lebih
produktif pada tahun-tahun tersebut.

Metode jumlah angka tahun.

Metode jumlah angka tahun (sum-of-the-years-digit methode) menghasilkan beban


penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat
disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa). Setiap pecahan menggunakan jumlah angka
tahun sebagai penyebut (5+4+3+2+1=15) jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal
tahun sebagai pembilang. Dengan metode ini, pembilang menurun tahun demi tahun dan
penyebut tetap konstan (5/15,4/15,3/5,2/15, dan 1/15). Pada akhir masa manfaat aktiva, saldo
yang tersisa harus sama dengan nilai sisa. Metode perhitungan ini ditunjukkan dalam :

Umur yang
Dasar Pecahan Beban Nilai buku
Thn tersisa dalam
penyusutan penyusutan penyusutan akhir tahun
tahun
1 $450.000 5 5/15 $150.000 $350.000
2   450.000 4 4/15   120.000   230.000
3   450.000 3 3/15     90.000   140.000
4   450.000 2 2/15     60.000     80.000
5   450.000 1 1/15     30.000     50.000

Metode saldo menurun

Metode saldo menurun (decliming balance methode) menggunakan tarif penyusutan


(diekspresikan sebagai persentase) berupa beberapa kelipatan dari metode garis lurus.
Sebagai contoh, tarif saldo menurun berganda untuk aktiva sepuluh tahun akan menjadi 20%
(dua kali tarif garis lurus, yaitu 1/10 atau 10%). Tarif saldo menurun tetap konstan dan
diaplikasikan pada nilai buku yang menurun setiap tahun.

Dengan menggunakan pendekatan saldo menurun berganda dalam contoh mesin Derek,
Stanley coal mines akan memiliki beban penyusutan seperti yang ditunjukan pada :

Nilai buku aktiva Tarif saldo Beban Saldo Nilai buku


Thn
pada tahun pertama menurun penyusutan akumulasipenyusutan akhir tahun
1 $500.000 40% $200.000 $200.000 $300.000
2   300.000 40%   120.000   320.000   180.000
3   180.000 40%     72.000   392.000   108.000
4   108.000 40%     43.200   435.200     64.800
5     64.800 40%     14.800   450.000     50.000

Metode Penyusutan Khusus

Kadang-kadang perusahaan menggunakan penyusutan khusus. Karena aktiva yang terlibat


memiliki karakteristik yang unik, atau sifat industrinya mengharuskan penerapan metod
penyusutan khusus. Dua dari metode khusus ini adalah
Metode kelompok dan gabungan

Beberapa akun aktiva seringkali disusutkan dengan menggunakan satu tarif. Sebagai contoh,
suatu perusahaan seperti American telephone & telegraph mungkin menyusutkan tiang
telepon, sistem microwave, atau papan switch menurut kelompok.

Terdapat dua metode penyusutan untuk beberapa akun aktiva yang digunakan, yaitu : metode
kelompok dan metode gabungan. Pemeliharaan metode bergantung pda jenis aktiva yang
terlibat. Metode kelompok ( group methode) sering digunakan apabila aktiva bersangkutan
cukup homogeny dan memiliki masa manfaat yang hampir sama. Untuk mengilustrasikannya,
misalkan mooney motors menyusutkan armada mobil, truk dan mobil van :

Penyusutan per
Biaya yang Estimasi
aktiva Biaya awal Nilai sisa tahun (garis
dapat disusutkan umur
lurus)
Mobil $145.000 $25.000 $120.000 3 $40.000
Truk     44.000     4.000     40.000 4   10.000
Mobil van     35.000       5.000     30.000 5     6.000
    $224.000   $34.000 $190.000   $56.000
C. Depresiasi Komponen
IFRS mensyaratkan bahwa setiap aset tetap yang memiliki total kos yang signifikan harus
didepresiasi secara terpisah.

Contoh: EuroAsia Airlines Membeli pesawat dengan harga €100,000,000 Pada 1 Januari
2011. Umur ekonomis pesawat 20 tahun dan memiliki nilai residu €0. EuroAsia
menggunakan metode garis lurus untuk menghitung depresiasi pesawatnya. Euro Asia
mengidentifikasikan komponen, nilai, dan umur ekonomis sebagai berikut:

D. Masalah Khusus
(1) Bagaimana seharusnya perusahaan menghitung depresiasi untuk periode parsial?
(2) Apakah Depresiasi menggambarkan penggantian terhadap Aset?
(3) Bagaimana seharusnya perusahaan merefisi tarif depresiasi?

2. Penurunan Nilai
Definisi Penurunan Nilai
Penurunan nilai merupakan penurunan kemampuan suatu aset dalam menghasilkan
manfaat ekonomi dari yang diharapkan sebelumnya, sebagaimana telah diperkirakan oleh
perusahaan secara periodik. Penyebab dari penurunan nilai adalah :
1.     Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam
2.     Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau
bunga
3.     Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan
keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan pada pihak peminjam yang
tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut
4.     Terdapatnya kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan lainnya
5.     Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan

Sedangkan hal-hal yang bukan merupakan bukti objektif adanya penurunan nilai adalah :

1.     Menghilangnya pasar aktif karena instrumen keuangan tidak lagi diperdagangkan secara
publik
2.     Penurunan peringkat kredit entitas tidak secara langsung menjadi bukti adanya penurunan
nilai. Namun, jika hal tersebut dipertimbangkan bersama-sama dengan informasi yang
tersedia, penurunan peringkat kredit bank dapat menjadi bukti penurunan nilai
3.     Penurunan nilai wajar aset keuangan di bawah biaya perolehan atau biaya perolehan
diamortisasi 

Pengukuran Estimasi Penurunan Nilai

Penurunan nilai = jumlah terpulihkan asset < jumlah tercatatnya

a. Untuk asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi
o     Jumlah terpulihkan asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
yang diamortisasi adalah nilai kini estimasi arus kas masa depan yang
didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut
o      Rugi penurunan nilai aset keuangan adalah selisih antara nilai tercatat
dan jumlah terpulihkan
o      Pemulihan tidak boleh melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum
adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan

b.  Untuk asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan

o     Dalam kondisi suatu investasi saham yang tidak memiliki kuota di pasar
aktif, entitas dapat menggunakan biaya perolehan apabila nilai wajar
investasi saham tersebut tidak dapat diukur dengan handal
o      Rugi penurunan nilai aset keuangan ini adalah selisih antara nilai
tercatat aset keuangan dengan jumlah terpulihkan

c. Untuk asset keuangan yang tersedia untuk dijual

o     Jumlah terpulihkan adalah nilai wajar kini


o      Kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara biaya perolehan
dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan
o      Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas
investasi instrumen ekuitas AFS tidak boleh dipulihkan melalui laporan
laba rugi. Sedangkan kerugian penurunan nilai instrumen utang AFS
dipulihkan melalui laporan laba rugi

Metode Pengujian Penurunan Nilai

a. Penurunan Nilai Individual

Penurunan secara individual dilakukan apabila terdapat bukti objektif mengenai


penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual.
Metode umum yang digunakan dalam pengujian penurunan nilai individual adalah analisis
arus kas terdiskonto. Nilai diskonto dihitung dengan mengestimasi arus kas masa depan dan
mendiskontokannya dengan menggunakan suku bunga efektif.
b.      Penurunan Nilai Kolektif
Penilaian kolektif dilakukan apabila :
1.     Aset keuangan yang tidak dinilai secara individual
2.     Aset keuangan yang dinilai secara individual namun tidak teridentifikasi adanya penurunan
nilai
3.     Bukti objektif khusus mengenai penurunan nilai terdapat pada tingkat pinjaman yang
diberikan
4.     Pada umumnya bersifat homogen, bervolume tinggi, dan memiliki nilai individual yang
rendah

B. Pembalikan atas kerugian penurunan nilai


Pembalikan atas kerugian penurunan nilai dapat terjadi bila nilai recoverable amount (nilai
yang dapat dipulihkan) lebih besar daripada carrying amount (nilai buku) aset.
Pembalikan atas kerugian penurunan nilai yang diperbolehkan hanya sebesar bila impairment
yang dilakukan tidak terjadi.

C. Aset yang harus dibuang

Pembuangan Aset Tetap

Aset kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, meskipun usia manfaatnya
belum habis. Misalkan sebuah mesin yang harga belinya Rp6.000.000,00 sampai tanggal 1
Januari 2010 sudah disusutkan sebesar Rp4.750.000,00. Penyusutan tahunannya
Rp600.000,00. Pada tanggal 24 Maret 2011 dibuang. Jurnal yang dibuat yang dibuat pertama
adalah jurnal penyusutan untuk menentukan nilai buku pada tanggal 24 maret:

Nilai penyusutannya 3/12 x 600.000 Setelah itu baru dibuat jurnal penghapusan aset tetap
3. Deplesi
Deplesi merupakan istilah lain dari penyusutan atau amortisasi. Deplesi digunakan khusus
untuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan
dsbnya. Deplesi dihitung dengan tarif deplesi yang diperoleh dari Beban yang dikeluarkan untuk
mendapatkan hak penambangan dibagi estimasi hasil yang akan diperoleh.

Metode Perhitungan Deplesi

Untuk menghitung deplesi ada 3 hal yang harus dperhatikan yaitu :

a)      Harga perolehan aktiva

Dalam hal sumber-sumber alam, harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh
izin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran itu terlalu
kecil maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut.

b)      Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.

c)      Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam ( ton, barrel, dan lain-lain ). Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas berikut diilustrasikan contoh sebagai berikut :

Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp 20.000.000,00. Taksiran
isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp
2.000.000,00. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut :

Deplesi = Rp 20.000.000,00 – Rp 2.000.000,00 = Rp 120,00 per ton

150.000

Jika pada tahun pertama bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk tahun
tersebut = 40.000 x Rp 120,00 = Rp 4.800.000,00
Jurnal yang dibuat untuk mencatat deplesi sebagai berikut :

Deplesi                                    Rp 4.800.000,00

Akumulasi Deplesi                              Rp 4.800.000,00

Revisi Perhitungan Deplesi

Jika pembangunan tambang / sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi, sedangkan
biayanya ditaksir di muka pada waktu akan menghitung bebab deplesi, jika kenyataannya
biaya pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka perhitungan deplesi perlu
direvisi. Begitu juga jika taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi tambang yang
dipakai dalam menghitung deplesi maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Koreksi terhadap
deplesi dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :

v  Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan
datang.

v  Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun
yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir.

Dalam cara pertama koreksi dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat diketahui
adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi. Misalnya
deplesi yang lalu terlalu besar, jurnal koreksinya sebagai berikut :

Akumulasi Deplesi                                          Rp xxx

Laba Tidak Dibagi ( Koreksi Laba Tahun Lalu )        Rp xxx

Rp 15.000.000,00 : 120.000,00 =  Rp 125,00

4. Penilaian Kembali Asset Tetap

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 384/KMK.04/1998 Tanggal 14 Agustus


1998 dan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor 29/Pj.42/1998, menjelaskan bahwa:

a.       Wajib pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah wajib pajak badan dalam negeri adalah
yang terletak atau berada di Indonesia. Wajib pajak badan dalam negeri adalah skeumpulan
orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang
tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi politik, atau organisasi yang sejenis, lembag, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan
lainnya.
b.      Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak berakhir sebelum
masa pajak dilakukannya penilaian kembali. Kewajiban pajak yang dimaksud terdiri atas:
1)      Pajak Penghasilan (PPh)
2)      Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
3)      Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
4)      Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

Aset yang dapat direvaluasi adalah:


a.       Aset tetap berwujud dalam bentuk tanah, kelompok bangunan, dan kukan bangunan yang
tidak dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual.
b.      Aset tersebut berada atau terletak di Indonesia.
c.       Penilaian kembali dapat dilakukan kepada seluruh aset (revaluasi total) atau terhadap
sebagian aset tetap (revaluasi parsial) yang dimiliki perusahaan.
d.      Penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap pada
saat penilaian dilakukan, yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui
pemerintah.
e.      Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai
yang diakui pemerintah ternyata kemudian tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya,
maka Dirjen Pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar yang bersangkutan.
f.        Selisih antara nilai pasar atau nilai wajar dengan nilai buku fiskal aset tetap yang dinilai
kembali wajib dikompensasikan terlebih dahulu dengan kerugian fiskal tahun berjalan dan
sisa kerugian fiskal tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat dikompensasikanl.
g.       Selisih lebih karena penilaian kembali setelah dilakukan kompensasi kerugian dikenakan
Pajak Penghasilan yang bersifat final sebersar 10% (sepuluh persen).
h.      Bagi Wajib Pajak yang melakukan penggabungan usaha, Pajak Pengahasilan yang terutang
sebesar 10% (sepuluh persen) diatas, dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 (lima)
tahun terhitung sejak tahun dilakukannya penilaian kembali aset tetap perusahaan.
i.         Pajak penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit sebesar 20% dari
jumlah pajak yang terutang, kecuali pelunasan untuk tahun terakhir.
j.        Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aset tetap sebelum akhir tahun pajak,
maka kerugian fiskal pada tahun buku yang bersangkutan, diperhitungkan sampai dengan
dilakukannya revaluasi aset tetap tersebut.

Bab 12 Aktiva Tak Berwujud


1. Masalah aset tak berwujud
A. Karakteristik Aset tak berwujud
1.  Dapat diidentifikasi/dikenali
Intangible asset dapat dipisahkan dari perusahaan/dapat di jual atau dipindahkan serta
timbul dari hak resmi atau kontraktual yang mendatangkan aliran keuntungan ekonomis pada
perusahaan.
2. Tidak memiliki bentuk fisik
3. Bukan merupakan aset moneter
Aset moneter seperti simpanan di bank, piutang usaha dan sebagainya tidak
diklasifikan sebagai intangible asset. Biasanya perusahaan mengklasifikasikan intangible
asset sebagai non-current asset karena memberikan keutungan lebih dari satu periode
akuntansi.
B. Penilaian Intangible asset
1.      Pembelian intangible asset dari pihak lain
·      Dicatat pada harga perolehannya. Harga perolehan mencakup semua biaya untuk
memperoleh intagible asset ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan
hingga aset tersebut siap digunakan. Adakalanya, intangible asset diperoleh dengan
mempertukarkannya dengan saham atau aset lain. Maka harga perolehan intangible asset
adalah nilai wajar dari asset yang diserahkan atau nilai wajar dari intangible asset yang
diterima.

2.      Intangible asset yang diciptakan sendiri


Untuk intangible asset yang diciptakan sendiri seperti patents, coprights, and
trademarks akan menimbulkan biaya riset dan pengembangan (R&D costs) seperti biaya
untuk melakukan riset pasar. Perusahaan membebankan biaya tahap penelitian dan tahap
pengembangan. Biaya pengembangan akan dikapitalisasi ketika telah memenuhi kriteria
kelangsungan hidup secara ekonomi.

C. Amortisasi Intangible Asset


Amortisasi adalah pengalokasian dari harga perolehan intangible asset kepada periode-
periode yang memperoleh manfaatnya.

Intangible asset ada yang memilki masa manfaat yang terbatas dan yang tidak terbatas.
1.      Intangible asset dengan masa manfaat yang terbatas
      Dilakukan amortisasi dengan pembebanan biaya secara sistematis selama masa manfaatnya.
      Periode-periode dimana asset ini berkontribusi terhadap aliran kas selama periode tersebut
merupakan periode masa manfaat.

Pertimbangan dalam menentukan masa manfaat intangible asset :


1.      Penggunaan aset
2.      Pengaruh dari keusangan, permintaan, kompetisi dan faktor ekonomi lainnya
3.      Ketentuan lain yang memungkinkan pembaharuan atau perpanjangan masa kontraktual asset
tanpa biaya secara substansial
4.      Tingkat pengeluaran pemeliharaan
5.      Ketentuan menurut sah dan pengaturan yang mungkin membatasi masa manfaat aset

2.      Intangible asset dengan masa manfaat yang tidak terbatas


Masa manfaat tidak terbatas berarti tidak ada batas periode waktu pemanfaatan yang
mendatangkan aliran kas, yang dapat diduga.
Jadi, tidak dilakukan amortisasi terhadap intangible asset dengan masa manfaat tidak terbatas,
misalnya : trademarks.

2. Jenis-jenis aset tidak berwujud


A. Pemasaran terkait aset tidak berwujud
Contoh: trademarks atau trade names misalnya Pepsi-Cola, Mercedez-Benz

B. Pelanggan terkait aset tidak berwujud


Meliputi daftar pelanggan dan hubungan pelanggan kontraktual dan non-kontraktual.
Contoh:
Rises-Mart Inc. Membeli daftar pelanggan dari sebuah surat kabar seharga 1,5 juta pada 1
januari 2011. Database pelanggan tsb termasuk namaa, nomor telepon, riwayat pemesanan,
dan informasi demografis lainnya. Rises-mart mengharapkan masa manfaat daftar pelanggan
ini selama 3 tahun.

Pencatatan:
Pada saat pembelian (1 januari 2011)
Customer list 1.500.000
Cash 1.500.000

Amortisasi customer list pada akhir tahun ( 31 desember 2011, 2012, & 2013 )
Customer list amortization expense 500.000
Customer list 500.000
C. Artistik terkait aset tidak berwujud misalnya copyrights.
D. Kontrak terkait aset tidak berwujud , misal : franchise dan lisensi
E. Teknologi terkait aset tidak berwujud, misal : rahasia dagang, patent teknologi yang
biasanya memiliki masa manfaat 20 tahun.
Amortisasi tehadap patent dicatat dengan mendebit akun “Amortization of patents” dan
mengkredit akun “patents” atau akun “Accumulated Patent Amortization”.

Contoh:
Heirts Co. Memperoleh patent seharga 200.000 pada 1 januari 2011. Masa manfaat patent 20
tahun dan diamortisasi dengan straight-line method.

Pencatatan:
Pada saat perolehan:
Patents 200.000
Cash 200.000

Amortisasi patent pada 31 desember 2011


Patent amortizayion expense 10.000
Patents 10.000
F. Gooodwill
.     Secara konseptual, goodwill menunjukkan keuntungan ekonomis masa datang yang
timbul dari perolehan asset lain, yang tidak secara individual diidentifikasi atau diakui
terpisah. Satu-satunya cara untuk menjual goodwill adalah menjual usaha itu sendiri.
 Pencatatan goodwill
Internally created goodwill
Biasanya, goodwill yang diciptakan sendiri tidak dikapitalisasi dalam akun tertentu karena
keuntungan masa datang goodwill tidak berhubungan dengan biaya-biaya yang terjadi dalam
pengembangannya.
 Pembelian goodwill
Goodwill hanya dicatat ketika suatu bisnis dibeli secara keseluruhan. Untuk mencatat
goodwill, perusahaan dapat membandingkan nilai bersih dari aset berwujud dan aset tak
berwujud yang dapat diidentifikasi dengan harga beli/harga perolehan dari bisnis yang
diakuisisi.
 Penghapusan goodwill
Perusahaan yang mencatat goodwill dalam hal pembelian suatu bisnis, mengasumsikan
bahwa goodwill adalah indefinite life sehingga tidak diamortisasi. Intinya, perusahaan hanya
akan menyesuaikan carrying value goodwill ketika terjadi penurunan nilai goodwill tsb.
3. Penurunan nilai aset tidak berwujud
Intangible assets mengalami penurunan nilai ketika perusahaan tidak dapat memperoleh
kembali nilai terbawa/nilai buku dari aset tsb.
Nilai buku > nilai yang dapat Impairment loss
diperoleh kembali
Nilai buku < nilai yang dapat No impairment
diperoleh kembali

A. Penurunan nilai Limited-life Intangibles


Contoh:
Solar resources Plc memiliki hak patent atas “bagaimana mengekstrak minyak dari serpihan
batu dengan carrying value 3 juta pada akhir 2010. Tetapi beberapa penemuan minyak non-
shale mempengaruhi permintaan teknologi sahle-oil, sehingga terjadi peurunan nilai pada
patent.
Solar resources Plc menetapkan nilai yang dapat diperoleh kembali sebesar 1 juta.
Pencatatan oleh Solar resorces Plc:
Loss on impairment 2.000.000
(3.000.000 – 1.000.000)
Patents 2.000.000

B. Pembalikan Impairment Loss


Jika tinjauan di masa datang menunjukkan bahwa intangible asset tsb tidak lagi mengalami
penurunan karena nilai yang dapat diperoleh kembali lebih besar daripada nilai bukunya
maka perlu dilakukan pembalikan impairment loss.
Jurnalnya:
Patents xxx
Recovery of Impairment loss xxx

C. Penurunan nilai Indefinite-life Intangibles selain goodwill


Tes penurunan nilai terhadap indefinite-life intangibles termasuk goodwill dilakukan setiap
tahun. Untuk intangible assets selain goodwill caranya sama dengan definite-life intangibles
yaitu dengan membandingkan carrying value dengan recoverable amount-nya.
D. Penurunan nilai Goodwill
Pemilihan waktu tes penurunan nilai goodwill sama dengan indefinite-life intangibles lain
yaitu minimal setiap tahun.
Pencatatan penurunan nilai goodwill:
Loss on Impairment xxx
Goodwill xxx
Jika pada periode berikutnya terjadi perubahan/peningkatan pada recoverable amount asetnya
selain goodwill yang melebihi carrying value-nya, maka pembalikan impairment loss hanya
dilakukan terhadap aset selain goodwill. Pembalikan kerugian penilainan kembali goodwill
tidak diperbolehkan.

4. Biaya Riset dan Pengembangan (R&D Costs)


Biaya penelitian dan pengembangan dengan sendirinya bukan merupakan aktiva
takberwujud. Akan tetapi, akuntansi untuk penelitian dan pengembangan akan disajikan di
sini, karena aktivitas penelitian dan pengembangan sering kali menghasilkan pengembangan
sesuatu yang dipatenkan atau diberi hak cipta. Dua kesulitan yang timbul dalam akuntansi
untuk pengeluaran penelitian dan pengembangan ini adalah mengidentifikasi biaya-biaya
yang berhubungan dengan aktivitas, proyek, dan lain-lain.

5. Penyajian Intangibles dan item-item terkait


Pelaporan aset tak berwujud pada dasarnya sama dengan pelaporan aset tetap
berwujud, namun akun kontra mungkin tidak dicantumkan untuk aset tak berwujud. Aset tak
berwujud dilaporkan sebagai item terpisah pada laporan posisi keuangan kecuali goodwill.
Goodwill akan dilaporkan terpisah dari aset tak berwujud lain karena perbedaan yang
signigikan antara goodwill, aset tak berwujud dan jenis aset lainnya.
Pada laporan laba rugi komprehensif, beban amortisasi dan kerugian penurunan nilai
serta pembalikan untuk aset tak berwujud selain goodwill disajikan terpisah dari laba bersih
(biasanya yang terdapat pada bagian operasional/usaha).

Anda mungkin juga menyukai