F. Makalah Pandangan Sehat Sakit Menurut Dunia Barat Dan Timur
F. Makalah Pandangan Sehat Sakit Menurut Dunia Barat Dan Timur
F. Makalah Pandangan Sehat Sakit Menurut Dunia Barat Dan Timur
Di Susun Oleh :
Ahmad Saifulloh
Andi Dharmawan
Aris Budiyono
Aulia Rizky
Faydotul Utroh
Indah Amalia
Kristinawati
Leilita Fatmawati
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-nya penulis
telah berhasil menyusun makalah tentang Pandangan Sehat Sakit Menurut Dunia Timur dan
Dunia Barat. Makalah ini di buat untuk menunjang proses pembelajaran keperawatan. Sesuai
dengan kurikulum terbaru program DIII keperawatan, yaitu pembelajaran berbasis
kompetensi. Maka makalah ini sudah mengarahkan mahasiswa untuk belajar dengann
kurikulum terbaru sehingga lebih memudahkan mahasiswa untuk mempelajari makalah ini.
Pada penulisan makalah ini kami menggunakan bahasa sederhana dan mudah
dimengerti sehingga dapat dengan mudah dicerna dan di ambil intisari dari materi
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Makalah ini juga di harapkan dapat digunakan oleh mahasiswa DIII keperawatan
karena kami telah berusaha melengkapi materi makalah sesuai dengan kebutuhan materi
pembelajaran yang di sempurnakan.
Demikian kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai
suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang ilmu Anthropologi.
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan
guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang
demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya
penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang -kadang bisa dicegah atau
dihindari.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada
faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor social
budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat
dipahami dalam konteks pengertian yanglain.Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi,
sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan
pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah
sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan
manusia beradap -tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio
budaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh
terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa
merupakanbagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia
menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan
aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti
masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia
di anggap tidak sakit.
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social
budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.
Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being ,
merupakan resultante dari 4 faktor, yaitu :
1. Environment atau lingkungan.
1
2. Behaviour atau perilaku,Antara yang pertama dan kedua d ihubungkan dengan
ecological balance.
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya.
4. Health care service berupa program kesehatan yangbersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling
besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor
seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama
(yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variabel-variabel tersebut dapatmenimbulkan
reaksi yang berbeda di kalangan pasien. Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat
dijelaskan dari segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan
atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia. Pernyataan
tentang pengetahuan ini dalam tradisi klasik Yunani, India, Cina, menunjukkan model
keseimbangan (equilibrium model) seseorang dianggap sehat apabila unsur - unsur utama
yaitu panas dingin dalam tubuhnya berada dalam keadaan yang seimbang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan social seseorang. Sebatas mana seseorang dapat
dianggap sempurna jasmaninya.
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang sebagai disiplin biobudaya
yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku
manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan
manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh
budaya hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat
menjalankan peran normalnya secara wajar. Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan
fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil
berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit.Masyarakat dan pengobat tradisional
menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu: Naturalistik dan Personalistik. Penyebab bersifat
Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah
makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubu h, termasuk juga kepercayaan
panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat sakit yang dianut
pengobat tradisional.
(Battra) sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang
berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang
dirasakan.
Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat
melakukan aktivitas sehari –hari dengan gairah. Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu
keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga
menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti halnya orang
yang sehat.
Sedangkan konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illness)
disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia
(hantu, roh, leluhur atau roh jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung).
Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan kusta dan cara perawatannya. Kusta
telah dik enal oleh etnik Makasar sejak lama.Adanya istilah kaddala sikuyu (kusta kepiting)
dan kaddala massolong (kusta yang lumer), merupakan ungkapan yang mendukung bahwa
kusta secara endemik telah berada dalam waktu yang lama di tengah-tengah masyarakat
tersebut.
Hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif atas nilai - nilai budaya di Kabupaten
Soppeng, dalam kaitannya dengan penyakit kusta (Kaddala,Bgs.) di masyarakat Bugis
menunjukkan bahwa timbul dan diamalkannya leprophobia secara ketat karena menurut
4
salah seorang tokoh budaya, dalam nasehat perkawinan orang-orang tua di sana, kata kaddala
ikut tercakup di dalamnya.
Disebutkan bahwa bila terjadi pelanggaran melakukan hubungan intim saat istri sedang haid,
mereka (kedua mempelai) akan terkutuk dan menderita kusta/kaddala.
Ide yang bertujuan guna terciptanya moral yang agung di keluarga baru, berkembang
menuruti proses komunikasi dalam masyarakat dan menjadi konsep penderita kusta sebagai
penanggung dosa. Pengertian penderita sebagai akibat dosadari ibu-bapak merupakan awal
derita akibat leprophobia. Rasa rendah diri penderita dimulai dari rasa rendah diri keluarga
yang merasa tercemar bila salah seorang anggota keluarganya menderita kusta. Dituduh
berbuat dosa melakukan hubungan intim saat istri sedang haid bagi seorang fanatic Islam
dirasakan sebagai beban trauma psikosomatik yang sangat berat.
Pada penelitian Penggunaan Pelayanan Kesehatan Di Propinsi Kalimantan Timur dan
Nusa Tenggara Barat (1990), hasil diskusi kelompok di Kalimantan Timur menunjukkan
bahwa anak dinyatakan sakit jika menangis terus, badan berkeringat, tidak mau makan, tidak
mau tidur, rewel, kurus kering. Bagi orang dewasa, seseorang dinyatakan sakit kalau sudah
tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, tidak enak badan, panas dingin, pusing, lemas, kurang
darah, batuk - batuk, mual, diare.
Sedangkan hasil diskusi kelompok di Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa anak
sakit dilihat dari keadaan fisik tubuh dan tingkah lakunya yaitu jika menunjukkan gejala
misalnya panas, batuk pilek, mencret, muntah -muntah, gatal, luka, gigi bengkak, badan
kuning, kaki dan perut bengkak.Seorang pengobat tradisional yang juga menerima pandangan
kedokteran modern, mempunyai pengetahuan yang menarik mengenai masalah sakit-sehat.
Baginya, arti sakit adalah sebagai berikut: sakit badaniah berarti ada tanda - tanda penyakit di
badannya seperti panas tinggi, penglihatan lemah, tidak kuat bekerja, sulit makan, tidur
tergan ggu, dan badan lemah atau sakit, maunya tiduran atau istirahat saja.
Pada penyakit batin tidak ada tanda - tanda di badannya,tetapi bisa diketahui dengan
menanyakan pada yang gaib. Pada orang yang sehat, gerakannya lincah, kuat bekerja, suhu
badan normal, makan dan tidur normal, penglihatan terang, sorot mata cerah, tidak mengeluh
lesu, lemah, atau sakit - sakit badan.
Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa
daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit
adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menim - bulkan rasa
tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan
tidak nafsu makan.
5
Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja,kehilangan nafsu makan,
atau "kantong kering" (tidak punya uang).
Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :
1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia
2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).
Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat
digunakan obat -obatan, ramuan- ramuan, pijat, kerok, pantangan m akan, dan bantuan tenaga
kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan
lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan
mereka terhadap penyebab sakit.
Penyakit merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh negatif terhadap
kehidupan manusia. Perilaku dan cara hidup manusia dapat merupakan penyebab bermacam -
macam penyakit baik di zaman primitif maupun di masyarakat yang sudah sangat maju
peradaban dan kebudayaannya.
Ditinjau dari segi biologis penyakit merupakan kelainan berbagai organ tubuh
manusia, sedangkan dari segi kemasya -rakatan keadaan sakit dianggap sebagai peny
impangan perilaku dari keadaan sosial yang normatif. Penyimpangan itu dapat disebabkan
oleh kelainan biomedis organ tubuh atau lingkungan manusia, tetapi juga dapat disebabkan
oleh kelainanemosional dan psikososial individu bersangkutan. Faktor emosional dan
psikososial ini pada dasarnya merupakan akibat dari lingkungan hidup atau ekosistem
manusia dan adat kebiasaan manusia atau kebudayaan.
Konsep kejadian penyakit menurut ilmu kesehatan ber gantung jenis penyakit. Secara
umum konsepsi ini ditentukan oleh berbagai faktor antara lain parasit, vektor, manusia dan
lingkungannya. Para ahli antropologi kesehatan yang dari definisinya dapat disebutkan
berorientasi ke ekologi, menaruh perhatian pada hubungan timbal balik antara manusia dan
lingkungan alamnya, tingkah laku penyakitnya dan cara - cara tingkah laku penyakitnya
mempengaruhi evolusi kebudayaannya melaluiproses umpan balik (Foster, Anderson, 1978).
Penyakit dapat dipandang sebagai suatu unsur dalam lingkungan manusia, seperti
tampak pada ciri sel-sabit (sickle-cell) di kalangan penduduk Afrika Barat, suatu perubahan
evolusi yang adaptif, yang memberikan imunitas relatif terhadap malaria.
Ciri sel sabit sama sekali bukan ancaman, bahkan merupakan karakteristik yang diing inkan
karena memberikan proteksi yang tinggi terhadap gigitan nyamuk Anopheles.
6
Bagi masyarakat Dani di Papua, penyakit dapat merupakan simbol sosial positif, yang diberi
nilai -nilai tertentu.
Etiologi penyakit dapat dijelaskan melalui sihir, tetapi juga sebagai akibat dosa.
Simbol sosial juga dapat merupakansumber penyakit. Dalam peradaban modern, keterkaitan
antara simbol-simbol sosial dan risiko kesehatan sering tampak jelas, misalnya remaja
merokok.
Suatu kajian hubungan antara psikiatri dan ant ropologi dalam konteks perubahan
sosial ditulis oleh Rudi Salan (1994) berdasarkan pengalaman sendiri sebagai psikiater; salah
satu kasusnya sebagai berikut: Seorang perempuan yang sudah cukup umur reumatiknya
diobati hanya dengan vitamin dan minyak ikan saja dan percaya penyakitnya akan sembuh.
Menurut pasien penyakitnya disebabkan karena "darah kotor" oleh karena itu satu-satunya
jalan penyembuhan adalah dengan makan makanan yang bersih , yaitu `mutih' (ditambah
vitamin seperlunya agar tidak kekurangan vitamin) sampai darahnya menjadi bersih kembali.
Bagi seorang dokter pendapat itu tidak masuk akal, tetapi begitulah kenyataan yang ada
dalam masyarakat.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tetapi merupakan fenomena alami yang dapat dipelajari secara ilmiah dan dapat
dipengaruhi oleh prosedur terapeutik dan juga oleh pengaturan hidup seseorang yang sangat
bijaksana.
Berkaitan dengan keadaan sosial dan lingkungan orang tersebut. Mengunakan
pendekatan ini akan membuat lebih arif dan bijaksana dalam menilai kesehatan dalam kaitan
dengan penyembuhan suatu penyakit yang secara praksis sangatlah penting.
3.2 Saran
Cara dan gaya hidup manusia, adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan bahkan seluruh
peradaban manusia dan lingkungannya berpengaruh terhadap penyakit. Secara fisiologis dan
biologis tubuh manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya.Manusia mempunyai daya
adaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah, yang sering membawa serta penyakit baru
yang belum dikenal atau perkembangan/perubahan penyakit yang sudah ada.
Kajian mengenai konsekuensi kesehatan perlu memperhatikan konteks budaya dan sosial
masyarakat .
8
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. Profil Statistik Wanita, Ibu dan Anak di Indonesia. Jakarta, 1994.
Blum HL. Planning for Health; Developme nt Application of Social Change Theory. , New
York: Human Science Press, 1972. p.3.
Paradigma Sehat, Pola Hidup Sehat, dan Kaidah Sehat. Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat. Departemen Kesehatan RI, 1998.
Arie Walukow. Dari Pendidikan Kesehatan ke Promosi Kesehatan. Interaksi 2004; VI
(XVII):4
Profil Pengobat Tradisional di Indonesia. Dir. Bina Peran Serta Masy.,
DirJen. Pembinaan Kes.Mas.. Departemen Kesehatan RI. 1997. hal. 4
Sudarti, 198711. Loedin AA. Dalam:Lumenta B.Penyakit, Citra Alam dan Budaya. Tinjauan
Fenomena Sosial. Cet.pertama Penerbit Kanisius, 1989. hal.7-8.
Priyanti Pakan, MF.Hatta Swa sono. Antropologi Kesehatan.Jakarta:
Percetakan Universitas Indonesia, 1986.
WHO. The Otta wa Charter for Health Promotion,1986.