Penilaian Hasil Belajar Dengan Pendekatan Tradisional
Penilaian Hasil Belajar Dengan Pendekatan Tradisional
Penilaian Hasil Belajar Dengan Pendekatan Tradisional
1
Depdiknas, Penilaian Kelas, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2004), h. 12.
2
Asmawi Zainul, Tes dan Pengukuran, (Jakarta: Depdikbud-Ditjen Dikti Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan, 1993), h. 6
3
Depdikbud, Petunjuk Pelaksanaan Penilaian, (Jakarta: Dirjendiknas, 1994), h. 3
4
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk
menjawab tes telah tersedia. Oleh karena sifatnya yang demikian Popham
menyebutnya dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response test).5 Butir
soal telah mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan
oleh peserta tes. Kemungkinan jawaban telah dipasok oleh pengkonstruksi tes dan
peserta hanya memilih jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah
disediakan.6 Menurut Subino (1987 : 4) perbedaan yang khas bentuk soal objektif
dibanding dengan soal esai adalah tugas peserta tes (testee) dalam merespons tes. 7
Pada tes objektif, tugas testi adalah memanipulasikan data yang telah ada dalam
butir soal. Hal ini berbeda dengan soal esai dimana testi harus menciptakan dan
mencari sendiri unsur-unsur yang dibutuhkan untuk menjawab soal.
Sebagaimana nama yang digunakannya, soal objektif adalah soal yang tingkat
kebenarannya objektif. Oleh karenanya, tes objektif adalah tes yang dalam
pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif (Arikunto, 1995 : 165). Karena
sifatnya yang objektif maka penskorannya dapat dilakukan dengan bantuan mesin.
Soal ini tidak memberi peluang untuk memberikan penilaian yang bergradasi
karena dia hanya mengenal benar dan salah. Apabila respons siswa sesuai dengan
jawaban yang dikehendaki maka respons tersebut benar dan biasa diberi skor 1.
Apabila kondisi yang terjadi sebaliknya, maka respons siswa salah dan biasa
diberi skor 0. Jawaban siswa bersifat mengarah kepada satu jawaban yang benar
(convergence).
Merujuk kepada berbagai pendapat tentang tes objektif dapat diambil kesimpulan
bahwa tes objektif adalah tes yang semua informasi yang diperlukan peserta tes
untuk memberikan respon telah disediakan oleh penyusun tes, sehingga peserta tes
tinggal memilihnya. Jawaban yang berupa pilihan bersifat deterministik, sehingga
hanya ada dua kemungkinan kebenaran jawaban – benar atau salah.
5
W James Popham, Modern Educational Measurement, (Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, Inc,
1981), h. 235
6
Asmawi Zainul, dan Noehi Nasoetion (1996), Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta : Ditjen Dikti
Depdikbud, 1996), h.
7
Subino. (1987). Konstruksi dan Analisis Tes : Suatu Pengantar Kepada Teori Tes dan
Pengukuran. Jakarta : Ditjen Dikti Debdikbud