Laporan Praktikum Pembiakan Mikroorganisme1
Laporan Praktikum Pembiakan Mikroorganisme1
Laporan Praktikum Pembiakan Mikroorganisme1
DISUSUN OLEH :
SANTI YULIANA
2030801033
DOSEN PENGAMPU :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb, segala puji bagi Allah yang telah memberikan
saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- nantikan
syafaatnya di akhirat nanti.
Saya tentu menyadari bahwa Laporan Praktikum ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, saya mengharapakan kritik serta saran dari pembaca untuk Laporan
Praktikum ini , supaya Laporan Praktikum ini nantinya dapat menjadi Laporan
Praktikum yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
Laporan Praktikum ini saya mohon maaf yang sebesar besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A. Pembiakan Mikroorganisme............................................................................3
B. Teknik Isolasi...................................................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................8
A. Waktu dan Tempat..........................................................................................8
B. Alat dan Bahan................................................................................................8
C. Prosedur Kerja.................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................11
A. Hasil...............................................................................................................11
B. Pembahasan...................................................................................................13
BAB V PENUTUPAN..........................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pembiakan Mikroorganisme Pada Media NA...........................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal
(uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) Namun, beberapa protista bersel
tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak
terlihat mata telanjang.
1
hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya
kontaminasi. Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media
steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang
mengandung mikroba atau biakan mikroba baik dalam keadaan cair maupun
padat.
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara bakteri, diimbangi
oleh tersedianya berbagai macam media yang banyak macamnya untuk
kultuivasinya. Macam media tersebut dapat dibagi berdasarkan bentuknya dan
susunannya. Berdasrkan bentuknya, media dibagi atas medis cair, semi cair dan
padat. Sedang menurut susunannya, media dapat dibagi atas media kompleks dan
media sintetik (Rais, 2011).
Media padat digunakan untuk melihat bentuk koloni, media setengah padat
untuk menguji ada tidaknya mortalitas dan kemampuan fermentasi sedangkan
media cair digunakan untuk membiakkan organism dalam jumlah besar terutama
mikroba yang terdapat dalam jumlah minim dan juga dapat melihat mikroba yang
bersifat aerob, anaerob, anaerob fakultatif dan mikroaerofil (Anonim, 2011).
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembiakan Mikroorganisme
Sifat-sifat suatu koloni ialah sifat-sifat yang ada sangkut-pautnya dengan
bentuk, susunan,permukaan, pengkilatan dan sebagainya. Pengamatan sifat-sifat
ini dapat dilakukan dengan pandangan biasa tanpa menggunakan mikroskop.
Supaya sifat-sifat tersebut tampak jelas, bakteri perlu ditumbuhkan pada medium
padat.
3
Media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan semi padat . Media padat
adalah media biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat reversible
(dapat dibalik) seperti agar nutrien dan ada yang bersifat ireversible (tidak dapat
dibalik) seperti serum darah terkoagulasi. Dalam kedokteran, media padat yang
bersifat irreversible paling sering digunakan. Sedang agar nutrient banyak
digunakan dalam media lain. Bentuk media lain berupa cair adalah campuran
komponen-komponen zat kimia tertentu dengan air suling, sedang media yang
secara fisik merupakan intermediate antara media cair dan padat, seperti agar
lunak (Rais, 2011).
B. Teknik Isolasi
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba
akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari
suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah
metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip
pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan
anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati
(Afrianto, 2004).
4
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara
lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri
kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari
satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
1. Dengan pengenceran
Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia
berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari
susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa
campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung
tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi.
Dan dari pengenceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih
lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk
disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan
mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi
mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang
demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies
ini dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni
tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran
dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2. Dengan penuangan
Robert Koch (1843 – 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu
dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah
5
diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium
dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian yang diperoleh hanyalah
suatu piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang
beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing
dapat dianggap murni.
3. Dengan pengesekan
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu
memakan waktu, tapi dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat
tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu
setelah disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan medium
padat, maka beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang lebih setelah
12 jam) akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebat di
permukaan medium.
4. Dengan mengucilakan satu sel
Pekerjaan ini dilakukan di bawah obyektif mikroskop. Jika tampak
suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain
mikropipet, tetesan tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan
maksud supaya bakteri tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat
diperoleh biakan murni.
5. Dengan inokulasi hewan
Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua
bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil
dahak dari seseorang yang sedang menderita tbc.
6
membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang
berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang
berbenang-benang dan ada yang keriting.
b. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan
tepi koloni dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa
pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan
serupa akar.
c. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan
gelatin. Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda.
Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila
dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat serupa
pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu
mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa
mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Media Potato Dextro Agar (PDA), media Nutrient Agar (NA), cawan petri, tabung
reaksi, alcohol 70%.
Teknik Isolasi :
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
Alat :
1. Cawan petri
2. Pipet tetes
3. Bunsen
4. Erlenmeyer
5. Incubator
6. Colony counter
Bahan :
8
C. Prosedur Kerja
Pembiakan Mikroorganisme :
Teknik Isolasi :
1. Menyiapkan tiga buah cawan petri, bunsen dan medium yang digunakan
yaitu TEA serta memberikan label pada cawan petri.
2. Membuka penutup Erlenmeyer (aluminium foil dan kapas penyumbat) dan
memanasi tepi lubang Erlenmeyer hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kontaminasi bakteri dari udara karena bagian tersebut akan dialiri medium.
3. Dalam waktu yang bersamaan memanasi tepi cawan petri yang akan
dibuka sebagai tempat menuang cairan atau medium dari Erlenmeyer.
9
4. Menopang cawan petri dengan tiga jari (jari tengah, kelingking anak jari)
menahan bagian belakang dengan jari telunjuk dan membuka penutup
cawan petri (cukup sedikit terbuka) dengan ibu jari.
5. Kemudian melakukan penuangan medium dibagian belakang api bunsen.
Dan mendinginkan medium yang berada dalam cawan petri dengan
keadaan tetap tertutup, sebelum dilakukan isolasi.
6. Memasukkan sampel yang akan diisolasi yaitu dari kotoran gigi, kulit dan
rambut masing-masing kedalam cawan petri yang telah disediakan.
7. Memasukkannya kedalam incubator dan dibiarkan hingga 24 jam.
8. Diamati dengan menggunakan colony counter dan dihitung jumlah
koloninya
10
BAB IV
A. Hasil
Tabel 1. Pembiakan Mikroorganisme Pada Media NA
11
Tabel 2. Pembiakan Mikroorganisme Pada Media PDA
2. Udara
Media PDA pada
udara tidak
ditumbuhi apapun
setelah diinkubasi
selama 24 jam
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa media NA dan PDA pada udara itu
tidak ditumbuhi apapun setelah di inkubasi 24 jam, sedangkan media NA pada
rambut ditumbuhi bakteri dan media PDA rambut ditumbuhi bakteri dan fungi.
12
media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi
pertumbuhan milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi
mikroorganisme. Media biakan terdiri atas media padat, media setengah padat dan
media cair. Media padat terdiri atas media tegak, media miring dan media cawan.
B. Pembahasan
Pembiakan Mikroorganisme :
Dalam pembiakan dikenal adanya media PDA dan Media NA. Media ini
memiliki kesamaan, yakni media yang digunakan untuk membiakkan mikroba.
Namun media ini juga memiliki perbedaan masung-masing. Media PDA (Potato
Dextrose Agar) merupakan media yang digunakan untuk membiakkan jamur dan
bakteri. Menurut Rais (2011) bahwa media PDA adalah medium yang umum
digunakan dalam kultivasi bakteri. Selain karena proses pembuatannya mudah,
juga karena memiliki komposisi yang kompleks bagi perkembangan bakteri, yaitu
nerupa. Dan untuk media NA (Nutrient Agar) merupakan media yang digunakan
untuk membiakkan bakteri dengan tidak rutin. Dalam penggunaannya bersifat
solid dan tahan terhadap suhu tinggi. Bakteri yang tumbuh biasanyan diatas
permukaan sehingga nampak bentuk koloninya. Begitupula yang dikemukakan
13
Sari (2008) bahwa media NA (Nutrien Agar) fungsi penggunaan medium NA
karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi di dalamnya yang
mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak, juga terdapat
adanya faktor pertumbuhan yang tidak mampu disintesis mikroorganisme.
Media padat dibagi tiga jenis yakni media tegak, media miring dan media
cawan. Media tegak (deep tube agar) adalah media yang berfungsi untuk
mengamati jenis mikroba yang bersifat anaerob sedangkan media miring
merupakan media yang digunakan sebagai tempat menggoreskan bakteri yang
14
bersifat anaerob fakultatif/hidup dipermukaan dan tempat pertumbuhan koloni
bakteri. Sedangkan untuk media cawan berfungsi untuk pembiakkan bakteri aerob
yang berkoloni. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fernando (2011) bahwa media miring yang dibuat, digunakannya untuk
membiakan bakteri anaerob. Sedangkan untuk media cawan dibuktikan oleh
percobaa Nursusilawati (2010) bahwa media cawan untuk pembiakan bakteri
koloni yang hidup dipermukaan (membutuhkan oksigen.
Teknik Isolasi :
Percobaan kali ini membahas cara atau teknik yang biasa digunakan dalam
mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi mikroorganisme adalah
suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya.
Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh
biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang
disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya
mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti
ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba
yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini dilakukan.
15
tempat penyimpanan medium agar tersebut. Begitupun dengan cawan petri itu
sendiri. Sebelum semua prosedur kerja dilakukan terlebih dahulu tangan harus
disterilkan menggunakan alcohol 70% yang disemprotkan ke seluruh permukaan
tangan.
Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara
metode cawan tuang. Adapun media yang digunakan yaitu TEA . TEA (Tauge
Ekstrak Agar) merupakan digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan
kapang). Medium TEA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium
(solid medium) dan termasuk dalam medium semi alamiah karena tersusun dari
bahan-bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta termasuk dalam medium non-
sintetik karena tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya tidak
dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium
penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-
asam amino, dan lain-lain. Melalui medium ini juga dapat digunakan untuk
mengamati koloni koloni dan bentuk pertumbuhan jamur.
16
cawan petri pertama ini diketahui bahwa terdapat 90kontaminasi berupa Rhizopus
dan Aspergillus. Rhizopus ditandai dengan adanya bulatan-bulatan warna putih
sedangkan Aspergillus ditandai dengan adanya bulatan-bulatan warna hijau
disekitar cawan petri (medium). Kontaminasi ini dikarenakan pada saat
pengerjaan tidak dilakukan dengan benar-benar steril sehingga ada mikroba yang
lain yang masuk kedalam medium. Pada cawan petri kedua dengan sampel
mikroba dari kulit diperoleh jumlah koloni sebanyak 11 koloni dengan
kontaminan Rhizopus dan Aspergillus. Dan pada cawan petri ketiga diperoleh 6
koloni dengan sampel mikroba dari rambut. Kontaminan pada cawan petri ketiga
ini adalah Rhizopus, Aspergillus dan Tricoderma.
17
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum pembuatan media dan
larutan pengancer ini adalah sebaiknya untuk alat dan fungsinya diperkenalkan
terlebih dahulu sebelum dilakukan praktikum terutama untuk alat sterilisasi. Hal
ini akan membantu praktikan dalam melakukan praktikum.
18
DAFTAR PUSTAKA
Amrida. 2011. Mikrobiologi Pangan. http://amrida-akkas.blogspot.com/2011/05/
laporan-lengkap-mikrobiologi-pangan.html. Diakses pada tanggal 14
April 2021
19
Nursusilawati. 2010. Pembiakan Bakteri Massal Entomopatogen.
http://nursusilawati.blogspot.com/2010_05_01_archive.html. Diakses
pada tanggal 14 April 2021.
20