BAB 6.docx-Dikonversi
BAB 6.docx-Dikonversi
BAB 6.docx-Dikonversi
PENGGABUNGAN USAHA
A. PENDAHULUAN
Penggabungan usaha merupakan usaha pengembangan atau
perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan dengan satu
atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.
Penggabungan entitas usaha yang terpisah adalah suatu alternatif
perluasan secara internal melalui akuisisi atau pengembangan kekayaan
perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat bagi
semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.
Pembahasan pada bab VI meliputi 4 (empat) topik yaitu:
1. Menjelaskan pengertian tentang sifat, bentuk, dan konsep penggabungan
usaha.
2. Metode penggabungan usaha
3. Aplikasi metode penggabungan usaha
4. Penyusunan laporan keuangan gabungan
Perhatian yang mendalam dari beberapa penggabungan adalah
memperoleh efisiensi operasi melalui integritas operasional secara horisontal
atau vertikal atau mendiversifikasikan resiko melalui operasi konglomerat.
B. KOMPETENSI
1. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami sifat, bentuk dan konsep akuntansi
penggabungan usaha, memahami metode penggabungan usaha dan
mampu mengaplikasikannya serta menyusun laporan keuangan
gabungan.
2. Indikator
a. Memahami sifat, bentuk dan konsep akuntansi penggabungan
usaha;
b. Memahami 2 (dua) metode penggabungan usaha
c. Akuntansi metode penggabungan usaha;
d. Menyusun laporan keuangan gabungan.
1
C. KEGIATAN BELAJAR
Untuk memahami modul ini minimal Anda melakukan beberapa hal berikut ini:
D. MATERI PEMBELAJARAN
Konsolidasi : PT AA
+ ---------------► PT CC
PT BB
Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar
yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan
dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan
usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi.
1. Memperluas pasar
2. Meningkatkan efisiensi perusahaan
3. Mencapai economic of scales
4. Meningkatkan kebanggaan
5. Menghindari akuisisi perusahaan lain
6. Menghindari persaingan dengan perusahaan lain
b. Metode Pembelian
Berdasarkan metode pembelian, perusahaan yang
memperoleh/membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban
yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh
perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama
seperti pada transaksi yang lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva
dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai
wajarnya pada tanggal penggabungan.
Setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva
bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasi
selama maksimum 20 tahun menurut PSAK No. 19. (Di Amerika,
goodwill diamortisasi selama 40 tahun). Goodwill diamortisasi dan
dibukukan sebagai beban secara sistematis selama masa
manfaatnya. Amortisasi ini menunjukkan bahwa goodwill mengalami
penurunan kemampuan dalam memberikan kontribusi pada laba
perusahaan di masa mendatang.
Laba ditahan dari perusahaan pengakuisisi berdasarkan
metode pembelian mungkin berkurang sebagai akibat
penggabungan usaha, tapi laba ditahan tersebut tidak akan pernah
bertambah. Pendapatan dari perusahaan pengakuisisi
perusahaannya sendiri untuk suatu periode ditambah dengan
pendapatan perusahaan yang diakuisisi yang dihasilkan setelah
tanggal penggabungan usaha.
Penggabungan metode akuntansi yang berbeda (contohnya,
LIFO terhadap FIFO) oleh masing-masing perusahaan dalam
penggabungan usaha secara pembelian, bukan merupakan faktor
relevan dalam mempertanggungjawabkan penggabungan sebagai
pembelian, karena semua aktiva dan kewajiban dari perusahaan
yang diakuisisi dicatat pada nilai wajarnya (Beams et al, 2000: 5).
3. Akuntansi Metode Penggabungan Usaha
a. Metode Penyatuan Kepemilikan
Dalam suatu penyatuan kepemilikan, aktiva dan kewajiban
yang dicatat masing-masing perusahaan menjadi aktiva dan
kewajiban perusahaan yang tetap beroperasi (gabungan). Modal
saham perusahaan yang tetap beroperasi harus sama dengan nilai
nominal atau nilai tercatat saham yang beredar. Biasanya laba
ditahan perusahaan yang tetap beroperasi akan sama dengan total
laba ditahan perusahaan-perusahaan yang bergabung, tetapi hal ini
tidak terjadi jika nilai nominal atau nilai tercatat saham yang beredar
dari entitas yang tetap beroperasi melebihi modal disetor
perusahaan-perusahaan yang bergabung.
Jika total modal disetor dari perusahaan-perusahaan yang
bergabung melebihi nilai nominal atau nilai tercatat saham yang
beredar dari entitas yang tetap beroperasi, jumlah kelebihan tersebut
menjadi tambahan modal disetor dari entitas yang tetap beroperasi,
dan total laba ditahan perusahaan-perusahaan yang bergabung
menjadi laba ditahan entitas yang tetap beroperasi.
Alternatif lain, jika nilai nominal atau nilai tercatat saham
yang beredar dari entitas yang tetap beroperasi melebihi total modal
disetor perusahaan-perusahaan yang bergabung, maka saldo laba
ditahan gabungan berkurang dengan kelebihan tersebut, dan entitas
yang tetap beroperasi tidak mempunyai tambahan modal disetor
(Beams et al, 2000: 6).
Contoh: Aktiva bersih dan ekuitas PT AA dan PT BB adalah sebagai
berikut:
(dalam ribuan)
Keterangan PT AA PT BB Total
Modal Saham @ Rp. Rp.150.00 Rp.
Rp. 30.000 300.000 0 450.000
Tambahan Modal Disetor 30.000 50.000 80.000
Total Modal Disetor 330.000 200.000 530.000
Laba Ditahan 150.000 90.000 240.000
Aktiva Bersih & Ekuitas 480.000 290.000 770.000
Kasus 1: Merjer; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan
PT AA, perusahaan yang tetap beroperasi, menerbitkan 5.000
lembar saham untuk memperoleh aktiva bersih PT BB. Ayat jurnal
pada buku PT AA untuk mencatat penyatuan tersebut adalah:
Aktiva bersih Rp. 290.000.000
Modal saham @ Rp 30.000 Rp. 150.000.000
Tambahan modal disetor 50.000.000
Laba ditahan 90.000.000
Modal
Disetor
Laba Ditahan 240.000 240.000 200.000
Ekuitas Rp. Rp. Rp. 770.000
770.000 770.000
Pemegang Saham
Modal
Disetor
Laba Ditahan 240.000 240.000 200.000
Ekuitas Rp. Rp. Rp. 770.000
770.000 770.000
Pemegang Saham
Dari tabel 6.1 dan 6.2, dapat diketahui bahwa baik merjer maupun
konsolidasi ekuitas pemegang saham perusahaan gabungan adalah
sama.
b. Metode Pembelian
Semua penggabungan usaha yang tidak memenuhi kondisi
untuk penyatuan (pooling) harus dicatat berdasarkan metode
pembelian. Secara umum, metode pembelian mengikuti prinsip
akuntansi yang sama untuk pencatatan penggabungan usaha seperti
yang diikuti dalam akuntansi untuk aktiva-aktiva dan kewajiban-
kewajiban berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.
Biaya perolehan bagi entitas pembeli atas pemerolehan perusahaan
lain dalam suatu penggabungan usaha secara pembelian diukur
dengan jumlah kas yang dikeluarkan atau nilai wajar aktiva lain
yang didistribusikan atau surat berharga yang diterbitkan.
Biaya perolehan (menambah Investasi) meliputi biaya
langsung penggabungan (seperti akuntansi, hukum, konsultan, dan
biaya-biaya pendiri) selain dari biaya-biaya untuk pendaftaran atau
penerbitan surat berharga ekuitas.
Biaya-biaya pendaftaran dan penerbitan surat berharga
ekuitas yang diterbitkan dalam suatu penggabungan secara
pembelian dibebankan sebesar nilai wajar surat-surat berharga yang
diterbitkan, biasanya sebagai pengurangan tambahan modal
disetor (Beams et al, 2000: 12).
a. Biaya langsung yang terjadi dalam rangka akuisisi dicatat sbb:
Investasi pada PT XX xx
Kas xx
0 50.000.000
Total Aktiva Rp. Rp.
1.000.000.000 1.440.000.000
Kewajiban
Hutang Usaha R 60.000.000 R 60.000.0
p. p. 00
Wesel Bayar 150.000.00 135.000.00
0 0
Kewajiban Lain-Lain
40.000.000 45.000.000
Total Kewajiban R 250.000.00 R 240.000.0
p. 0 p. 00
Aktiva Bersih R 750.000.00 Rp.
p; 0 1.200.000.000
Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa nominal Rp. 10.000
ditambah dengan kas Rp. 400.000.000 dalam penggabungan usaha secara
pembelian dengan PT Hitam.
Untuk menetapkan biaya perolehan PT Hitam atas aktiva yang dapat diidentifikasi
dan kewajiban yang ditanggung atas dasar nilai wajarnya dan penetapan
Goodwill.
Untuk mencatat penerbitan 40.000 lembar saham biasa nominal Rp. 10.000,
ditambah dengan Wesel (10%) sebesar Rp 400.000.000 dalam penggabungan
usaha secara pembelian dengan PT Hitam.
Untuk menetapkan biaya perolehan PT Hitam atas aktiva lancar dan kewajiban
berdasarkan nilai wajarnya dan atas aktiva tidak lancar berdasarkan nilai wajar
dikurangi dengan bagian yang proposional kelebihan nilai wajar dari biaya
investasi.
Alokasi Investasi:
Kas Rp. 125.000 Rp. 125.000
Piutang Dagang 300.000 300.000
Persediaan 200.000 250.000
Pabrik dan Peralatan Bersih 350.000 450.000
Goodwill - 100.000
Harga Pokok Penjualan 325.000 -
Beban Lain-Lain 100.000 -
Hutang Usaha Rp. 180.000 Rp. 180.000
Kewajiban Lain-Lain 120.000 120.000
Penjualan 450.000 --
Investasi pada PT Putih 650.000 925.000
(dalam
ribuan)
Metode Metode
Penyatuan Pembelian
Kepemilikan
Laporan Laba Rugi
Penjualan Rp. 2.000.000 Rp. 1.550.000
Harga Pokok Penjualan 1.325.000* 1.000.00
0*
Beban Lain-Lain 485.000* 325.000*
Laba Bersih Rp. 190.000 Rp.
225.000
875.000
Neraca
Aktiva
Kas Rp. 540.000 Rp.
540.000
Piutang Dagang 900.000 900.00
0
Persediaan 1.000.000 1.050.00
0
Pabrik dan Peralatan Bersih 1.550.00 1.650.00
0 0
Goodwill
100.000
Total Aktiva Rp. Rp.
3.990.000 4.240.000
Kewajiban dan Ekuitas
Hutang Usaha Rp. Rp.
480.000 480.000
Kewajiban Lainnya 320.00 320.00
0 0
Modal Saham nom Rp. 10.000 2.000.00 2.000.00
0 0
Tambahan Modal Disetor 240.00 565.00
0 0
Laba Ditahan
950.000 875.000
Total Kewajiban dan Ekuitas Rp. Rp.
*dikurangkan 3.990.000 4.240.000
E. RANGKUMAN
Penggabungan usaha terjadi jika dua atau lebih usaha yang terpisah
bersama-sama menjadi satu entitas akuntansi. Ada dua metode akuntansi
yang diterima secara umum untuk penggabunga usaha pembelian dan
penyatuan kepemilikan tetapi metode-metode ini tidak merupakan pilihan
(tidak saling menggantikan) dalam akuntansi untuk penggabungan usaha
yang sama. Semua penggabungan yang tidak memenuhi kondisi-kondisi
untuk metode penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sebagai
pembelian. Penyatuan kepemilikan melibatkan pertukaran saham biasa
berhak suara, penggabungan ekuitas pemegang saham, dan pencatatan
aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang bergabung pada
nilai bukunya. Akuntansi pembelian mewajibkan pelaporan aktiva yang
diperoleh dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya pada saat
penggabungan..
PT ABI PT BAKRI
Keterangan Nilai Nilai Nilai Nilai
Buku Wajar Buku Wajar
(dalam (dalam (dalam (dalam
000) 000) 000) 000)
Aktiva
Kas Rp 3.000.0 R 5.000.0 R 1.000.0 Rp 1.000.0
. 00 p. 00 p. 00 . 00
Piutang Bersih 5.500.0 5.500.0 2.000.0 2.000.0
00 00 00 00
Persediaan (LIFO) 6.000.0 7.000.0 3.500.0 4.000.0
00 00 00 00
Aktiva Lancar 1.500.0 1.500.0 500.0 600.0
Lainnya 00 00 00 00
Aktiva Tetap-Bersih 16.000.0 5.000.0 7.400.0
00 00 00
19.000.000
Total Aktiva Rp. Rp. Rp. Rp.
32.000.000 36.000.000 12.000.000 15.000.000
Ekuitas
Hutang Usaha Rp 5.000.0 Rp. R 1.800.0 Rp. 1.800.0
. 00 5.000.000 p. 00 00
Kewajiban Lainnya 3.800.0 4.000.0 3.200.0 3.000.0
00 00 00 00
Modal Saham, 15.000.0 3.000.0
nominal Rp. 10.000 00 00
Modal Disetor 3.000.0 1.200.0
Lainnya 00 00
Laba Ditahan
5.200.000 2.800.000
Total Ekuitas Rp. Rp.
32.000.000 12.000.000
Diminta:
Siapkan Neraca perbandingan PT Abi sesaat setelah penggabungan usaha
dengan asumsi bahwa:
1) Penggabungan secara Penyatuan Kepemilikan dan
2) Penggabungan secara Pembelian.
G. KUNCI JAWABAN
2. Perlatihan
c. Jawab:
1) Jurnal penyesuaiannya adalah:
(dalam ribuan)
Untuk menetapkan biaya perolehan PT Bakri atas aktiva yang dapat diidentifikasi
dan kewajiban yang ditanggung atas dasar nilai bukunya
PT. ABI
NERACA
PER 31 DES 19X6 (dalam ribuan)
Akti Pasi
va va
Kas R 4,000,0 Hutang Usaha R 6,800,0
p 00 p 00
Piutang Bersih R 7,500,0 Kewajiban R 7,000,0
p 00 Lainnya p 00
Persediaan (LIFO) R 9,500,0 Modal Saham Rp
p 00 21,000,000
Modal
Aktiva Lancar R 2,000,0 Disetor R 3,000,0
Lainnya p 00 Lainnya p 00
Aktiva Tetap Bersih R 21,000,0 Laba Ditahan R 6,200,0
p 00 p 00
Total Aktiva R 44,000,0 Total Pasiva Rp
p 00 44,000,000
2)
Investasi pada PT Bakri Rp. 12.000.000.000
Modal Saham nominal Rp. 10.000 Rp. 6.000.000.000
Modal Disetor Lainnya 6.000.000.000
(dalam ribuan)
Untuk menetapkan biaya perolehan PT Bakri atas aktiva yang dapat diidentifikasi
dan kewajiban yang ditanggung atas dasar nilai wajarnya
PT. ABI
NERACA
PER 31 DES 19X6 (dalam ribuan)
Akti Pasi
va va
Kas Rp 4,000,00 Hutang Usaha R 6,800,0
0 p 00
Piutang Bersih Rp 7,500,00 Kewajiban R 6.800,0
0 Lainnya p 00
Persediaan (LIFO) Rp 10.000,0 Modal Saham Rp
00 21,000,000
Modal
Aktiva Lancar Lainnya Rp 2,100,00 Disetor R 9,000,0
0 Lainnya p 00
Aktiva Tetap Bersih Rp 23,400,0 Laba Ditahan R 5,200,0
00 p 00
Goodwill Rp 1.800.000
Total Aktiva Rp 48,800,0 Total Pasiva Rp
00 48,800,000
H. STANDAR NILAI
NIL KRITER
AI IA
Amat Baik > 80% jawaban benar
Baik > 70% - 80% jawaban benar
Cukup > 60% - 70% jawaban benar
Kurang < 60% jawaban benar
I. RUJUKAN
Beams, Floyd A., Anthony, Joseph H., Clement, Robin P., Lowensohn,
th
Suzanne H. 2009. Advanced Accounting, 9 edition, Prentice
Hall, London. terjemahan Lestari P.A., Gania Gina. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
th
Drebin, Allan R. 2013. Advanced Accounting, 5 edition, South
Western Publishing Co. terjemahan Saragih, Freddy dan Saat,
Marianus Sinaga Suryadi. Jakarta: Penerbit Erlangga.