Laporan Praktikum Pembiakan Mikroorganisme1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBIAKAN MIKROORGANISME DAN TEKNIK ISOLASI

DISUSUN OLEH :

SANTI YULIANA

2030801033

DOSEN PENGAMPU :

RIRI NOVITA SUNARTI,M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb, segala puji bagi Allah yang telah memberikan
saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- nantikan
syafaatnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya ,baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran ,sehingga saya mampu
untuk menyelesaikan pembuatan laporan praktikum sebagai tugas mata kuliah
Praktikum Mikrobiologi yang berjudul “Laporan Praktikum Pembiakkan
Mikroorganisme dan Teknik Isolasi”

Saya tentu menyadari bahwa Laporan Praktikum ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, saya mengharapakan kritik serta saran dari pembaca untuk Laporan
Praktikum ini , supaya Laporan Praktikum ini nantinya dapat menjadi Laporan
Praktikum yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
Laporan Praktikum ini saya mohon maaf yang sebesar besarnya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen pengampu saya Ibu Riri Novita Sunarti, M.Si, yang telah
membimbing dalam mata kuliah ini.

Demikian, semoga Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


Saya ucapakan Wassalamualaikum wr wb.

Palembang, 14 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan Praktikum............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A. Pembiakan Mikroorganisme............................................................................3
B. Teknik Isolasi...................................................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................8
A. Waktu dan Tempat..........................................................................................8
B. Alat dan Bahan................................................................................................8
C. Prosedur Kerja.................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................11
A. Hasil...............................................................................................................11
B. Pembahasan...................................................................................................13
BAB V PENUTUPAN..........................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pembiakan Mikroorganisme Pada Media NA...........................................7

Tabel 2. Pembiakan Mikroorganisme Pada Media PDA.........................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal
(uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) Namun, beberapa protista bersel
tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak
terlihat mata telanjang.

Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista,


dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa,
dapat pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang tidak
menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap
mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan
dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu
memperbanyak diri secara mitosis.

Untuk mempelajari morfologi mikroba,kita perlu menangkap dan


membiakkannya pada media agar nutrisi (media padat) terlebih dahulu. Biasanya
mikroba akan tumbuh pada media ini setelah di inkubasi selama 1-2x24 jam

Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba


baik di atas maupun di dalamnya, sehingga dapat dipelajari aktifitas mikroba,
pengaruh suatu bahan terhadap pertumbuhan mikroba dan memperoleh zat
tertentu yang dihasilkan oleh mikroba tertentu (Anonim, 2011).

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan


memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam

1
hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya
kontaminasi. Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media
steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang
mengandung mikroba atau biakan mikroba baik dalam keadaan cair maupun
padat.

Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara bakteri, diimbangi
oleh tersedianya berbagai macam media yang banyak macamnya untuk
kultuivasinya. Macam media tersebut dapat dibagi berdasarkan bentuknya dan
susunannya. Berdasrkan bentuknya, media dibagi atas medis cair, semi cair dan
padat. Sedang menurut susunannya, media dapat dibagi atas media kompleks dan
media sintetik (Rais, 2011).

Media padat digunakan untuk melihat bentuk koloni, media setengah padat
untuk menguji ada tidaknya mortalitas dan kemampuan fermentasi sedangkan
media cair digunakan untuk membiakkan organism dalam jumlah besar terutama
mikroba yang terdapat dalam jumlah minim dan juga dapat melihat mikroba yang
bersifat aerob, anaerob, anaerob fakultatif dan mikroaerofil (Anonim, 2011).

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari morfologi koloni mikroba pada berbagai media agar nutrisi


padat.
2. Mempelajari tata cara mengisolasi bakteri, sehingga diperoleh biakan
murni.
3. Untuk mengetahui teknik pemindahan biakan mikroba dari wadah satu ke
wadah yang lain sehingga tidak bercampur dengan bakteri lain.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembiakan Mikroorganisme
Sifat-sifat suatu koloni ialah sifat-sifat yang ada sangkut-pautnya dengan
bentuk, susunan,permukaan, pengkilatan dan sebagainya. Pengamatan sifat-sifat
ini dapat dilakukan dengan pandangan biasa tanpa menggunakan mikroskop.
Supaya sifat-sifat tersebut tampak jelas, bakteri perlu ditumbuhkan pada medium
padat.

Berikut empat cara menumbuhkan bakteri pada medium padat :

1. Ujung kawat inokulasi yang membawa bakteri digesekkan pada


permukaan media dalam cawan petri sampai meliputi seluruh permukaan,
maka diperoleh piaraan lempengan (plate atau streak culture).
2. Ujung kawat yang membawa bakteri digesekkan pada permukaan media
miring, maka diperoleh piaraan miring (slant culture).
3. Ujung kawat yang membawa bakteri ditusukkan ke dalam media dalam
tabung reaksi sedang permukaan medium ini tidak miring, sehingga
diperoleh piaraan tusukan (Stab Culture).
4. Setetes suspensi bakteri dicampur-adukan dengan media cair, maka
diperoleh piaraan adukan (shake culture).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi


zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat
hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan
energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air,
sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen,
hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar medium
dapat pula ditambahakan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau
nukleotida (Waluyo, 2007).

3
Media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan semi padat . Media padat
adalah media biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat reversible
(dapat dibalik) seperti agar nutrien dan ada yang bersifat ireversible (tidak dapat
dibalik) seperti serum darah terkoagulasi. Dalam kedokteran, media padat yang
bersifat irreversible paling sering digunakan. Sedang agar nutrient banyak
digunakan dalam media lain. Bentuk media lain berupa cair adalah campuran
komponen-komponen zat kimia tertentu dengan air suling, sedang media yang
secara fisik merupakan intermediate antara media cair dan padat, seperti agar
lunak (Rais, 2011).

B. Teknik Isolasi
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba
akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).

Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara,


suubstrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapng dan sebagainya. Populasi
dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam
mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh
koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak
untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang
dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau
untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz,
1992).

Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari
suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah
metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip
pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan
anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati
(Afrianto, 2004).

4
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara
lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri
kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari
satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).

Menurut Dwidjoseputro (2005), dalam keadaan sebenarnya (di alam


bebas) tidak ada bakteri yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya.
Kerapkali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saproba. Yang terakhir
ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin
juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng
dan siapa yang diboncengi diberikan pedoman “siapa yang kedapatan di situ lebih
dulu, dan siapa yang datang terkemudian”. Untuk menyendirikan suatu spesies
ada dikenal beberapa cara, yaitu:

1. Dengan pengenceran
Cara ini pertama-tama dilakukan oleh Lister dalam tahun 1865. Ia
berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya dari
susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa
campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung
tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi.
Dan dari pengenceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih
lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk
disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan
mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi
mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang
demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya spesies
ini dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni
tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran
dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2. Dengan penuangan
Robert Koch (1843 – 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu
dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah

5
diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium
dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian yang diperoleh hanyalah
suatu piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang
beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing
dapat dianggap murni.
3. Dengan pengesekan
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu
memakan waktu, tapi dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat
tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu
setelah disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan medium
padat, maka beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang lebih setelah
12 jam) akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebat di
permukaan medium.
4. Dengan mengucilakan satu sel
Pekerjaan ini dilakukan di bawah obyektif mikroskop. Jika tampak
suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain
mikropipet, tetesan tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan
maksud supaya bakteri tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat
diperoleh biakan murni.
5. Dengan inokulasi hewan
Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua
bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil
dahak dari seseorang yang sedang menderita tbc.

Menurut Dwidjoseputro (2005), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada


agaragar lempengan, pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah
sebagai berikut :

a. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan


dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak
teratur, serupa akar, serum kumparan. Permukaan koloni dapat datar,
timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul

6
membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang
berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang
berbenang-benang dan ada yang keriting.
b. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan
tepi koloni dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa
pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan
serupa akar.
c. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan
gelatin. Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda.
Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila
dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat serupa
pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu
mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa
mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.

7
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Jum’at tanggal 26 Maret 2021 pukul
14.00 – 18.00 WIB dan bertempat di gedung Laboratorium Terpadu Fakultas
Sains dan Teknologi.

B. Alat dan Bahan


Pembiakan Mikroorganisme :

Media Potato Dextro Agar (PDA), media Nutrient Agar (NA), cawan petri, tabung
reaksi, alcohol 70%.

Teknik Isolasi :

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

Alat :

1. Cawan petri
2. Pipet tetes
3. Bunsen
4. Erlenmeyer
5. Incubator
6. Colony counter

Bahan :

1. Medium TEA (Touge Ekstrak Agar)


2. Alkohol 70%
3. Kertas Koran
4. Spritus
5. Tissue

8
C. Prosedur Kerja
Pembiakan Mikroorganisme :

1. Cairkan media Nutrient Agar (NA)


2. Tuang media yang cair kedalam cawan petri steril dan biarkan hingga
beku.
3. Mikroba dari udara,bukalah cawan petri I selama 5-10 menit, kemudian
tutuplah dengan segera
4. Mikroba dari mulut (percikan ludah), salah seorang anggota kelompok
mengcapkan beberapa kata/batuk-batuk sambil berhadapan dengan media
agar yang terbuka dengan jarak 10cm dari permukaan agar cawan petri II,
kemudian tutuplah dengan segera.
5. Mikroba dari debu, dengan cara mengusap cotton buds yang steril pada
debu diatas meja dan goresan pada lempeng agar pada cawan petri III,
kemudian tutuplah dengan segera.
6. Mikroba rambut, masukkan 1-2 helai rambut ke permukaan lempeng agar
pada cawan petri IV, kemudian tutuplah dengan segera.
7. Inokulasikan pada suhu kamar selama 1-2x24 jam
8. Lakukan pengamatan terhadap koloni mikroba yang tumbuh pada media
lempeng tersebut. koloni bakteri ditandai dengan bentuknya seperti
lender,tetes mentega,atau tetesan sari buah. Sedangkan koloni jamur
ditandai dengan adanya miselium yang berbentuk seperti bulu halus.
9. Lakukan pengamatan mengenai morfologi bakteri dan jamur.

Teknik Isolasi :

1. Menyiapkan tiga buah cawan petri, bunsen dan medium yang digunakan
yaitu TEA serta memberikan label pada cawan petri.
2. Membuka penutup Erlenmeyer (aluminium foil dan kapas penyumbat) dan
memanasi tepi lubang Erlenmeyer hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kontaminasi bakteri dari udara karena bagian tersebut akan dialiri medium.
3. Dalam waktu yang bersamaan memanasi tepi cawan petri yang akan
dibuka sebagai tempat menuang cairan atau medium dari Erlenmeyer.

9
4. Menopang cawan petri dengan tiga jari (jari tengah, kelingking anak jari)
menahan bagian belakang dengan jari telunjuk dan membuka penutup
cawan petri (cukup sedikit terbuka) dengan ibu jari.
5. Kemudian melakukan penuangan medium dibagian belakang api bunsen.
Dan mendinginkan medium yang berada dalam cawan petri dengan
keadaan tetap tertutup, sebelum dilakukan isolasi.
6. Memasukkan sampel yang akan diisolasi yaitu dari kotoran gigi, kulit dan
rambut masing-masing kedalam cawan petri yang telah disediakan.
7. Memasukkannya kedalam incubator dan dibiarkan hingga 24 jam.
8. Diamati dengan menggunakan colony counter dan dihitung jumlah
koloninya

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Pembiakan Mikroorganisme Pada Media NA

No Sampel Gambar Keterangan


1 Rambut Pada media NA
rambut ditumbuhi
bakteri

2 Udara NA udara tidak


ditumbuhi apapun
setelah di inkubasi
selama 24 jam.

11
Tabel 2. Pembiakan Mikroorganisme Pada Media PDA

No Sampel Gambar Keterangan


1. Rambut Media PDA pada
rambut ditumbuhi
bakteri dan fungi

2. Udara
Media PDA pada
udara tidak
ditumbuhi apapun
setelah diinkubasi
selama 24 jam

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa media NA dan PDA pada udara itu
tidak ditumbuhi apapun setelah di inkubasi 24 jam, sedangkan media NA pada
rambut ditumbuhi bakteri dan media PDA rambut ditumbuhi bakteri dan fungi.

12
media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi
pertumbuhan milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi
mikroorganisme. Media biakan terdiri atas media padat, media setengah padat dan
media cair. Media padat terdiri atas media tegak, media miring dan media cawan.

B. Pembahasan
Pembiakan Mikroorganisme :

Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan


mikroorganisme. Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi
pertumbuhan milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi
mikroorganisme. Untuk meneliti bakteri di laboratorium, kita harus dapat
menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya. Dalam laboratorium, lingkungan fisik yang dimaksud adalah
media biakan. Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Media biakan terdiri dari garam organik, sumber
energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula
ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks
lainnya.

Dalam pembiakan dikenal adanya media PDA dan Media NA. Media ini
memiliki kesamaan, yakni media yang digunakan untuk membiakkan mikroba.
Namun media ini juga memiliki perbedaan masung-masing. Media PDA (Potato
Dextrose Agar) merupakan media yang digunakan untuk membiakkan jamur dan
bakteri. Menurut Rais (2011) bahwa media PDA adalah medium yang umum
digunakan dalam kultivasi bakteri. Selain karena proses pembuatannya mudah,
juga karena memiliki komposisi yang kompleks bagi perkembangan bakteri, yaitu
nerupa. Dan untuk media NA (Nutrient Agar) merupakan media yang digunakan
untuk membiakkan bakteri dengan tidak rutin. Dalam penggunaannya bersifat
solid dan tahan terhadap suhu tinggi. Bakteri yang tumbuh biasanyan diatas
permukaan sehingga nampak bentuk koloninya. Begitupula yang dikemukakan

13
Sari (2008) bahwa media NA (Nutrien Agar) fungsi penggunaan medium NA
karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi di dalamnya yang
mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak, juga terdapat
adanya faktor pertumbuhan yang tidak mampu disintesis mikroorganisme.

Menurut Manurung (2009) bahwa Nutrien agar adalah medium umum


untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas
dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa
stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan
pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2.

Dalam praktikum kali ini dilakukan pembuatan media padat, dimana


media padat ini berfungsi untuk membiakkan mikroba dengan jumlah yang sedikit
sehingga memungkinkan untuk pengamatan bentuk koloni. Media padat
mengandung agar sedangkan media cair tidak mengandung agar. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh Waluyo (2007) bahwa media padat diperoleh dengan cara
menambahkan agar-agar. Agar berasal dari ganggang/alga yang berfungsi sebagai
bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini tidak diuraikan oleh
mikroorganisme, dan dapat membeku pada suhu diatas 45oC. Sedangkan menurut
Rais (2011) bahwa Media padat adalah media biakan yang dipadatkan dengan
agar, ada yang bersifat reversible (dapat dibalik) seperti agar nutrien dan ada yang
bersifat ireversible (tidak dapat dibalik) seperti serum darah terkoagulasi. Sedang
agar nutrient banyak digunakan dalam media lain.

Media padat dibagi tiga jenis yakni media tegak, media miring dan media
cawan. Media tegak (deep tube agar) adalah media yang berfungsi untuk
mengamati jenis mikroba yang bersifat anaerob sedangkan media miring
merupakan media yang digunakan sebagai tempat menggoreskan bakteri yang

14
bersifat anaerob fakultatif/hidup dipermukaan dan tempat pertumbuhan koloni
bakteri. Sedangkan untuk media cawan berfungsi untuk pembiakkan bakteri aerob
yang berkoloni. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fernando (2011) bahwa media miring yang dibuat, digunakannya untuk
membiakan bakteri anaerob. Sedangkan untuk media cawan dibuktikan oleh
percobaa Nursusilawati (2010) bahwa media cawan untuk pembiakan bakteri
koloni yang hidup dipermukaan (membutuhkan oksigen.

Teknik Isolasi :

Percobaan kali ini membahas cara atau teknik yang biasa digunakan dalam
mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi mikroorganisme adalah
suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya.
Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh
biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang
disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya
mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti
ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba
yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini dilakukan.

Metode yang digunakan dalam pembiakan mikroba bermacam -macam


diantaranya, metode cawan gores dan metode cawan tuang. Metode cawan gores
adalah suatu metode yang mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan
dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan
yang memadai yang biasanya di peroleh dari pengalaman. Metode cawan tuang
adalah cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroba
ialah dengan cara mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah
disterilkan dan dicairkan kemudian didinginkan 50°C yang kemudian dituang ke
cawan petri.

Pengisolasian ini dilanjutkan dengan pembuatan medium tempat mikroba


ini nantinya akan tumbuh atau dengan kata lain membuat habitus sintetisnya.
Medium ini terlebih dahulu disterilkan dengan cara melidah89apikan mulut botol

15
tempat penyimpanan medium agar tersebut. Begitupun dengan cawan petri itu
sendiri. Sebelum semua prosedur kerja dilakukan terlebih dahulu tangan harus
disterilkan menggunakan alcohol 70% yang disemprotkan ke seluruh permukaan
tangan.

Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara
metode cawan tuang. Adapun media yang digunakan yaitu TEA . TEA (Tauge
Ekstrak Agar) merupakan digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan
kapang). Medium TEA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium
(solid medium) dan termasuk dalam medium semi alamiah karena tersusun dari
bahan-bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta termasuk dalam medium non-
sintetik karena tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya tidak
dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium
penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-
asam amino, dan lain-lain. Melalui medium ini juga dapat digunakan untuk
mengamati koloni koloni dan bentuk pertumbuhan jamur.

Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik


inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa
mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan
dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan
mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat
kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan
udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba
harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan.
setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan
yang sesuai untuk petumbuhan.

Setelah diinkubasi selama 48 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba


pada medium TEA yang digunakan yang ditandai dengan terbentuknya 1 koloni
pada cawan petri yang mengandung mikroba dari kotoran gigi manusia. Pada

16
cawan petri pertama ini diketahui bahwa terdapat 90kontaminasi berupa Rhizopus
dan Aspergillus. Rhizopus ditandai dengan adanya bulatan-bulatan warna putih
sedangkan Aspergillus ditandai dengan adanya bulatan-bulatan warna hijau
disekitar cawan petri (medium). Kontaminasi ini dikarenakan pada saat
pengerjaan tidak dilakukan dengan benar-benar steril sehingga ada mikroba yang
lain yang masuk kedalam medium. Pada cawan petri kedua dengan sampel
mikroba dari kulit diperoleh jumlah koloni sebanyak 11 koloni dengan
kontaminan Rhizopus dan Aspergillus. Dan pada cawan petri ketiga diperoleh 6
koloni dengan sampel mikroba dari rambut. Kontaminan pada cawan petri ketiga
ini adalah Rhizopus, Aspergillus dan Tricoderma.

Berdasarkan percobaan ini berarti medium TEA dapat digunakan untuk


mengisolasi mikroba karena mengandung berbagai komposisi yang mengandung
nutrisi untuk pertumbuhan mikroba.

17
BAB V

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan


mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh biakan
murni. Biakan murni yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi
dengan mikroba lainnya Teknik isolasi haus dilakukan secara steril agar
tidak terkontaminasi oleh mikroba-mikroba lain dari luar.
2. Teknik yang digunakan untuk teknik isolasi mikroba adalah teknik
goresan, yaitu metode goresan radian, langsung dan kuadran.
3. Medium TEA dapat digunakan untuk mengisolasi bakteri dengan teknik
penuangan.
4. Media steril yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media
biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan
milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi
mikroorganisme. Media biakan terdiri atas media padat, media setengah
padat dan media cair. Media padat terdiri atas media tegak, media miring
dan media cawan.

B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum pembuatan media dan
larutan pengancer ini adalah sebaiknya untuk alat dan fungsinya diperkenalkan
terlebih dahulu sebelum dilakukan praktikum terutama untuk alat sterilisasi. Hal
ini akan membantu praktikan dalam melakukan praktikum.

18
DAFTAR PUSTAKA
Amrida. 2011. Mikrobiologi Pangan. http://amrida-akkas.blogspot.com/2011/05/
laporan-lengkap-mikrobiologi-pangan.html. Diakses pada tanggal 14
April 2021

Anonim.2010. Jenis-Jenis Pemindahan. http:// www.scrib.com./ doc/403051141.


Diakses pada tanggal 14 April 2021

Anonim, 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiolodi Akuatik. Fakultas Perikanan


dan Ilmu Kelautan Univertias Haluoleo. Kendari.

Feni. 2010. Teknik Biakan Murni. http://feni-mikrobiologi.blogspot.com/2010/12/


desinfektan.html. Diakse pada tanggal 14 April 2021.

Fernando. 2011. Pembuatan Media Agar Miring. http://www.scribd.com/doc/


39590242/Pembuatan-Medium-Agar-Miring-5. Diakses pada tanggal
14 April 2021

Junaidi. 2009. Pengecetan Bakteri Gram.


http://wawanjunaidi.blogspot.com/2009/07/pengecatan-gram-pada-
bakteri.html. Diakses pada tanggal 14 April 2021.

Krettiawan, Hary. Isolasi


Bakteri.http://www.docstoc.com/docs/27558449/isolasibakteri. Diakses
pada tanggal 14 April 2021.

Kuspriyadani, ratih. 2010. Pengecetan Sederhana, Kapsul dan gram. http://


ratihkuspriyadani.blogspot.com/2010/11/laporanpraktikummikrobiologi
-umum.html. Diakses pada tanggal 14 April 2021

Manurung, Pebrin. 2009. Pembuatan Medium dan Sterilisasi. Laporan hasil


Praktikum.

19
Nursusilawati. 2010. Pembiakan Bakteri Massal Entomopatogen.
http://nursusilawati.blogspot.com/2010_05_01_archive.html. Diakses
pada tanggal 14 April 2021.

Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala


(Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB, Bandung.

Dwidjoseputro, D., 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.

Ferdiaz, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, PT Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik, Fakultas


Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu, Kendari.

20

Anda mungkin juga menyukai