Lap-Akhir Perencanaan Renovasi Ruang Kerja Kantor (Ro Hukum)
Lap-Akhir Perencanaan Renovasi Ruang Kerja Kantor (Ro Hukum)
Lap-Akhir Perencanaan Renovasi Ruang Kerja Kantor (Ro Hukum)
DAFTAR ISI.............................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................2
1.2. Maksud dan Tujuan........................................................................3
1.3. Sasaran...........................................................................................3
1.4. Lingkup Kegiatan............................................................................3
1.5. Keluaran..........................................................................................4
BAB II PERATURAN TENTANG BANGUNAN GEDUNG.....................6
2.1. Peraturan Perundang-undangan....................................................7
2.1.1. Pengaturan Bidang Penyelenggaraan.................................7
2.1.2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung..................................9
2.1.3. Pembangunan Bangunan Gedung Negara........................11
2.1.4. Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.............................28
BAB III KOMPILASI DATA DAN INFORMASI....................................32
3.1. Masterplan Gedung Kemnaker.....................................................33
3.2. Kondisi Lapangan.........................................................................34
3.3. Jaringan Infrastruktur....................................................................35
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN..............36
4.1. Konsep Perencanaan renovasi ruang kantor kementerian
Ketenagakerjaan RI......................................................................37
4.1.1. Persyaratan-persyaratan Perencanaan.............................37
4.1.2. Konsep Lokasi ruang..........................................................38
4.1.2. Konsep Perencanaan zona ruang......................................38
4.1.3. Sistim Sirkulasi di Dalam ruang kantor..............................39
4.1.4. Penataan Ruang Luar........................................................39
4.2. Analisa Mikro................................................................................39
4.2.1. Arsitektur............................................................................39
LAPORAN AKHR Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum)
DAFTAR GAMBAR
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini disusun sebagai akhir rangkaian kegiatan dalam rangka
penyusunan Perencanaan Renov Ruang Kantor (Ro Hukum). Pada laporan ini
dipaparkan semua hal teknis kegiatan yang akan dijalankan konsultan untuk kegiatan
ini, mulai dari Pendahuluan, Maksud, Tujuan, Sasaran, Keluaran Pekerjaan, Dasar
Kebijakan, Kerangka Berpikir, Analisis Data, Detail Desain Rencana. Melalui Laporan
Akhir ini diharapkan seluruh proses desain telah final dan seluruh keluaran dalam KAK
sudah terlaksana dengan baik.
Akhirnya keseluruhan proses perencanaan ini dari awal sampai akhir tidak
terlepas dari bantuan para pihak yang terlibat, untuk itu kami Ucapan terima kasih
kami sampaikan kami sampaikan kepada semua pihak atas segala atas segala saran,
komentar dan masukan yang diberikan serta kerjasamanya.
BAB I PENDAHULUAN
1. Biro Perencanaan
2. Biro Keuangan
4. Biro Hukum
5. Biro Umum
Desain interior adalah Ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang
ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia.
Salah satu bidang study keilmuan yang didasarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan
ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta
elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun nonfisik. Sehingga kualitas
kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi lebih baik. Perancangan interior
meliputi bidang arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan. Contoh :
Perancangan interior tetap, bergerak, maupun dekoratif yang bersifat sementara.
1. Untuk menciptakan lingkungan bina yang fungsional dan indah, selain itu dapat
menunjang kenyamanan user dalam beraktivitas di dalam ruang.
2. Interior merupakan sesuatu yang berada di dalam bangunan. Bisa juga
diartikan seperti desain atau dekorasi di dalam struktur.
3. Interior memadukan semua hal yang berkaitan erat dengan warna, tekstur, dan
lainnya.
4. Diaplikasikan pada iklim atau cuaca yang berbeda.
5. Harus memiliki kreativitas. Maksudnya yaitu interior terus berkembang sesuai
dengan kreativitas desainernya agar tidak monoton karena dapat menimbulkan
kesan membosankan pada ruang. Semakin tinggi kreativitas dari sang desainer
maka semakin bervariasi karya yang akan dia hasilkan.
1. Plafond: bagian dari interior yang berada di paling atas sebagai penutup ruang.
2. Dinding: bagian sari interior yang posisinya di tengah/mengelilingi/membentuk
ruang sebagai pembatas ruang.
3. Lantai: bagian paling bawah dari ruangan sebagai alas ruang tersebut.
1. Geometri atau ukuran penting erat kaitannya dengan interior karena akan
mempengaruhi rancangan yang akan dibuat. Aspek-aspek yang
dipertimbangkan yaitu:
(a) Bentuk: meliputi bagaimana orientasi ruang dan karakteristiknya.
(b) Dimensi: lebih ke ukuran, sirkulasi, ruang gerak, dsb.
(b) Tekstur: pola atau alur yang dapat dirasakan oleh kulit, contoh: dinding
yang halus, plesteran kasar.
(c) Warna: memberikan tampilan visual yang secara tidak langsung dapat
menggambarkan karakter atau emosi dari ruang.
Setting additional, komponen ini bersifat dekoratif atau pemanis ruang, contoh: vas,
lukisan, tanaman hias, dsb..
Tujuan dari Pekerjaan Perencanaan Interior renovasi Ruang Kerja Kantor (RO
HUKUM) adalah :
1.3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Renov
Ruang Kantor (Biro Hukum) :
1.5. Keluaran
Keluaran dari kegiatan Perencanaan Interior renovasi Ruang Kerja Kantor (BIRO
HUKUM) yaitu :
Dalam merancang sebuah kantor, perlu diperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :
Kriteria Kantor
Pekerjaan dalam ruang perkantoran yang utama adalah dalam penanganan
informasi dan kegiatan pembuatan maupun pengambilan keputusan
berdasarkan informasi tersebut. Umumnya ruang kerja gedung perkantoran
tidak berpindah-pindah, karena gedung perkantoran tersebut dilengkapi pula
dengan ruang-ruang untuk mesin-mesin, kantin, ruang rapat, arsip,
perpustakaan, dan aktivitas penunjang lainnya yang menyita sepertiga luas
ruangan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. (Ernst Neufert, 1993: 1)
Bangunan perkantoran selain dibangun untuk memenuhi secara seragam
kebutuhan maupun tuntutan yang berlaku umum, juga dimaksudkan untuk
dapat menarik sebanyak mungkin peminat dari segala lapisan yang
membutuhkannya. Keadaan akan tuntutan ini mendorong munculnya
perbedaan-perbedaan dalam bentuk bangunannya. Padahal secara teoritis
tidak boleh ada perbedaan karena untuk semua rancangan perkantoran
pada dasarnya memiliki prinsip dasar yang sama yaitu, bahwa perubahan
bentuk suatu organisasi berubah lebih cepat dibandingkan dengan perubahan
Kriteria Kantor bangunannya sendiri.
Pembedaan ini diatasi biasanya dengan membedakan rancangan untuk
memenuhi kebutuhan menurut empat skala waktu meliputi, bidang penutup
yang dirancang setidaknya dapat bertahan untuk kurun 50 tahun karenanya
harus dirancang untuk memenuhi berbagai variasi kebutuhan organisasi suatu
kantor. Pola pengaturan tata letak, yaitu penempatan dan pengaturan kembali
letak elemen-elemen ruang dalam, seperti kursi, meja, pembatas, untuk dapat
Pencahayaan Kantor
Dalam bangunan kantor, lingkungan penerangan dibutuhkan untuk kepuasan
pekerja, kualitas kerja dan produktivitas. Untuk tujuan tersebut, cahaya harus
memenuhi persyaratan minimal untuk kenyamanan visual. Selain itu, cahaya
juga memainkan peranan penting dalam menciptakan suasana ruang dimana
cahaya memberikan dampak terhadap mood pengguna ruang dan kepuasan
pengguna. Dalam ruang kerja, kondisi pencahayaan yang baik harus tersedia.
Ketika pencahayaan dalam ruang kantor kurang memenuhi, pekerja dapat
merasa tidak nyaman dan tidak puas sehingga dapat mengurangi produktivitas.
(digilib ITS, 2013)
Post Modern
Canteen
bangunan. (D.K. Ching, 1987: 176) Fungsi dinding sebagai penutup ruang
di bagian atas harus dapat memberikan kesan kokoh, kuat sebagai media
pemantul, pengarah dan penyerap suara serta berpengaruh terhadap
lighting. (Y.B. Mangunwijaya, 1980:83).
2. Lantai
Lantai harus kuat memikul beban dan tidak terlalu bergetar orang/barang
lewat. Terutama bila lantai sekaligus berfungsi sebagai dinding/langit• langit
pemisah antara ruang bawah dengan ruang di atasnya (Pamudji Suptandar,
1982:13). Lantai dapat menunjang fungsi dan kegiatan yang terjadi dalam
ruang, dapat memberikan karakter dan dapat memperjelas sifat ruang
misalnya dengan memberikan permainan pada permukaan lantai. (Pamudji
Suptandar, 1982:2).
3. Plafon
Plafon atau langit-langit sebagai penutup ruang bagian atas harus dapat
memberikan kesan kokoh, kuat sebagai media penyerap bunyi, tempat
berlindung instalasi, bidang penempatan titik lampu, dan elemen dekoratif.
(Y.B. Mangunwijaya, 1990)
alam,dalam hal ini berkaitan dengan lubang masuk dan keluar pada suatu
ruangan. Aliran udara bertambah cepat jika lubang masuknya lebih kecil
daripada lubang keluamya (D.K. Ching, 1987:242).
Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan meliputi:
b. Pencahayaan
a) Pencahayaan Alami
b) Pencahayaan Buatan
- Bekal kantor (office supplies), seperti kertas, pena, tinta, pita mesin
tik, penghapus dan peralatan habis pakai lainnya.
Mesin-mesin Kantor
Kantor merupakan bangunan komersial, yang oleh sebab itu aspek utama yang
harus diperhatikan dan dipenuhi adalah efisiensi. Pada perencanaan maupun
perancangan harus dipertimbangkan pengaturan /layout-nya. Faktor pertimbangan
dalam perencanaan bangunan kantor dapat diklasifikaskan menjadi tiga kelompok
yakni, faktor ekonomi, faktor konstruksi, dan faktor lingkungan ekologi.
George Terry membuat batasan bahwa yang dimaksud dengan tata ruang
Berikut penjelasannya:
1. Tata ruang terpisah, biasa juga disebut tata ruang tertutup, yaitu apabila unit
kerja yang satu tetapkan secara terpisah dari unit kerja lainya.
Pemisahan dapat berupa kamar-kamar terdiri atau dibuat kamar-kamar dengan
penyekat pembuatan misalnya kayu.
2. Wama
3. Udara
Mengenai faktor udara ini, yang penting sekali ialah suhu udara dan banyak
uap air pada udara itu. Adapun untuk mengatasi suhu udara dapat
dilakukan dengan:
4. Suara
Dengan kondisi kantor yang sehat, pekerjaan berjarn-jarn tak akan rnernbuat stres
dan tubuh tetap bugar. Berikut ini beberapa tanda suasana kerja di kantor
tergolong sehat.
Jika suasana kerja riang dan jenaka rnaka pekerjaan sernuanya rnenjadi lebih
rnenyenangkan. Jika bekerja dengan suasana yang serius, rnaka itu bisa
rnernpengaruhi produktivitas kerja. Jika tak ada perasaan rnenyesal telah
berbagi ide dengan bos atau rekan kerja, ini rnenunjukkan ternpat
kerja yang rnenyenangkan. Berbagi ide akan rnernbantu rneningkatkan
output dari produktivitas kerja. Bekerja dengan suasana yang rnenyenangkan
bisa rnernbantu rnencapai hasil yang lebih baik.
Jika rnenghadiri rapat tanpa tujuan, itu hanya akan rnernbuat orang jengkel. Ini
akan rnernengaruhi produktivitas kerja. Saat rapat, rnerniliki tujuan spesifik itu
sangat penting karena rnernbantu rnenciptakan lingkungan kerja yang andal.
5. Kenyarnanan kantor
Tingkat kenyarnanan di kantor rnerniliki peranan penting. Jika rnerasa
nyarnan di kantor yang sernuanya terlihat terorganisir, rnaka akan
terciptalah lingkungan kerja yang sehat di dalarnnya.
b) Tinta, lern, karet penghapus, pita rnesin tik. c) Paper clip, jepitan kawat,
staples.
g) OHP, LCD
Benda-benda kantor yang umumnya terbuat dari bahan yang kuat seperti kayu
atau baja yang digunakan untuk pekerjaan tata usaha.
a. Meja kantor
c. Lemari
Lemari di kantor dapat dibedakan berdasarkan kegunaanya, macam-
macam lemari atau alat penyimpan di kantor antara lain :
Lemari-lemari warkat, lemari ini biasanya digunakan untuk
menyimpan warkat atau dokumen yang belum difile atau belum
disimpan.
Selain dari segi aktivitasnya, ciri-ciri kantor juga dapat dilihat dari segi sarana dan
prasarana yang digunakan, diantaranya adalah:
2.2. Interior
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain interior merupakan suatu
perencanaan dalam menata suatu ruangan, dengan tujuan untuk menciptakan
ruangan yang nyaman untuk kita tempati bernaung dan beraktifitas.
1. Tata Ruang
Geometri atau ukuran penting erat kaitannya dengan interior karena akan
mempengaruhi rancangan yang akan dibuat. Aspek-aspek yang
dipertimbangkan yaitu: (a) Bentuk: meliputi bagaimana orientasi ruang dan
karakteristiknya; dan (b) Dimensi: lebih ke ukuran, sirkulasi, ruang gerak, dan
sebagainya
Material, mempunyai peranan besar terhadap rancangan interior, yakni
mempengaruhi tampilan atau visual pada ruang. Hal-hal yang meliputi setting
material yaitu: (a) Bahan: bahan yang diaplikasikan pada elemen-elemen
pembentuk, contoh: keramik, parket kayu; (b) Tekstur: pola atau alur yang
dapat dirasakan oleh kulit, contoh: dinding yang halus, plesteran kasar; (c)
2. Lantai
Lantai adalah bidang ruang interior yang datar dan mempunyai dasar yang
rata. Sebagai bidang dasar yang menyangga aktivitas interior dari furniture
yang ada, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul beban
tersebut dengan aman, dan permukaannya harus kuat untuk menahan
semua beban yang berada di atas nya baik civitas manusia ataupun
beban mati.
3. Dinding
Dinding adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan. Secara
tradisional, dinding telah berfungsi sebagai struktur pemikul lantai di atas
permukaan tanah, langit-langit dan atap. Dinding adalah elemen utama yang
dengannya kita membentuk ruang interior. Bersama dengan bidang lantai dan
langit-langit yang pelengkap untuk penutup, dinding mengendalikan ukuran
dan bentuk ruang. Dinding juga dapat membentuk ruang interior. Bersama
dengan bidang lantai dan langit-langit yang pelengkap untuk penutup, dinding
mengendalikan ukuran dan bentuk ruang.
4. Langit–langit (plafon)
Plafon adalah elemen yang menjadi naungan dalam desain interior, dan
menyediakan perlindungan fisik maupun psikologis untuk semua yang ada
dibawahnya.Meskipun berada diluar batas jangkauan tangan kita dan tidak
digunakan seperti halnya lantai dan dinding, langit-langit memainkan peran
visual penting dalam pembentukan ruang interior dan dimensi vertikalnya.
5. Jendela
6. Pintu
Pintu, dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita sendiri, perabot,
dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke
ruang lain di dalam bangunan. Melalui desain konstruksi dan lokasinya, pintu
dan jalan masuk dapat mengendalikan penggunaan ruangan pandangan
dari satu ruang ke ruang berikutnya dan masuknya cahaya, suara, udara
hangat dan udara sejuk.
7. Perabot
Perabot adalah salah satu kategori elemen desain yang pasti selalu ada di
hampir semua desain interior.Perabot menjadi perantara antara
arsitektur dan manusianya.Menawarkan adanya transisi bentuk dan skala
antara ruang interior dan masing-masing individu.
9. Pencahayaan
kenyamanan. Keadaan suhu normal bagi manusia adalah berkisar kurang lebih
suhu tubuh manusia akan memberikan dampak positif bagi seseorang dalam
2.2.3. Warna
Definisi lain tentang wama, wama adalah mutu cahaya yang dapat ditangkap
oleh indra penglihatan atau mata kita. Wama merupakan unsur penting dalam desain,
karena dengan wama, suatu karya desain akan mempunyai arti atau nilai lebih
(added value) dari utilitas karya tersebut. Keindahan sebuah wama tidak akan ada
artinya apabila hadir sendiri tanpa kehadiran warna-warna lain disekitarnya.
Karena warna-warna tersebut akan saling mempengaruhi.
Pemilihan wama oleh seseorang, menurut teori atribusi, dapat disebabkan oleh
faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal erat kaitannya dengan
ketertarikan atau kesukaan terhadap suatu hal, sedangkan faktor situasional
seringkali tindakan seseorang dipengaruhi oleh lingkungan seseorang.
Dalam hal pemilihan wama pada tampak depan kantor dan pada interior ruang
kantor, ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu, pertama kesukaan atau
ketertarikan pada wama tertentu, ke dua mengikuti trend yang berkembang di
masyarakat.
Psikologi wama adalah suatu hal yang terbentuk dalam diri manusia ketika melihat
wama tertentu. Dari sisi psikologi, wama memiliki dampak yang kuat terhadap
emosi dan mood manusia dan merupakan aspek yang mempengaruhi penampilan
visual suatu ruang. Pada masa sekarang orang memilih wama tidak hanya sekedar
mengikuti selera pribadi berdasarkan perasaannya saja tapi telah memilih wama
berdasarkan kesadaran penuh akan kegunaan wama tersebut (Darmaprawira, 2002).
Wama adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai
dampak penting bagi pegawai. Meskipun sebagian besar pegawai sadar akan dampak
fisik wama, namun banyak yang tidak sadar akan dampak psikologisnya baik positif
maupun negatif pada produktivitas, kelelahan, moral, tingkah laku, dan ketegangan
(McShane, 1997). Wama pada perkantoran tidak hanya mempunyai nilai estetika
tetapi juga mempunyai nilai fungsi. Menurut Grandjean (1988) wama di dalam
atau di sekitar tempat kerja memiliki beberapa fungsi :
Jika ruang kerjanya sangat besar dapat dibagi dengan wama-wama yang berbeda
sehingga membuatnya lebih anonim. Jika pekerjaan yang dilakukan dalam
ruangan membutuhkan konsentrasi maka seharusnya memilih wama yang lebih
berhati-hati untuk menghindari distraksi. Dalam kasus ini, dinding, langit• langit, dan
elemen struktural lain sehamsnya dicat dengan wama yang terang tetapi tidak
mengganggu penglihatan (Grandjean, 1988).
Beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan
wama di kantor (Quible, 2001), antara lain :
2.2.4. Antropometri
2.2.4.1. Resepsionis
Dalam sebuah kantor publik, area resepsionis sangatlah penting. Selain berfungsi
sebagai penerima tamu, juga dapat berfungsi sebagai customer service. Hal yang
penting dalam penetapan tinggi meja resepsionis secara antropometrik
adalah ukuran tinggi siku, dengan rentang tinggi sebesar 86,4 --99,1 cm
menunjukkan tinggi meja resepsionis. Tinggi duduk dan tinggi mata merupakan
hal yang penting dalam menciptakan daerah pandangan yang tak terhalangi.
Gambar yang ditunjukkan dengan garis putus-putus, merupakan elemen
permukaan sebuah konter yang sering kali diperlukan untuk keamanan atau sebagai
tirai visual dari bagian atas permukaan meja.
kernungkinan keadaan pada sudut ruang tunggu dan lounge. Dari garnbar tersebut,
terdapat dua keadaan, yaitu :
1. Sudut ruang tunggu dan lounge dengan sirkulasi untuk orang berjalan
menunjukkan jarak bersih utama yang dilibatkan dalam suatu tata letak ruang tunggu
atau lounge, dengan jarak bersih antara sisi muka tempat duduk dan tepian meja
dibatasi antara 16 dan 18 inci atau 40,6 dan 45,7cm. Jarak bersih ini mungkin
memerlukan beberapa tingkat kontak tubuh atau langkah menyamping untuk sirkulasi
dan jalan masuk. Secara antropometri, hal ini memungkinkan jangkauan manusia,
Kursi pengguna urnurn ditujukan pada klien atau pengunjung kantor. Penggunaan
kursi dalarn waktu yang tidak terlalu lama / singkat. Dirnensi tinggi ternpat duduk
sebesar 17 inci atau 43,2cm. Pernilihan dirnensi ukuran kursi dipilih pada ukuran
yang terbesar, karena jika yang dipilih adalah dirnensi ukuran terkecil, rnaka jika
rnanusia yang rnerniliki dirnensi besar duduk di kursi tersebut, rnanusia itu tidak dapat
rnuat dalarn kursi.
memberikan ilustrasi kebutuhan dimensi dasar dari sebuah lingkungan kerja yang
biasanya diterapkan pada ruangan staff. Penataan jarak meja dengan lampu
gantung yaitu 55,9-81,3cm. Kemudian juga terdapat keadaan pada gambar, dimana
Gambar 2.26 : Studi Antropometri Rak Penyimpanan Arsip pada Ruang Staf
duduk tarnu dengan lebar 30-42 inci atau 76,2- 106,7 cm.
memberikan ilustrasi penataan meja rapat berbentuk bundar dan segi empat untuk
empat orang, biasanya digunakan pada ruangan yang tidak terlalu besar atau pada
kantor dengan sistem ruang terbuka (open space). Jarak yang di sarankan sebesar
45,7 - 61 cm sebagai jarak yang diperlukan dari tepian meja hingga belakang kursi.
Untuk menunjukkan hubungan yang umum dari dua orang yang sedang duduk
berseberangan pada sebuah meja rapat. Ukuran meja yang disarankan sebesar
91,4-137,2cm. Tinggi meja juga harus dianalisa sehubungan dengan tinggi
lipatan dalam lutut, tinggi siku, dan jarak bersih paha.
Kelebihan dari data sekunder adalah waktu dan biaya yang dibutuhkan
untuk penelitian untuk mengklasifikasi permasalahan dan mengevaluasi
data, relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pengumpulan data primer.
Jaringan listrik saat ini sudah tersedia dalam kawasan Kemenaker, sumber energi
listrik berasal dari PLN, dengan penambahan fasilitas gedung maka diperlukan
penambahan daya listrik untuk kawasan Kemenaker
Jaringan air bersih yang bersumber dari air tanah, dengan sumur bor, namun saat
ini kondisi kualitas air tanah belum baik sesuai standar kualitas air bersih.
Jaringan air kotor masih belum tersedia di dalam kawasan karena masih dalam
tahap pengembangan fasilitas bangunan. Untuk kedepan diperlukan pembuatan
sumur resapan, sebagai sarana pembuangan air kotor.
1. Internal
Pelaku internal itu sendiri terdiri dari beberapa pelaku kegiatan seperti staff dan
kepala dinas
2. Ekternal
Pelaku eksternal dari ruangan tersebut adalah seperti tamu yang menggunjugi
ruangan tersebut
4.2.1. Arsitektur
Kebutuhan untuk sebuah ruang kantor, sesuai dengan fungsi utamanya. Jumlah
ruangan dan kapasitas sudah ditentukan oleh Kemenaker dari rencana denah ruang
yang sudah ada dengan kapasitas Jamaah < 50 orang dan berbagai tipe Furnitur
sesuai kebutuhan, Beberapa Elemen Pengisi Ruang :
1. Dinding
Dinding berfungsi sebagai elemen pembatas antar ruang. Elemen dinding
terbuat dari material batu bata. Dinding difinishing dengan penggunaan cat
dinding atau sekedar batu bata yang diekspos.
2. Lantai
Penggunaan material lantai dengan menggunakan material batu alam,
keramik serta penggunaan penutup lantai yang dilapisi karpet.
3. Bukaan
Bukaan dapat berupa pintu, jendela serta ventilasi udara. Besarnya bukaan
dan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan ruang serta kondisi penghawaan
pada site.
2. Warna
Warna yang digunakan pada ruang kantor disesuaikan dengan penekanan
studi unsur arsitektur dengan menggunakan warna-warna yang cenderung
hangat, warna alam serta warna-warna netral.
3. Ukuran
Ukuran yang digunakan disesuaikan dengan proporsi ruang dengan ukuran
manusia sebagai perwujudan dari penekanan desain.
Adanya banyak bukaan dalam suatu bangunan merupakan salah satu karakter
modem. Pada bangunan kantor ini saat siang hari tidak memerlukan bantuan
lampu dalam ruangan kantor, karena kantor didesain dengan memiliki banyak
bukaan. Sehingga pencahayaan alami yang didapat dari sinar matahari dapat
dimanfaatkan secara optimal.
24 watt. Lampu LED memang lebih mahal daripada lampu pijar, tetapi untuk
pemakaian pada jangka panjang, pemakaian listrik akan lebih murah. Pada konsep ini,
Pada beberapa titik spot dinding, terdapat lampu pijar yang digunakan sebagai
lampu aksen yang mempercantik tampilan ruangan. Penggunaan jenis lampu ini
tidak terlalu sering dinyalakan, karena lampu tersebut tidak sehemat lampu LED.
4.2.2.1. Dinding
Gambar. Dinding
Dinding yang digunakan pada konsep desain Ruang Kantor lantai 5 ada 3 jenis, yaitu
dinding semen concrete, dindingpartisi dan dinding cat polos. Untuk dinding semen
dan bata merah dibiarkan dan di cat serta pelapisan dinding treatment.
Pemilihan wama dinding untuk penerapan cat polos yaitu wama-wama netral dan
dingin seperti wama hitam, putih dan abu-abu. Tidak memilih wama wama mencolok
seperti pink, kuning, dsb karena akan menimbulkan kesan yang terlalu ramai.
Pemilihan wama-wama netral digunakan agar ruangan memiiki kesan luas dan
bersih.
Terdapat beberapa spot dinding yang memilih pengaplikasian berupa cat polos
dengan wama hijau, hal ini agar menggambarkan corporate image dari perusahaan.
Kemudian penggunaan wama hijau juga memberikan kesan maskulin.
Tidak lupa memberi logo identity pada beberapa spot dinding di beberapa area, seperti
area resepsionis dan area showroom. Dinding didesain dengan tidak terlalu banyak
omamen agar tidak memiliki kesan ramai dan terlalu padat. Material dinding
lainnya yang digunakan adalah material yang memiliki sifat penyerap suara atau yang
bersifat absorbent. Material -material ini akan diaplikasikan pada ruangan kantor
seperti ruang meeting dan ruang direktur, serta ruangan yang memerlukan
penanganan tata suara khusus lainnya dan dipadukan dengan material yang bersifat
reflector.
4.2.2.2. Lantai
Gambar. Lantai
Penerapan lantai semen concrete diterapkan pada area kantor yang cukup luas dan
bersifat publik, seperti pada resepsionis. Pengaplikasian semen concrete memberikan
kesan luas pada area tersebut. Selain itu kesan industrial dan kesan unik anti
mainstream akan terlihat pada area tersebut.
4.2.2.3. Plafon
Plafon adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai langit-langit
bangunan. Pada dasarnya plafon dibuat dengan maksud untuk mencegah cuaca
panas atau dingin agar tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap.
Namun demikian dewasa ini plafon tidak lagi hanya sekedar penghambat panas atau
dingin, melainkan juga sebagai hiasan yang akan lebih mempercantik interior suatu
bangunan. Plafon biasanya dibuat dengan ketinggian tertentu.
beberapa desain fumitur yang akan diterapkan pada konsep desain kantor BPH
Migas. kemudian pada terdapat pengaplikasian beberapa jenis vitrin yang akan
digunakan pada area Kantor.
Elemen estetis yang dipilih tidak terlalu banyak macamnya. Pemberian dekorasi
pada dinding berupa typography dapat memberikan kesan industrial. Dapat juga
memasang beberapa piguradan Foto pada dinding.
1. Gambar Interior
2. Gambar Furnitre kustom
3. Gambar Penerangan