Makalah Sejarah Muhammadiyah
Makalah Sejarah Muhammadiyah
Makalah Sejarah Muhammadiyah
SEJARAH MUHAMMADIYAH
Disusun Oleh:
Nama : NOPAL PAHLAWAN
Prodi : MANAJEMEN RETAIL
NIM :2132221003
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Muhammadiyah Di Dirikan ?
2. Siapa,Kapan Dan Dimana Muhammadiyah Di Dirikan ?
3. Daftar Ketua Umum Muhammadiyah Pertama Hinga Sekarang ?
C. Tujuan Makalah
ISI
Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama
”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat
Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom
Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu
Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui salat
istikharah (Darban, 2000: 34). Pada masa kepemimpinan Kyai Dahlan (1912–
1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti:
Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, sekitar daerah Pekalongan
sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota
tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa
Muhammadiyah ke Sumatra Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang,
Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah
menyebar ke seluruh Sumatra Barat, dan dari daerah inilah kemudian
Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada
tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar ke seluruh Indonesia.
Di Mekkah, pria bernama asli Muhammad Darwis ini mewarisi ilmu yang didapatnya
dari belajar agama dan tinggal bersama ulama setempat.
Bagi KH. Ahmad Dahlan, niat mendirikan Muhammadiyah mulanya tidak lain untuk
memerangi praktik mistik sekaligus mengentaskan kemiskinan masyarakat pribumi
akibat penjajahan Belanda.
Memadukan antara nash (dalil) dan waqi' (konteks zaman) berhasil menghadirkan
wajah peradaban Islam yang positif dan progresif.
Apalagi seluruh program yang dihadirkan Muhammadiyah saat itu diarahkan untuk
membebaskan dan memberdayakan masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Sejak Muhammadiyah berdiri, KH. Ahmad Dahlan pun sering mengajak murid-
muridnya untuk mengasuh anak yatim piatu yang kurang mampu.
Semangat keberpihakan kepada rakyat yang tidak memiliki keberdayaan menjadi
semangat dan napas gerakan Muhammadiyah.
Selain panti asuhan, Muhammadiyah juga mendirikan rumah sakit untuk fakir miskin.
Selain itu, ada juga sejumlah kegiatan pendidikan bagi masyarakat miskin.
Di tangan pendirinya, Kiai Haji Ahmad Dahlan, Muhammadiyah menjadi ormas Islam
yang besar. Apalagi Muhammadiyah berdiri dengan napas amar ma'ruf nahi munkar
dan tajdid (pembaruan).
ADVERTISEMENT
Di Mekkah, pria bernama asli Muhammad Darwis ini mewarisi ilmu yang didapatnya
dari belajar agama dan tinggal bersama ulama setempat.
Bagi KH. Ahmad Dahlan, niat mendirikan Muhammadiyah mulanya tidak lain untuk
memerangi praktik mistik sekaligus mengentaskan kemiskinan masyarakat pribumi
akibat penjajahan Belanda.
Memadukan antara nash (dalil) dan waqi' (konteks zaman) berhasil menghadirkan
wajah peradaban Islam yang positif dan progresif.
KH. Ahmad Dahlan menggunakan Alquran sebagai inspirasi untuk membentuk
Muhammadiyah yang tumbuh menjadi gerakan reformis-modernis.
Apalagi seluruh program yang dihadirkan Muhammadiyah saat itu diarahkan untuk
membebaskan dan memberdayakan masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Sejak Muhammadiyah berdiri, KH. Ahmad Dahlan pun sering mengajak murid-
muridnya untuk mengasuh anak yatim piatu yang kurang mampu.
Semangat keberpihakan kepada rakyat yang tidak memiliki keberdayaan menjadi
semangat dan napas gerakan Muhammadiyah.
Selain panti asuhan, Muhammadiyah juga mendirikan rumah sakit untuk fakir miskin.
Selain itu, ada juga sejumlah kegiatan pendidikan bagi masyarakat miskin.