Gelombang Dan Bunyi
Gelombang Dan Bunyi
Gelombang Dan Bunyi
Rubrik Penilaian
No. Aspek penilaian Skor
4 3 2 1
1. Kebenaran konsep
2. Kelengkapan konsep
3. Kedalaman/keluasan konsep
4. Keterkaitan konsep
5. Kreatifitas
6. Penampilan penyajian
7. Penguasaan
8. Cakupan dan kecukupan referensi
Jumlah skor perolehan
Nama Kelompok 2:
1. Nabila Fajriani (18129069)
2. Novalina Indriyani (18129025)
3. Zikri Putra Idanta (18129044)
2. Sifat-sifat Gelombang
a. Refleksi (Dapat dipantulkan)
Refleksi (pemantulan) adalah pembalikan arah rambat gelombang
karena membentur suatu medium yang tidak dapat ditembus oleh
gelombang tersebut. Dalam pemantulan gelombang berlaku hukum
pemantulan gelombang yaitu:
Besar sudut datangnya gelombang sama dengan besar sudut pantul
gelombang
Gelombang datang, gelombang pantul dan garis normal terletak
pada satu bidang datar
b. Refraksi (Dapat dibiaskan)
Refraksi (pembiasan) adalah pergeseran arah rambat gelombang
karena melalui medium yang dapat ditembus, tetapi berbeda kerapatannya
dengan medium pembawa gelombang tersebut. Contohnya adalah ketika
suatu gelombang cahaya dibawa oleh udara dan masuk kedalam air.
c. Difraksi (Dapat dibelokkan)
Difraksi gelombang adalah pembelokkan atau penyebaran gelombang
ketika melalui suatu celah tertentu. Semakin sempit celah yang dilewati,
difraksi yang terjadi akan semakin tampak.
d. Dispersi (Dapat perubahan bentuk)
Dispersi adalah terjadinya perubahan bentuk gelombang ketika
gelombang tersebut melalui suatu medium tertentu. Contohnya adalah
gelombang cahaya putih yang menjadi berwarna ketika melewati prisma.
Tidak semua medium dapat membuat perubahan bentuk, hanya beberapa
medium tertentu saja, sedangkan medium yang dapat mempertahankan
bentuk gelombang itu disebut medium nondispersi.
e. Interfensi (Dapat digabungkan)
Interfensi adalah perpaduan dua buah gelombang. Jika kedua
gelombang yang dipadukan memiliki fase sama, maka mereka akan saling
menguatkan sehingga disebut interfensi konstruktif, sedangkan jika
fasenya berlawanan, maka kedua gelombang tersebut akan saling
melemahkan sehingga disebut interfensi destruktif.
f. Polarisasi (Dapat diserap arah getarnya)
Polarisasi adalah penyerapan sebagian arah getaran dari gelombang
ketika melalui medium tertentu. Polarisasi hanya dapat terjadi pada
gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah getarnya tegak lurus
dengan arah rambatannya.
(Sumber: Tri Astuti, 2015: 23-30)
b. Gelombang Longitudinal
Selain gelombang transversal, terdapat juga gelombang longitudinal. Jika
pada gelombang transversal arah getaran medium tegak lurus arah rambatan,
maka pada gelombang longitudinal, arah getaran medium sejajar dengan arah
rambat gelombang. Jika dirimu bingung dengan penjelasan ini, bayangkanlah
getaran sebuah pegas. Perhatikan gambar di bawah
Pada gambar di atas tampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah rambatan
gelombang. Serangkaian rapatan dan regangan merambat sepanjang
pegas. Rapatan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling mendekat,
sedangkan regangan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling menjahui.
Jika gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak dan lembah, maka
gelombang longitudinal terdiri dari pola rapatan dan regangan. Panjang gelombang
adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau regangan yang berurutan. Yang
dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada rapatan
atau regangan (lihat contoh pada gambar di atas).
Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di udara.
Udara sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang
sepanjang arah rambat gelombang udara. Berbeda dengan gelombang air atau
gelombang tali, gelombang bunyi tidak bisa kita lihat menggunakan mata.
2. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium
untuk merambat dalam ruang hampa. Disini gelombang electromagnet ini
mempunyai beberapa sifat-sifat antara lain sebagai berikut ;
a. Gelombang elektromagnettik dapat merambat dalam ruang tanpa medium
b. Merupakan gelombang tranversal.
c. Tidak memiliki muatan listrik sehingga bergerak lurus dalam medan magnet
maupun medan listrik.
d. Dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), perpaduan
(interferensi), pelenturan (difraksi), pengutuban (polarisasi).
e. Perubahan medan listrik dan medan magnet terjadi secara bersama, sehingga
medan listrik dan medan magnet sefase dan berbanding lurus.
B. BUNYI
1. Pengertian Bunyi
Tuhan telah menciptakan telinga sebagai alat untuk mendengar. Setiap saat
kamu bisa mendengar bunyi orang berbicara, suara nyanyian, suara musik, suara
binatang, suara lonceng, dan sebagainya. Oleh karena itu, kamu wajib mensyukuri
nikmat Tuhan yang telah dilimpahkan kepadamu. Dapatkah kamu bayangkan jika
kamu tidak memiliki alat pendengaran? Salah satu cara mensyukurinya adalah
dengan mempelajari gejala alam, khususnya tentang bunyi. Apakah yang disebut
dengan bunyi? Bagaimanakah bunyi merambat?
Pada saat memetik gitar, memukul gendang, dan memegang tenggorokan
ketika kamu bicara, kamu merasakan adanya getaran. Akan tetapi, jika benda-
benda itu sudah tidak bergetar, bunyi pun akan hilang. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa sumber bunyi adalah getaran.
Kamu sudah mengetahui bahwa bunyi merupakan gelombang. Bunyi
merambat ke segala arah, melalui udara sekitarnya. Kamu dapat mendengar suara
lonceng pada jarak tertentu karena lonceng menggetarkan udara di sekitarnya
sehingga udara pun ikut bergetar. Perambatan getaran membentuk pola rapatan
dan renggangan. Pola rapatan dan renggangan ini menggetarkan udara di dekatnya
dan menjalar ke segala arah. Ketika getaran udara sampai di gendang telingamu
maka informasi akan disampaikan ke otak. Hal itulah yang menyebabkan kamu
dapat mendengar bunyi.
Masih ingatkah kamu tentang gelombang? Berdasarkan arah getarnya,
gelombang dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang transversal dan gelombang
longitudinal. Termasuk gelombang apakah bunyi itu? Oleh karena dalam
perambatannya gelombang bunyi membentuk pola rapatan dan renggangan,
gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal.
dengan :
v = cepat rambat gelombang bunyi (m/s),
s = jarak yang ditempuh (m),
t = waktu tempuh (s).
Pernahkah kamu mendengarkan bunyi rel kereta api pada saat kereta api mau
lewat? Jika pernah, kalian harus berhati-hati. Ketika kereta api akan tiba, terdengar
suara gemuruh dari kereta, walaupun keretanya belum terlihat. Suara kereta yang
belum kelihatan juga dapat kamu dengar melalui rel kereta api. Hal ini membuktikan
bahwa cepat rambat bunyi di udara berbeda dengan cepat rambat bunyi pada rel
kereta api (zat padat). Manakah yang lebih cepat? Bunyi yang merambat melalui rel
kereta api (yang merupakan zat padat) lebih cepat dibandingkan dengan bunyi yang
merambat melalui udara. Mengapa demikian?
Suatu eksperimen yang telah dilakukan oleh para ahli membuktikan bahwa
sebuah bunyi nyaring membutuhkan waktu lima sekon untuk sampai ke telinga kamu
melalui udara. Jika bunyi tersebut merambat melalui air, ternyata lebih cepat dan
hanya membutuhkan waktu empat sekon. Jika bunyi tersebut melalui besi, ternyata
hanya membutuhkan tiga sekon, atau satu sekon lebih cepat daripada dalam zat cair.
Hal ini membuktikan bahwa di dalam medium yang berbeda, cepat rambat bunyi
akan berbeda pula.Zat padat merambatkan bunyi lebih cepat daripada zat cair dan zat
cair lebih cepat merambatkan bunyi daripada gas. Kamu bisa bermain-main untuk
membuktikannya dengan membuat telepon mainan.
B. Nada
Bunyi alat musik adalah salah satu contoh dari bunyi yang frekuensinya
teratur. Bunyi kendaraan di jalan, frekuensinya tidak teratur sehingga tidak enak
untuk didengar. Gelombang bunyi yang frekuensinya teratur disebut nada, sedangkan
gelombang bunyi yang frekuensinya tidak teratur disebut desah. Pada nada dikenal
nada tinggi dan nada rendah. Apakah hubungan antara nada dan frekuensi?
Ketika garputala dipukul, terdengar bunyi yang tetap dan teratur. Itulah yang
disebut nada. Nada yang dihasilkan oleh garputala yang frekuensinya berbeda akan
berbed pula. Semakin besar frekuensi maka semakin tinggi nadanya. Begitu pula
sebaliknya, semakin rendah frekuensi maka semakin rendah pula nadanya. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa tinggi rendahnya nada ditentukan oleh frekuensi. Semakin tinggi
frekuensinya, jarak rapatan dan renggangannya semakin pendek. Kamu masih ingat
bahwa jarak rapatan dan renggangan yang berdekatan disebut panjang gelombang.
Jadi, semakin tinggi frekuensi, panjang gelombangnya semakin pendek.
Dalam teori musik, simbol nada biasanya digunakan huruf C, D, E, F, G, A,
B, c, d, e, f, g, a, b, dan seterusnya. Masing-masing nada memiliki frekuensi yang
teratur. Misalnya, sebuah garputala mengeluarkan nada musik A. Artinya, garputala
bergetar sebanyak 440 kali tiap sekonnya. Hal ini menghasilkan 440 pasang
perapatan dan perenggangan. Dengan kata lain, nada A menghasilkan frekuensi 440
Hz.
C. Resonansi
Ayunan yang didorong atau ditarik secara teratur dapat berayun semakin lama
dan semakin tinggi. Jika ayunan tersebut didorong atau ditarik dengan frekuensi yang
tidak seirama dengan ayunan, ayunan akan berhenti. Apakah penyebabnya?
Jika bandul kamu ayunkan, bandul akan bergetar dengan frekuensi alamiahnya.
Bandul yang panjang talinya sama akan bergetar dengan frekuensi alamiah yang
sama. Itulah sebabnya, ketika bandul A kamu getarkan, bandul yang panjang talinya
sama akan ikut bergetar. Peristiwa seperti itu disebut resonansi. Resonansi adalah
peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain. Syarat terjadinya
resonansi adalah frekuensi yang sama dengan sumber getarnya. Apakah pada
gelombang bunyi juga terjadi resonansi?
Pada saat kamu menggetarkan garputala tanpa kotak, kamu akan mendengar
suara lemah sekali. Akan tetapi, jika garputala tersebut kamu tekankan pada
kotaknya, kamu akan mendengar garputala bersuara lebih keras. Hal itu membuktikan
bahwa getaran garputala akan lebih keras jika udara di dalam kotak ikut bergetar.
Pantulan yang terjadi di dalam kotak akan memperbesar suara garputala. Prinsip
resonansi ini dijadikan dasar mengapa alat musik selalu dilengkapi dengan kotak.
Resonansi dapat terjadi pada beberapa garputala yang berfrekuensi sama jika
salah satunya digetarkan. Resonansi terjadi pula pada dua buah gitar dengan
menggetarkan salah satu senar sehingga senar yang sama pada gitar yang lain akan
ikut bergetar. Jika kamu memiliki dua buah gitar, letakkanlah potongan kertas kecil-
kecil pada senar gitar 1, kemudian petiklah senar gitar 2. Akibatnya, potongan kertas
yang diletakkan pada senar gitar 1 akan turut bergetar sehingga kertasnya jatuh.
dengan:
s = jarak yang akan ditentukan (m)
v = cepat rambat bunyi (m/s)
t = waktu yang digunakan untuk menempuhdua kali perjalanan (s).
Gelombang bunyi ultrasonik dapat digunakan untuk mengetahui sesuatu yang
berada di bawah permukaan air. Para nelayan modern memanfaatkan terjadinya gema
untuk mencari kumpulan ikan di bawah air dengan alat yang disebut sonar.
Gelombang ultrasonik juga dimanfaatkan untuk mengetahui bentuk permukaan laut.
Dengan alat sonar, kedalaman laut dapat dipetakan. Alat sonar memancarkan
gelombang ultrasonik ke dasar laut dan dipantulkan kembali oleh permukaan dasar
laut. Hasil pemantulan diterima oleh receiver pada alat sonar yang dipasang di kapal.
3. Gema
Jika dinding pemantul sangat berjauhan, bunyi pantul akan terdengar beberapa
saat setelah bunyi asli. Kejadian ini disebut gema. Misalnya, jika kamu berteriak di
depan dinding tebing yang tinggi, suaramu seolah-olah ada yang mengikuti setelah
selesai diucapkan. Hal ini terjadi karena bunyi yang datang ke dinding tebing dan
bunyi yang dipantulkannya memerlukan waktu untuk merambat.
4. Kita dapat mendengar bunyi ditikungan meskipun kita belum melihat mobil
tersebut karena terhalang tembok yang tinggi.
(Sumber: Kurniadi, 2013)
(https://cepatrambatbunyi.blogspot.com/2013/09/sifat-sifat-bunyi.html)
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Tri. 2015. Buku Pedoman Umum Pelajar Fisika. Jakarta: Lembar Langit
Indonesia