Lap-Akhir Perencanaan Renovasi Ruang Kerja Kantor (Ro Hukum)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN AKHIR

PERENCANAAN RENOV RUANG KANTOR


(RO HUKUM)

TAHUN ANGGARAN 2020


PENYEDIA JASA:

PT. BALQIS MANDIRI KONSULTAN


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................2
1.2. Maksud dan Tujuan........................................................................3
1.3. Sasaran...........................................................................................3
1.4. Lingkup Kegiatan............................................................................3
1.5. Keluaran..........................................................................................4
BAB II PERATURAN TENTANG BANGUNAN GEDUNG.....................6
2.1. Peraturan Perundang-undangan....................................................7
2.1.1. Pengaturan Bidang Penyelenggaraan.................................7
2.1.2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung..................................9
2.1.3. Pembangunan Bangunan Gedung Negara........................11
2.1.4. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.............................28
BAB III KOMPILASI DATA DAN INFORMASI....................................32
3.1. Masterplan Gedung Kemnaker.....................................................33
3.2. Kondisi Lapangan.........................................................................34
3.3. Jaringan Infrastruktur....................................................................35
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN..............36
4.1. Konsep Perencanaan renovasi ruang kantor kementerian
Ketenagakerjaan RI......................................................................37
4.1.1. Persyaratan-persyaratan Perencanaan.............................37
4.1.2. Konsep Lokasi ruang..........................................................38
4.1.2. Konsep Perencanaan zona ruang......................................38
4.1.3. Sistim Sirkulasi di Dalam ruang kantor..............................39
4.1.4. Penataan Ruang Luar........................................................39
4.2. Analisa Mikro................................................................................39
4.2.1. Arsitektur............................................................................39
LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

4.3. Perancangan Perlengkapan dan Kelengkapan Bangunan..........43


BAB V DETAIL DESAIN.......................................................................45
5.1. Siteplan.........................................................................................46
5.2. Denah ..........................................................................................47
5.3. Tampak & Potongan ....................................................................48
5.4. Ilustrasi 3Dimensi.........................................................................50
5.5. Gambar interior.............................................................................53
5.6. Gambar MEP................................................................................56
5.7. Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS).........................................59
5.8. Rencana Anggaran Biaya (RAB)..................................................59
5.9. Bill of Quantity (BoQ)....................................................................59

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 2


LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

DAFTAR GAMBAR

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 3


LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

KATA PENGANTAR

Laporan Akhir ini disusun sebagai akhir rangkaian kegiatan dalam rangka
penyusunan Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum). Pada laporan ini
dipaparkan semua hal teknis kegiatan yang akan dijalankan konsultan untuk kegiatan
ini, mulai dari Pendahuluan, Maksud, Tujuan, Sasaran, Keluaran Pekerjaan, Dasar
Kebijakan, Kerangka Berpikir, Analisis Data, Detail Desain Rencana. Melalui Laporan
Akhir ini diharapkan seluruh proses desain telah final dan seluruh keluaran dalam KAK
sudah terlaksana dengan baik.

Diharapkan dengan adanya dokumen hasil perencanaan ini, dapat diterapkan


pembangunan fisik dilapangan dengan mengacu kepada desain yang ada dan sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan.

Akhirnya keseluruhan proses perencanaan ini dari awal sampai akhir tidak
terlepas dari bantuan para pihak yang terlibat, untuk itu kami Ucapan terima kasih
kami sampaikan kami sampaikan kepada semua pihak atas segala atas segala saran,
komentar dan masukan yang diberikan serta kerjasamanya.

Bandung, 13 Agustus 2020

PT. Balqis Mandiri Konsultan

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 4


LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kementerian Ketenagakerjaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan untuk membantu Presiden dalam

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 5


LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas, Kementerian


Ketenagakerjaan menyelenggarakan fungsi: perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang peningkatan daya saing tenaga kerja dan produktivitas,
peningkatan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja, peningkatan
peran hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja, pembinaan pengawasan
ketenagakerjaan serta keselamatan dan kesehatan kerja; koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan; pengelolaan barang
milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Ketenagakerjaan;
pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan;
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Ketenagakerjaan di daerah; pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan pelaksanaan
perencanaan, penelitian dan pengembangan di bidang ketenagakerjaan.

Sekretariat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (disingkat Setjen Kemnaker)


adalah unsur pelaksana yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian
Ketenagakerjaan yang berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Ketenagakerjaan.

Setjen Kemnaker mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan


tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organSekretariat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan terdiri atas:

1. Biro Perencanaan

2. Biro Keuangan

3. Biro Organisasi dan Kepegawaian

4. Biro Hukum

5. Biro Umum

6. Biro Kerja Sama Luar Negeri

7. Biro Hubungan Masyarakatisasi di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 6


LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

Gambar. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan

Desain interior adalah Ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang
ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia.
Salah satu bidang study keilmuan yang didasarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan
ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta
elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun nonfisik. Sehingga kualitas
kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi lebih baik. Perancangan interior
meliputi bidang arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan. Contoh :
Perancangan interior tetap, bergerak, maupun dekoratif yang bersifat sementara.

Misalkan pada pekerjaan desain dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Perancangan interior tetap, perancangan desain inerior mulai dari merencana


denah existing bangunan, lay-out, floor plan, ceiling plan, potongan,
aksonometri, detail, perspektif, maket, animasi, dan teknis presentasi lainnya.
2. Perancangan interior bergerak (moveable), perancangan desain interior yang
bersifat mikro, misalkan pembuatan desain furniture, desain produk, desain
landscape interior, handycraft, dll.
3. Perancangan decoratif, perancangan yang bersifat menghias, misalkan
mendesain hiasan pesta pernikahan, mendesain pesta ulang tahun, dll.

Tujuan dari perancangan interior secara garis besar yaitu:

1. Untuk menciptakan lingkungan bina yang fungsional dan indah, selain itu dapat
menunjang kenyamanan user dalam beraktivitas di dalam ruang.
2. Interior merupakan sesuatu yang berada di dalam bangunan. Bisa juga
diartikan seperti desain atau dekorasi di dalam struktur.

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 7


LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

3. Interior memadukan semua hal yang berkaitan erat dengan warna, tekstur, dan
lainnya.
4. Diaplikasikan pada iklim atau cuaca yang berbeda.
5. Harus memiliki kreativitas. Maksudnya yaitu interior terus berkembang sesuai
dengan kreativitas desainernya agar tidak monoton karena dapat menimbulkan
kesan membosankan pada ruang. Semakin tinggi kreativitas dari sang desainer
maka semakin bervariasi karya yang akan dia hasilkan.

Elemen-elemen pembentuk interior

Interior suatu ruangan dibentuk melalui elemen-elemen pembentuk yang saling


terkait. Elemen-elemen tersebut menjadi hal yang paling mendasar dalam
perancangan interior suatu ruangan. Adapun elemen-elemen interior terdiri dari :

1. Plafond: bagian dari interior yang berada di paling atas sebagai penutup ruang.
2. Dinding: bagian sari interior yang posisinya di tengah/mengelilingi/membentuk
ruang sebagai pembatas ruang.
3. Lantai: bagian paling bawah dari ruangan sebagai alas ruang tersebut.

Dalam penataan ruang interior terdapat hal-hal yang terkait seperti :

1. Geometri atau ukuran penting erat kaitannya dengan interior karena akan
mempengaruhi rancangan yang akan dibuat. Aspek-aspek yang
dipertimbangkan yaitu:
(a) Bentuk: meliputi bagaimana orientasi ruang dan karakteristiknya.
(b) Dimensi: lebih ke ukuran, sirkulasi, ruang gerak, dsb.

2. Material, mempunyai peranan besar terhadap rancangan interior, yakni


mempengaruhi tampilan atau visual pada ruang. Hal-hal yang meliputi setting
material yaitu:

(b) Tekstur: pola atau alur yang dapat dirasakan oleh kulit, contoh: dinding
yang halus, plesteran kasar.
(c) Warna: memberikan tampilan visual yang secara tidak langsung dapat
menggambarkan karakter atau emosi dari ruang.

3. Furniture merupakan alat atau objek yang digunakan sebagai penunjang


kegiatan dalam ruang. Peletakannya disesuaikan dengan luas dan sirkulasi
ruang. Ukurannya sendiri dibuat standar untuk kenyamanan user, hanya
bentuknya yang bervariasi. Furniture ada dua jenis, yaitu:

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 8


LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

(a) Furniture utama : digunakan sebagai penunjang kegiatan, contoh: meja,


kursi, sofa, tempat tidur.
(b) Furniture tambahan: digunakan sebagai pelengkap dari furniture utama,
kotak alat tulis pada meja kerja.

4. Pencahayaan dapat mempengaruhi karakter ruang. Intensitas cahaya juga


ditentukan oleh jenis kegiatan yang ada pada ruang tersebut untuk kenyaman
user. Contoh: ruang kerja dengan penerangan yang cukup, ruang tidur dengan
lampu temaram agar user bisa beristirahat tanpa merasa silau.

Setting additional, komponen ini bersifat dekoratif atau pemanis ruang, contoh: vas,
lukisan, tanaman hias, dsb..

1.2. Maksud dan Tujuan


Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan renovasi Ruang Kerja Kantor (RO
HUKUM), dimaksudkan agar mempunyai dokumen perencanaan pengembangan
pembangunan kebutuhan Fasilitas Sarana dan Prasarana khususnya Perencanaan
Interior renovasi Ruang Kerja Kantor (RO HUKUM).

Tujuan dari Pekerjaan Perencanaan Interior renovasi Ruang Kerja Kantor (RO
HUKUM) adalah :

1. Membantu pelaksanaan pengembangan pembangunan konstruksi fasilitas-fasilitas


di (BIRO HUKUM) Kementerian Ketenagakerjaan dapat berjalan secara efektif.
2. Untuk membuat dokumen-dokumen perencanaan pembangunan fasilitas
kebutuhan Bangunan sesuai dengan kaedah teknis, arsitektur dan lingkungan.
3. Penyajian hasil rancangan berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB), gambar dan
Spesifikasi Teknis serta dokumen pendukung lainnya agar dapat dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi di lapangan.
4. Adapun rencana pembangunan fasilitas yang akan dilaksanakan pada Kementerian
Ketenaga Kerjaan adalah renovasi Ruang Kerja Kantor (Biro Hukum).

1.3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Renov
Ruang Kantor (Biro Hukum) :

1. Diperolehnya data dan dokumen perencanaan


2. Tersedianya gambar DED
3. Tersedianya laporan perencanaan

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9


LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

4. Tersedianya dokumen RKS


5. Tersedianya dokumen BOQ

1.4. Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan dalam Perencanaan Renovasi Ruang Kantor (Biro Hukum)
Kementerian Ketenagakerjaan.
1. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan,
membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan
pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah/perijinan bangunan.
2. Penyusunan prarencana seperti pembuatan rencana tapak, prarencana bangunan
termasuk program dan konsep ruang, perkiraan biaya.
3. Menyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat
a. Rencana Arsitektur dan visualisasi yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.

b. Rencana ruang kerja

c. Membuat rencana elektrikal

d. Membuat Perkiraan biaya.

4. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat :


a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.

b. Rencana kerja dan syarat-syarat [RKS].

c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan [BQ], rencana anggaran biaya [RAB]


pekerjaan konstruksi.

d. Laporan akhir Perencanaan.

5. Pengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Panitia didalam membuat


dokumen pelelangan dan menyusun program dan pelaksanaan pelelangan
Membantu Panitia Pengadaan Barang/Jasa pelelangan pada waktu penjelasan
pekerjaan, termasuk menyusun Berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi
penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, melaksanakan tugas yang sama
apabila terjadi lelang ulang

1.5. Keluaran
Keluaran dari kegiatan Perencanaan Interior renovasi Ruang Kerja Kantor (BIRO
HUKUM) yaitu :

1. Tahap Konsep Rencana Teknis

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 10


LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

a. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan


kualifikasi tim perencana metoda pelaksanaan dan tanggungjawab waktu
perencanaan
b. Koordinasi dan Konsultasi dengan Pengelola dan Pemilik.
2. Tahap Pra-Rencana Teknis
a. Gambar-gambar rencana zona ruang kerja
b. Gambar-gambar Pra-rencana renovasi ruangan
c. Perkiraan biaya pembangunan
d. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat
3. Tahap Pengembangan Rencana
a. Gambar pengembangan rencana arsitektur
b. Draf rencana anggaran biaya bangunan
c. Draft rencana kerja dan syarat-syarat
4. Rencana Detail
a. Gambar rencana teknis bangunan lengkap
b. Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS)
c. Rencana Kegiatan dan volume pekerjaan (BQ)
d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
5. Tahap Pelelangan
a. Pendampingan terhadap hasil penjelasan pekerjaan
6. Tahap Pengawasan Berkala
Pada dasarnya keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
untuk menghasilkan produk perencanaan yang benar berdasarkan kajian teknis yang
bersumber dari data existing dan data literature yang dapat diwujudkan dengan nyata
dan dinikmati hasilnya oleh pengguna dengan aman, nyaman dan ramah lingkungan
serta dapat dijadikan pedoman yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan oleh
pengguna dalam menyusun program kerja selanjutnya.
Adapun Keluaran akhir yang dihasilkan dalam pekerjaan ini meliputi :
a. Gambar Ukuran A3 sebanyak 5 set/buku
b. Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebanyak 5 set/buku
c. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) sebanyak 5 set/buku
d. Laporan Pendahuluan Sebanyak 5 set/buku
e. Laporan Antara Sebanyak 5 set/buku
f. Laporan Akhir Sebanyak 1 set/buku
g. Flashdisk Sebanyak 5 buah

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 11


LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)

Seluruh produk akhir dilengkapi dengan softcopy/Flashdisk yang berisi produk


yang telah dikerjakan/dihasilkan dan diserahkan sesuai dengan masa SPMK yang
telah diterbitkan.

Seketrariat Jendral Kementrian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 12


BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka Kantor
2.1.1. Pengertian Kantor
Dikemukakan oleh Ernst Neufert (1993:1) bahwa kantor selain dibangun untuk
kebutuhan maupun tuntutan yang berlaku umum, yang dimaksudkan untuk menarik
sebanyak mungkin peminat dari segala lapisan yang membutuhkan. Kantor menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah balai yang merupakan gedung, rumah,
atau ruang tempat mengurus suatu pekerjaan perusahaan dan sebagainya. Kantor
yang berasal dari bahasa Belanda kantoor adalah sebutan untuk tempat yang
digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor
bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat
tinggi.

Dalam merancang sebuah kantor, perlu diperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :

 Kriteria Kantor
Pekerjaan dalam ruang perkantoran yang utama adalah dalam penanganan
informasi dan kegiatan pembuatan maupun pengambilan keputusan
berdasarkan informasi tersebut. Umumnya ruang kerja gedung perkantoran
tidak berpindah-pindah, karena gedung perkantoran tersebut dilengkapi pula
dengan ruang-ruang untuk mesin-mesin, kantin, ruang rapat, arsip,
perpustakaan, dan aktivitas penunjang lainnya yang menyita sepertiga luas
ruangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. (Ernst Neufert, 1993: 1)
Bangunan perkantoran selain dibangun untuk memenuhi secara seragam
kebutuhan maupun tuntutan yang berlaku umum, juga dimaksudkan untuk
dapat menarik sebanyak mungkin peminat dari segala lapisan yang
membutuhkannya. Keadaan akan tuntutan ini mendorong munculnya
perbedaan-perbedaan dalam bentuk bangunannya. Padahal secara teoritis
tidak boleh ada perbedaan karena untuk semua rancangan perkantoran
pada dasarnya memiliki prinsip dasar yang sama yaitu, bahwa perubahan
bentuk suatu organisasi berubah lebih cepat dibandingkan dengan perubahan
Kriteria Kantor bangunannya sendiri.
Pembedaan ini diatasi biasanya dengan membedakan rancangan untuk
memenuhi kebutuhan menurut empat skala waktu meliputi, bidang penutup
yang dirancang setidaknya dapat bertahan untuk kurun 50 tahun karenanya
harus dirancang untuk memenuhi berbagai variasi kebutuhan organisasi suatu
kantor. Pola pengaturan tata letak, yaitu penempatan dan pengaturan kembali
letak elemen-elemen ruang dalam, seperti kursi, meja, pembatas, untuk dapat

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 14


memenuhi kebutuhan suatu organisasi dalam kurun waktu 3-4 bulan. (Ernst
Neufert, 1993:1).
Standar ruangan kantor dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, sifat
pekerjaan, jumlah ruangan yang dapat digunakan, luas pekerjaan, kebutuhan
atas ruangan-ruangan pribadi yang bersifat khusus, jumlah, jenis peralatan,
serta mesin-mesin, ukuran, ataupun bentuk
 Jenis Ruang Kantor
Pada dasamya, terdapat dua jenis ruang kerja dalam bangunan kantor yaitu
ruang berbentuk open-plan dan privat atau kantor tunggal. Ruang kantor open-
plan menyediakan ruang kerja yang luas untuk aktivitas kerja yang saling
berkaitan serta kemudahan untuk pengaturan perabot. Ruang kantor privat
biasanya digunakan untuk hierarki yang lebih tinggi dalam kantor dan biasanya
lebih formal dan privat.

Gambar 1.4. Jenis ruangan kantor

 Pencahayaan Kantor
Dalam bangunan kantor, lingkungan penerangan dibutuhkan untuk kepuasan
pekerja, kualitas kerja dan produktivitas. Untuk tujuan tersebut, cahaya harus
memenuhi persyaratan minimal untuk kenyamanan visual. Selain itu, cahaya
juga memainkan peranan penting dalam menciptakan suasana ruang dimana
cahaya memberikan dampak terhadap mood pengguna ruang dan kepuasan
pengguna. Dalam ruang kerja, kondisi pencahayaan yang baik harus tersedia.
Ketika pencahayaan dalam ruang kantor kurang memenuhi, pekerja dapat
merasa tidak nyaman dan tidak puas sehingga dapat mengurangi produktivitas.
(digilib ITS, 2013)

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 15


Gambar 1.5 pencahayaan

 Post Modern

Postmodern adalah kebalikan dari modern. Post-modernisme adalah realisasi


dari budaya plural dengan yang sarat akan kebebasan. Salah satu slogan yang
terkenal dari gaya postmodern adalah less is a bore yang berarti kurang adalah
sesuatu yang membosankan. Postmodern adalah sebuah gaya yang
menentang monolitisme pada desain modern. Monolitisme sendiri mempunyai
arti satu bentuk utuh tanpa ada ornamen (Sumartono, 2009)

 Canteen

Canteen adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, atau


sekolah, tempat dimana para pekerja dan para pelajar bisa mendapatkan
makan siang dan coffee break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil
untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan
semar.

 Unsur Pembentuk Ruang


1. Dinding dan Partisi Dinding adalah elemen arsitektur yang penting untuk
setiap

bangunan. (D.K. Ching, 1987: 176) Fungsi dinding sebagai penutup ruang
di bagian atas harus dapat memberikan kesan kokoh, kuat sebagai media
pemantul, pengarah dan penyerap suara serta berpengaruh terhadap
lighting. (Y.B. Mangunwijaya, 1980:83).

Fungsi pembatas adalah sebagai penempatan unsur dekoratif, dinding kaca


dapat memberikan komunikasi dengan dunia luar, dan merefleksikan
cahaya untuk mendapatkan kesan ruang yang dipakai dalam interior
(Pamudji Suptandar, 1982:49).

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 16


Gambar 1.6 Dinding

2. Lantai

Lantai harus kuat memikul beban dan tidak terlalu bergetar orang/barang
lewat. Terutama bila lantai sekaligus berfungsi sebagai dinding/langit• langit
pemisah antara ruang bawah dengan ruang di atasnya (Pamudji Suptandar,
1982:13). Lantai dapat menunjang fungsi dan kegiatan yang terjadi dalam
ruang, dapat memberikan karakter dan dapat memperjelas sifat ruang
misalnya dengan memberikan permainan pada permukaan lantai. (Pamudji
Suptandar, 1982:2).

Gambar 1.7 Lantai

3. Plafon

Plafon atau langit-langit sebagai penutup ruang bagian atas harus dapat
memberikan kesan kokoh, kuat sebagai media penyerap bunyi, tempat
berlindung instalasi, bidang penempatan titik lampu, dan elemen dekoratif.
(Y.B. Mangunwijaya, 1990)

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 17


Gambar 1.8. Plafon

4. Tata Kondisional Ruang


a. Penghawaan
 Penghawaan Alami

Penghawaan alami yaitu dengan menggunakan seoptimal mungkin kondisi

alam,dalam hal ini berkaitan dengan lubang masuk dan keluar pada suatu

ruangan. Aliran udara bertambah cepat jika lubang masuknya lebih kecil
daripada lubang keluamya (D.K. Ching, 1987:242).

 Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan meliputi:

- Exhauster: sistem penggerak udara dalam kipas angin.

- AC: sistem ventilasi buatan dengan pengaturan temperatur (Pamudji


Suptandar, 1982:85). AC sangat penting untuk rumah atau tempat-tempat
kerja, bukan saja untuk memberikan kesenangan dan mengurangi
keperluan energi, tetapi juga untuk memberikan kesegaran kerja bagi para
penghuni sehingga dapat melakukan tugasnya dengan baik dan efisien.
Syarat yang paling mendekati untuk bekerja dengan enak adalah udara
dengan suhu 25,6 OC dan nilai kelembapan sebesar 45%. (Pamudji
Suptandar, 1982:146).

b. Pencahayaan

a) Pencahayaan Alami

Sistem pencahayaan alami adalah dengan pemanfaatan sumber cahaya


matahari yang masuk ke dalam rumah tinggal melalui bukaan yang ada
dalam elemen pembentuk ruang.

b) Pencahayaan Buatan

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 18


Ada tiga metode untuk pencahayaan suatu ruangan:

 Pencahayaan umum: menerangi ruang secara merata dan dapat


mengurangi kesan kontras.
 Penerangan lokal: digunakan khusus menerangi sebagian ruang untuk
penampilan tugas atau aktivitas visual tersebut.
 Cahaya aksen: digunakan untuk mengurangi kesan monoton dari
penerangan umum, menonjolkan keistimewaan ruang tersebut. (D.K.
Ching, 1987:127)
 Sunber-sumber cahaya biasanya ditempatkan dekat dengan apakah
diatas atau disamping-permukaan meja kerja, memungkinkan watt yang
ada dipakai lebih efisien daripada dengan pencahayaan umum.

2.1.2. Aktivitas Kerja Kantor

1. Perencanaan Perkantoran (Office Planning)


 Perencanaan gedung, yang meliputi: letak gedung dan bentuk gedung
 Tata suara, tata wama, tata ruang kantor
 Ventilasi dan penerangan/cahaya
 Metode-metode dan standarisasi pekerjaan kantor
 Perlengkapan perabotan kantor dan peralatan kantor
 Anggaran (Budgeting) perkantoran
2. Pengorganisasian Perkantoran (Office Organizing) Pengorganisasian
rnenghubungkan berbagai macam fungsi suatu organisasi serta orang atau
pelaksana yang rnelaksanakan fungsi-fungsi organisasi tsb.
3. Pengawasan Perkantoran (Office Controling) Objek pengawasan dalarn bidang
rnanajernen perkantoran rneliputi :
 Waktu dan kualitas pekerjaan kantor
 Metode-rnetode dan standarisasi pekerjaan kantor.
 Biaya perkantoran, Alat perlengkapan dan perabotan kantor
 Pelayanan kantor dan pengawasan dokurnentasi

2.1.3. Sarana dan Fasilitas Kantor


Kantor yang baik adalah kantor yang memiliki sarana dan fasilitas yang lengkap
serta mendukung aktivitas kerja staff kantor ataupun aktivitas yang dilakukan oleh
konsumen atau pengunjung kantor. Dalam mencapai sarana dan fasilitas kantor
yang memenuhi syarat, berikut poin penting yang perlu diperhatikan :

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 19


 Lokasi : Dalam menentukan lokasi pembangunan kantor, terdapat
faktor• faktor yang perlu diperhatikan menentukan lokasi kantor, antara
lain yaitu faktor lingkungan tetangga, harga, jarak dengan labour market,
jalan keluar masuk pegawai, dan faktor keamanan.
 Gedung : Dalam mendesain sebuah gedung perkantoran, gedung
harus memenuhi beberapa kriteria seperti dapat memberikan fasilitas
yang baik, menjamin kesehatan, memiliki kesan yang baik dan
fleksibel, serta juga mempertimbangkan keseimbangan biaya
keuntungan.
 Interior : Interior adalah perangkat kantor yang menunjang
pelaksanaan kerja dalam ruang kantor adalah: ventilasi, plafon, jendela,
penerangan, dan hiasan kantor.
 Peralatan : Peralatan perkantoran digolongkan dalam dua kelompok,
yaitu :

-Perabotan kantor (office furniture), seperti meja, kursi, rak, laci-laci,


dsb yang mempunyai peranan penting.

- Bekal kantor (office supplies), seperti kertas, pena, tinta, pita mesin
tik, penghapus dan peralatan habis pakai lainnya.

 Mesin-mesin Kantor

Perencanaan kegiatan kantor harus pula dirumuskan, mesin- mesin


kantor yang akan digunakan dan tergantung pada prosedur kerja,
metode kerja dan kebutuhan kantor.

2.1.4. Sarana dan Fasilitas Kantor

Kantor merupakan bangunan komersial, yang oleh sebab itu aspek utama yang
harus diperhatikan dan dipenuhi adalah efisiensi. Pada perencanaan maupun
perancangan harus dipertimbangkan pengaturan /layout-nya. Faktor pertimbangan
dalam perencanaan bangunan kantor dapat diklasifikaskan menjadi tiga kelompok
yakni, faktor ekonomi, faktor konstruksi, dan faktor lingkungan ekologi.

George Terry membuat batasan bahwa yang dimaksud dengan tata ruang

kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan pengunaan


secara terperinci dari ruang tersebut untuk menyiapkan suatu susunan yang
praktis dan faktor- faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan pekerjaan

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 20


kantor dengan biaya yang layak. Tujuan umum dari kegiatan penataan ruang
kantor adalah :

a. Pekerjaan kantor dapat menempuhjarak sependek mungkin

b. Rangkaian kegiatan pekerjaan kantor mengalir secara efektif dan efisien

c. Penggunaan ruangan kantor efektif dan efisien

d. Kenyamanan kerja terjamin dan terpelihara

e. Menimbulkan kesan baik

f. Mudah dilakukan perubahan letakjika diperlukan Mudah dilakukan


pengawasan.

2.1.5. Macam-Macam Tata Ruang Kantor


Menurut Harry L. Wylie dalam bukunya Office Manajement Handbook (1958),
membedakan tata ruang menjadi dua macam yaitu tata ruang yang terpisah
dan tata ruang yang terbuka. Sedangkan menurut para ahli yang lain tata ruang
dibedakan menjadi tiga yaitu tata ruang kantor terbuka, tata ruang kantor
tertutup, dan tata ruang kantor gabungan.

Berikut penjelasannya:

1. Tata ruang terpisah, biasa juga disebut tata ruang tertutup, yaitu apabila unit
kerja yang satu tetapkan secara terpisah dari unit kerja lainya.
Pemisahan dapat berupa kamar-kamar terdiri atau dibuat kamar-kamar dengan
penyekat pembuatan misalnya kayu.

Gambar 2.1 : Tata Ruang Kantor Terpisah

a. Kebaikan Tata Ruang Terpisah:


 Keamanan dan kerahasiaan pekerjaan lebih terjamin,
misalnya pekerjaan penanganan uang tunai, dan pekerjaan-
pekerjaan rahasia.
 Suasana kerja lebih tenang karena tidak terganggu oleh
pegawai unit lain.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 21


 Kebisingan dapat dikurangi karena terhalang oleh sekat-
sekat.
 Bagi para pegawai senior / pimpinan tidak merasa
kehilangan status, karena ia menempati tempat terpisah
dari tempat bawahannya.
 Dapat menimbulkan rasa memiliki, karena pegawai yang
ada dalam satu ruangan merasa bertanggung jawab atas
peralatan kantor yanga ada diruangannya.
b. Kelemahan Tata Ruang Terpisah :
 Perlu biaya besar untuk keperluan membuat sekat,
lampu-lampu, alat pengatur suhu, pelayanan dan
pemeliharaan umum lainnya.
 Ruangan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

 Pengawasan pegawai sulit dilaksanakan.


 Komunikasi antar pegawai, komunikasi antara atasan dan
bawahan tidak mudah dilaksanakan.
 Fleksibilitas tata ruang rendah ( tidak mudah di adakan
perubahan )
2. Tata ruang terbuka, yaitu ruangan untuk bekerja tidak dipisah
pisahkan tetapi semua aktivitas dilaksanakan pada satu ruangan
besar.
a. Kebaikan tata ruang terbuka :
 Biaya lebih rendah karena tidak diperlukan biaya pembuatan
penyekat, juga terhindar dari tambahan biaya perawatannya.
 Bidang-bidang ruangan dapat dimanfaatkan secara
maksimal.
 Ada fleksibilitas bagi pegawai, bagian/seksi dapat
berpindah dengan mudah disesuaikan, sehingga
pengawasan pegawai dan komunikasi mudah
dilaksanakan
 Penggunaan mesin kantor dapat bergantian
 Tata ruang mudah diubah
 Kerjasama antara atasan dengan bawahan lebih erat.
b. Kelemahan tata ruang terbuka :

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 22


Keamanan dan kerahasiaan pekerjaan kurang terjamin misalnya
bagi pekerjaan yang berhubungan dengan uang dan yang bersifat
rahasia
 Kebisingan dan gangguan tempat kerja, karena suara dari
bagian ruanganlainya, disamping itu lalu lintas
pegawai dan orang luar dapat mengganggu pegawai
yang sedang melakukan pekerjaan.
 Letak meja kerja yang selalu tetap, dapat menimbulkan
rasa bosan dan menurunkan semangat kerja. Disamping itu
mengakibatkan rasa kurang bertanggung jawab atas
peralatan kantor karena dipakai bersama-sama.
 Bagi staf senior dan pimpinan dapat mengakibatkan
rasa statusnya kurang, karena ia sehari-hari bersatu dengan
bawahannya.

c. Tata Ruang Gabungan


 Kombinasi antara tata ruang terbuka dan tertutup. Untuk
tetap menjaga wibawa pimpinan maka dibuatlah satu ruang
kerja untuk seorang pimpinan. Adapun para pegawai
ditempatkan dalam satu ruang kerja sehingga sistem
pengawasan lebih mudah untuk dilakukan.

2.1.6. Ruangan Kerja kantor


Mengingat beragamnya pekerja dan tugas yang dikerjakan, tidaklah selalu mudah
untuk memilih ruang kantor yang cocok. Guna membantu pengambilan keputusan
desain ruang kerja, dapat dibedakan tiga jenis ruang kantor !!I.

1. Ruang Kerja (workspace)

Ruangan kerja dalam suatu kantor biasanya digunakan untuk melaksanakan


pekerjaan kantor yang lazim, seperti membaca, menulis dan pekerjaan
dengan komputer. Ada sembilan jenis generik ruangan kerja, masing-masing
mendukung aktivitas-aktivitas yang berbeda.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 23


Gambar 2.3 : Macam-macam Ruang Kerja

2. Ruangan Pertemuan (meeting space)


Ruangan pertemuan dalam sebuah kantor biasanya digunakan untuk proses
interaktif, dapat berupa percakapan singkat atau
pertukaran pendapat brainstorm intensif. Ada enam jenis generik ruangan
pertemuan, masing-masing mendukung aktivitas-aktivitas yang berbeda.

Gambar 2.4 : Macam-macam Ruang Pertemuan

3. Ruangan Pendukung (support space)

Ruangan pendukung dalam suatu kantor biasanya digunakan untuk aktivitas


sekunder seperti pengarsipan dokumen atau beristirahat. Ada dua belas
jenis generik ruangan pendukung, masing-masing mendukung aktivitas-
aktivitas yang berbeda.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 24


Gambar 2.5 : Macam-macam Ruang Pendukung

2.1.7. Faktor-faktor yang mempengaruhi tata ruang Kantor


1. Cahaya

Cahaya penerangan yang cukup dan memancar dengan tepat akan


menambah efisiensi kerja para pegawai. Karena mereka dapat bekerja
dengan lebih cepat, lebih sedikit membuat kesalahan, dan matanya tidak
lekas menjadi lelah. Banyak ketidak beresan pekerjaan tatausaha
disebabkan oleh penerangan yang buruk, misalnya ruangan terlampau
gelap atau pegawai-pegawai bekerja dibawah penerangan yang
menyilaukan.

2. Wama

Wama merupakan faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi kerja


para pegawai. Khususnya wama akan mempengaruhi keadaan jiwa
mereka. Dengan memakai wama yang tepat pada dinding ruangan dan
alat-alat lainya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan
terpelihara. Selain itu wama yang tepat juga akan mencegah kesilauan yang
mungkin timbul karena cahaya yang berlebihan.

3. Udara

Mengenai faktor udara ini, yang penting sekali ialah suhu udara dan banyak
uap air pada udara itu. Adapun untuk mengatasi suhu udara dapat
dilakukan dengan:

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 25


a. Memasang AC (Air Conditioning)

b. Membuat ventilasi udara

c. Pakaian kerja dari bahan dingin dan mudah menyerap keringat.

4. Suara

Letakkan ruangan kantor sejauh mungkin dijauhkan dari sumber kebisingan.


Jika perlu digunakan bahan peredam suaru pada langit atau dinding ruangan.

2.1.8. Ciri-Ciri Kantor Yang Menyenangkan


Suasana kerja yang sehat tak hanya rnernbantu pekerjanya bebas dari stres, tapi juga
rneningkatkan produktivitas.

Dengan kondisi kantor yang sehat, pekerjaan berjarn-jarn tak akan rnernbuat stres
dan tubuh tetap bugar. Berikut ini beberapa tanda suasana kerja di kantor
tergolong sehat.

1. Lingkungan bersahabat yang rnernbuat hati bahagia

Jika suasana kerja riang dan jenaka rnaka pekerjaan sernuanya rnenjadi lebih
rnenyenangkan. Jika bekerja dengan suasana yang serius, rnaka itu bisa
rnernpengaruhi produktivitas kerja. Jika tak ada perasaan rnenyesal telah
berbagi ide dengan bos atau rekan kerja, ini rnenunjukkan ternpat
kerja yang rnenyenangkan. Berbagi ide akan rnernbantu rneningkatkan
output dari produktivitas kerja. Bekerja dengan suasana yang rnenyenangkan
bisa rnernbantu rnencapai hasil yang lebih baik.

2. Rapat dengan tujuan

Jika rnenghadiri rapat tanpa tujuan, itu hanya akan rnernbuat orang jengkel. Ini
akan rnernengaruhi produktivitas kerja. Saat rapat, rnerniliki tujuan spesifik itu
sangat penting karena rnernbantu rnenciptakan lingkungan kerja yang andal.

3. Lokasi kerja bersih


Bekerja di ternpat yang segala sesuatunya tersusun rapi dan bersih juga
rnernbuat kita kerasan. Sebaliknya, bekerja di ternpat yang berantakan akan
rnernengaruhi produktivitas kerja. Jika rneja berantakan, akan
rnenyebabkan pikiran negatif. Bersihkan lokasi kerja dengan benar agar
tercipta lingkungan kerja yang sehat.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 26


4. Manajernen lebih baik
Manajernen bermain penting. Urnurnnya konflik di ternpat kerja terjadi
karena perbedaan pendapat. Narnun, dengan rnanajernen yang lebih
baik, sernuanya bisa dalarn kendali. Jika rnerniliki rnanajernen yang hebat di
ternpat kerja rnaka sernua konflik internal bisa teratasi. Inilah yang akan
rnenciptakan lingkungan kerja yang sehat.

5. Kenyarnanan kantor
Tingkat kenyarnanan di kantor rnerniliki peranan penting. Jika rnerasa
nyarnan di kantor yang sernuanya terlihat terorganisir, rnaka akan
terciptalah lingkungan kerja yang sehat di dalarnnya.

2.1.9. Jenis-jenis Perlengkapan Kantor


Berikut jenis-jenis perlengkapan kantor yang sering digunakan pada suatu instansi,
diantaranya :

1. Perbekalan Kantor (office suplies)


Perbekalan kantor (office suplies) yaitu benda-benda yang akan habis
pernakaiannya sehari-hari di kantor. Benda ini biasanya digunakan untuk
kegiatan tulis rnenulis dan biasanya tidak tahan lama. Pengertian habis bukan
berarti tidak ada bekasnya nurnun bisa rnasih ada tapi tidak dapat digunakan
kernbali. Contoh perbekalan kantor :

a) Macarn-rnacarn kertas (HVS, Stensil, karton, dorslagh, karbon dll)

b) Tinta, lern, karet penghapus, pita rnesin tik. c) Paper clip, jepitan kawat,
staples.

2. Peralatan Kantor (office appliences)

Peralatan kantor (office appliences) adalah segenap alat yang digunakan


dalarn pekerjaan tata usaha. Misalnya alat-alat bukan rnesin, atk. Contoh
peralatan kantor yaitu kalender, penggaris, penal bolpoin, gunting, cap tanggal
(band date), bantalan cap (stamp pad), dan lain-lain.

3. Mesin-mesin Kantor (office machine)

Segenap alat yang digunakan untuk menghimpun, mencatat, mengolah bahan-


bahan keterangan dalam pekerjaan tata usaha yang bekerja secara

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 27


maknetik, elektronik dan mekanik. Contoh mesin-mesin kantor adalah
sebagai berikut:

a) Mesin penghitung (calculating machine)

b) Mesin tulis (type writer)

c) Mesin pengganda (reproducing machine)

d) Mesin label (labeling machine)

e) Mesin-mesin komunikasi (pesawat kantor) misalnya telephone, fax,


intercom.

f) Mesin perekam misalnya tape recorder, dictaphone, transcriber.

g) OHP, LCD

h) Komputer atau Laptop

4. Perabot Kantor (officefurniture)

Benda-benda kantor yang umumnya terbuat dari bahan yang kuat seperti kayu
atau baja yang digunakan untuk pekerjaan tata usaha.

a. Meja kantor

Meja kantor yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya:

 Dari permukaan meja sampai lantai tidak seluruhnya tertutup,


bagian bawahnya harus mempunyai kaki-kaki yang cukup terbuka
untuk tempat peredaran udara.
 Permukaan meja tidak berkilat-kilat agar tidak menyilaikan para
pegawai yang memakainya.
 Luas meja tidak terlampau berlebihan, karena luas meja yang
berlebihan biasanya tidak dipergunakan untuk melaksanakan
pekerjaan tapi digunakan untuk fungsi yang lain.
 Meja kantor ada beberapa jenis, dilihar dari ukuranya dan fungsinya
jenis jenis meja kantor adalah :

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 28


b. Kursi.
Menurut Ralph Barnes kursi kantor yang baik harus memenuhi persyaratan :
 Dapat diatur tinggi rendahnya.
 Dibuat secara kokoh dan disesuaikan dengan bentuk badan orang.
 Mempunyai penyangga belakang.

c. Lemari
Lemari di kantor dapat dibedakan berdasarkan kegunaanya, macam-
macam lemari atau alat penyimpan di kantor antara lain :
 Lemari-lemari warkat, lemari ini biasanya digunakan untuk
menyimpan warkat atau dokumen yang belum difile atau belum
disimpan.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 29


 Lemari rak, lemari yang digunakan untuk menyimpan dokumen
seperti buku, laporan yang sudah dibundel atau dimasukan dalam
odner.
 Lemari brandkas (cash box) lemari ini digunakan untuk menyimpan
uang atau dokumen-dokumen penting dan surat berharga
perusahaan.
 Filling cabinet, alat untuk menyimpan dokumen yang telah selesai
diproses dan dijadikan sebagai arsip perusahaan.
5. Hiasan Kantor (office ornament)

Hiasan kantor adalah benda-benda kantor yang dapat menambah suasana


menyenangkan dan suasana indah di dalam kantor sehingga semangat
kerja pegawai dapat meningkat, dengan adanya hiasan di kantor diharapkan
dapat mengurangi stress pegawai. Beberapa contoh hiasan kantor antara
lain bunga hidup atau pohon hidup, lukisan, akuarium, lampu hias, dll.

6. Alat Bantu Peraga

Alat bantu peraga adalah alat-alat yang digunakan untuk membantu


kelancaran komunikasi antara penyaji dan pendengar misalnya tape
recorder, LCD, televisi dll. Alat ini berguna untuk membantu meningkatkan
pemahaman antar komunikan dan komunikator.

2.1.10. Kantor Modern


Modem dalam hal ini bukan berarti gedung mewah atau pegawai dengan pakaian
rapi. Modem yang dimaksud, dapat dilihat dari bagaimana prinsip-prinsip pelaksanaan
kerjanya. Suatu kantor disebut modem jika setiap aktivitas telah diperhitungkan
secara rasional sesuai kebutuhan kantor. Ciri-ciri kantor modem dari segi aktivitasnya
antara lain!!l.

1. Merupakan alat penyambung panca indera dan ingatan pimpinan.


2. Membantu pimpinan dalam mengambil keputusan dan pengaturan pekerjaan.
3. Membantu pimpinan dalam penyederhanaan kerja dan system.
4. Membantu efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Memiliki pegawai yang melaksanakan tugas dengan disiplin dan akuntabel
6. Bekerja analitis, sistematis, rational, terbuka dan demokratis
7. Memiliki sikap, cara berpikir, dan bertindak sesuai perkembanganjaman
8. Pelaksanaan kerja mengutamakan profesionalisme.
9. Menggunakan teknologi baru dalam komunikasi, pengumpulan, pengolahan
dan pengelolaan data yang terus berkembang
Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 30
10. Organisasinya dibangun berdasarkan fungsi sehingga diharapkan dapat
menuntaskan segala macam pekerjaan tanpa harus khawatir tumpang tindih
dengan pekerjaan lainnya
11. Tugas-tugas dibagi habis sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya
penumpukan kekuasaan di satu tangan
12. Setiap pekerjaan dilengkapi dengan SOP (Standart Operating Procedure),
untuk memudahkan pelaksanaannya

Selain dari segi aktivitasnya, ciri-ciri kantor juga dapat dilihat dari segi sarana dan
prasarana yang digunakan, diantaranya adalah:

1. Punya bangunan dan tata ruang yang baik serta modem


2. Seluruh sitem administrasinya dibangun berbasis Teknologi Informasi (TI)
sehingga pelaksanaan pekerjaan lebih efisien, aman, dan akurat
3. Perlengkapan kantor sesuai dengan keperluan terkini, misalnya computer.

2.2. Interior

2.2.1. Desain Interior


Desain merupakan suatu proses pengorganisasian unsur garis, bentuk ukur, warna,
tekstur, bunyi, cahaya, aroma dan unsur-unsur desain lainnya, sehingga tercipta suatu
hasil karya tertentu. Sedangkan interior adalah bagian dalam gedung atau ruangan,
tatanan perabot atau hiasan di dalalm ruangan bagian dalam gedung . bila diartikan,
desain interior adalah gagasan awal yang diperlukan bagi suatu ruangan atau suatu
perencanaan dari bagian dalam suatu bangunan sehingga ruangan tersebut
memiliki nilai kehidupan (estetika).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain interior merupakan suatu
perencanaan dalam menata suatu ruangan, dengan tujuan untuk menciptakan
ruangan yang nyaman untuk kita tempati bernaung dan beraktifitas.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 31


Kantor ( Biro Hukum )

Gambar Kerangka Berpikir

2.2.2. Elemen-elemen desain interior


Menurut Francis D.K Ching desain interior merupakan merencanakan, menata, dan
merancang ruang-ruang interior dalam bangunan, yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan dasar akan sarana untuk bernaung dan berlindung, menentukan sekaligus
mengatur aktivitas, memelihara aspirasi dan mengekspresikan ide, tindakan serta
penampilan, perasaan, dan kepribadian.

Adapun elemen-elemen desain interior meliputi :

1. Tata Ruang

Dalam penataan ruang interior terdapat hal-hal yang terkait seperti:

 Geometri atau ukuran penting erat kaitannya dengan interior karena akan
mempengaruhi rancangan yang akan dibuat. Aspek-aspek yang
dipertimbangkan yaitu: (a) Bentuk: meliputi bagaimana orientasi ruang dan
karakteristiknya; dan (b) Dimensi: lebih ke ukuran, sirkulasi, ruang gerak, dan
sebagainya
 Material, mempunyai peranan besar terhadap rancangan interior, yakni
mempengaruhi tampilan atau visual pada ruang. Hal-hal yang meliputi setting
material yaitu: (a) Bahan: bahan yang diaplikasikan pada elemen-elemen
pembentuk, contoh: keramik, parket kayu; (b) Tekstur: pola atau alur yang
dapat dirasakan oleh kulit, contoh: dinding yang halus, plesteran kasar; (c)

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 32


Warna: memberikan tampilan visual yang secara tidak langsung dapat
menggambarkan karakter atau emosi dari ruang.
 Furniture merupakan alat atau objek yang digunakan sebagai
penunjang kegiatan dalam ruang. Peletakannya disesuaikan dengan luas
dan sirkulasi ruang. Ukurannya sendiri dibuat standar untuk kenyamanan user,
hanya bentuknya yang bervariasi. Furniture ada dua jenis, yaitu: (a) Furniture
utama digunakan sebagai penunjang kegiatan, contoh: meja, kursi, sofa,
tempat tidur; (b) Furniture tambahan: digunakan sebagai pelengkap dari
furniture utama, kotak alat tulis pada meja kerja.
 Pencahayaan dapat mempengaruhi karakter ruang. Intensitas cahaya juga
ditentukan oleh jenis kegiatan yang ada pada ruang tersebut untuk kenyaman
user. Contoh: ruang kerja dengan penerangan yang cukup, ruang tidur dengan
lampu temaram agar user bisa beristirahat tanpa merasa silau.
 Setting additional, komponen ini bersifat dekoratif atau pemanis ruang, contoh:
vas, lukisan, tanaman hias, dsb.

2. Lantai

Lantai adalah bidang ruang interior yang datar dan mempunyai dasar yang
rata. Sebagai bidang dasar yang menyangga aktivitas interior dari furniture
yang ada, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul beban
tersebut dengan aman, dan permukaannya harus kuat untuk menahan
semua beban yang berada di atas nya baik civitas manusia ataupun
beban mati.

3. Dinding

Dinding adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan. Secara
tradisional, dinding telah berfungsi sebagai struktur pemikul lantai di atas
permukaan tanah, langit-langit dan atap. Dinding adalah elemen utama yang
dengannya kita membentuk ruang interior. Bersama dengan bidang lantai dan
langit-langit yang pelengkap untuk penutup, dinding mengendalikan ukuran
dan bentuk ruang. Dinding juga dapat membentuk ruang interior. Bersama
dengan bidang lantai dan langit-langit yang pelengkap untuk penutup, dinding
mengendalikan ukuran dan bentuk ruang.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 33


Dinding juga dapat dilihat sebagai penghalang yang merupakan batas
sirkulasi kita, memisahkan satu ruang dengan ruang disebelahnya dan
menyediakan privasi visual maupun akustik bagai pemakainya.

4. Langit–langit (plafon)

Plafon adalah elemen yang menjadi naungan dalam desain interior, dan
menyediakan perlindungan fisik maupun psikologis untuk semua yang ada
dibawahnya.Meskipun berada diluar batas jangkauan tangan kita dan tidak
digunakan seperti halnya lantai dan dinding, langit-langit memainkan peran
visual penting dalam pembentukan ruang interior dan dimensi vertikalnya.

5. Jendela

Jendela merupakan elemen dari desain arsitektur dan interior yang


menghubungkan, baik secara visual dan fisik, satu ruang ke ruang lain maupun
bagian dalam ruangan dengan ruang luar seperti halaman ataupun view
lainnya.

6. Pintu

Pintu, dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita sendiri, perabot,
dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke
ruang lain di dalam bangunan. Melalui desain konstruksi dan lokasinya, pintu
dan jalan masuk dapat mengendalikan penggunaan ruangan pandangan
dari satu ruang ke ruang berikutnya dan masuknya cahaya, suara, udara
hangat dan udara sejuk.

7. Perabot

Perabot adalah salah satu kategori elemen desain yang pasti selalu ada di
hampir semua desain interior.Perabot menjadi perantara antara
arsitektur dan manusianya.Menawarkan adanya transisi bentuk dan skala
antara ruang interior dan masing-masing individu.

8. Dekorasi atau Aksesoris

Dalam desain interior merujuk pada benda-benda yang memberi kekayaan


estetika dan keindahan dalam ruang. Aksesoris yang dapat menambah
kekayaan visual dan rasa pada suatu tatanan interior dapat verupa: alat -
alat dan obyek - obyek yang memang berguna, elemen - elemen dan
kelengkapan arsitektur, dan benda seni dan tanaman.

9. Pencahayaan

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 34


Pencahayaan didalam perpustakaan pada umumnya cenderung lebih terang
dan biasanya seragam jenisnya secara keseluruhan.Pada perpustakaan
modern juga menghendaki bahwa beberapa tingkat pencahayaan dapat
membantu pengguna dalam menemukan pengguna dalam menentukan
kegiatan dan kualitas mereka ketika berada di perpustakaan, serta penentuan
jumlah juga dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap
kenyamanan visual pengguna perpustakaan.

10. Suhu udara

Walaupun pada umumnya yang terjadi suhu udara selalu konstan,

namunkontrol area juga dapat membantu dalam penentuan zona level

kenyamanan. Keadaan suhu normal bagi manusia adalah berkisar kurang lebih

24 derajat Celcius. Dengan kesesuaian temperatur ruangan dengan kebutuhan

suhu tubuh manusia akan memberikan dampak positif bagi seseorang dalam

aktivitasnya di dalam ruangan.

2.2.3. Warna

Gambar Palet warna

2.2.3.1. Pengertian Warna

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 35


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wama adalah kesan yang
diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang
dikenainya." Menurut Eiseman (2000), wama merupakan bentuk komunikasi non
verbal yang berfungsi sebagai metode penyampaian pesan dan makna yang paling
instan atau menghasilkan pengaruh dengan seketika.

Definisi lain tentang wama, wama adalah mutu cahaya yang dapat ditangkap
oleh indra penglihatan atau mata kita. Wama merupakan unsur penting dalam desain,
karena dengan wama, suatu karya desain akan mempunyai arti atau nilai lebih
(added value) dari utilitas karya tersebut. Keindahan sebuah wama tidak akan ada
artinya apabila hadir sendiri tanpa kehadiran warna-warna lain disekitarnya.
Karena warna-warna tersebut akan saling mempengaruhi.

2.2.3.2. Warna dalam Proses Berkomunikasi

Penggunaan wama di dalam proses komunikasi dapat dikategorikan sebagai pesan


non verbal artifaktual melalui penampilan untuk membangun image atau citra
tertentu terhadap diri kita. Pesan non verbal mempunyai makna yang universal
(universal meaning) yang seringkali merupakan display emosional dari komunikator
(pengirim pesan dalam proses komunikasi - Little John, 2005). [20J

Dalam kaitannya dengan wama, penggunaan wama seringkali menunjukkan suasana


emosional, cita rasa, afiliasi politik, dll (Mulyana, 2007). Dalam tiap budaya
terdapat konvensi tidak tertulis mengenai makna wama. Pemberian makna atas wama
tidak berlaku universal, meski mirip dengan versi yang berlaku dalam budaya lain.
Hingga derajat tertentu, ada hubungan antara wama dengan kondisi fisiologis dan
psikologis manusia (Deddy Mulyana,2007). [

Pemilihan wama oleh seseorang, menurut teori atribusi, dapat disebabkan oleh
faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal erat kaitannya dengan
ketertarikan atau kesukaan terhadap suatu hal, sedangkan faktor situasional
seringkali tindakan seseorang dipengaruhi oleh lingkungan seseorang.

Dalam hal pemilihan wama pada tampak depan kantor dan pada interior ruang
kantor, ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu, pertama kesukaan atau
ketertarikan pada wama tertentu, ke dua mengikuti trend yang berkembang di
masyarakat.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 36


2.2.3.3. Psikologi warna

Psikologi wama adalah suatu hal yang terbentuk dalam diri manusia ketika melihat
wama tertentu. Dari sisi psikologi, wama memiliki dampak yang kuat terhadap
emosi dan mood manusia dan merupakan aspek yang mempengaruhi penampilan
visual suatu ruang. Pada masa sekarang orang memilih wama tidak hanya sekedar
mengikuti selera pribadi berdasarkan perasaannya saja tapi telah memilih wama
berdasarkan kesadaran penuh akan kegunaan wama tersebut (Darmaprawira, 2002).

Dalam aktivitas manusia, wama membangkitkan kekuatan perasaan untuk bangkit


atau pasif, baik dalam penggunaan untuk interior maupun untuk berpakaian.
Setiap wama memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik dalam hal ini adalah ciri-
ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh suatu wama. Sebagaimana rujukan
dari Buku The Design of Medical and Dental Facilities (21) (Sumber: Malkin, 1982),
Simbolisme wama-wama secara detail dapat disimak dalam tabel berikut ini.

Tabel. Simbolis Warna

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 37


Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 38
2.2.3.4. Warna Untuk Kantor

Wama adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai
dampak penting bagi pegawai. Meskipun sebagian besar pegawai sadar akan dampak
fisik wama, namun banyak yang tidak sadar akan dampak psikologisnya baik positif
maupun negatif pada produktivitas, kelelahan, moral, tingkah laku, dan ketegangan
(McShane, 1997). Wama pada perkantoran tidak hanya mempunyai nilai estetika
tetapi juga mempunyai nilai fungsi. Menurut Grandjean (1988) wama di dalam
atau di sekitar tempat kerja memiliki beberapa fungsi :

 Keteraturan dan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi.


 Untuk mengindikasikan perlengkapan keamanan.
 Kontras wama yang membuat pekerjaan menjadi lebih mudah.
 Efek psikologis pada operator.

Sebelum memulai untuk merencanakan warna ruangan harus dipertimbangan


terlebih dahulu fungsi ruangan dan siapa yang akan menggunakan ruangan tersebut.
Setelah itu merencanakan wamanya dan hubungannya dengan faktor-faktor
psikologis dan fisiologisnya Pertimbangan juga hams diperhatikan pada
pekerjaannya apakah pekerjaannya monoton atau pekerjaan yang sangat
membutuhkan konsentrasi.
Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 39
Jika pekerjaannya monoton sebaiknya memasukkan beberapa area dengan wama
yang menarik tetapi bukan area yang besar seperti dinding utama ataupun langit-
langit, area yang diberi wama menarik seperti pilar, pintu ataupun dinding pemisah
(Grandjean, 1988).

Jika ruang kerjanya sangat besar dapat dibagi dengan wama-wama yang berbeda
sehingga membuatnya lebih anonim. Jika pekerjaan yang dilakukan dalam
ruangan membutuhkan konsentrasi maka seharusnya memilih wama yang lebih
berhati-hati untuk menghindari distraksi. Dalam kasus ini, dinding, langit• langit, dan
elemen struktural lain sehamsnya dicat dengan wama yang terang tetapi tidak
mengganggu penglihatan (Grandjean, 1988).

Beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan
wama di kantor (Quible, 2001), antara lain :

a. Efek cahaya pada wama


Karena berbagai jenis cahaya buatan mempunyai spektrum yang berbeda, sistem
pencahayaan yang digunakan pada kantor juga memiliki efek yang
signifikan terhadap pilihan wama. Sumber cahaya hanya akan meningkatkan
wama yang sesuai dengan spektrumnya.
b. Pengaruh Warna Ruang Kerja terhadap Kenyamanan
Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang dimana
lingkungan yang sesuai dapat memberikan kesan nyaman dan berfungsi sebagai
sarana yang hams diperhatikan terhadap efektivitas dan efisensi kerja
(Hammer,1999). Menciptakan lingkungan fisik kerja yang nyaman,
sehat, dan menyenangkan adalah salah satu cara dalam meningkatkan
kenyamanan para karyawan sehingga secara tidak langsung berpengaruh
terhadap produktivitas kerja mereka khususnya karyawan yang menghabiskan
banyak waktu untuk bekerja di kantor setiap harinya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman adalah
keindahan. Dalam hal kenyamanan, keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk
ataupun wama (Hakim,
2006).

Dalam aktivitas manusia, wama membangkitkan kekuatan perasaan untuk


bangkit atau pasif khususnya dalam penggunaan interior. Penelitian telah
membuktikan adanya reaksi tubuh manusia terhadap wama baik secara psikologis
maupun fisiologis (Allen dan Stimpson, 1994). Riset tersebut membuktikan

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 40


bahwa wama mempengaruhi suasana hati dan perasaan seseorang dalam
hubungannya dengan ruang.
Menurut penelitian ahli mata (opthamologist) dan ahli pencahayaan, wama yang
baik untuk kantor sebaiknya mempunyai daya pantul sekitar 30% karena wama
demikian bersifat netral, tidak akan menimbulkan kekacauan, dan meningkatkan
kenyamanan serta efisiensi kerja (Darmaprawira, 2002).
Hal ini telah dibuktikan oleh hasil penelitian bahwa wama yang senng
digunakan dalam gedung perkantoran yaitu 88% wama putih, 88% campuran
wama putih dan hijau, 83% warna abu-abu, dan 81% wama gading dimana
warna-warna tersebut memiliki daya pantul yang rendah sehingga tidak
menganggu penglihatan karyawan selama berada di ruang kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Darul Amin Jemmy (2009) juga membuktikan
bahwa wama lembut seperti abu-abu cerah, kream, dan wama gading yang
memiliki tingkat pantul cahaya yang rendah akan cocok dengan suasana kerja
dan secara langsung wama interior kantor yang tidak menganggu penglihatan
tersebut mempengaruhi kinerja pekerja. Juga terdapat sebuah penelitian
dari Creighton University (1999) mengungkapkan bahwa wama dapat
mempengaruhi efisensi dan emosi para pekerja dimana karyawan yang berada di
dalam ruang kantor berwama biru memiliki perasaan tenang dalam mengerjakan
tugas.

2.2.4. Antropometri

2.2.4.1. Resepsionis

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 41


Gambar Studi Antropometri Meja Resepsionis

2.2.4.2. Ruang Tunggu

Dalam sebuah kantor publik, area resepsionis sangatlah penting. Selain berfungsi
sebagai penerima tamu, juga dapat berfungsi sebagai customer service. Hal yang
penting dalam penetapan tinggi meja resepsionis secara antropometrik

adalah ukuran tinggi siku, dengan rentang tinggi sebesar 86,4 --99,1 cm

Gambar 2.18 : Studi Antropometri Tinggi Konter / Meja Resepsionis

menunjukkan tinggi meja resepsionis. Tinggi duduk dan tinggi mata merupakan
hal yang penting dalam menciptakan daerah pandangan yang tak terhalangi.
Gambar yang ditunjukkan dengan garis putus-putus, merupakan elemen
permukaan sebuah konter yang sering kali diperlukan untuk keamanan atau sebagai
tirai visual dari bagian atas permukaan meja.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 42


Gambar 2.21 : Studi Antropometri B pada Ruang Tunggu dan Lounge

kernungkinan keadaan pada sudut ruang tunggu dan lounge. Dari garnbar tersebut,
terdapat dua keadaan, yaitu :

1. Sudut ruang tunggu dan lounge dengan sirkulasi untuk orang berjalan

2. Sudut ruang tunggu dan lounge dengan pot turnbuhan / bunga.

Gambar 2.22 : Studi Antropometri C pada Ruang Tunggu dan Lounge

menunjukkan jarak bersih utama yang dilibatkan dalam suatu tata letak ruang tunggu
atau lounge, dengan jarak bersih antara sisi muka tempat duduk dan tepian meja
dibatasi antara 16 dan 18 inci atau 40,6 dan 45,7cm. Jarak bersih ini mungkin
memerlukan beberapa tingkat kontak tubuh atau langkah menyamping untuk sirkulasi
dan jalan masuk. Secara antropometri, hal ini memungkinkan jangkauan manusia,

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 43


serta memungkinkan subyek yang sedang duduk untuk mencapai meja tanpa harus
bangkit dari tempat duduknya.

2.2.4.3. Ruang Kantor ( Ruang Staff dan Direktur )

menunjukkan dimensi ukuran pada beberapa kursi, diantaranya kursi kerja


staff, kursi pengguna umum dan kursi eksekutif yang biasa digunakan oleh
direktur. Secara antropometri, dua pengukuran yang paling penting adalah
jarak pantat-lipatan dalam, serta tinggi lipatan dalam lutut. Kursi kerja staff
dan kursi eksekutif adalah jenis kursi yang didesain untuk penggunaan
yang cukup lama. J arak pantat ke bagian dalam lutut menentukan panjang
tempat duduk. Panjang ini, untuk 95% kelompok pria dan wanita adalah
sebesar 17 inci atau 43,2 cm atau lebih.

Gambar 2.23 : Studi Antropometri Kursi pada Ruang Kantor- I

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 44


Gambar 2.24 : Studi Antropometri Kursi pada Ruang Kantor- II

Kursi pengguna urnurn ditujukan pada klien atau pengunjung kantor. Penggunaan
kursi dalarn waktu yang tidak terlalu lama / singkat. Dirnensi tinggi ternpat duduk
sebesar 17 inci atau 43,2cm. Pernilihan dirnensi ukuran kursi dipilih pada ukuran
yang terbesar, karena jika yang dipilih adalah dirnensi ukuran terkecil, rnaka jika
rnanusia yang rnerniliki dirnensi besar duduk di kursi tersebut, rnanusia itu tidak dapat
rnuat dalarn kursi.

Gambar 2.24 : Studi Antropometri Ruang Staff

memberikan ilustrasi kebutuhan dimensi dasar dari sebuah lingkungan kerja yang
biasanya diterapkan pada ruangan staff. Penataan jarak meja dengan lampu
gantung yaitu 55,9-81,3cm. Kemudian juga terdapat keadaan pada gambar, dimana

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 45


kursi tamu dapat ditambahkan hingga sebanyak 3 kursi, dengan jarak yang juga sudah
ditentu kan.

Gambar 2.26 : Studi Antropometri Rak Penyimpanan Arsip pada Ruang Staf

Dalam banyak perkantoran, penyimpanan arsip seringkali ditempatkan membatasi


zona sirkulasi. Pada gambar 2.26 menunjukkan ruang yang dibutuhkan dalam
penyimpanan arsip umum, tanpa menggunakan sirkulasi sebagai pertimbangan
utama. Figur pria dalam posisi berlutut membutuhkan ruang dengan jarak bersih
sebesar 91,4 cm.

Gambar 2.27 : Studi Antropometri Ruang Direktur

Garnbar 2.27 rnernberikan ilustrasi kebutuhan dirnensi dasar yang biasanya


diterapkan pada ruangan eksekutif atau ruangan direktur. Zona kebutuhan kerja
haruslah cukup besar untk mengakomodasi kertas-kertas kerja, peralatan dan

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 46


aksesoris lain. Jarak ini haruslah tidak boleh kurang dari 30 inci atau 76,2cm,
yang dibutuhkan untuk pengadaan ruang zona jarak bersih kursi. Zona ternpat

duduk tarnu dengan lebar 30-42 inci atau 76,2- 106,7 cm.

2.2.4.4. Ruang Meeting

Gambar 2.28 : Studi Antropometri Ruang Meeting Skala Kecil

memberikan ilustrasi penataan meja rapat berbentuk bundar dan segi empat untuk
empat orang, biasanya digunakan pada ruangan yang tidak terlalu besar atau pada
kantor dengan sistem ruang terbuka (open space). Jarak yang di sarankan sebesar
45,7 - 61 cm sebagai jarak yang diperlukan dari tepian meja hingga belakang kursi.
Untuk menunjukkan hubungan yang umum dari dua orang yang sedang duduk
berseberangan pada sebuah meja rapat. Ukuran meja yang disarankan sebesar
91,4-137,2cm. Tinggi meja juga harus dianalisa sehubungan dengan tinggi
lipatan dalam lutut, tinggi siku, dan jarak bersih paha.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 47


BAB III METODE DESIGN
3.1. Sumber Data
Pada Perencana Ruang Kerja Kepala Bph Migas Lantai 5, memerlukan data-data yang
nantinya dapat menunjang hasil perancangan desain interior yang sesuai dengan
tujuan dan manfaat desain yang diharapkan.

Gambar Skema Metode penelitian

3.1.1. Data Premier


Sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang
berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang)
maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian
(benda).

3.1.2. Data Skunder


sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara
tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip
baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.

Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara


berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca
banyak buku yang berhubungan dengan penelitiannya.

Kelebihan dari data sekunder adalah waktu dan biaya yang dibutuhkan
untuk penelitian untuk mengklasifikasi permasalahan dan mengevaluasi
data, relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pengumpulan data primer.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 49


Kekurangan dari data sekunder adalah jika sumber data terjadi kesalahan,
kadaluwarsa atau sudah tidak relevan dapat mempengaruhi hasil
penelitian.

Gambar Skema Alur perencanaan

3.2. Proses Desain

Tahapan yang perlu dilalui dalam merancang identitas visual sebuah


perusahaan setelah melakukan studi permasalahan dan pustaka antara
lain :

a. Menentukan konsep desain yang akan diterapkan pada logo.


Konsep ini bersumber dari seluruh data yang diperoleh, baik internal,
ekstemal dan dilengkapi dengan hasil wawancara mendalam
dengan pejabat perusahaan.
b. Menentukan parameter visual yang dapat memenuhi kriteria yang
didapat dari hasil wawancara dalam studi permasalhan dan referensi
pustaka serta eksisting studi serupa.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 50


c. Melakukan brainstorming ide dan berbagai kemungkinan
visualisasi dari parameter yang telah ditentukan menggunakan
metode morfologi bentuk.
d. Menyeleksi kemungkinan visualisasi.
e. Pada proses seleksi, dibagi dalam beberapa
tahap yaitu :
 Analisa Jenis Kantor
Menganalisa jenis-jenis Kantor untuk mengetahui identitas
objek dan persepsi customer terhadap objek.
 Analisa Specialities Kantor
Menganalisa ciri-ciri dari Specialities kantor untuk
mengetahui jenis kantor apa yang dijadikan objek riset
dan pelayanan yang bagaimana yang ditawarkan kepada
customer.
 Analisa Kebutuhan Ruang
Analisa tentang kebutuhan suatu ruangan yang berbeda
dalam kantor yang disesuaikan dengan aktifitas dan sifat
ruangan.
 Analisa Hubungan Antar Ruang
 Analisa tentang hubungan ruang per-ruang dan
tentang sifat bukaan diantara ruang yang ada.
Analisa Sirkulasi
 Analisa tentang sirkulasi yang akan diterapkan dan
disesuaikan dengan seluruh pekerja kantor dan
customer.
 Analisa Ruangan
Analisa tentang ruang per ruang yang akan menjadi satu
kesatuan ruangan dan apa yang harus dipecahkan tiap
ruangan tersebut.
 Analisa Pengguna
Analisa pengguna adalah analisa hasil survey dan
wawancara untuk mengetahui persepsi dan harapan
pengguna terhadap objek riset.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 51


 Analisa W arna
Menganalisa wama-wama yang sesuai dengan image
kantor BPH Migas
 Design yang disesuaikan dengan nuansa modem klasi
Analisa Bentukan Interior
 Analisa tentang bentukan interior yang sesuai dengan
Authentic modem klasik dan aplikasinya pada ruangan.
 Analisa Authentic
Analisa tentang apa yang dimaksud authentic oleh
pengelola dan apa persepsi customer tentang sisi
authentic yang ditawarkan.
 Analisa Modern Klasik
Analisa tentang desain bemuansa modem klasik yang di
aplikasikan pada Kantor.

3.3. Denah Ruang (Biro Hukum)

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 52


3.3. Kondisi Lapangan

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 53


Gambar. Ruang Kantor Biro Hukum Kementerian ketenagakerjaan RI

3.4. Jaringan Infrastruktur


1. Jaringan Listrik

Jaringan listrik saat ini sudah tersedia dalam kawasan Kemenaker, sumber energi
listrik berasal dari PLN, dengan penambahan fasilitas gedung maka diperlukan
penambahan daya listrik untuk kawasan Kemenaker

2. Jaringan Air Bersih

Jaringan air bersih yang bersumber dari air tanah, dengan sumur bor, namun saat
ini kondisi kualitas air tanah belum baik sesuai standar kualitas air bersih.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 54


Diperlukan penambahan kedalaman untuk sumur bor atau sumur dalam. Jaringan
sumber air PDAM saat ini belum tersedia.

3. Jaringan Air Kotor

Jaringan air kotor masih belum tersedia di dalam kawasan karena masih dalam
tahap pengembangan fasilitas bangunan. Untuk kedepan diperlukan pembuatan
sumur resapan, sebagai sarana pembuangan air kotor.

Seketariat Jendral Kementrerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 55


BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9-2


4.1. Analisa Perencanaan Interior renovasi Ruang Kerja Kantor

Konsep dasar dari Perencanaan Renov Ruang Kantor (Biro Hukum),


mewujudkan tatanan ruang luar dan ruang dalam dengan pendekatan Antropometri
yang diterapkan pada bangunan dengan menggunakan unsur arsitektur melalui
tatanan fungsional dan tatanan fisik Konsep dasar ini dapat disimpulkan dengan kata
kunci keagungan, kekeluargaan dan jati diri.

4.1.1. Analisa Konsep Ruang


Pengelolaan perancangan tataruang dalam suatu perkantoran terdapat suatu asas –
asas di dalamnya yang harus dipenuhi agar perancangan tataruang tersebut dapat
diatur dengan baik. Asas – asas tersebut meliputi asas mengenai jarak terpendek,
asas mengenai rangkaian kerja, asas mengenai penggunaan segenap ruang, dan
asas mengenai perubahan susunan tempat kerja.

4.1.2. Analisa Hubungan Antar Ruang


Ada beberapa hubungan atara ruangan satu sama lain ruangan tersebut berhubungan
dari Ruang kantor kepala dinas ke ruang kantor lainya dan ke ruangan fasilitas seperti
toilet, lift dan lain lain

4.1.3. Analisa Pengguna


Analisa pengguna ruangan tersebut terdiri dari beberapa pelaku seperti dari factor
internal maupun factor eksternal yang menggukan ruangan tersebut seperti :

1. Internal
Pelaku internal itu sendiri terdiri dari beberapa pelaku kegiatan seperti staff dan
kepala dinas
2. Ekternal
Pelaku eksternal dari ruangan tersebut adalah seperti tamu yang menggunjugi
ruangan tersebut

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9-3


4.2. Analisa Mikro

4.2.1. Arsitektur

4.2.1.1. Tata Bangunan dan Ruang

Kebutuhan untuk sebuah ruang kantor, sesuai dengan fungsi utamanya. Jumlah
ruangan dan kapasitas sudah ditentukan oleh Kemenaker dari rencana denah ruang
yang sudah ada dengan kapasitas Jamaah < 50 orang dan berbagai tipe Furnitur
sesuai kebutuhan, Beberapa Elemen Pengisi Ruang :
1. Dinding
Dinding berfungsi sebagai elemen pembatas antar ruang. Elemen dinding
terbuat dari material batu bata. Dinding difinishing dengan penggunaan cat
dinding atau sekedar batu bata yang diekspos.

2. Lantai
Penggunaan material lantai dengan menggunakan material batu alam,
keramik serta penggunaan penutup lantai yang dilapisi karpet.

3. Bukaan
Bukaan dapat berupa pintu, jendela serta ventilasi udara. Besarnya bukaan
dan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan ruang serta kondisi penghawaan
pada site.

4.2.1.2. Elemen Pembentuk Ruang


1. Jenis bahan
Bahan yang digunakan sesuai dengan penekanan studi yaitu sesuai dengan
unsur arsitektur.

2. Warna
Warna yang digunakan pada ruang kantor disesuaikan dengan penekanan
studi unsur arsitektur dengan menggunakan warna-warna yang cenderung
hangat, warna alam serta warna-warna netral.

3. Ukuran
Ukuran yang digunakan disesuaikan dengan proporsi ruang dengan ukuran
manusia sebagai perwujudan dari penekanan desain.

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9-4


4.2.1.3. Penghawaan Ruang
Pengkondisian udara secara buatan diciptakan melalui penggunaan AC pada
ruang pengelola, gedung serba guna dan perpustakaan. Penggunaan AC dikarenakan
ruangan pengelola, gedung serba guna dan perpustakaan merupakan ruang tertutup.
AC yang digunakan pada ruang pengelola dan perpustakaan adalah AC jenis split
yang diletakkan di dinding. Penggunaan AC pada perpustakaan juga mengurangi
kelembaban ruang yang dapat berakibat jamur pada buku.

Sedangkan AC yang diguanakan pada gedung serba guna adalah AC split


ceiling casette, AC hanya dinyalakan ketika gedung sedang digunakan saja.. AC jenis
ini diletakkan di plafon sehingga udara dinginnya lebih mudah memenuhi ruang yang
terisi oleh banyak orang.

4.2.1.4. Pencahayaan Ruangan

Adanya banyak bukaan dalam suatu bangunan merupakan salah satu karakter
modem. Pada bangunan kantor ini saat siang hari tidak memerlukan bantuan
lampu dalam ruangan kantor, karena kantor didesain dengan memiliki banyak
bukaan. Sehingga pencahayaan alami yang didapat dari sinar matahari dapat
dimanfaatkan secara optimal.

Gambar. Pencayaan Alami

Kemudian untuk pencahayaan buatan utama yaitu menggunakan lampu jenis


LED. Lampu LED dapat menghemat energi sampai dengan 60% jika
dibandingkan dengan lampu biasa. Lampu LED 4 watt setara dengan lampu pijar

24 watt. Lampu LED memang lebih mahal daripada lampu pijar, tetapi untuk
pemakaian pada jangka panjang, pemakaian listrik akan lebih murah. Pada konsep ini,

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9-5


pengaplikasian pada kantor kebanyakan menggunakan lampu LED jenis tube, ada
yang menggunakan armatur juga.

Pada beberapa titik spot dinding, terdapat lampu pijar yang digunakan sebagai
lampu aksen yang mempercantik tampilan ruangan. Penggunaan jenis lampu ini
tidak terlalu sering dinyalakan, karena lampu tersebut tidak sehemat lampu LED.

Gambar. Pencahayaan lampu

4.2.2. Konsep Mikro

4.2.2.1. Dinding

Gambar. Dinding
Dinding yang digunakan pada konsep desain Ruang Kantor lantai 5 ada 3 jenis, yaitu
dinding semen concrete, dindingpartisi dan dinding cat polos. Untuk dinding semen
dan bata merah dibiarkan dan di cat serta pelapisan dinding treatment.

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9-6


Gambar. Warna cat pada dinding

Pemilihan wama dinding untuk penerapan cat polos yaitu wama-wama netral dan
dingin seperti wama hitam, putih dan abu-abu. Tidak memilih wama wama mencolok
seperti pink, kuning, dsb karena akan menimbulkan kesan yang terlalu ramai.
Pemilihan wama-wama netral digunakan agar ruangan memiiki kesan luas dan
bersih.

Terdapat beberapa spot dinding yang memilih pengaplikasian berupa cat polos
dengan wama hijau, hal ini agar menggambarkan corporate image dari perusahaan.
Kemudian penggunaan wama hijau juga memberikan kesan maskulin.

Tidak lupa memberi logo identity pada beberapa spot dinding di beberapa area, seperti
area resepsionis dan area showroom. Dinding didesain dengan tidak terlalu banyak
omamen agar tidak memiliki kesan ramai dan terlalu padat. Material dinding
lainnya yang digunakan adalah material yang memiliki sifat penyerap suara atau yang
bersifat absorbent. Material -material ini akan diaplikasikan pada ruangan kantor
seperti ruang meeting dan ruang direktur, serta ruangan yang memerlukan
penanganan tata suara khusus lainnya dan dipadukan dengan material yang bersifat
reflector.

4.2.2.2. Lantai

Gambar. Lantai

Penerapan lantai semen concrete diterapkan pada area kantor yang cukup luas dan
bersifat publik, seperti pada resepsionis. Pengaplikasian semen concrete memberikan
kesan luas pada area tersebut. Selain itu kesan industrial dan kesan unik anti
mainstream akan terlihat pada area tersebut.

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9-7


Penggunaan lantai keramik diterapkan pada area ruang kerja, seperti pada ruang staff
bagian manager operasional dan ruang presiden direktur. Lantai keramik dipilih,
agar ruangan nampak bersih, stylish, dan berkesan modem. Untuk pemilihan
wama yaitu wama netral seperti hitam dan putih. Lantai keramik juga diterapkan pada
area kamar mandi. Pemilihan keramik pada area kamar mandi harus
memperhatikan permukaan anti-slip, tidak glossy, dan berglasur dengan tekstur
pada permukaannya, sehingga tidak licin pada waktu basah dan mudah dibersihkan.

Gambar. Penerapan Lantai keramik

4.2.2.3. Plafon
Plafon adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit
bangunan. Pada dasarnya plafon dibuat dengan maksud untuk mencegah cuaca
panas atau dingin agar tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap.
Namun demikian dewasa ini plafon tidak lagi hanya sekedar penghambat panas atau
dingin, melainkan juga sebagai hiasan yang akan lebih mempercantik interior suatu
bangunan. Plafon biasanya dibuat dengan ketinggian tertentu.

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9-8


4.2.2.4. Furnitur
Pengaplikasian fumitur pada kantor memadukan fumitur yang simple modem
dengan fumitur khas industrial yang memiliki karakter unik dan tampil apa adanya.
Kebanyakan menggunakan furniture yang bermaterialkan besi, stainlessteel, dan kayu.
Fumitur didesain sederhana, plain dengan bentuk yang persegi atau bentuk lain
yang geometris, garisnya jelas, lurus atau lengkung, tegas, bersih tanpa banyak
hiasan. Fumitur juga hams mempertimbangkan segi antropometri, ergonomis, dan
nyaman digunakan dan sesuai dengan fungsinya.

beberapa desain fumitur yang akan diterapkan pada konsep desain kantor BPH
Migas. kemudian pada terdapat pengaplikasian beberapa jenis vitrin yang akan
digunakan pada area Kantor.

Gambar 5.12 : Penerapan furniture pada


konsep desain

4.2.2.5. Elemen Estetis

Elemen estetis yang dipilih tidak terlalu banyak macamnya. Pemberian dekorasi
pada dinding berupa typography dapat memberikan kesan industrial. Dapat juga
memasang beberapa piguradan Foto pada dinding.

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9-9


BAB V
DETAIL DESAIN

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 10


Detail desain secara lengkap akan dilampirkan dalam dokumen gambar kerja
secara lengkap yang terdiri dari:

1. Gambar Interior
2. Gambar Furnitre kustom
3. Gambar Penerangan

5.1. Denah Gedung Keseluruhan

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 11


5.2. Denah Biro Hukum

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 12


5.3. Interior

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 13


Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 14
Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 15
5.4. Ilustrasi 3Dimensi

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 16


Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 17
Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 18
Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 19
5.5. Gambar MEP

5.6. Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS)


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) memuat tentang tata cara pelaksanaan
pembangunan dari persyaratan material, jenis material, tata cara pemasangan sampai
pada perawatan material. Untuk lebih jelasanya tentang RKS dapat dilihat pada Buku
RKS.

5.7. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) merupakan perhitungan detail harga
renovasi ruang kantor dari masing-masing ítem bangunan:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Bongkaran
3. Pekerjaan Interior
4. Pekerjaan Furnitur
5. Pekerjaan Lantai
6. Pekerjaan Plafon
Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 20
7. Pekerjaan ME

5.8. Bill of Quantity (BoQ)


Bill of Quantity (BoQ) merupakan perhitungan volume pekerjaan dari masing-
masing ítem pekerjaan pada bangunan :
1. Pekerjaan renovasi atap
2. Pekerjaan interior kantor
3. Pekerjaan penggantian lantai keramik
BoQ digunakan sebagai dasar kontraktor untuk melakukan penawaran
harga, berdasarkan data volume pekerjaan. Untuk lebih jelasnya tentang BoQ
dapat dilihat pada Buku BoQ.

Kementerian Ketenagakerjaan RI – Tahun Anggaran 2020 9 - 21

Anda mungkin juga menyukai