Laporan Praktikum Kepolaran

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KEPOLARAN dan KELARUTAN

Disusun Oleh:

Banyu Alam Purnama

1207020011

Biologi A

Kelompok 3

Praktikum Kimia Dasar

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
PERCOBAAN
KEPOLARAN DAN KELARUTAN

A. Tujuan

Mahasiswa diharapkan dapat menentukan kepolaran dari suatu senyawa


dan memahami kelarutan

B. Dasar Teori

Dalam kimia, ada istilah yang disebut " like dissolves like", yaitu jika
molekul zat terlarut dan pelarutnya serupa, mereka dapat dengan mudah saling
menggantikan sehingga mudah bercampur. Umumnya senyawa ionik dan polar
memiliki kecenderungan larut dalam pelarut, dan senyawa non polar memiliki
kecenderungan larut dalam pelarut non polar (Estein, 2015).
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk karena adanya ikatan antar
elektron dalam unsur. Ini terjadi karena unsur terikat memiliki nilai
elektronegativitas yang berbeda. Senyawa non polar adalah senyawa yang
terbentuk karena adanya ikatan antar elektron pada unsur penyusunnya. Hal ini
terjadi karena unsur gabungan memiliki nilai keelektronegatifan yang hampir
sama (Harnanto, A. dan Ruminten, 2009).
Air adalah pelarut polar. Air melarutkan senyawa ion seperti garam dapur,
NaCI dan senyawa polar seperti gula, C12H22O11. Karbon tetrakhlorida adalah
pelarut nonpolar dan melarutkan senyawa nonpolar Karena itu Karbon
tetrakhiorida bukanlah pelarut garam atau gula. (Dewan, 2014).
Cairan yang larut satu sama lain dikatakan bercampur satu sama lain.
Prinsip umum " like dissolves like " akan menentukan pencampuran timbal
balik. Jika dua cairan memiliki ikatan kutub, keduanya akan larut satu sama
lain. Kedua cairan non-polar juga melarutkan satu sama lain. Namun, cairan
polar dan cairan non-polar tidak akan bercampur satu sama lain, tidak akan
saling tolak, dan akan terbagi menjadi dua lapisan (Raymond, 2004).
Zat tersebut dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu
terbatas. Batas ini disebut kelarutan. Kelarutan adalah besarnya kelarutan yang
dapat larut dalam pelarut dalam jumlah tertentu untuk membentuk larutan jenuh
pada suhu tertentu. Larutan jenuh adalah larutan yang sudah mengandung zat
terlarut terbanyak, sehingga tidak ada lagi zat terlarut yang dapat ditambahkan.
Larutan tak jenuh (unsaturated) mengacu pada larutan dengan kandungan zat
terlarut yang lebih sedikit (encer dari larutan jenuhnya (konsentrasi zat terlarut
kurang dari bahan terlarut maksimum), dan larutan jenuh (pekat) lebih besar
dari larutan jenuhnya). Dalam larutan jenuh pada suhu yang sama
(konsentrasinya melebihi kelarutan maksimum pada suhu tertentu) (Estein,
2015).
C. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 November 2020


pukul 10.30 – 12.00 WIB. Tempat pelaksanaan di Rumah pribadi Jl. KH Usman
Dhomiri No 59, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

D. Alat dan Bahan

- Kegiatan kerja 1

Alat:
a. Gelas 7 buah
b. Sendok 1 buah
c. Cawan 4 buah

Bahan
a. Minyak goreng 2 sendok makan
b. Potongan lilin 2 sendok makan
c. Gula pasir 2 sendok makan
d. Garam dapur 2 sendok makan
e. Detergen 2 sendok makan
f. Sabun cuci piring 2 sendok makan
g. Mentega 1 sendok makan
h. Air secukupnya

- Kegiatan kerja 2
Alat:
a. Gelas 2 buah
b. Sendok 1 buah
c. Cawan 1 buah
d. Gelas ukur kue 1 buah

Bahan:
a. Air 100 ml
b. Minyak goreng 100 ml
c. Pewarna makanan (Biru) 2 tetes
d. Es batu 1 buah kotak kecil
E. Prosedur kerja

- Kegiatan kerja 1

Siapkan bahan

Dilarutkan setiap zat pada


masing-masing gelas yang
berisi air

Aduk hingga homogen

Amati
- Kegiatan kerja 2

Siapkan gelas

Dimasukan 100 ml air

Diteteskan sebanyak 2
pewarna makanan (biru)

Diaduk hingga homogen

Dimasukan 100 ml minyak


goreng

dimasukan satu buah es batu

Amati
Hasil dan Pembahasan

Dari praktikum yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut


a. Hasil kegiatan kerja 1
No Zat terlarut Pelarut air (polar/non Larut / tidak larut
polar
1. Minyak goreng Nonpolar Tidak larut
2. Potongan lilin Nonpolar Tidak larut
3. Gula pasir Polar Larut
4. Garam dapur Polar Larut
5. Detergen Polar Larut
6. Sabun cuci piring Polar Larut
7. Mentega Nonpolar Tidak larut

No Zat terlarut Gambar


1. Minyak goreng

2. Lilin

3. Gula pasir

4. Garam dapur
5. Detergen

6. Sabun cuci piring

7. Mentega

b. Pertanyaan kegiatan kerja 1

1. Apa perbedaan senyawa polar dan non polar?


2. Cari struktur masing-masing senyawa/zat?
3. Apa perbedaan struktur senyawa yang polar dan nonpolar?
4. Dari percobaan, sebutkan senyawa yang dapat larut pada pelarut polar dan
nonpolar?
Pembahasan
1. Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur berikatan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Adapun ciri-
ciri senyawa polar antara lain larut dalam air dan pelarut polar lainnya,
memiliki kutub (+) dan kutub (-) akibat tidak merata elektron, memiliki
pasangan elektron bebas, dan molekul berbentuk asimetris
Senyawa nonpolar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
ikatan antar elektron pada unsur- unsur yang membentuknya. Hal ini tenadi
karena unsur yang berikatan mempunyai nilal elektronegatilitas yang sama
hampir/sama. Adapun ciri-ciri senyawa nonpolar antara lain tidak larut
dalam air dan pelarut polar lainnya, tidak memiliki kutub (+) dan (-) akibat
meratanya elektron, dan tidak memiliki pasangan elektron bebas, dan
molekul berbentuk simetris
2. Struktur kimia
- minyak goreng / Asam palmitat
C16H32O2

Asam palmitat

- Lilin / Pentacosane
C25H52
Pentacosane

- Gula pasir / sukrosa


C12H22O11

Sukrosa
- Garam dapur / Natrium Klorida
NaCl

Struktur kristal dengan natrium (Na) berwarna ungu dan klorida (Cl)
berwarna hijau

- Detergen / natrium lauret sulfonat


CH3(CH2)10CH2(OCH2CH2)n OSO3Na

- Sabun cuci piring / Natrium stearate


C17H35COONa
- Mentega / Triasilgliserol
C55H98O6

3. Perbedaan struktur polar dan nonpolar

- Polar
Sukrosa adalah disakarida, kombinasi dari dua molekul monosakarida
(fruktosa dan glukosa). Ada ikatan glikosidik di dalamnya. Larut dalam air dan
etanol, tidak larut dalam eter dan kloroform. Kristal sukrosa memiliki sistem
unimodal berupa kristal semi unimodal (mirip kupu-kupu) dan memiliki bentuk
yang berbeda-beda. Kemurnian sukrosa mempengaruhi bentuk dan keadaan kristal,
dan sukrosa murni tidak berwarna dan transparan. Sukrosa mudah larut dalam air
dan dipengaruhi oleh zat lain yang larut dalam air dan sifat zat tersebut. Semakin
tinggi suhu dan jumlah garam terlarut dalam air, maka semakin tinggi pula jumlah
sukrosa yang dapat dilarutkan, terutama garam yang mengandung nitrogen seperti
protein dan asam amino.
Kekuatan ikatan ionik yang menyusun NaCl tidak cukup kuat untuk
mempertahankan senyawanya, karena selama muatannya masing-masing dapat
distabilkan, cenderung berbentuk ionik (stabil). Air memiliki sisi hidrogen dan sisi
oksigen, dan sisi hidrogen adalah sisi yang memiliki kecenderungan positif (bukan
positif benar) sehingga ion klorida dapat distabilkan. Sisi oksigen cenderung
bermuatan negatif, sehingga ion natrium dapat distabilkan. Ini berarti ion natrium
dikelilingi oleh air di sisi oksigen, dan ion klorida dikelilingi di sisi hidrogen
(membentuk ikatan ion-dipol). Ketika garam NaCl terurai menjadi ion, hal itu
menyebabkan garam menghilang dari mata karena ion adalah spesies yang sangat
kecil.
Surfaktan. Zat kimia yang memiliki dua kutub. Kutub polar yang dapat larut
di air (suka air) dan kutub non-polar yang tidak dapat larut di air (tidak suka air).
Kutub non-polar dimaksudkan untuk mengikat lemak dan bahan organik (tidak
larut air) yang menempel pada pakaian. Kutub polar dimaksudkan untuk membuat
seluruh pengotor dapat larut di air saat proses pembilasan. Inilah kunci utama dari
detergen. Mereka seperti negosiator agar lemak bahan organik bersedia larut di air
bilasan. Ketika dilarutkan ke dalam bak air, surfaktan akan membentuk gelembung
yang banyak dan disebut buih atau busa.
Sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran
yang bersifat polar maupun non polar. Sabun mempunyai gugus polar dan non
polar. Saat dipakai mencuci sabun berperan sebagai emulsifier sehingga sabun
dikatakan dapat membersihkan lemak dan kotoran. Molekul sabun mempunyai
rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik
(tidak suka air) dan larut dalam zat organik. Sedangkan COONa+ sebagai kepala
yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air. Sabun memiliki gugus non
polar yaitu gugus (–R) yang akan mengikat kotoran, dan gugus 8 (–COONa) yang
akan mengikat air karena sama-sama gugus polar

- Nonpolar

Semua lemak memiliki sifat struktur tertentu, yaitu sebagian besar lemak
memiliki gugus hidrokarbon hidrofobik, sedangkan sebagian kecil memiliki gugus
hidrokarbon hidrofilik. Sebab, lemak tidak larut dalam air. Minyak adalah
trigliserida atau gliserida, yang merupakan triester dari gliserol dan asam lemak
(asam karboksilat). Jika minyak dihidrolisis, setiap molekul akan menghasilkan
gliserol dan tiga asam lemak.
Asam palmitat (asam lemak jenuh) memiliki 16 atom karbon. Tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut non-polar (kloroform, benzena, dan alkohol
panas). Ini memiliki sifat amfifilik dengan jumlah rantai karbon genap, tanpa ikatan
rangkap. Ini menghasilkan semakin panjang rantai karbon, semakin tinggi titik
lelehnya.
Panjang rantai asam lemak dalam trigliserida alami dapat bervariasi, tetapi
yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon. Karena cara asam lemak
dibiosintesis dari asetil-KoA, asam lemak alami yang ditemukan pada tumbuhan
dan hewan biasanya terdiri dari atom karbon dalam jumlah genap.
Pentacosane adalah salah satu alkana. Senyawa alkana ada dalam berbagai
jenis mulai dari rantai terpendek hingga rantai karbon panjang. Ketika atom karbon
ditambahkan ke rantai, sifat non-polar meningkat. Peningkatan sifat ini akan
membuat senyawa alkana sulit larut dalam pelarut polar, seperti pelarut air (H2O).
Pentacosane tersusun dari rantai 25 atom karbon linier yang memiliki bentuk fisik
padat berwarna putih, tidak larut dalam air tetapi larut dalam benzena dan
kloroform.
4. senyawa yang dapat larut pada pelarut polar dan nonpolar

- polar
a. Gula (sukrosa)
b. Garam dapur (NaCl)
c. Detergen (Natrium lauret sulfonate)
d. Sabun cuci piring (Natrium stearate)

- nonpolar
a. Minyak kelapa sawit (Asam Palmitat)
b. Lilin (Pentacosane)
c. Mentega (Triasilgliserol)

a. Hasil kegiatan kerja 2


Dalam praktikum kegiatan dua dapat diamati saat es batu dimasukan kedalam
gelas. Es batu akan mengapung di permukaan air yang berwarna biru, dan bukan
mengapung di permukaan minyak, saat es batu sudah mencair terjadi penambahan
volume air pada gelas dan adanya penurunan suhu pada air. Yang menjadikan
perbandingan air dan minyak goreng tidak lagi sama 1:1.
b. Pertanyaan kegiatan kerja 2

1. Mengapa es batu dapat mengapung di atas permukaan air?


2. Mengapa massa jenis es batu lebih ringan dari air?
Pembahasan
1. Es batu mengapung di atas air. Ini hanya karena massa jenis es lebih kecil
daripada massa jenis air. Molekul air pada dasarnya adalah dua atom
hidrogen dan satu atom oksigen. Dalam air panas, molekul-molekul ini akan
menekuk, meregang, berputar, dan bergerak bebas. Bersamaan dengan itu,
pada air dingin dengan suhu yang lebih rendah, energi gerak molekul ini
juga akan berkurang. Dengan cara ini, pergerakan molekul lebih sedikit.
Molekul ini menempati ruang kecil di dalam air.
2. Saat air menjadi es, molekul air menyesuaikan diri untuk menciptakan ruang
antar molekul yang tidak ada sebelumnya. Ilmuwan mengklaim bahwa
fenomena ini terkait dengan kepadatan. Benda padat (seperti batu) akan
tenggelam ke dasar. Situasinya berbeda ketika sebuah benda menggerakkan
cairan dengan berat yang sama dengan beratnya sendiri. Kemudian akan
mengapung. Massa jenis es adalah 0,92 g / mL, yang berarti 1 mL es hanya
memiliki berat 0,92 gram, atau 1 L es memiliki massa 920 gram (0,92 Kg).
Karena massa jenis air lebih besar dari pada es, es batu akan mengapung di
permukaan air. Singkatnya, massa jenis benda yang bisa mengapung di atas
air lebih rendah dari pada air.
3. Air dan minyak tidak akan bercampur karena merupakan dua molekul yang
berbeda, polar dan non-polar. Ini mirip dengan istilah " like dissolves like",
yaitu, jika molekul zat terlarut dan pelarut serupa, mereka dapat dengan
mudah saling menggantikan dan dengan demikian mudah bercampur.
Umumnya senyawa ionik dan polar cenderung larut dalam pelarut,
sedangkan senyawa non polar cenderung larut dalam pelarut non polar. Air
tersusun dari satu atom oksigen asimetris dan dua atom hidrogen, sehingga
strukturnya polar, yaitu distribusi muatan di atasnya tidak merata. Satu sisi
molekul air cenderung bermuatan positif, sedangkan sisi lainnya cenderung
bermuatan negatif. Minyak memiliki struktur kimia non-polar. Atom-atom
tersebut disusun sedemikian rupa sehingga muatannya terdistribusi secara
merata.
Karena itu, polaritas muatan dari molekul air tidak bisa berikatan dengan
minyak, karena tidak ada yang bisa diikat oleh molekul air. Air memiliki
massa jenis sebesar 997 kg/m3 atau 0,997 gr/cm3, sedangkan minyak kelapa
sawit memiliki massa jenis sebesar 862 kg/m3 atau 0,862 gr/cm3. Hal ini
berpengaruh pada posisi di mana air akan berada di bawah minyak karena
memiliki massa jenis yang lebih besar.
Es batu berada di antara air dan minyak kelapa sawit karena memiliki massa
jenis 920 kg/m3 atau 0,92 gr/cm3 karena lebih ringan dari air dan lebih berat
dari minyak kelapa sawit.
Kesimpulan
Dalam percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa:
a. Zat yang termasuk polar adalah zat yang tidak tersusun atas asam lemak,
dan alkana. Di mana tersusun atas gabungan suatu unsur maupun molekul.
Antara lain gula (sukrosa), garam dapur (NaCl), detergen (natrium lauret
sulfonate), dan sabun cuci piring (Natrium stearate). Dalam pembuatan
detergen dan sabun cuci tangan terdapat senyawa polar dan non polar di
mana senyawa polar akan berikatan dengan air (polar), sedangkan nonpolar
akan berikatan dengan noda/minyak (nonpolar). Adanya dua komponen ini
dimaksudkan untuk membersihkan pakaian maupun suatau benda.
b. Zat yang termasuk nonpolar adalah zat yang tersusun atas asam lemak dan
alkana. Dengan memeliki rantai carbon yang Panjang semakin Panjang
rantai karbon maka akan semakin nonpolar. Senyawa nonpolar dapat larut
pada kloroform, eter, maupun benzene karena sama-sama senyawa
nonpolar. Zat tersebut adalah minyak kelapa sawit (asam palmitat), lilin
(pentacosane) , dan mentega (trigliserida).
c. Tidak dapat bersatunya suatu zat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain perbedaan antara senyawa polar dan nonpolar. Disamping itu
massa jenis suatu zat ikut mempengaruhi. Pada percobaan es batu yang di
celupkan pada wadah berisi air dan minyak es batu akan berada di antara
tersebut dikarenakan massa es batu lebih ringan dari air dan lebih berat dari
minyak kelapa sawit. Es batu memiliki massa jenis 920 kg/m3 atau 0,92
gr/cm3, Air memiliki massa jenis sebesar 997 kg/m3 atau 0,997 gr/cm3,
sedangkan minyak kelapa sawit memiliki massa jenis sebesar 862 kg/m3
atau 0,862 gr/cm3.
Daftar Pustaka
Anonim. (2020, Juli 28). Kenapa Es Batu Mengapung? Diakses November 30,
2020, Pukul 17.46 dari kelaspintar:
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/kenapa-es-batu-mengapung-6038/
Dewan. (2014). Kimia Organik Farmasi. EGC: Jakarta .
Estein, Y. (2015). KIMIA FISIKA untuk mahasiswa kesehatan. Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
Gumilar, T. (2018). Pengukuran Massa Jenis Fluida. PROSIDING SKF 2016, 337.
Harmanto, R. d. (2009). Kimia I untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Medicine, N. L. (n.d.). Pentacosane. Diakses November 30, 2020, pukul 13.28, dari
pubchem: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Pentacosan
Raymond, C. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti (Ketiga Jilid I ed.). Jakarta:
Erlangga.
sulistyani. (n.d.). Lemak. Diakses November 31, 2020, Pukul 13.18, Dari staff.uny:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/sulistyani-msi/5c-
lemak.pdf
Lampiran

 Kegiatan kerja 1

 Kegiatan kerja 2

Anda mungkin juga menyukai