Kelompok 4 Materi Penelitian Pengembangan
Kelompok 4 Materi Penelitian Pengembangan
Kelompok 4 Materi Penelitian Pengembangan
Di Susun Oleh:
KELOMPOK 4
1. Ilhami Putri Ajeng (5019019)
2. Mulia (5019049)
3. Anggun Nitami (5019168)
4. Pratiwi Nurussalamah (5019180)
5. Ilham Fitriansyah (5019182)
6. Lena Okpiyanti (5019189)
Kelas :5E
Mata Kuliah : Penelitian Ke-SD-an
Dosen Pengampu : Ike Kurniawati., M.Pd
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendak-Nya, makalah sederhana ini dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik dalam segi
penulisan, struktur penulisannya maupun ejaannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan juga kritik yang dapat dijadikan referensi bagi kami
kedepannya.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Kesimpulan ............................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tidak lepas dari suatu masalah, misalnya tentang metode,
media, model pembelajaran, dan bahan ajar. Selain itu, pendidikan juga harus
mengikuti perkembangan zaman. Sehubungan dengan hal
tersebut, pembaharuan-pembaharuan atau inovasi-inovasi dalam dunia
pendidikan menjadi sebuah kebutuhan. Pembaharuan atau inovasi itu tidak
lepas dari suatu penelitian yang dapat menghasilkan produk-produk baru
sebagai inovasi pembelajaran dan menguji keefektifan produk
tersebut. Penelitian yang dimaksud yaitu penelitian dan pengembangan atau
sering disebut dengan research and development (R & D).
Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau
pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan yang
tidak jarang dijumpai karena hasil-hasil penelitian dasar bersifat teoritis
sedangkan hasil penelitian terapan bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat
dihilangkan atau dengan menggunakan penelitian dan pengembangan.
Penelitian dan pengembangan (research and development) telah banyak
digunakan pada bidang-bidang ilmu alam, teknik dan dunia
industri. Penelitian dan pengembangan juga digunakan dalam bidang ilmu-
ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain
sebagainya. Pada makalah ini akan dibahas tentang penelitian dan
pengembangan (research and development).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penelitian pengembangan?
2. Apa tujuan penelitian pengembangan?
3. Bagaimana karakteristik dan motif dalam penelitian pengembangan?
4. Apa saja langkah-langkah dan metode penelitian pengembangan?
1
5. Apa saja kelebihan dan kelemahan penelitian pendidikan?
6. Bagaimana R & D dalam penelitian pendidikan?
7. Bagaimana sistematika laporan R & D?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang penelitian pengembangan.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang tujuan penelitian
pengembangan.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang karakteristik dan motif dalam
penelitian pengembangan.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang langkah-langkah dan metode
penelitian pengembangan.
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang kelebihan dan kelemahan
penelitian pendidikan.
6. Untuk mengetahui dan memahami tentang R & D dalam penelitian
pendidikan.
7. Untuk mengetahui dan memahami tentang sistematika laporan R & D
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diperlukan penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut (digunakan
metode eksperimen).
Lebih lanjut Borg and Gall (dalam Sugiyono:2009:11) menyatakan bahwa
untuk penelitian analisis kebutuhan sehingga mampu dihasilkan produk yang
bersifat hipotetik sering digunakan metode penelitian dasar (basic research).
Selanjutnya untuk menguji produk yang masih bersifat hipotetik tersebut,
digunakan eksperimen atau action research. Setelah produk teruji, maka dapat
diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut
dinamakan penelitian terapan (applied research).
Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan,
mengembangkan dan memvalidasi suatu produk. Jadi penelitian dan
pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years). Penelitian
Hibah Bersaing (didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), adalah
penelitian yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan
adalah metode penelitian dan pengembangan. Produk yang ditemukan bisa
berupa model, pola, prosedur, sistem. Dalam bidang pendidikan, produk-
produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya
banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk
pendidikan yang dihasilkan dapat berupa kurikulum yang spesifik untuk
keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku
ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji
kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model
unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem
penggajian dan lain-lain (Sugiyono:2009:412).
Sukmadinata (2008:190), mengemukakan penelitian dan pengembangan
merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa
berbentuk software, ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program
pembelajaran ataupun alat bantu belajar. Penelitian dan pengembangan
berbeda dengan penelitian biasa yang hanya menghasilkan saran-saran bagi
4
perbaikan, penelitian dan pengembangan menghasilkan produk yang
langsung bisa digunakan.
Penelitian pengembangan (R & D) dalam pendidikan adalah proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang
terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk
yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini,
bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan
merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap
mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus
ini diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut
memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru,
materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran.
5
bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan
pendidikan guru didaktis. Berikut ini penjelasannya :
1. Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan
sepanjang pengembangan suatu produk/program untuk meningkatkan
suatu program/produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang
untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi ke depan.
2. Pada bagian teknologi dan media
Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional,
pengembangan, dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan
masalah spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.
3. Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan
lingkungan pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran
keberhasilan dari pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak
mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah.
4. Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran
keprofesionalan para guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam
suatu pengaturan spesifik bidang pendidikan. Pada bagian didaktis,
tujuannya untuk menjadikan penelitian pengembangan sebagai suatu hal
interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan pengembangan
dimana gagasan teoritis dari perancang memberi pengembangan produk
yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah
teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses pembelajaran dari
pengembang dan teori instruksional.
6
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan
dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap
pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media
belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli,
dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk
yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut
seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan secara akademik.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara
sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan
originalitas.
7
D. Langkah-langkah dan Metode Penelitian Pengembangan
8
tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian
orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau
instansi tertentu yang masih up to date.
b. Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual
dan up to date, selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi
yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk
tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Metode
yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan
ketelitian tujuan yang ingin dicapai.
c. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian research and
development bermacam-macam. Untuk menghasilkan sistem kerja
baru, maka peneliti harus membuat rancangan kerja baru yang dibuat
berdasarkan penilaian terhadap sistem kerja lama, sehingga dapat
ditemukan kelamahan-kelemahan dalam sistem tersebut. Selain itu,
peneliti harus mengadakan penelitian terhadap unit lain yang
dipandang sistem kerjanya bagus. Selain itu harus mengkaji referensi
mutakhir yang terkait dengan sistem kerja yang modern berikut
indicator sistem kerja yang baik.
Hasil akhir dari kegiatan tersebut berupa desain produk baru yang
lengkap dengan spesifikasinya. Desain ini masih bersifat hipotetik.
Dikatakan hipotetik karena efektivitasnya berlum terbukti, dan akan
dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian. Desain produk
harus diwujudkan dengan gambar atau bagan, sehingga akan
memudahkan pihak lain untuk memahaminya.
d. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan
lebih efektif dari yang lama. Dikatakan secara rasional karena validasi
9
di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum
merupakan fakta di lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk
menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta
untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam
forum diskusi. Sebelum diskusi, peneliti mempresentasikan proses
penelitian sampai ditemukan desain tersebut, sekaligus
keunggulannya.
e. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan para pakar
dan ahli lainnya, selanjutnya dapat diketahui kelemahannya.
Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara
memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah
peneliti yang hendak menghasilkan produk tersebut.
f. Uji coba Produk
Uji coba produk dapat dilakukan melalui eksperimen, yaitu
membandingkan efektivitas dan efisinsi keadaan sebelum dan sesudah
memakai sistem baru (before-after) atau dengan membandingkan
dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem lama. Dalam hal
ini kelompok eksperimen dan kelompok control.
g. Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas menunjukkan bahwa
kinerja tindakan baru tersebut lebih baik dari tindakan lama. Setelah
metode baru diterapkan dalam jangka waktu tertentu, perlu dicek
kembali, mungkin ada kelemahan atau ada yang perlu diperbaiki.
Setelah diperbaiki maka dapat diproduksi secara masal, atau
digunakan pada lembaga pendidikan yang lebih luas.
h. Uji Coba Pemakaian
10
Setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada revisi
yang tidak terlalu penting. Maka selanjutanya produk/metode baru
tersebut diterapkan dalam lingkup yang luas. Dalam operasinya,
metode baru tersebut tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan
yang muncul guna perbaikan lebih lanjut.
i. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian di lingkup
yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji coba
pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi
bagaimana kinerja produk sehingga dapat digunakan untuk
penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.
j. Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah
diuji cobakan dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.
2. Menurut Borg dan Gall
Borg and Gall (1983: 772) menjelaskan yang dimaksud dengan model
penelitian dan pengembangan adalah “a process used develop and validate
educational product” yang diartikan sebagai proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Kadang-kadang
penelitian ini juga disebut ‘research based development’, yang muncul
sebagai strategi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain untuk mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil
pendidikan, research and development juga bertujuan untuk menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru melalui ‘basic research’, atau untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang
bersifat praktis melalui ‘applied research’, yang digunakan untuk
meningkatkan praktek-praktek pendidikan.
Adapun langkah-langkah penelitian pengembangan (R & D) menurut
Borg dan Hall (1989:775) adalah a) Penelitian dan Pengumpulan
Data, b) Perencanaan, c) Pengembangan Produk Awal, d) Uji coba produk
awal / Uji Coba Terbatas, e) Penyempurnaan Produk Awal, f) Uji Coba
11
Lapangan Lebih Luas, g) Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan
Lebih Luas, h) Uji Coba Produk Akhir, i) Revisi atau Penyempurnaan
Produk Akhir, j) Diseminasi dan Implementasi.
a. Penelitian dan Pengumpulan Data
Pada tahap ini, paling tidak ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu
studi literatur dan studi lapangan. Pada studi literatur, digunakan
untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis
yang memperkuat suatu produk. Melalui studi literatur dikaji pula
ruang lingkup suatu produk, keluasaan penggunaan, kondisi
pendukung, dll. Melalui studi literatur diketahui pula langkah-langkah
yang paling tepat untuk mengembangkan produk. Studi literatur juga
akan meberikan gambaran hasil-hasil penelitian terdahulu yang bisa
sebagai bahan perbandingan untuk mengembangkan suatu produk
tertentu. Selain studi literatur, perlu juga dilakukan studi lapangan
atau dengan kata lain disebut sebagai pengukuran kebutuhan dan
penelitian dalam skala kecil (Sukmadinata: 2005). Dalam
mengembangkan suatu produk, sebaiknya didasarkan atas pengukuran
kebutuhan (need assessment).
b. Perencanaan
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, maka dibuat
perencanaan / rancangan produk yang antara lain mencakup : a) tujuan
dari penggunaan produk; b) siapa pengguna dari produk tersebut; c)
deskripsi dari komponen-komponen produk dan penggunaannya.
c. Pengembangan Produk Awal
Pengembangan produk awal merupakan draft kasar dari produk
yang akan dibuat.Meskipun demikian, draft produk tersebut harus
disusun selengkap dan sesempurna mungkin. Draft atau produk awal
dikembangkan oleh peneliti bekerja sama atau meminta bantuan para
ahli dan atau praktisi yang sesuai dengan bidang keahliannya (uji coba
di belakang meja/ desk try out atau desk evaluation).Pada tahap ini
sering juga disebut dengan tahap validasi ahli. Uji coba atau evaluasi
12
oleh ahli bersifat perkiraan atau judgment, berdasarkan analisis dan
pertimbangan logika dari para peneliti dan ahli. Uji coba lapangan
akan mendapatkan kelayakan secara mikro, kasus demi kasus untuk
kemudian ditarik kesimpulan secara umum atau digeneralisasi.
d. Uji coba produk awal / Uji Coba Terbatas
Setelah uji coba diatas meja, maka dilakukan uji coba lapangan di
sekolah ataupun di laboratorium. Menurut Borg and Hall (1989), uji
coba lapangan produk awal disarankan dilakukan pada 1 sampai 3
sekolah dengan jumlah responden antara 10 sampai 30 orang. Selama
pelaksanaan uji coba di lapangan, peneliti mengadakan pengamatan
secara intensif dan mencatat hal-hal penting yang dilakukan oleh
responden yang akan dijadikan bahan untuk penyempurnaan produk
awal tersebut.
e. Penyempurnaan Produk Awal
Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji
coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk
awal ini, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif.
Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga
perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal.
f. Uji Coba Lapangan Lebih Luas
Meskipun sudah diperoleh produk yang lebih sempurna, tetapi uji
coba dan penyempurnaan produk masih perlu dilakukan sekali lagi.
Hal ini dilakukan agar produk yang dikembangkan memenuhi standar
tertentu. Oleh karena itu target populasinyapun harus disesuaikan. Uji
coba dan penyempurnaan pada tahap produk awal masih difokuskan
kepada pengembangan dan penyempurnaan materi produk, belum
memperhatikan kelayakan dalam konteks populasi. Kelayakan
populasi dilakukan dalam uji coba dan penyempurnaan produk yang
telah disempurnakan. Dalam tahap ini, uji coba dan penyempurnaan
dilakukan dalam jumlah sampel yang lebih besar. Borg dan Gall
(1989), menyarankan dalam tahap ini digunakan sampel sekolah 5
13
sampai dengan 15 sekolah, dengan sampel subjek antara 30 sampai
100 orang (Ini bersifat relatif, tergantung jumlah-kategori-dan
karakteristik populasi). Langkah-langkah uji coba produk yang telah
disempurnakan sama persis dengan uji coba produk awal, hanya
jumlah sampelnya saja yang berbeda.
g. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan Lebih Luas
Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan
lebih memantapkan produk yang kita kembangkan, karena pada tahap
uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok
kontrol. Desain yang digunakan adalah pretest dan posttest. Selain
perbaikan yang bersifat internal. Penyempurnaan produk ini
didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif.
h. Uji Coba Produk Akhir
Pengujian produk akhir, dimaksudkan untuk menguji apakah suatu
produk pendidikan layak dan memiliki keunggulan dalam tataran
praktek. Dalam pengujian ini tujuannya bukan lagi menyempurnakan
produk, karena produk diasumsikan sudah sempurna. Pengujian
produk akhir, dapat dilakukan pada sekolah yang sama dengan pada
tahap ujicoba kedua ataupun berbeda dengan jumlah sampel yang
sama. Dalam pengujian produk akhir, sebaiknya digunakan kelompok
kontrol. Pengujian dilaksanakan dalam bentuk desain eksperimen.
Model desain yang digunakan adalah “The randomized pretest-postest
control group design” atau minimal “the matching only pretests-
posttest Control Group Design”. Desain pertama merupakan desain
eksperimen murni, karena kedua kelompok eksperimen dirandom atau
disamakan. Desain kedua termasuk eksperimen kuasi, sebab kedua
kelompok eksperimen hanya dipasangkan.
i. Revisi atau Penyempurnaan Produk Akhir
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih
akuratnya produk yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah
14
didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat
dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki
nilai “generalisasi” yang dapat diandalkan.
j. Diseminasi dan Implementasi
Setelah dihasilkan suatu produk final yang sudah teruji
keampuhannya, langkah selanjutnya adalah desiminasi, implementasi,
dan institusionalisasi. Desiminasi dari suatu produk, yang
dikembangkan akan membutuhkan sosialisasi yang cukup panjang dan
lama. Biasanya prses desiminasi dan implementasi akan bergadapan
dengan berbagai masalah kebijakan, legalitas, pendanaan, dll.
3. Menurut Akker
Menurut Akker (1999), ada 4 langkah-langkah dalam penelitian
pengembangan yang biasa dilakukan dalam dunia pendidikan yaitu :
a. Pemeriksaan pendahuluan (preliminary inverstigation).
Pemeriksaan pendahuluan yang sistematis dan intensif dari
permasalahan mencakup:
1) tinjauan ulang literatur,
2) konsultasi tenaga ahli,
3) analisa tentang ketersediaan contoh untuk tujuan yang terkait, dan
4) studi kasus dari praktek yang umum untuk merincikan kebutuhan.
b. Penyesuaian teoritis (theoretical embedding)
Usaha yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar
pengetahuan dalam mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk
pilihan rancangan.
c. Uji empiris (empirical testing)
Bukti empiris yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan
efektivitas dari intervensi.
d. Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi
(documentation,analysis, and reflection on process and outcome).
Implementasi dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan
perluasan metodologi rancangan dan pengembangan penelitian.
15
Metode penelitian pengembangan tidaklah berbeda jauh dari penelitian
pendekatan penelitian lainya. Namun, pada penelitian pengembangan
difokuskan pada 2 tahap yaitu tahap preliminary dan tahap formative
evaluation (Tessmer, 1993) yang meliputi self evaluation, prototyping (expert
reviews dan one-to-one, dan small group), serta field test. Adapun alur
desain formative evaluation sebagai berikut :
1. Tahap Preliminary
Pada tahap ini, peneliti akan menentukan tempat dan subjek
penelitian seperti dengan cara menghubungi kepala sekolah dan guru
mata pelajaran disekolah yang akan menjadi lokasi penelitian.
Selanjutnya peneliti akan mengadakan persiapan-persiapan lainnya,
seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur kerja sama dengan guru
kelas yang dijadikan tempat penelitian.
2. Tahap Formative Evaluation
a. Self Evaluation
1) Analisis
Tahap ini merupakan langkah awal penelitian
pengembangan. Peneliti dalam hal inin akan melakukan analisis
siswa, analisis kurikulum, dan analisis perangkat atau bahan
yang akan dikembangkan.
2) Desain
Pada tahap ini peneliti akan mendesain perangkat yang
akan dikembangkan yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan,
dan metode yang akan di kembangkan. Kemudian hasil desain
yang telah diperoleh dapat di validasi teknik validasi yang telah
ada seperti dengan teknik triangulasi data yakni desain tersebut
divalidasi oleh pakar (expert) dan teman sejawat. Hasil
pendesainan ini disebut sebagai prototipe pertama.
b. Prototyping
Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang
dikembangkan atas dasar self evaluation diberikan pada pakar
16
(expert review) dan siswa (one-to-one) secara paralel. Dari hasil
keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada prototipe
pertama dinamakan dengan prototipe kedua.
1) Expert Review
Pada tahap expert review, produk yang telah
didesain dicermati, dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar-
pakar tadi menelaah konten, konstruk, dan bahasa dari
masing-masing prototipe. Saran–saran para pakar
digunakan untuk merevisi perangkat yang dikembangkan.
Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para pakar
(validator) tentang desain yang telah dibuat ditulis pada
lembar validasi sebagai bahan merevisi dan menyatakan
bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak.
2) One-to-one
Pada tahap one-to-one, peneliti mengujicobakan
desain yang telah dikembangkan kepada siswa/guru yang
menjadi tester. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk
merevisi desain yang telah dibuat.
3) Small group
Hasil revisi dari expert dan kesulitan yang dialami
pada saat uji coba pada prototipe pertama dijadikan dasar
untuk merevisi prototipe tersebut dan dinamakan prototipe
kedua kemudian hasilnya diujicobakan pada small group.
Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk revisi sebelum
diujicobakan pada tahap field test. Hasil revisi soal
berdasarkan saran/komentar siswa pada small group dan
hasil analisis butir soal ini dinamakan prototipe ketiga.
c. Field Test
Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua
dijadikan dasar untuk merevisi desain prototipe kedua. Hasil
17
revisi diujicobakan ke subjek penelitian dalam hal ini sebagai uji
lapangan atau field test.
Produk yang telah diujicobakan pada uji lapangan haruslah
produk yang telah memenuhi kriteria kualitas. Akker (1999)
mengemukakan bahwa tiga kriteria kualitas adalah: validitas,
kepraktisan, dan efektivitas (memiliki efek potensial).
18
2. Pengembangan atau Research and Development dapat dikatakan sebagai
penelitian “here and now” , Penelitian R & D tidak mampu
digeneralisasikan secara utuh, karena pada dasarnya penelitian R & D
pemodelannya pada sampel bukan pada populasi.
19
8. Pengembangan Model Pembelajaran Program Produktif SMK.
9. Pengembangan Model Penghitungan Biaya Operasional Satuan
Pendidikan (BOSP) di Pendidikan Dasar.
10. Kinerja Guru Matematika Pascasertifikasi Berbasis Kompetensi dan
Pengembangan Profesionalismenya melalui CPD PTK pada SMP.
20
1. Desain Uji Coba
2. Subjek Coba
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
4. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk guru,
materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran.
Tujuan Penelitian Pengembangan adalah menginformasikan proses
pengambilan keputusan sepanjang pengembangan dari suatu produk menjadi
berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal
dari jenis ini pada situasi kedepan. Menurut Akker (1999) tujuan penelitian
pengembangan khusus dalam bidang pendidikan dibedakan berdasarkan
aspek pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi dan media,
pelajaran dan instuksi, dan pendidikan guru didaktis.
Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara
lain : 1. Masalah yang ingin dipecahkan, 2. Pengembangan model, 3. Proses
pengembangan produk, 4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul,
metode, dan media pembelajaran
Sedangkan motif penelitian pengembangan seperti dikemukankan Akker
(1999) antara lain : 1. Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan
bersifat tradisional, seperti eksperimen, 2. Keadaan yang sangat kompleks
dari banyknya perubahan kebijakan di dalam dunia pendidikan, 3. Penelitian
bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah pada reputasi yang
ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.
Ada beberapa langkah-langkah penelitian dan pengembangan (research
and development) dalam bidang pendidikan, antara lain: langkah-langkah
menurut Sugiyono, menurut Borg & Gall dan menurut Akker. Metode
penelitian pengembangan tidaklah berbeda jauh dari penelitian pendekatan
penelitian lainya. Namun, pada penelitian pengembangan difokuskan pada 2
22
tahap yaitu tahap preliminary dan tahap formative evaluation (Tessmer, 1993)
yang meliputi self evaluation, prototyping (expert reviews dan one-to-one,
dan small group), serta field test.
Berikut ini kelebihan Penelitian Pengembangan atau Research and
Development yaitu sebagai berikut: memiliki nilai validasi tinggi, selalu
mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti, penghubung
antara penelitian yang bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis,
dan metode cukup komprehensif.
Kelemahan Penelitian Pengembangan atau Research and
Development yaitu sebagai berikut: waktu yang relatif panjang karena
prosedur yang harus ditempuhpun relatif kompleks, tidak mampu
digeneralisasikan secara utuh, karena pada dasarnya penelitian R & D
pemodelannya pada sampel bukan pada populasi.
Contoh judul penelitian pendidikan yang menggunakan R & D. Judul
harus mencerminkan produk yang akan dihasilkan. “Pengembangan Bahan
Ajar Sains Bilingual Berbasis Web dengan Portal Elearning Moodle untuk
Siswa SMP SBI”
B. Saran
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan pembaca tentang Penelitian
Pengembangan (R & D) dan dengan membaca makalah ini semoga pembaca
memahami seperti apa penelitian pengembangan tersebut dan bisa
mempraktekkan ketika ada suatu penelitian.
23
DAFTAR PUSTAKA
Borg and Gall (1983). Educational Research, An Introduction. New York and
London. Longman Inc.
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
I Wayan Santyasa. (2009). Metode Penelitian Pengembangan & Teori
Pengembangan Modul. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para
Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di
Kecamatan Nusa Penida kabupaten Klungkung
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada
J. van den Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp
(eds), Design Approaches and Tools in Education and Training (pp. 1-14).
Dortrech: Kluwer Academic Publishers.
24