Latihan Soal UJIAN AKHIR 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

UJIAN AKHIR (ESSAI)

PENDAMPINGAN AUDIT SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
2020

Soal 1
PT Anya Geraldine, perusahaan pemegang IUP Batubara, bekerja sama dengan
beberapa perusahaan jasa pertambangan:
 PT Lucinta Luna, perusahaan jasa inti bidang pengangkutan mengunakan ban
berjalan
 PT Raisa, perusahaan jasa inti bidang pemindahan overburden dengan
peledakan, dimana dalam menunjang pekerjaannya PT Raisa dibantu oleh PT
Isyana, perusahaan jasa non inti bidang security
 PT Chelsea Islan, perusahaan jasa non inti dengan bidang usaha catering
a. Berdasarkan Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018, Lampiran IV Kepmen
1827.K/30/MEM/2018, dan Lampiran II Kepdirjen Minerba Nomor
185.K/37.04/DJB/2019, perusahaan apa saja di lokasi kegiatan usaha
pertambangan PT Anya Geraldine yang wajib menerapkan SMKP (dengan membuat
sistem manajemen perusahaan sendiri)?
PT Anya Geraldine, PT Lucinta Luna, PT Raisa
b. Berdasarkan Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018, Lampiran IV Kepmen
1827.K/30/MEM/2018, dan Lampiran II Kepdirjen Minerba Nomor
185.K/37.04/DJB/2019, perusahaan apa saja di lokasi kegiatan usaha
pertambangan PT Anya Geraldine yang wajib melakukan audit internal SMKP?
PT Anya Geraldine, PT Lucinta Luna, PT Raisa
c. Berdasarkan Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2020, perusahaan apa saja di lokasi
kegiatan usaha pertambangan PT Anya Geraldine yang wajib melaporkan hasil
audit internal SMKP langsung kepada KaIT?
PT Anya Geraldine

(KepDirJen 185-2019, hal. 332)


Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk memberikan panduan kepada
- Pemegang IUP,
- IUPK,
- IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian,
- IPR, atau
- IUJP
dalam penerapan, penilaian, dan pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan khusus pada pengolahan dan/atau pemurnian
 Tidak termasuk Non Inti

(KepDirJen 185-2019, hal. 333)


SMKP Minerba, adalah bagian dari system manajemen pemegang IUP, IUPK, IPR, dan
IUJP secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko Keselamatan Pertambangan
yang
terdiri atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dan Keselamatan Operasi
Pertambangan.

KepMen ESDM No. 1827-2018, hal. 365


1. Jasa Pertambangan
adalah jasa penunjang yang berkaitan dengan kegiatan usaha pertambangan.
2. Usaha Jasa Pertambangan Inti
adalah usaha jasa yang kegiatannya berkaitan dengan tahapan dan/atau
bagian kegiatan usaha pertambangan.
 IUJP
3. Usaha Jasa Pertambangan Non Inti
adalah usaha jasa selain Usaha Jasa Pertambangan inti yang memberikan
pelayanan jasa dalam mendukung kegiatan usaha pertambangan.
 izin yang diterbitkan oleh instansi terkait.
4. Usaha Pertambangan
adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan, dan
penjualan serta pascatambang.

(KepDirJen 185-2019, hal. 402)


a. tim audit internal diangkat dan diberhentikan oleh KTT atau PTL;
b. audit internal dipimpin oleh seorang ketua tim audit internal;
c. ketua tim audit internal bertanggung jawab kepada KTT atau PTL;

KepMen ESDM No. 1827-2018, hal. 12


Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri atas:
q. menyampaikan laporan audit internal penerapan system manajemen
keselamatan pertambangan mineral dan batubara;

Soal 2
Jelaskan bagaimana Perencanaan Audit yang akan Saudara buat untuk melakukan
Audit Sub Elemen IV.1.1 di perusahaan Saudara?
Apa metode audit yang akan Saudara gunakan untuk melakukan verifikasi bahwa
penyusunan prosedur telah dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan
keselamatan berbasis perilaku pekerja?
Bagaimana teknik sampling Saudara?
Apa saja sampel yang Saudara butuhkan dam berapa jumlahnya?
UJIAN AKHIR
PENDAMPINGAN AUDIT SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
2020

Soal 1
“Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3 terhadap
pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”. Peraturan perundangan yang mengatur ini adalah
a. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1973
b. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 2009
c. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010
d. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
(PP No. 50-2012, pasal 19 ayat 1, hal. 9)

Soal 2
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2020, Pemegang IUJP wajib
menyusun dan menyampaikan Laporan Berkala kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya melalui pemegang IUP atau
IUPK yang meliputi:
a. laporan pelaksanaan kegiatan usaha jasa pertambangan dan laporan audit
internal penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara.
b. laporan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara dan laporan audit internal penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara
c. laporan pengelolaan Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara dan
laporan audit internal penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara
d. laporan pengelolaan Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara dan
laporan pelaksanaan kegiatan usaha jasa pertambangan
(PerMen ESDM No. 7-2020, hal. 71-72)

Soal 3
Hal yang perlu dipastikan oleh Auditor dalam melakukan Audit Sub Elemen I.3
Penetapan Kebijakan berdasarkan Lampiran II Keputusan Dirjen Mineral dan
Batubara Nomor 185.K/37.04/DJB/2019 adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Kebijakan Keselamatan Pertambangan auditi telah disahkan oleh pimpinan
tertinggi Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan
dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP.
b. Penetapan Kebijakan Keselamatan Pertambangan auditi telah menyesuaikan
perubahan yang ada di Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi khusus
untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP.
c. Kebijakan Keselamatan Pertambangan auditi telah ditetapkan secara tertulis,
tertanggal, dan ditandatangani.
d. Kebijakan Keselamatan Pertambangan auditi telah ditetapkan dan disahkan
dalam bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja.
(KepDirJen 185-2019, hal. 337)

Soal 4
Dalam melakukan audit terhadap Sub Elemen II.1 Penelahaan Awal, pernyataan
berikut yang benar adalah
a. Auditor harus mengambil sampel kegiatan di tiap departemen
b. Sampel program Keselamatan Pertambangan yang ditetapkan merupakan
program yang sifatnya inovasi
c. Auditor wajib meminta pandangan Tenaga Ahli untuk memverifikasi keesuaian
tingkat maturity level dengan kondisi
d. Tidak ada yang benar
(KepDirJen 185-2019, hal. 338)

Soal 5
Di bawah ini pernyataan yang salah adalah
a. komunikasi dan konsultasi risiko dilakukan dengan melibatkan para
pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal yang terkait, serta
dilakukan pada tahap awal proses Manajemen Risiko (salah – harusnya setiap
tahap proses)
(KepDirJen 185-2019, hal. 340)
b. penetapan konteks risiko terkait dengan penentuan batasan-batasan risiko
yang akan dikelola dan menentukan lingkup proses manajemen risiko
selanjutnya
(KepDirJen 185-2019, hal. 340)
c. setiap hasil dari pemantauan dan peninjauan terhadap proses Manajemen
Risiko dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang terkait
(KepDirJen 185-2019, hal. 345)
d. penilaian risiko dilakukan melalui proses evaluasi risiko untuk menentukan
risiko dapat diterima atau tidak
(KepDirJen 185-2019, hal. 344)

Soal 6
Salah satu ketentuan peraturan perundangan yang perlu diinventarisasi dan dibuat
daftar pemenuhannya adalah kartu untuk pekerja peledakan. Di bawah ini pernyataan
yang salah adalah
a. Pekerja yang melakukan pengamanan bahan peledak dan menyumbat lubang
ledak wajib memiliki KPP Madya (salah – harusnya KPP Pratama)
KepMen ESDM No. 1827-2018, hal. 160
b. Pekerja yang menguji pola peledakan wajib memiliki KIM
KepMen ESDM No. 1827-2018, hal. 161
c. Pekerja yang mengisi bahan peledak ke lubang ledak, merangkai dan
menyambung bahan peledak cukup memiliki KPP Madya
KepMen ESDM No. 1827-2018, hal. 160-161
d. Pekerja yang menangani kegagalan peledakan wajib memiliki KIM
KepMen ESDM No. 1827-2018, hal. 161

Soal 7
1. Penunjukan PJO dilakukan oleh pimpinan pemegang perusahaan jasa
Pertambangan dan mendapat pengesahan dari KTT atau PTL (benar)
(KepDirJen 185-2019, hal. 351)
2. KTT dapat bertindak sebagai Kepala Tambang Bawah Tanah kecuali IT keberatan
untuk kepentingan Keselamatan Pertambangan (benar)
(KepDirJen 185-2019, hal. 185)
3. Penunjukan Kepala Kapal Keruk/Isap dilakukan oleh KTT dan mendapatkan
pengesahan KaIT atau Kepala Dinas ESDM atas nama KaIT (salah)
(KepDirJen 185-2019, hal. 351)
4. Penunjukan Kepala Tambang Bawah Tanah dilakukan oleh KTT dan mendapatkan
pengesahan dari KaIT atau Kepala Dinas ESDM atas nama KaIT (benar)
(KepDirJen 185-2019, hal. 350-351)

Pernyataan di atas yang benar berdasarkan Lampiran II Keputusan Dirjen Mineral dan
Batubara Nomor 185.K/37.04/DJB/2019 adalah
a. Angka 1, 2, dan 3
b. Angka 1, 2, dan 4
c. Angka 1, 3, dan 4
d. Angka 1 dan 4

Soal 8
Perusahaan pertambangan mineral dan batubara dapat mengganti KTT atau PTL jika
terjadi hal-hal sebagai berikut, kecuali
a. KTT atau PTL dimutasi ke site lain
b. KTT atau PTL naik jabatan ke tingkat lebih tinggi yang membuat kedudukannya
berada di head office
c. KTT atau PTL diberhentikan atas rekomendasi Inspektur Tambang / Tim
Teknis Kementerian ESDM
d. KTT atau PTL diberhentikan karena sebab-sebab tertentu
(KepDirJen 308-2018, hal. 12)

Soal 9
evaluasi program pendidikan dan pelatihan yang dilakukan pada saat dan setelah
menerima materi pelatihan untuk mengukur minat peserta atas pendidikan dan
pelatihan yang telah dilakukan merupakan tahap
a. reaction
b. learning
c. behaviour
d. result
(KepDirJen 185-2019, hal. 361)

Soal 10
Dalam pengelolaan lingkungan kerja Pertambangan, kegiatan membandingkan hasil
pengukuran dengan nilai ambang batas atau standar terhadap obyek lingkungan kerja
dan menganalisis efek-efek pemaparan terhadap kondisi kesehatan Pekerja
merupakan tahapan
a. Identifikasi
b. Analisis
c. Evaluasi
d. Interpretasi
(KepDirJen 185-2019, hal. 367)

Soal 11
Di bawah ini salah satu contoh pelaksanaan pengendalian lingkungan kerja adalah
a. hearing conservation program sebagai salah satu upaya pengendalian
lingkungan kerja terkait getaran  salah, yang benar kebisingan
(KepDirJen 185-2019, hal. 66)
b. pengendalian terhadap vektor penyakit sebagai salah satu upaya pengendalian
lingkungan kerja terkait faktor biologi
(KepDirJen 185-2019, hal. 73)
c. pengaturan siklus kerja sesuai dengan kondisi iklim kerja di setiap area kerja
sebagai salah satu upaya pengendalian lingkungan kerja terkait kuantitas dan
kualitas udara kerja salah, yang benar iklim kerja
(KepDirJen 185-2019, hal. 69)
d. Semua benar

Soal 12
Di bawah ini pernyataan yang benar mengenai penerapan 4 Pilar Kesehatan Kerja
adalah
a. Penyakit degeneratif tidak termasuk penyakit tenaga kerja yang perlu
diidentifikasi dan dikendalikan potensinya dalam upaya preventif
b. Upaya kuratif merupakan pemulihan dan perawatan bagi Pekerja yang
mengalami sakit akibat kecelakaan, penyakit tenaga kerja, maupun Penyakit
Akibat Kerja
c. Atasan Pekerja yang sedang menjalani pelayanan rehabilitasi wajib menjadi
anggota tim rehabilitasi yang dipimpin oleh dokter perusahaan
d. Upaya rehabilitatif mencakup proses evakuasi ke tempat pelayanan medis di
Wilayah Izin Usaha Pertambangan atau wilayah proyek atau tempat pelayanan
medis rujukan yang lebih tinggi sesuai dengan tingkat keparahannya.
(KepDirJen 185-2019, hal. 38-40)

Soal 13
Di bawah ini yang tidak termasuk sarana dasar pelayanan kesehatan kerja adalah
a. ruangan tunggu
b. wastafel
c. tandu (berbagai jenis)
d. oxygen therapy portable
(KepDirJen 185-2019, hal. 44-45)

Soal 14
Kualifikasi sarana pelayanan kesehatan kerja pratama adalah untuk tingkat
keterisoliran dengan jarak tempuh dari lokasi tambang ke rumah sakit tipe A/B/C
antara
a. kurang dari 60 menit
b. 60 – 90 menit
c. 60 – 120 menit
d. lebih dari 90 menit.
(KepDirJen 185-2019, hal. 47)

Soal 15
Berikut ini ketentuan pengelolaan makanan, minuman, dan gizi pekerja yang tidak
diatur di Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara Nomor 185.K/37.04/DJB/2019
adalah
a. proses penyediaan makanan Pekerja diuji oleh tenaga kesehatan kerja bersama
petugas higiene industri untuk memastikan keamanan dan higiene makanan
bagi pekerja
b. jumlah kalori yang dibutuhkan Pekerja disesuaikan dengan pekerjaan, jenis
kelamin, dan angka kecukupan gizi sesuai standar yang ditetapkan instansi
berwenang
c. sumber air minum yang berasal dari air minum kemasan sesuai dengan standar
nasional Indonesia yang berlaku
d. gizi kerja paling sedikit meliputi zat gizi yang berasal dari sumber penghasil
tenaga/kalori (karbohidrat, lemak, dan protein) dan sumber zat pengatur
(vitamin dan mineral)
(KepDirJen 185-2019, hal. 58)

Soal 16
Tanggung jawab pemandu dapat mencakup hal berikut, kecuali:
a. pelaksanaan kontak dan waktu untuk wawancara
b. pemberian penjelasan atau bantuan dalam pengumpulan informasi
c. pemberian pengarahan untuk tim audit dapat berinteraksi secara efektif
dengan auditi dan bekerja sama dalam tim
d. penyaksian audit atas nama auditi
(KepDirJen 185-2019, hal. 409)

Soal 17
Berdasarkan Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara Nomor 185.K/37.04/DJB/2019
Rencana Audit SMKP wajib mencakup hal-hal sebagai berikut, kecuali:
a. dokumen-dokumen acuan audit;
b. metode komunikasi selama audit
c. waktu yang diharapkan untuk rapat dengan manajemen auditi
d. peran dan tanggung jawab orang-orang yang mendampingi audit
(KepDirJen 185-2019, hal. 406-407)

Soal 18
Di bawah ini pernyataan yang salah adalah
a. Temuan audit dapat menunjukkan baik kesesuaian maupun ketidaksesuaian
dengan kriteria audit.
b. Audit dinyatakan selesai bila telah dibuat rencana audit yang mencakup
seluruh kegiatan yang diuraikan dan laporan audit yang disahkan telah
didistribusikan.
c. Apabila terdapat temuan minor untuk satu sub elemen audit di lebih dari 30%
(tiga puluh persen) lokasi, maka dikategorikan sebagai temuan hasil audit
kategori mayor.
d. Tindakan korektif, pencegahan atau peningkatan ditetapkan dan dilaksanakan
oleh auditi dalam jangka waktu yang disepakati.
(KepDirJen 185-2019, hal. 411)

Soal 19
Dalam melakukan evaluasi Buku Tambang, berdasarkan SNI 6672 2016 tentang Buku
Tambang, ketentuan di bawah ini yang salah adalah
a. KTT hanya mengisi buku tambang di lajur pertama, ketiga, dan keempat
b. KTT mengisi lajur pertama dengan tanggal, nomor pendaftaran, dan peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar hukum
c. KTT mengisi lajur kedua dengan menuliskan informasi pelaksanan dan tindak
lanjut dari perintah, larangan, dan petunjuk serta pemberitahuan dari
Inspektur Tambang yang telah didaftarkan di lajur kedua Buku Tambang
d. Setiap butir pendaftaran di lajur keempat ditulis dengan angka
(SNI 6672-2016 hal. 9)

Soal 20
Peningkatan kinerja dapat dilaksanakan dalam hal sebagai berikut, kecuali
a. Adanya masukan dari pekerja
b. Adanya perkembangan pemanfaatan teknologi
c. Adanya tuntutan dari pemangku kepentingan
d. Adanya audit internal SMKP Minerba
(KepDirJen 185-2019, hal. 400)

Soal 21
Ketua tim audit internal SMKP Minerba perusahaan pertambangan diangkat dan
diberhentikan oleh
a. KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT
b. direksi perusahaan pertambangan
c. KTT atau PTL
d. Komite Keselamatan Pertambangan
(KepDirJen 185-2019, hal. 402)

Soal 22
Pelaksanaan audit baik internal maupun eksternal dilaksanakan dengan mengambil
sampel
a. mínimum 10% dari setiap área dan/atau kegiatan
b. mínimum 30% dari setiap área dan/atau kegiatan
c. berdasarkan rekomendasi dari Inspektur Tambang sebagai Tenaga Ahli
d. berdasarkan pertimbangan profesional (professional judgement) masing-masing
auditor.
(KepDirJen 185-2019, hal. 401)

Soal 23
Personel yang wajib ada dalam tim audit internal SMKP Minerba adalah
a. ketua tim audit internal, auditor internal, auditor yang magang, tenaga ahli,
pemandu, dan pengamat
b. ketua tim audit internal, auditor internal, tenaga ahli, pemandu, danpengamat
c. ketua tim audit internal, auditor internal, pemandu, dan pengamat
d. ketua tim audit internal dan auditor internal
(KepDirJen 185-2019, hal. 402)

Soal 24
Hasil pelaksanaan audit internal penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada
Pengolahan dan/atau Pemurnian dilaporkan paling lambat
a. 7 (tujuh) hari kerja setelah audit dilaksanakan
b. 14 (empat belas) hari kerja setelah audit dilaksanakan
c. 10 (sepuluh) hari setelah berakhirnya tahun
d. 30 (tiga puluh) hari setelah triwulan keempat
(KepDirJen 185-2019, hal. 411)

Soal 25
Di bawah ini pernyataan yang benar adalah
a. Tingkat pencapaian pemenuhan penerapan ≥ 90% (sembilan puluh persen) dan
tidak ada temuan kategori mayor termasuk tingkat penilaian penerapan
memuaskan dan mendapatkan sertifikat berkategori emas.
b. Tingkat pencapaian pemenuhan penerapan 80% (delapan puluh persen) - < 90%
(sembilan puluh persen) dan tidak ada temuan kategori mayor termasuk tingkat
penilaian penerapan baik dan mendapatkan sertifikat berkategori perak.
c. Pilihan a dan b benar
d. Pilihan a dan b salah

Soal 26
Kategori temuan audit minor adalah
a. Ketidaksesuaian terhadap peraturan perundang-undangan, standar, dan acuan
lainnya lebih dari 10%
b. Ketidaksesuaian terhadap peraturan perundang-undangan, standar, dan acuan
lainnya lebih dari 20%
c. Ketidaksesuaian terhadap peraturan perundang-undangan, standar, dan acuan
lainnya lebih dari 30%
d. Tidak ada jawaban yang benar
(KepDirJen 185-2019, hal. 411)

Soal 27
Sebelum kegiatan audit lapangan dilaksanakan, dokumentasi auditi ditinjau untuk
menentukan kesesuaian sistem yang didokumentasikan dengan kriteria audit,
merupakan tahap
a. permulaan audit
b. penentuan kelayakan audit
c. pelaksanaan tinjauan dokumen
d. penyiapan dokumen kerja audit
(KepDirJen 185-2019, hal. 406)

Soal 28
Evaluasi pelaporan pengelolaan Keselamatan Pertambangan mencakup kesesuaian isi
laporan, salah satunya kesesuaian penentuan perhitungan hari kerja hilang. Di bawah
ini hal yang salah mengenai penentuan hari kerja hilang adalah
a. jumlah hari kerja hilang dihitung berdasarkan jumlah hari korban tidak mampu
bekerja seperti semula akibat kecelakaan, termasuk hari libur.
b. dalam hal korban tidak mampu bekerja seperti semula akibat kecelakaan, dan
selanjutnya kontrak kerjanya habis, maka hari kerja hilang tetap dihitung
berdasarkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk korban bekerja pada
posisi semula, berdasarkan pertimbangan medis yang dibuktikan oleh Surat
Keterangan Dokter.
c. Hari kerja untuk Pekerja yang lumpuh total ditetapkan 3000 hari.
d. Hari kerja hilang untuk Pekerja yang kehilangan fungsi kedua mata ditetapkan
6000 hari.
(KepDirJen 185-2019, hal. 33-35)
Soal 29
Hal-hal yang wajib dilampirkan pada Laporan Audit Internal SMKP Minerba adalah
sebagai berikut
a. Formulir Kriteria Audit, Tindak Lanjut Audit, Daftar Hadir Peserta Pertemuan
Pembukaan dan Penutupan Audit, Respon Perusahaan Terhadap Pelaksanaan
Audit
b. Formulir Kriteria Audit, Hasil Audit, Daftar Hadir Peserta Pertemuan
Pembukaan dan Penutupan Audit, Foto-Foto Audit, Standard Operating
Procedure Pelaksanaan Audit
c. Formulir Kriteria Audit, Daftar Hadir Peserta Pertemuan Pembukaan dan
Penutupan Audit, Foto-Foto Audit, Standard Operating Procedure Pelaksanaan
Audit, Respon Perusahaan Terhadap Pelaksanaan Audit
d. Formulir Kriteria Audit, Hasil Audit, Tindak Lanjut Audit, Daftar Hadir Peserta
Pertemuan Pembukaan dan Penutupan Audit, Foto-Foto Audit, Pengesahan dari
Manajemen Puncak
(KepDirJen 185-2019, hal. 604)

Soal 30
Di bawah ini yang merupakan pengendalian risiko secara administrasi adalah
a. prosedur kerja baku
b. pelatihan
c. pembatasan jam kerja
d. penerapan instruksi kerja
(KepDirJen 185-2019, hal. 16)
SOAL

1. Kualifikasi sarana pelayanan kesehatan kerja pratama adalah untuk tingkat keterisoliran dengan
jarak tempuh dari lokasi tambang ke rumah sakit tipe A/B/C antara
a. 60 – 120 menit
b. lebih dari 90 menit.
c. 60 – 90 menit
d. kurang dari 60 menit
KepDirJen 185-2019, hal. 47

2.
(1) Penunjukan PJO dilakukan oleh pimpinan pemegang perusahaan jasa Pertambangan dan
mendapat pengesahan dari KTT atau PTL (benar)
(KepDirJen 185-2019, hal. 351)
(2) KTT dapat bertindak sebagai Kepala Tambang Bawah Tanah kecuali IT keberatan untuk
kepentingan Keselamatan Pertambangan (benar)
(KepDirJen 185-2019, hal. 185)
(3) Penunjukan Kepala Kapal Keruk/Isap dilakukan oleh KTT dan mendapatkan pengesahan KaIT
atau Kepala Dinas ESDM atas nama KaIT (salah)
(KepDirJen 185-2019, hal. 351)
(4) Penunjukan Kepala Tambang Bawah Tanah dilakukan oleh KTT dan mendapatkan
pengesahan dari KaIT atau Kepala Dinas ESDM atas nama KaIT (benar)
(KepDirJen 185-2019, hal. 350-351)
Pernyataan di atas yang benar berdasarkan Lampiran II Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Nomor 185.K/37.04/DJB/2019 adalah
a. Angka 1, 3, dan 4
b. Angka 1, 2, dan 3
c. Angka 1, 2, dan 4
d. Angka 1 dan 4

3. (c.)

4. (a.) KepDirJen 185-2019, hal. 361

5. (d.) KepDirJen 185-2019, hal. 357


6. (d.) KepDirJen 185-2019, hal. 80

7. (b.)

8. (b.) KepDirJen 185-2019, hal. 337

9. (a.) KepDirJen 185-2019, hal. 369


10. (d.) KepDirJen 185-2019, hal. 28

11. (b.) KepDirJen 185-2019, hal. 398

12. (d.) KepDirJen 185-2019, hal. 402

13. “Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3 terhadap pelaksanaan
penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan”. Peraturan perundangan yang mengatur ini adalah
a. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 2009
b. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010
c. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1973
(PP No. 50-2012, pasal 19 ayat 1, hal. 9)

14. (1,2,3) KepDirJen 185-2019, hal. 337


15. (d.)

16.

17. (a.) KepDirJen 185-2019, hal. 18

18. Di bawah ini pernyataan yang salah adalah


a. setiap hasil dari pemantauan dan peninjauan terhadap proses Manajemen Risiko
dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang terkait
(KepDirJen 185-2019, hal. 17 & 345)
b. penilaian risiko dilakukan melalui proses evaluasi risiko untuk menentukan risiko dapat
diterima atau tidak
(KepDirJen 185-2019, hal. 16 & 344)
c. penetapan konteks risiko terkait dengan penentuan batasan-batasan risiko yang akan
dikelola dan menentukan lingkup proses manajemen risiko selanjutnya
(KepDirJen 185-2019, hal. 340)
d. komunikasi dan konsultasi risiko dilakukan dengan melibatkan para pemangku kepentingan,
baik internal maupun eksternal yang terkait, serta dilakukan pada tahap awal proses
Manajemen Risiko (salah – harusnya setiap tahap proses)
(KepDirJen 185-2019, hal. 12 & 340)

19. (c.) KepDirJen 185-2019, hal. 109

20. Peningkatan kinerja dapat dilaksanakan dalam hal sebagai berikut, kecuali
a. Adanya tuntutan dari pemangku kepentingan
b. Adanya masukan dari pekerja
c. Adanya audit internal SMKP Minerba
d. Adanya perkembangan pemanfaatan teknologi
(KepDirJen 185-2019, hal. 400)

21. (d.) KepMen ESDM No. 1827-2018, hal. 14

22.
23. (c.) KepDirJen 185-2019, hal. 345-346

24. Di bawah ini salah satu contoh pelaksanaan pengendalian lingkungan kerja adalah
a. Semua benar
b. hearing conservation program sebagai salah satu upaya pengendalian lingkungan kerja
terkait getaran  salah, yang benar kebisingan
(KepDirJen 185-2019, hal. 66)
c. pengaturan siklus kerja sesuai dengan kondisi iklim kerja di setiap area kerja sebagai salah
satu upaya pengendalian lingkungan kerja terkait kuantitas dan kualitas udara kerja  salah,
yang benar iklim kerja
(KepDirJen 185-2019, hal. 69)
d. pengendalian terhadap vektor penyakit sebagai salah satu upaya pengendalian lingkungan
kerja terkait faktor biologi
(KepDirJen 185-2019, hal. 73)
25. (a.) KepDirJen 185-2019, hal. 75
ESSAY
1. KepDirJen 185-2019

KepDirJen 185-2019, hal. 156-157

1. 1) Objek Inspeksi Eksplorasi.


 Akses jalan masuk & area lokasi pengeboran.
 Instalasi mesin bor.
 Alat Pemadam Kebakaran.
 Sistem kelistrikan.
 APD & Peralatan Keselamatan lainnya.

1. 2) a Contoh Dokumen
 SOP Inspeksi area kerja / Peralatan
 Jadwal kegiatan Inspeksi
1. 2) b Contoh Rekaman
 Form Inspeksi Alat Pemadam Kebakaran yg telah diisi dan ditandatangani
 Form Inspeksi Instalasi Mesin Bor yg telah diisi dan ditandatangani.

1. 3) Cara Menyusun Dokumen dgn Pemetaan Keselamatan Berbasis Prilaku Pekerja


 Membuat program keselamatan terkait Observasi Tugas Terencana/Plan Task
Observation (PTO) yang dilakukan oleh Pengawas/Tim untuk mengamati pekerjaan yang
dilakukan apakah ada pelanggaran prosedur dari prilaku pekerja atau kesesuaian
prosedur dengan pekerjaan yg dilakukan.
 Hasil PTO ini setiap bulan akan dianalisa untuk concern melihat di setiap langkah kerja
dalam dokumen prosedur yang sering ditemukan unsafe act atau ketidaksesuaian
prosedur dengan aktual pekerjaan.
 Hasil analisa akan digunakan untuk evaluasi dokumen prosedur.

1. 4) Kriteria Keberhasilan Inspeksi Kesehatan Kerja Eksplorasi


 IUP/IUJP telah memiliki prosedur pemantauan, pengukuran kinerja, evaluasi dan
tindaklanjut pengelolaan kesehatan kerja eksplorasi yg menjelaskan metode, frekuensi,
ruang lingkup dan peralatan yg sesuai.
 Pemantauan, pengukuran dan evaluasi pengelolaan kesehatan kerja eksplorasi telah
dilaksanakan sesuai prosedur.
 Telah menetapkan rencana tindaklanjut dan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi.
 Seluruh tindaklanjut dan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi telah dilaksanakan.

2.
2. 1) Metode Pengukuran SML
 Pembuatan questioner yg diisi semua karyawan di setiap Dept, bisa pakai form manual
atau online.
 Melakukan wawancara ke karyawan dengan sampling minimal 30% dari tiap Dept dan
beberapa posisi (Top, Medium, Low Manajemen dan Pekerja).
 Melakukan FGD ke beberapa grup kerja di tiap Dept.
 Observasi lapangan ke beberapa area kerja.
 Tinjauan dokumen lainnya jika diperlukan.

1) tingkat dasar, meliputi:


 sistem yang ada hanya sekedar pemenuhan regulasi;
 implementasi hanya dilakukan saat dilakukan kegiatan pengawasan.
2) tingkat reaktif, meliputi:
 sistem bekerja berdasarkan kejadian/insiden;
 hanya fokus terhadap masalah/kejadian; dan
 investigasi hanya difokuskan terhadap kesalahan manusia.
3) tingkat terencana, meliputi:
 telah terdapat sistem yang terencana dan dikembangkan, namun hanya berfokus
terhadap penurunan angka kecelakaan, Kejadian Berbahaya, kejadian akibat penyakit
tenaga kerja, dan Penyakit Akibat Kerja; dan
 fokus hanya pada penerapan program Keselamatan Pertambangan yang telah
direncanakan.
4) tingkat proaktif,meliputi:
 target dan sasaran Keselamatan Pertambangan telah ada di masing-masing
departemen/bagian dan menjadi poin utama dalam penyusunan rencana kegiatan;dan
 sistem dijalankan untuk pemenuhan kebutuhan pekerjaan.
5) tingkat resilient:
 seluruh Pekerja baik manajemen maupun pelaksana telah bekerja sesuai dengan
peraturan dan budaya Keselamatan Pertambangan.
2. 2) Program Keselamatan Pertambangan
A. Top Manajemen.
 Top Manajemen Inspection ke beberapa area kerja min 1x/bulan.
 Top Manajemen menjadi narasumber di Safety Talk min 1x/bulan.
 Penetapan target COACHING yg masuk ke KPI/SCORE CARD untuk dilakukan ke Middle
Manajemen.
B. Middle Manajemen.
 Penetapan target COACHING yg masuk ke KPI/SCORE CARD untuk dilakukan ke
anggotanya masing-masing.
 Mereview Training Need Analysis dan memastikan pemenuhannya (Plan vs Actual).
 Membuat program reward & punishment terkait performa keselamatan pertambangan.
C. Front Liner
 Mereview Training Need Analysis dan memastikan pemenuhannya (Plan vs Actual).
 Membuat program reward & punishment terkait performa keselamatan pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai