Kelompok 4 - RPS 4 - Pengauditan II
Kelompok 4 - RPS 4 - Pengauditan II
Kelompok 4 - RPS 4 - Pengauditan II
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Universitas Udayana
Tahun 2021
PEMBAHASAN
1. Akun dan Golongan Transaksi dalam Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang diterima umum. Lima kelas transaksi
dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang antara lain: 1. Penjualan ( penjualan
tunai dan kredit ); 2. Penerimaan kas; 3. Retur dan pengurangan penjualan; 4.
Penghapusan piutang tak tertagih; 5. Estimasi beban piutang tak tertagih.
Prosedur audit yang digunakan tergantung pada pengendalian internal dan hasil
pengujian pengendalian atas tujuan tersebut. Materialitas, hasil audit tahun yang
lalu,dan faktor lainnya, juga berpengaruh atas prosedur yang akan digunakan.
Penjualan yang Tercantum dalam Pembukuan Sungguh-sungguh Terjadi
Untuk tujuan ini, auditor mencurahkan perhatian pada kemungkinan terjadinya tiga
jenis kesalahan penyajian berikut:
Dua jenis kesalahan penyajian yang pertama bisa terjadi karena kekeliruan atau
karena kecurangan, sedangkan jenis yang terakhir selalu disebabkan karena
kecurangan. Konsekuensi potensial dari ketiganya adalah signifikan karena hal-hal
tersebut menimbulkan lebih saji aset dan laba.
b) Jumlah yang ditagih dalam faktur sesuai dengan jumlah barang yang
dikirimkan.
c) Jumlah tagihan dalam faktur dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi.
Auditor biasanya melakukan pengujian substantif transaksi pada setiap audit, untuk
memastikan bahwa ketiga aspek ketelitian di atas dilakukan dengan benar dengan
melakukan perhitungan ulang informasi yang tercantum dalam dokumen yang lain.
Auditor biasanya membandingkan harga dalam duplikat faktur penjualan dengan
daftar harga yang telah ditetapkan perusahaan, menghitung ulang perkalian dan
penjumlahannya, dan memandingkan detil dari faktur dengan deskripsi, jumlah, dan
nama pembeli dalam catatan pengiriman barang. Seringkali auditor juga memeriksa
pesanan dari pembeli dan order penjualan dengan membandingkan perihal yang
sama.
4. Retur dan Pengurangan Harga Penjualan
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang
telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Tujuan kelengkapan juga
merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo akun untuk menentukan
apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir tahun.
5. Metodelogi Untuk Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif Transaksi Untuk Penerimaan Kas
Seperti halnya pada bidang audit yang lain, pengujian pengendalian tergantung
padapengendalian yang diidentifikasi oleh auditor, seberapa jauh pengendalian dapat
diandalkan untuk menurunkan resiko pengendalian ditetapkan, dan apakah perusahaan
yang diaudit merupakan perusahaan publik atau bukan.
Mengingat bahwa metodologi untuk penerimaan kas sama dengan untuk penjualan, maka
pembahasan tentang pengendalian internal, pengujian pengendalian, dan pengujian
substantif transaksi tidak sedetail untuk penjualan. Salah satu bagian penting dari
tanggung jawab auditor dalam pengauditan penerimaan kas adalah mengidentifikasi
defisiensi dalam pengendalian internal yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
penyelewengan.
Seperti halnya untuk retur dan pengurangan harga penjualan, kekhawatiran utama
auditor dalam penghapusan piutang usaha adalah kemungkinan pegawai perusahaan atau
klien melakukan penggelapan kas dengan cara menghapuskan piutang yang telah
diterima. Verivikasi atas akun yang dihapus biasanya tidak memakan waktu yang lama.
Auditor pada umumnya memeriksa apakah persetujuan diberikan kepada orang yang
tepat. Sebagai contoh penghapusan akun, auditor juga biasanya memeriksan
korespondensi yang terdapat dalam arsip klien untuk mencari informasi tentang tidak ada
ditagihnya piutang. Setelah auditor berkesimpulan bahwa penghapusan dijurnal dengan
benar, selanjutnya sejumlah sample piutang yang dihapus ditelusur ke masterfile piutang
usaha untuk menguji apakah penghapusan telah dicatat dengan benar.
Nilai bersih bisa direalisasi adalah tujuan audit saldo untuk piutang usaha yang
penting sekali karena kolektibilitas piutang seiring mencerminkan bagian yang cukup
besar dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor sering kali menetapkan risiko
inheren pada tingkat yang tinggi untuk tujuan nilai bersih bisa direalisasi. Idealnya, klien
tidak tertagihnya piutang. Kita telah membahas tentang pemberian otorisasi oleh pejabat
yang tepat. Dua pengendalian lainnya adalah :
a) Pembuatan daftar umur piutang sebagai dasar untuk review dan ditindaklanjuti
oleh personil manajemen yang tepat.
b) Menetapkan suatu kebijakan penghapusan piutang apabila sudah tidak ada
kemungkinan untuk ditagih.
Jusup, Haryono. 2010. Auditing (Pengauditan). Buku 1. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.