Ketentuan Alarm Kebakaran Otomatis

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

REPUBLIK INDONESIA NOMOR :


PER.02/MEN/1983
TENTANG INSTALASI ALARM
KEBAKARAN AUTOMATIK
- Almari memiliki tinggi
> 2 meter/mencapai
langit-langit serta
mempunyai isi > 3 m³
• Ruang tangga kedap kebakaran harus dipasang detector
• Bila pintu tahan api memisahkan daerah yang dilindungi dengan
daerah yang tidak dilindungi, maka harus dipasang detektor di daerah
yang dilindungi dengan jarak 1,5 (satu setengah) m dari pintu
tersebut.
• Setiap lantai gedung dimana secara khusus dipasang saluran
pembuangan udara harus dilindungi sekurang-kurangnya satu
detektor asap atau sejenisnya yang ditempatkan pada saluran
mendatar lubang pengisap sedekat mungkin dengan saluran tegakny
• Panil Indikator harus lengkap dengan :
1. Fasilitas kelompok alarm
2. Saklar reset alarm
3. Pemancar berita kebakaran
4. Fasilitas pengujian dan pemeliharaan
5. Fasilitas pengujian baterai dengan voltmeter dan amperemeter
6. Saklar penguji baterai
7. Indikator adanya tegangan listrik
8. Saklar yang dilayani secara manual serta lampu peringatan untuk
memisahkan lonceng dan peralatan control jarak jauh (remote control)
9. Petunjuk alarm yang dapat didengar
10. Saklar petunjuk bunyi untuk kesalahan rangkaian
• Panil indikator harus ditempatkan dalam bangunan pada tempat yang
aman, mudah terlihat dan mudah dicapai dari ruangan masuk utama
dan harus mempunyai ruang bebas 1 (satu) m di depannya.
Sistem Deteksi Panas
• Untuk setiap 46 (empat puluh enam) m2 luas lantai dengan tinggi
langit-langit dalam keadaan rata tidak lebih dari 3 (tiga) m harus
dipasang sekurang-kurangnya satu buah detektor panas.
• jarak antara detektor dengan detektor harus tidak lebih dari 7 (tujuh)
m keseluruhan jurusan ruang biasa dan tidak boleh lebih dari 10
(sepuluh) m dalam koridor
• jarak detektor panas dengan tembok atau dinding pembatas paling
jauh 3 (tiga) m pada ruang biasa dan 6 (enam) m dalam koridor serta
paling dekat 30 (tiga puluh) cm
• Detektor panas yang dipasang pada ketinggian yang berbeda
(staggered principle) sekurang-kurangnya satu detektor untuk 92
(sembilan puluh dua) m2 luas lantai dengan syarat:
• a. detektor disusun dalam jarak tidak boleh lebih 3 (tiga) m dari
dinding;
• b. sekurang-kurangnya setiap sisi dinding memiliki satu detektor;
• c. setiap detektor berjarak 7 (tujuh) m.
• Jarak detektor panas dapat dikurangi dengan mengingat
pertimbangan sebagai berikut:
a. bila daerah yang dilindungi terbagi-bagi oleh rusuk, gelagar, pipa
saluran atau pembagi semacam itu yang mempunyai kedalaman
melampaui 25 (dua puluh lima) cm maka untuk setiap bagian yang
berbentuk demikian harus ada sekurang-kurangnya sebuah
detektor bila luas bagian tersebut melampaui 57 (lima puluh tujuh)
m2, namun jika langit-langitnya terbagi dalam daerah lebih sempit,
maka harus dipasang sekurang-kurangnya satu detektor untuk luas
28 (dua puluh delapan) m2;
b. bila letak langit-langit melampaui ketinggian 3 (tiga) m dari lantai,
maka batasan luas lingkup untuk satu detektor harus dikurangi
dengan 20 (dua puluh) % dari luas lingkupnya.
• Ruangan tersembunyi yang mempunyai ketinggian tidak lebih dari 2
(dua) m dan pemancaran panas kesamping tidak terhalang gelagar
yang menjorok ke bawah dari langit-langit sedalam 50 (lima puluh) %
dari tingginya harus dipasang sekurangkurangnya satu detektor untuk
92 (sembilan puluh dua) m2 luas lantai dengan jarak antara detektor
maximum 9 (sembilan) m serta jarak antara dinding tidak boleh lebih
dari 6 (enam) m.
• Pemasangan detektor harus diatur sedemikian rupa sehingga
elemennya yang peka panas tidak boleh berada pada posisi kurang
dari 15 (lima belas) m atau lebih dari 100 (seratus) mm di bawah
permukaan langit-langit. Apabila terdapat kerangka penguat
bangunan detektor dapat dipasang pada sebelah bawah kerangka
tersebut, asalkan kerangka itu tidak mempunyai kedalaman
melampaui 25 (dua puluh lima) cm
• Pada satu kelompok sistem alarm kebakaran tidak boleh dipasang lebih dari 40 (empat
puluh) buah detektor panas
• Instalasi alarm kebakaran automatik yang menggunakan detektor panas jenis ini harus
memiliki elemen lebur yang panjangnya tidak melebihi 3 (tiga) m.
• Pemasangan detektor jenis ini tersebut harus ditempatkan sepanjang ruangan yang
harus dilindungi dan jarak antara detektor satu dengan lainnya tidak lebih dari 3 (tiga) m
serta jarak dari dinding tidak lebih dari 1 ½ (satu setengah) m.
• Pemasangan detektor jenis ini harus disusun sedemikian rupa sehingga untuk suatu
panjang tertentu tidak terdapat lebih dari tiga perubahan arah.
• Alat hubung detektor jenis ini harus ditempatkan pada tingkat bangunan yang
bersangkutan serta berada dalam peti kedap debu dan terhubung dengan indikator
secara listrik.
• Suatu bangunan dengan atap yang berpuncak memajang harus ada detektor jenis ini
dengan elemen lebur sepanjang puncak memanjangnya. Apabila jajaran puncak
memanjangnya melebihi 4,5 (empat lima per sepuluh) m dari sesamanya harus dipasang
deretan elemen lebur. (5) Pengawatan ini harus dilindungi dari kerusakan secara mekanik
Sistem Deteksi Asap
• Detektor asap harus dapat bekerja baik dan kepekaannya tidak terpengaruh oleh variasi
tegangan yang bergerak dalam batas kurang atau lebih 10 (sepuluh) % dari tegangan
nominalnya.
• Bila detektor asap dipasang secara terbenam, maka alas dari elemen penginderaannya harus
berada sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) mm di bawah permukaan langitlangit.
• Dalam menentukan letak detektor asap harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. bila detektor asap dipasang dalam saluran udara yang mengalir dengan kecepatan lebih dari
1 (satu) m perdetik perlu dilengkapi dengan alat penangkap asap (sampling device).
b. bila disuatu tempat dekat langit-langit atau atap dimungkinkan dapat timbul suhu tinggi,
maka detektor perlu diletakan jauh di bawah langit-langit atau atap tersebut agar detektor
dapat bereaksi sedini mungkin.
c. apabila detektor asap dipasang dekat dengan saluran udara atau dalam ruang berair
conditioning harus diperhitungkan pengaruh aliran udara serta gerakan asapnya.
• Pemasangan detektor asap harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
• a. untuk setiap 92 (sembilan puluh dua) m2 luas lantai harus dipasang
sekurangkurangnya satu detektor asap atau satu alat penangkap asap.
• b. gerak antar detektor asap atau alat penangkap asap tidak boleh
melebihi dari 12 (dua belas) m dalam ruangan biasa dan 18 (delapan
belas) m di dalam koridor.
• c. jarak dan titik pusat detektor asap atau alat penangkap asap yang
terdekat ke dinding atau pemisah tidak boleh melebihi dari 6 (enam)
m dalam ruangan biasa dan 12 (dua belas) m di dalam karidor.
• (1) Dalam ruangan tersembunyi yang tingginya tidak melebihi 2 (dua) m dan penyebaran asap
kesamping tidak terhalang oleh gelagar yang menjorok ke bawah sampai 50 (lima puluh) % dari
tingginya, sekurang-kurangnya harus dipasang satu detektor asap untuk setiap 184 (seratus delapan
puluh empat) m2 luas lantai. Jarak antar detektor asap tidak melebihi dari 18 (delapan belas) m dan
jarak dari dinding atau pemisah ke detektor terdekat tidak boleh melebihi dari 12 (dua belas) m.
• (2) Bila gelagar yang menjorok ke bawah sebagaimana dimaksud diatas melampaui 50 (lima puluh) %
tetapi tidak melebihi 75 (tujuh puluh lima) % dari tingginya ruangan tersebut harus dipasang
sekurang-kurangnya satu detektor untuk setiap 92 (sembilan puluh dua) m2 luas lantai.
• (3) Bila gelagar yang menjorok ke bawah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) me lampaui 75
(tujuh puluh lima) % dari tingginya ruangan tersebut, maka setiap bagian ruangan harus dilindungi
secara tersendiri.
• (4) Bila detektor asap dipasang dipuncak lekukan atau ruangan tersembunyi, maka jarak antar
detektor asap dalam arah memanjang tidak boleh lebih dari 18 (delapan belas) m.
• (5) Bila atap ruangan tersembunyi sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) miring, maka deretan
detektor asap yang terbawah terletak paling jauh 6 (enam) m secara horizontal terhitung dari suatu
titik yang mempunyai jarak vertikal dari permukaan langit-langit sebelah atas dengan permukaan
sebelah bawah atap sejauh 80 (delapan puluh) cm, kemudian jarak deretan detektor horizontal
berikutnya harus 12 (dua belas) m, sedangkan jarak arah memanjang dapat dilakukan sampai 30
(tiga puluh) m.
• Setiap kelompok alarm kebakaran harus dibatasi sampai 2 (dua puluh) buah
detektor asap dan dapat melindungi ruangan tidak lebih dari 2000 (dua ribu)
m2 luas lantai. Jika dipakai sistem alat penangkap asap, maka tidak boleh
dipasang lebih dari 12 (dua belas) buah alat penangkap asap dengan satu
elemen pengindera. Sistem ini dianggap sebagai satu kelompok alarm
kebakaran.
• (1) Berkas sinar yang membentuk bagian suatu sistem dari detektor asap jenis
optik harus dilindungi terhadap timbulnya alarm palsu.
• (2) Elemen peka cahaya detektor asap jenis optik harus ditempatkan
sedemikian rupa atau diberi perisai, sehingga bila ada sinar dari manapun
datangnya selain dari sumber yang dikehendaki tidak mempunyai pengaruh
terhadap bekerjanya detektor.
• (3) Bila detektor asap jenis optik memiliki sistem monitor terhadap sumber
cahaya secara menerus, maka sumber cahaya itu harus diganti dengan yang
baru, sekurangkurangnya sekali setahun.
• Pada sistem alat penangkap asap harus tersedia dua kipas angin, satu
digerakan oleh arus listrik dari sumber utama dan yang satu dari
baterai akimulator, atau hanya satu kipas angin yang digerakan oleh
arus listrik dari sumber utama dengan satu sakelar pemindah
automatik kebateraian akimulator.
Sistem Detektor Api (Flame Detector)
• Detektor nyala api harus mempunyai sifat yang stabil dan
kepekaannya tidak terpengaruh oleh adanya perubahan tegangan
dalam batas kurang atau lebih 10 (sepuluh) % dari tegangan
nominalnya.
• Kepekaan dan kestabilan detektor nyala api harus sedemikian rupa
sehingga bekerjanya tidak terganggu oleh adanya cahaya dan radiasi
yang berlebihan atau adanya perubahan suhu dari 0o (nol derajat) C
sampai 65o (enam puluh lima derajat) C
• Satu kelompok alarm kebakaran harus dibatasi sampai dengan 20
(dua puluh) detektor nyala api untuk melindungi secara baik ruangan
maksimum 2000 (dua ribu) m2 luas lantai kecuali terhadap ruangan
yang luas tanpa sekat, maka atas persetujuan Direktur atau pejabat
yang ditunjuknya dapat diperluas lebih dari 2000 (dua ribu) m2 luas
lantai
• Detektor nyala api yang dipasang di luar ruangan (udara terbuka)
harus terbuat dari bahan yang tahan cuaca atau tidak mudah berkarat
dan pemasangannya harus sedemikian sehingga tidak mudah
bergerak karena pengaruh angin, getaran atau sejenisnya.
• Pemasangan detektor nyala api dalam gardu listrik atau daerah lain
yang sering mendapat sambaran petir, harus dilindungi sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan alarm palsu.

Anda mungkin juga menyukai