Perhitungan Detektor Sni 03
Perhitungan Detektor Sni 03
Perhitungan Detektor Sni 03
Panas adalah penambahan energi yang menyebabkan bahan temperaturnya naik dan juga energi
dihasilkan oleh bahan yang terbakar.
Detektor panas dari tipe temperatur-tetap atau tipe laju kompensasi pola titik harus digolongkan
sesuai temperatur kerja dan ditandai dengan kode warna yang sesuai (lihat tabel 5.3.1).
Apabila warna keseluruhan dari suatu detektor sama dengan tanda kode warna yang disyaratkan
untuk detektor itu, salah satu susunan berikut, dipakai warna yang kontras dan mudah dilihat
setelah pemasangan, harus dibicarakan :
b). Nilai temperatur dalam angka dengan ketinggian huruf 9,5 mm ( 3/8 inci ).
1.2. Lokasi.
Detektor jenis titik harus diletakkan pada langit-langit dengan jarak tidak kurang dari 100 mm ( 4
inci ) dari sisi dinding atau pada sisi dinding yang berjarak antara 100 mm ( 4 inci ) dan 300 mm
( 12 inci ) dari langit-langit (lihat gambar A.5.4.1. pada apendiks A ).
Pengecualian no.1 : Di dalam hal konstruksi balok melintang padat, detektor harus dipasang pada
bagian bawah dari balok melintang.
Pengecualian no.2 : Di dalam hal konstruksi balok dimana kedalaman balok kurang dari 300 mm
( 12 inci ) dan jarak pusatnya kurang dari 2,4 m ( 8 ft ), detektor dapat dipasangkan pada bagian
bawah balok.
Detektor panas jenis garis harus diletakkan pada langit-langit atau pada sisi dinding dengan jarak
tidak lebih dari 500 mm ( 20 inci ) dari langit-langit.
a). Jarak antar detektor harus tidak boleh melebihi jarak yang tercantum dalam daftar (“list”) dan
detektor harus berada di dalam jarak setengah dari jarak yang terdaftar (“listed”), diukur pada
sudut yang benar, dari semua dinding atau partisi diperpanjang sampai 460 mm (18 inci) dari
langit-langit, atau
b). Seluruh titik pada langit-langit harus terdapat detektor dengan jarak yang sama dengan 0,7
kali jarak terdaftarnya. Ini akan bermanfaat dalam melakukan penghitungan perletakan pada
koridor atau daerah yang tidak teratur.
Untuk kepentingan standar ini, asap adalah keseluruhan partikel yang melayanglayang baik
kelihatan maupun tidak kelihatan dari suatu pembakaran.
2.1. Klasifikasi.
Detektor asap tipe titik harus diberi tanda terhadap kepekaan produksi normalnya ( persen per
meter pengaburan ), diukur sesuai persyaratan pada daftar. Toleransi produksi sekitar kepekaan
normalnya harus juga ditunjukkan.
Detektor asap yang mempunyai perlengkapan pengaturan di lapangan kepekaannya, harus
mempunyai rentang pengaturan tidak kurang dari 0,6 persen/ ft pengaburan, dan sarana
pengaturannya harus diberi tanda untuk menunjukkan posisi kalibrasi nominal dari pabrik.
Lokasi dan jarak dari detektor asap harus merupakan hasil dari suatu evaluasi yang didasarkan
pada pertimbangan enjinering ditambah panduan yang dirinci dalam standar ini. Bentuk dan
permukaan langit-langit, ketinggian langit-langit, konfigurasi dari kandungan, karakteristik
pembakaran dari bahan mudah terbakar yang ada dan ventilasi merupakan beberapa kondisi yang
perlu dipertimbangkan.
Apabila dimaksud untuk melindungi terhadap bahaya kebakaran khusus, detektor dapat
dipasangkan dekat pada bahaya kebakaran dalam posisi dimana detektor akan siap menangkap
asap.
Nyala adalah tiang dari gas-gas, dibuat bercahaya oleh panas, berasal dari bahan yang terbakar.
Nyala dari beberapa bahan ( contoh hidrogen ) tidak terlihat secara kasat mata manusia.
Detektor nyala api adalah suatu alat yang bereaksi terhadap munculnya energi radiasi yang
terlihat oleh mata manusia ( kira-kira 4.000 ~ 7.700 angstrom ) atau energi radiasi diluar
jangkauan penglihatan mata manusia.
Detektor nyala kedipan adalah detektor nyala foto-elektrik termasuk sarana untuk mencegah
reaksi terhadap cahaya yang terlihat kecuali cahaya yang diawasi dimodulasikan pada frekuensi
yang sesuai dengan kedipan dari nyala.
Detektor infra merah adalah suatu alat yang elemen penginderaannya akan bereaksi terhadap
energi radiasi di luar jangkauan penglihatan manusia ( kira-kira 7.700 Angstrom ).
3.4. Detektor nyala foto-elektrik.
Detektor nyala foto-elektrik adalah suatu alat yang elemen penginderaannya adalah “photocell”
yang merubah konduktivitas listrik atau membangkitkan tegangan listrik bila menangkap energi
radiasi.
Detektor ultra-violet adalah suatu alat yang elemen penginderaannya akan bereaksi terhadap
energi radiasi di luar jangkauan mata manusia ( kira-kira di bawah 4.000 Angstrom).
Kecuali cara lain yang diijinkan disini, detektor nyala api tidak boleh diletakkan di luar jarak
antara yang disebutkan dalam daftar atau maksimum yang diijinkan. Jarak lebih dekat harus
diterapkan bila struktural dan karakteristik lain dari bahaya kebakaran yang diproteksi
melemahkan efektifitas deteksi.
Detektor nyala api harus direncanakan dan dipasang sedemikian sehingga pandangan
lapangannya akan cukup untuk menjamin deteksi daerah khusus kebakaran.
Apabila pemindahan material pada peluncur ( “chute” ) atau sabuk ( “belt” ), atau dalam ducting
atau tabung, atau lainnya, ke atau melewati detektor yang bersangkutan, pertimbangan jarak
antara tidak akan ditentukan, tetapi penempatan yang strategis dari detektor disyaratkan untuk
menjamin pendeteksian yang memadai.
Gas adalah molekul tanpa ikatan yang dihasilkan oleh suatu bahan yang terbakar dan terutama
terhadap oksidasi atau reduksi.
Lokasi dan jarak antara detektor gas kebakaran harus hasil dari evaluasi yang didasarkan pada
penilaian teknis seperti dilampirkan dalam uraian lengkap dalam standar ini. Bentuk langit-langit
dan permukaan, ketinggian langit-langit, konfigurasi muatan, karakteristik nyala api dari bahan
yang terbakar, dan ventilasi merupakan beberapa kondisi yang harus dipertimbangkan.
Apabila dimaksudkan untuk memberikan proteksi terhadap bahaya tertentu, detektor dapat
dipasang lebih dekat dengan bahaya tersebut dalam posisi dimana detektor akan siap menangkap
gas kebakaran.
4.2. Stratifikasi.
Efek yang mungkin dari stratifikasi pada ketinggian di bawah langit-langit harus juga
dipertimbangkan ( lihat A.6.4.1.2 dalam apendiks A ).
Detektor gas kebakaran tipe titik harus diletakkan pada langit-langit berjarak tidak kurang dari
100 mm ( 4 inci ) dari sisi dinding terhadap ujung terdekat, atau jika pada sisi dinding berjarak
antara 100 mm ( 4 inci ) dan 300 mm ( 12 inci ) turun dari langit-langit ke puncak detektor ( lihat
gambar A.5.4.1. dalam apendiks A ).
Pengecualian no.2 : Dalam hal konstruksi balok silang padat, detektor harus dipasang pada
bagian bawah dari balok silang.
Pengecualian no.3 : Dalam hal konstruksi balok dimana kedalaman balok kurang dari 300 mm
( 12 inci ) dan kurang dari 2,4 m ( 8 ft ) dari bagian tengahnya, detektor boleh dipasang pada
bagian bawah dari balok.
Masing-masing titik sampel dari suatu detektor gas kebakaran harus diperlakukan sebagai
detektor tipe titik untuk maksud perletakan dan jarak antara.
Pada langit-langit rata, jarak antara 9 m ( 30 ft ) boleh dipakai sebagai pedoman. Dalam semua
kasus, rekomendasi dari manufaktur harus diikuti. Jarak antara yang boleh digunakan tergantung
pada ketinggian langit-langit, kondisi perubahan atau kebutuhan reaksi.
Konstruksi langit-langit dimana kedalaman balok silang 200 mm ( 8 inci ) atau kurang, harus
dipertimbangkan ekivalen terhadap langit-langit rata.
Jika kedalaman balok silang melebihi 200 mm ( 8 inci ), jarak antara detektor tipe titik dalam
arah tegak lurus ke balok silang harus dikurangi ( lihat juga butir A.6.4.1.2 ).