PROPOSAL Farhan Novanto PRINT
PROPOSAL Farhan Novanto PRINT
PROPOSAL Farhan Novanto PRINT
NEGERI 2 MAKASSAR
OLEH :
FARHAN NOVANTO
1732042053
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur Alhamdulillah hanya untuk Allah SWT atas lindungan, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun proposal ini yang berjudul “Pengaruh Latihan
Dribbling Lurus dan Dribbling Zig-Zag Terhadap Keterampilan Shooting pada SFC Futsal
SMA Negeri 2 Makassar”. Proposal ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk
melakukan penelitian guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar. Proposal ini dapat terselesaikan tak lepas dari
bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis
mengucapkan terimakasih.
Semoga Proposal ini dapat bermanfaaat bagi pihak lain, khususnya para atlet Pendidikan
Farhan Novanto
NIM. 1732042053
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Futsal merupakan salah satu jenis olahraga yang sangat digemari oleh banyak orang
dipenjuru dunia pada saat ini. Di lingkungan sekolah terdapat pula banyak siswa yang teratur
memelihara kesehatannya. Ada berbagai macam jenis olahraga yang digemari siswa, salah
satunya adalah olahraga futsal. Permainan futsal dimainkan oleh lima orang dalam setiap
timnya. Lapangan yang digunakannya pun lebih kecil daripada sepak bola. Dengan ukuran yang
lebih kecil dan dengan pemain yang lebih sedikit, permainan futsal lebih cenderung dinamis
dan lebih membutuhkan kebugaran yang baik dari pemainnya (Lhaksana, 2012). Unsur-unsur
kebugaran meliputi kecepatan, daya ledak, kekuatan otot, daya tahan, kelenturan,
Salah satu syarat untuk bisa bermain futsal dengan baik dan benar, para pemain harus
menguasai teknik-teknik dasar futsal. Teknik-teknik dasar dalam permainan futsal ada beberapa
macam, seperti shooting (menendang bola ke gawang), dribbling (menggiring bola), stop ball
(menghentikan bola), passing (mengumpan), dan heading (menyundul bola). Salah satu teknik
yang memegang peranan penting dalam sepakbola adalah menendang bola ke gawang
(shooting). Shooting adalah salah satu cara untuk memasukkan bola atau menciptakan gol ke
gawang lawan dengan menggunakan kaki yang terkuat. Mengingat pentingnya teknik
menendang bola (shooting) tersebut, maka teknik ini harus mendapat perhatian yang serius
dalam pembinaan prestasi futsal. Setiap pemain futsal perlu dilatih mengenai teknik menendang
bola (shooting). Dengan demikian dalam rangka untuk meningkatkan prestasi, teknik shooting
atau menendang bola ke gawang pada atlet harus lebih baik lagi. Pelatih harus memberikan
menendang bola ke gawang atau shooting yang baik, salah satunya melalui latihan shooting
secara berulang-ulang (drill), metode ini dilakukan untuk membentuk otomatisasi gerak
shooting yang permanen sehingga meningkatkan kemampuan teknik shooting pada atlet.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada atlet di SFC Futsal SMA Negeri 2 Makassar
terlihat bahwa ketepatan shooting para pemain belum menunjukkan hasil yang baik. Padahal di
dalam permainan futsal ketepatan shooting adalah salah satu kunci untuk dapat mencetak goal
atau menambah skor, dan guna mempermudah latihan jenjang selanjutnya. Dalam
meningkatkan ketepatan shooting yang baik dan terukur pada permainan futsal, diperlukan
latihan yang efektif dan efesien. Metode latihan drill atau latihan yang berulang-ulang
merupakan suatu bentuk latihan yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan dasar shooting.
kemampuan keterampilan shooting pada pemain SFC Futsal SMA Negeri 2 Makassar melalui
proses latihan yang diberikan dengan bentuk latihan dribbling lurus lalu shooting dan dribbling
zig-zag lalu shooting yang dilakukan secara berulang-ulang (drill). Dengan adanya latihan
tersebut, diharapkan akan berpengaruh baik terhadap keterampilan shooting pemain SFC Futsal
SMA Negeri 2 Makassar pada saat akan melakukan shooting ketika bermain dan menghasilkan
tingkat ketepatan yang tinggi. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Latihan Dribbling Lurus dan Dribbling Zig-Zag Terhadap
Keterampilan Shooting”
B. Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh latihan dribbling lurus lalu shooting dengan metode drill terhadap
2. Adakah pengaruh latihan dribbling zig-zag lalu shooting dengan metode drill terhadap
3. Adakah perbedaan pengaruh latihan dribbling lurus lalu shooting dan dribbling zig-zag
lalu shooting satu sentuhan shooting dengan metode drill dalam peningkatan
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan di atas, tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh latihan dribbling lurus lalu shooting dengan metode drill
2. Untuk mengetahui pengaruh latihan dribbling zig-zag lalu shooting dengan metode drill
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan dribbling lurus lalu shooting dan
dribbling zig-zag lalu shooting satu sentuhan shooting dengan metode drill dalam
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan yang bernilai positif
a. Bagi pelatih futsal, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
b. Bagi atlet futsal, metode latihan keterampilan shooting ini mengembangkan pola
pikir seorang atlet, sehingga wawasan seorang atlet terus berkembang dan meluas
c. Hasil penelitian ini dapat membuktikan secara ilmiah tentang pengaruh latihan
d. Bagi peneliti sebagai pembelajaran dan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang
2. Secara Praktis
a. Bagi pelatih futsal, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan
b. Bagi atlet futsal, dapat berlatih secara teratur, terencana, dan terprogram
menggunakan latihan dribbling lurus lalu shooting dan dribbling zig-zag lalu
c. Bagi peneliti lain, secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan
keterampilan shooting.
d. Bagi pembaca dan pihak terkait, penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang pengaruh latihan dribbling lurus dan dribbling zig-zag terhadap
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Latihan
a. Pengertian Latihan
Menurut Sukadiyanto (2005: 5) latihan adalah suatu kata yang sering dijumpai
dengan istilah practice, exercise, dan training. Pengertian latihan dari kata practice
olahraganya, artinya selama dalam kegiatan proses berlatih melatih agar dapat
Sedangkan exercise adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk
latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu sesi latihan atau satu kali
tatap muka dalam latihan.Pengertian latihan yang berasal dari kata training adalah
ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur, sehingga tujuan
dilakukan secara sistematis, berlatih, dan berulang- ulang. Efek-efek latihan sangat
berpengaruh pada pengembangan individual seseorang baik fisik, teknik maupun
taktik. Maka dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses berlatih untuk
b. Ciri Latihan
1. Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam
dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang lebih sulit
3. Pada tugas satu kali tatap muka (satu sesi/ satu unit) latihan harus memiliki
4. Materi latihan harus berisikan materi teori dan praktek, agar pemahaman dan
Latihan merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis dalam waktu yang
relatif lama makin meningkat dan meningkatkan potensi individu yang bertujuan
jangka pendek. Untuk yang jangka panjang merupakan sasaran dan tujuan yang akan
datang dalam satu tahun di depan atau lebih. Sasaran ini umumnya merupakan
proses pembinaan jangka panjang untuk olahragawan yang masih junior. Tujuan
utamanya adalah untuk pengayaan keterampilan berbagai gerak dasar dan dasar
Sedangkan tujuan dan sasaran jangka pendek, waktu persiapan yang dilakukan
kurang dari satu tahun. Sasaran dan tujuan utamanya langsung diarahkan pada
teknik cabang olahraga (Sukadiyanto, 2010: 8). Menurut Sukadiyanto (2010: 8),
pada setiap sesi latihan harus memiliki sasaran yang jelas agar tujuan latihan dapat
upaya meraih puncak prestasi. Tujuan latihan secara umum adalah untuk membantu
para pembina, pelatih, guru olahraga agar dapat mengembangkan keterampilan dan
Adapun sasaran dan tujuan latihan secara garis besar, menurut Sukadiyanto
bertanding.
Menurut Bompa (2003: 29-38), bahwa untuk mencapai tujuan utama dalam
latihan, yaitu memperbaiki prestasi tingkat trampil maupun unjuk kerja dari si atlit,
diarahkan oleh pelatihnya untuk mencapai tujuan umum latihan. Adapun tujuan-
menyeluruh,
d. Prinsip-Prinsip Latihan
Prinsip-prinsip latihan perlu diperhatikan sebagai acuan dalam melakukan
latihan. Sukadiyanto (2005: 12) berpendapat bahwa prinsip latihan merupakan hal-
hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai
sesuai yang diharapkan. Pinsip- prinsip latihan yang menjadi pedoman agar tujuan
Pada prinsip kesiapan, materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan usia
- Menyengkan
- Penyempurnaan teknik
- Peningkatan latihan
- Latihan khusus
Usia Dewasa
- Puncak penampilan atau masa prestasi
b) Prinsip Individual
Dalam merespon beben latihan untuk setiap olahragawan tentu akan berbeda-
beda, sehingga beban latihan beban latihan setiap orang tidak dapat disamakan
antara orang yang satu dengan yang lainnya. Beberapa faktor yang
tidur, kebugaran, lingkungan, sakit cidera dan motivasi. Maka agar seorang
pelatih berhasil dalam melatih perlu menyadari bahwa setiap anak memiliki
c) Prinsip Adaptasi
latihan. Latihan menyebabkan proses adaptasi pada organ tubuh, namun tubuh
memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat beradaptasi seluruh beban selama
proses latihan. Bila beban latihan ditingkatkan secara progresif, maka organ
power.
kuat
Beban latihan harus melampaui atau mencapai sedikit diatas ambang batas
ambang rangsang. Sebab beban yang terlalu berat akan mengakibatkan tidak
prinsip moderat. Untuk itu pembebanan dilakukan secara progresif dan diubah
Agar terjadi proses adaptasi tubuh, maka diperlukan prinsip beban lebuh yang
dan tepat. Artinya setiap tujuan latihan memiliki jangka waktu tertentu untuk
dapat diadaptasi oleh tubuh atlet. Setelah jangka waktu adaptasi tercapai, maka
f) Prinsip Spesifikasi
Setiap bentuk latihan harus sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga, prinsip
g) Prinsip Variasi
Program latihan yang baik harus disusun secara variatif untuk menghindari
2) Latihan berat dan ringan, dari mudah yang sulit, dan dari kuantitas ke
kualitas
h) Prinsip Pemanasan
latihan inti, dan diharapkan atlet dalam memasuki latihan inti dapat terhindar
dari kemungkinan terjadinya cidera atau rasa sakit. Ada 4 macam kegiatan
(kalestenik/balistik).
Prestasi olahraga tidak dapat dicapai secara instant. Untuk mencapai prestasi
terbaik diperlukan waktu yang lama. Pengaruh beban latihan tidak dapat
diadaptasi oleh tubuh secara mendadak, tetapi memerlukan waktu dan harus
intensif dan progresif membutuhkan waktu antara 4-10 tahun. Oleh karena itu,
Artinya, bila atelt berhenti dari latihan dalam waktu tertentu bahkan dalam
waktu yang lama, maka kualitas organ tubuhnya akan mengalami penurunan
funsi secara otomatis. Sebab proses adaptasi yang terjadi sebagai hasil dari
l) Prinsip Sistematik
Prestasi atlet sifatnya labil dan sementara, sehingga prinsip ini berkaitan dengan
ukuran (dosis) pembebanan dan skala prioritas sasaran latihan. Skala prioritas
latihan berhubungan dengan urutan sasaran dan materi latihan utama yang
disesuaikan dengan periodesasi latihan. Yang memilki tujuan latihan yang
Dengan demikian yang dimaksud latihan dalam penelitian ini adalah proses kerja
e. Efek Latihan
Beberapa perubahan yang terjadi setelah melakukan latihan yaitu perubahan otot,
perubahan sistem cardiopulmonary, tulang, tendon dan ligamen, tulang rawan dan
persendian, penurunan tekanan darah sistole dan diastole. Efek jangka panjang dari
jantung, paru-paru, sirkulasi darah, dan volume darah. Latihan juga mempengaruhi
kerapatan tulang, dan juga menguatkan tendon dan ligamen (Sukadiyanto, 2010: 18).
Menurut Sucipto dkk., (2000: 28) “pada dasarnya menggiring bola adalah
menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang
dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan
dalam sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat sedang
bergerak, berjalan, berlari, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan”
(Danny Mielke 2007: 1).Bukan suatu kejadian yang kebetulan, bahwa pemain yang
mempesona adalah pemain-pemain yang baik dalam menggiring bola. Lebih lanjut
menurut
Danny Mielke (2007: 2-5) “macam-macam cara menggiring bola (dribbling)
dalam praktek bermain ada tiga yaitu: (1) dribbling menggunakan sisi kaki bagian
dalam; (2) dribbling dengan sisi kaki bagian luar; dan (3) dribbling menggunakan kura-
kura kaki”.
Menurut Sucipto, dkk. (2000: 28) teknik dasar menggiring bola dilakukan
b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik kebelakang hanya
diayunkan ke depan.
bergulir ke depan.
d) Bola bergulir harus selalu dekat dengan kaki, dengan demikian bola tetap
dikuasai.
e) Pada waktu menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah
penguasaan bola.
f) Pada saat kaki menyentuh bola, pandangan kearah bola dan selanjutnya melihat
situasi lapangan.
a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang dengan punggung
a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang dengan punggung
kaki.
f) Pandangan melihat bola pada saat kaki menyentuh, kemudian lihat situasi dan
Menurut Komarudin (2005: 43) cara melakukan dribbling adalah sebagai berikut:
a) Fokus terhadap bola dan keadaan sekitar dalam menentukan kemana arah yang
b) Saat dalam tekanan lawan perkenaan bola dengan kaki harus dekat dan
dilindungi oleh bagian tubuh yang lain. Dan sentuhan bola harus sesering
c) Saat bebas dari tekanan lawan, pemain mempunyai banyak waktu untuk melihat
kondisi sekitar dan memutuskan apa yang harus dilakukan. Biasanya sentuhan
terukur, kemudian lari secepat mungkin dengan bola, kemudian menyodor bola
Menggiring bola dapat diikuti oleh gerakan selanjutnya yaitu berupa passing
menggiring bola zig-zag adalah dengan menggunakan punggung kaki, kaki bagian luar
maupun kaki bagian dalam. Keterampilan dalam menggiring bola zig zag ada dua yaitu
keterampilan menggiring bola zig zag satu kaki dan keterampilan mengiring bola zig-
Teknik dasar menggiring bola zig zag adalah dengan menggunakan punggung kaki,
kaki bagian luar maupun bagian dalam. Menggiring bola zig-zag dilaksanakan
dengan melewati rintangan dengan menggunakan kaki kanan saja, waktu melampaui
rintangan yaitu melewati tongkat yang disusun dengan jarak kurang lebih satu meter,
waktu melewati sebelah kanan dengan menggunakan kura-kura bagian dalam waktu
Menggiring bola zig-zag dua kaki kanan dan kiri secara bergantian bola didorong
kiri tongkat rintangan digunakan kura-kura kaki bagian dalam kaki kiri.
4. Keterampilan Shooting
a. Pengertian Shooting
Shooting adalah salah satu kemampuan individu dalam permainan sepakbola dengan
tujuan memasukan bola ke dalam gawang. Teknik dasar menendang bola dengan kaki
kura-kura penuh biasa digunakan para pemain sepakbola dengan tujuan untuk
jauh dan keras serta terarah, biasanya tendangan punggung kaki dilakukan dalam bola-
b. Pengertian Keterampilan
Keterampilan merupakan kemampuan dasar yang melekat dalam diri manusia, yang
kemudian dilatih, diasah, serta dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan
belajar atau didasari dengan beragam ilmu. Jika awalnya merasa tidak ada keterampilan,
tetapi terus dilatih, diasah, serta dikembangkan kemudian seiring berjalannya waktu
Begitu juga sebaliknya, apabila di dalam diri manusia memiliki keterampilan yang
potensial, tetapi tidak dikembangkan atau dibiarkan begitu saja, sehingga akan terjadi
penggalian dan pengembangan potensi dalam diri dengan sejumlah aktivitas, serta
proses latihan atau training, serta dibekali sejumlah pengalaman dengan melakukan
seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
Dengan kata lain bahwa ketepatan adalah kesesuaian antara kehendak (yang diinginkan)
dan kenyataan (hasil) yang diperoleh terhadap sasaran (tujuan) tertentu. Ketepatan
berhubungan dengan keinginan seseorang untuk memberi arah kepada sasaran dengan
maksud tujuan tertentu. Suharno dalam Nurrachman (2018: 33) menyatakan bahwa
manfaat ketepatan dalam permianan sepakbola meliputi; (1) meningkatkan prestasi atlet,
(2) gerakan anak latih dapat efektif dan efisien, (3) mencegah terjadinya cedera (4)
Mempermudah menguasai teknik dan taktik. Dari pendapat diatas dapat ditarik
Menembak bola (shooting) adalah tendangan ke arah gawang dengan tujuan untuk
memasukkan bola ke gawang lawan. Shooting merupakan salah satu teknik dasar yang
harus dikuasai oleh setiap pemain dalam permainan sepakbola, karena menjadi salah
satu kunci untuk dapat mencetak gol atau menambah skor. Menurut Pamungkas (2008:
154), shooting adalah tendangan yang dilakukan oleh seorang pemain terhadap target
sasaran (gawang). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan/ketepatan
eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri subyek
sehingga dapat dikontrol oleh subyek. Faktor eksternal dipengaruhi dari luar subyek,
Selain pendapat di atas, Soedjono (1985: 63) menyatakan bahwa sikap pribadi
2) Sikap badan saat melakukan Shooting, yaitu badan di belakang bola sedikit
condong ke depan, kaki tumpu diletakkan disamping bola dengan ujung kaki
4) Perkenaan atau sentuhan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan
menentukan ketepatan adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (internal)
dan faktor yang berasal dari luar diri seseorang (eksternal). Faktor internal antara
5. Hakikat Futsal
a. Pengertian Futsal
Futsal adalah permainan berupa regu terdiri atas 5 lawan 5, dan produktivitas setiap
gol pertandingannya sangat cepat sehingga olahraga ini nyaman untuk ditekuni. Menang
atau kalah dalam pertandingan dilihat dari tingkat baik buruknya pemain serta proses
strategi dalam pertandingan. Menurut Mulyono (2017: 5) futsal adalah salah satu cabang
olahraga yang termaksud bentuk permainan bola besar. Sepak bola futsal yang
dimainkan di dalam ruangan adalah olahraga berupa team dengan sifat dinamis.
Sedangkan menurut Naser & Ali (2016: 1) pengertian futsal adalah sebuah versi
sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan lima melawan lima (satu penjaga gawang
dan lima sebagai pemain) yang telah disetujui oleh badan pengatur sepak bola
internasional atau yang biasa kita sebut (Federation International de asosiasi sepakbola,
FIFA 2014).
dapat memecahkan rekor yang dilakukan sebelum atau sesudah dengan hasil yang jauh
lebih baik karena persiapan fisik, mental dan teknis. Serrano (2013: 157) menambahkan
Dogramaci (2011: 650) secara alami, hasil pertandingan adalah penentu utama intensitas
selama pertandingan pertandingan futsal. Menjadi tinggi insensitas pemain futsal juga
akan lebih cepat ketika merasakan kelelahan antara waktu ketika permainan
berlangsung. Permainan bentuk team futsal mampu bertransisi dalam hitungan perdetik,
dengan mengiringi perubahan dari posisi bertahan ke serangan begitu pula sebaliknya
Menurut Mulyono (2017: 5) futsal adalah salah satu di antara cabang olahraga yang
termaksud bentuk permainan bola besar. Sepak bola berkembang menjadi alternatif
olahraga futsal, karena lebih efesien untuk digunakan lahan sera ukuran lapangan yang
agak lebih kecil. Futsal dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri atas lima
pemain, salah satunya adalah kiper, futal mempunyai karakteristik di antaranya adalah
semua pemain aktif berpartisipasi secara merata dan kapan saja bisa main walaupun
dalam keadaan fase bertahan atau menyerang, eksekusi sangat cepat dengan tingkat
presisi yang sangat tinggi sehingga dapat mengejutkan lawan kemudian melakukan
Olahraga permainan futsal seolah-olah mengalir begitu saja, karena atlet kewajiban
melakukan improvisasi arahan dari pelaih ketika dalam menghadapi yang berbeda-beda,
sehingga diperlukan konsentrasi dan intlegensi yang tinggi. Tiap atlet diharuskan
berjuang agar selalu menguasai mengontrol bola, dan juga ditekankan agar selalu berlari
dengan tempo yang tinggi, hal ini sesuai dengan pernyataan Lhaksana (2012: 4) bahwa
olahraga futsal merupakan permainan dinamis dan cepat, dan transisi bola bertahan ke
menyerang harus seimbang. Setiap altet melakukan gerakan kombinasi tubuh yang baik
dari rotasi sepatu pemain dan permukaan lapangan futsal. Menurut Sarmento (2016:
628) analisis permainan futsal semestinya tidak hanya mencakup aksi permainan di
lapangan saja, namum sebaiknya pemain futsal yang dapat dihasilkan dari lapangan
Olahraga futsal mempunyaai kesamaan dengan sepak bola, salah satu bentuk
kesamaannya adalah memiliki tujuan untuk merebut bola dari penguasaan lawan dan
kemasukan bola, dan pemenang diketahui dari total gol tercipta. Walaupun futsal dan
sepak bola itu sepintas hanya memiliki kesamaan namun ada beberapa yang
membedakan.
permainan futsal adalah sebuah permainan dilakukan dengan dua regu yang masing-
masing terdiri atas lima orang pemain disetiap team. Permainan futsal merupakan hasil
dari adopsi olahraga sepak bola yang telah dimodivikasi menjadi sebuah permainan dan
memiliki tujuan yang sama yaitu merebut bola dari penguasaan lawan juga mencetak
gol sebanyak banyaknya ke gawang dengan melibatkan seluruh tubuh tidak termaksud
tangan. Olahraga futsal sendiri mempunyai peraturan yang sangat terperinci, sehingga
bisa membedakan mana sepak bola dan mana futsal. Adapun khusus aturan di lapangan
baik ukuran tertentu seperti, ukuran bola, ukuran pada gawang, ukuran
1) Bola
Pada permainan futsal, bola yang digunakan berbeda dengan bola yang biasa
digunakan dalam permainan futsal ukurannya lebih kecil ketimbang bola yang
digunakan dalam permainan sepak bola. terdapat beberapa aturan bola yang harus
diperhatikan. Menurut standar aturan resmi FIFA dalam law of the game (2014: 5)
f) Ketika dipantulkan ketinggian bola antara 50cm –65 cm dari dau meter.
2) Lapangan Futsal
Menurut Aji (2016: 96) lapangan futsal memiliki ukuran ukuran tersendiri
seperti bentuk persegi panjang dengan ukuran 25-42 m, dan lebar lapangan 25 m.
kemudian pembatas lapangan harus lebih panjang dari pada garis gawang, minimal
segala sesuatu yang sudah diatur dalam menggunakan batas batas lapangan yang
ditujukan kepada pemain agar mengetahui bola masih keadaan aktif atau tidak
(Mulynoo, 2014: 10). Lapangan futsal juga mempunyai tanda garis yang menempel
di lapangan, diperoleh dua garis pembatas utama yaitu garis pada gawang dan garis
pada lapangan. Lapangan menjadi dua bagian dengan digunakannya garis tengah
lapangan, dimana diameternya diberi tanda titik bulat yang persis di tengah-tengah
lapangan. Tanda titik bulat letaknya di tengah memiiki fungsi untuk menaruh bola
Didalam area pinalti memiliki tanda garis yang berbentuk setegah lingkaran dari
Terletak posisi yang berjarak 6 m dari titik tengah yang berada diantara kedua
tiang gawang.
gawang.
jalan untuk memulai kembali permainan, kemudian melalui tengan sudut dapat
menciptakan gol akan tetapi diberikan untuk tim lawan. Mengenai pemberian
3) Gawang
Menurut Aji (2016: 98) garis gawang harus ditempatkan pada bagian tengah.
Gawang adalah salah satu alat perlengkapan futsal yang letaknya pada posisi kedua
sisi lapangan (Mulyono, 2017: 55). Aturan law of the games futsal (2012: 4) posisi
gawang wajib pada bagian tengah diantara masing-masing garis gawang. Pada
dasarnya futsal dan sepak bola memiliki kesamaan mengenai gawang, yakni
memiliki dua tiang diantara tiang yang satu dan tiang lainnya, kemudian bentuknya
horizontal yang terletak bagian tas diantara masing-masing kedua tiang. Akan
tetapi, ukuran gawang dalam permainan futsal memiliki ukuran yang lebih kecil
ketimbang ukuran gawang dalam permainan sepak bola. Bentuk penopang pada
tiang gawang hanya bolehkan berbentuk kotak dan lingkaran, dari kedua pilihan
karena relatif lebih aman bila bola terbentur pada penopang akan menghasilkan
Tinggi gawang permainan futsal masing-masing memiliki dua meter dan tiga
meter. Jaring gawang lataknya pada bagian belakang tiang pas diluar garis
pembatas. Ukuran bagian atas jaring gawang adalah 80 cm dan ukurang bagian
bawah 100 cm, kemudian bahan tali gawang dianjurkan dengan tali nilon karena
4) Durasi Pertandingan
Durasi pertandingan futsal 2 x 20 menit bersih selama dua babak. Durasi akan
karena itu durasi pertandingan ditambahkan kurang lebih 2 x 10 menit, jika masih
tetap seimbang maka wasit menentukan dengan cara pinalti. Tiap-tiap tim diberikan
kesempatan untuk melakukan time out. Time out memiliki durasi kurang lebih satu
menit, kemudian untuk waktu istirahat diantara babak kedua dan pertama maksimal
12 menit.
5) Jumlah Pemain
Saat pertandingan futsal berjalan, masing masing dari kedua tim tersebut terdiri
atas 5 player yang berada di lapangan, salah satunya yaitu kiper. Permainan futsal
Pergantian dapat dibolehkan ketika bola berada didalam lapangan ataupun di luar.
Jumlah player pengganti di batasi hingga 9 player (law of the games, 2012: 8).
Kiper juga dapat bergantian posisi dengan pemain lainnya pada saat permainan.
6) Perlengkapan Pemain
Menurut law of the games (2012: 10) setiap pemain diwajibkan memakai
c) Memakai kaos kaki, juga plaster disesuaikan dengan warna yang sudah
disepakati.
e) Sepatu yang dipakai harus sama dengan model yang diperkenankan petunjuk
lapangan.
7) Wasit
Dalam peraturan pertandingan futsal akan dipimpin oleh kedua wasit yang telah
jawab dalam mengamplikasikan aturan aturan yang sudah ditentukan oleh wasit,
kemudian menjamin pemain untuk mengikuti semua aturan yang wasit tetapkan
agar pemain dengan kondisi yang baik untuk mengamati pelanggaran. Kesuksesan
pertandingan.
Dari penjelasan beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa untuk permainan futsal
dan sepak bola mempunyai lebih dari dua kesamaan, tetapi permainan olahraga
6. Ekstrakulikuler
a. Hakikat Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diikuti siswa yang tidak termasuk
dalam kurikulum normal sekolah. Siswa ditemukan di semua tingkatan sekolah. Ada
banyak bentuk kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, futsal, basket, voli, takraw
luar jam pelajaran yang dilaksanakan dalam lingkup sekolah maupun di luar sekolah
dengan tujuan menyalurkan bakat dan minat dalam meningkatkan pembinaan. Kegiatan
mengembangkan motorik kasar pada siswa. Menurut Corey & Bonnie (2011: 582)
meningkatkan pribadi dan interpersonal yang positif. Menurut Armenta (2011: 158)
kegiatan ekstrakurikuler dalam olahraga telah menjadi bagian integral dari lingkungan
bergantung dari kualitas dan fasilitas yang digunakan di sekolah, mulai dari kualitas
tenaga pendidik di sekolah. Menurut Amy & Jennifer (2012: 28) ekstrakurikuler sangat
merupakan salah satu alat universitas dalam melakukan tugas sebagai sebuah sarana
untuk mencapai tujuan dari pendidikan, kesehatan sosial, psikologis, ekonomi dan fisik
bagi siswa mereka, jika hal tersebut dilaksanakan dengan sebaik-baik maka
828) dalam meningkatkan keterampilan interaksi siswa selama pendidikan formal sangat
memantau ataupun mengawasi kemajuan siswa di luar jam sekolah melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang akan dikembangkan sesuai dengan bakat dan minat siswa itu
sendiri. Menurut Bradley & Conway (2016: 1) aktivitas ekstrakurikuler dapat
kemampuan dan meningkatkan belajar dalam bekerja sama di dalam berolahraga, serta
yang digemarinya.
b. Tujuan Ekstrakulikuler
Bakoban & Aljarallah (2015: 2737) tujuan kegiatan ektrakurikuler adalah untuk
menjadikan siswa lebih fokus pada setiap individu (siswa), institusional lebih
meningkat, serta membuat sebuah komunitas yang lebih luas. Tujuan aktivitas
ekstrakurikuler untuk menunjang suatu keberhasilan belajar siswa di luar jam sekolah
yang memiliki keterbatasan di setiap pelajarannya. Menurut Singh & Mishra (2013: 92)
sosial dan keikutsertaan siswa. Ekstrakurikuler sebagai sarana penunjang untuk proses
praktik dan teori yang telah didapatkan sebagai bentuk hasil prosess pembelajaran.
kegiatan ektrakulikuler bertujuan agar siswa dapat memperluas pengetahuan baik di luar
jam sekolah maupun jam pembelajaran di kelas. Mengetahui hubungan antara berbagai
bentuk pengetahuan, dapat menyalurkan bakat dan minat dalam rangka memperluas
SMA Negeri 2 Makassar, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang
ada di Provinsi Sulawesi Selatan, yang berlokasi di . Jln. Baji Gau III No. 17, Makassar,
Sulawesi Selatan, Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa
pendidikan sekolah di SMA Negeri 2 Makassar ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran,
mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Didirikan pada tahun 1957. Di bawah naungan OSIS,
SFC merupakan salah satu ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 2 Makassar yang
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori di atas maka dapat dijadikan suatu kerangka berpikir,
passing, heading, sliding tackle, trow- in, dan goal keeping. Kemampuan keterampilan
shooting sangat dibutuhkan dalam permainan futsal karena tujuan futsal yaitu memasukkan
pemain dalam shooting, semakin dapat mendukung tercapainya tujuan permainan futsal.
Melakukan shooting dengan tepat sasaran bukan hal yang mudah, karena menyangkut
kontrol emosi dan penguasaan keterampilan dasar. Kondisi mental pemain turut
menentukan keberhasilan dalam melakukan shooting. Pemain yang kurang dapat mengatur
kondisi mental, tentu dapat mengalami kesulitan ketika melakukan shooting. Oleh sebab
itu, dibutuhkan latihan yang dapat mendukung kemampuan keterampilan shooting, latihan
yang dapat dilakukan yaitu latihan dribbling lurus dan dribbling zig-zag terhadap
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir di atas, dapat
dirumuskan hipotesis:
3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengaruh latihan dribbling lurus dan
METODE PENELITIAN
pembuktian secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mengungkapkan dan
memberikan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam suatu penelitian, sehingga
arah dan tujuan pengungkapan fakta atau kebenaran sesuai dengan apa yang ditemukan dalam
1. Jenis Penelitian
perlakuan tertentu terhadap kondisi yang terkendali. Pada penelitian ini, pengaruh yang
dilihat adalah pengaruh latihan dribbling lurus satu lalu shooting dan latihan dribbling zig-
zag lalu shooting terhadap keterampilan shooting ke gawang pada pemain SFC Futsal SMA
Negeri 2 Makassar.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Goro Arena yang beralamat di Jalan Yusuf Daeng
1. Variabel Penelitian
Menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2015:60) mengatakan bahwa: “secara
teoritis variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai
“variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain”.
Sedangkan menurut Sudaryono, Margono, Rahayu, (2013:20) mengatakkan bahwa:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Two Groups Pretest-
Posttest Design”, dimana terdapat tes sebelum diberi perlakuan (pretest) dan tes setelah
diberi perlakuan (posttest). Dengan demikian dapat diketahui lebih akurat pengaruh yang
diberikan, karena dapat membandingkan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2006: 64).
Penelitian ini akan membandingkan hasil pretest dan posttest kemampuan keterampilan
Pairing”. Ordinal pairing adalah pemisahan sampel yang didasari atas kriterium ordinal
(Sutrisno Hadi, 2000: 111). sampel yang memiliki kemampuan sama dipasangkan,
kemudian anggota setiap pasangan dipisahkan dalam dua kelompok. Pembagian kelompok
didasarkan pada hasil pretest ketepatan shooting, langkah awal adalah melakukan pretest
pasangkan lalu dibagi ke dalam kelompok A (kelompok latihan lari lurus satu sentuhan
shooting) dan kelompok B (kelompok latihan lari zig-zag satu sentuhan shooting). Dengan
demikian, kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang
seimbang. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan pada hasil posttest, maka hal ini
disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Adapun teknik pembagian kelompok
secara ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi (1995: 485) disajikan dalam gambar berikut :
Shooting dengan Metode Drill dan Latihan Lari Zig-zag Satu Sentuhan Shooting dengan
Metode Drill, sedangkan variabel terikatnya adalah Ketepatan Shooting atlet umur 11-12
1. Keterampilan Shooting
bola diletakkan sebelum titik pinalti atau sebelum kotak pinalti dengan jarak 20 meter.
Nilai ketepatan shooting diukur dengan menggunakan skor sasaran yang sudah
Latihan dribbling lurus lalu shooting adalah latihan yang menggabungkan antara
dribbling lurus dilanjutkan dengan shooting ke sasaran gawang. Latihan ini diberikan
selama 12 kali pertemuan. Tiap latihan dilakukan dengan waktu 30 menit, intensitas
Latihan dribbling zig-zag lalu hooting adalah latihan yang menggabungkan antara
dribbling zig-zag dilanjutkan shooting ke sasaran gawang. Latihan ini diberikan selama
12 kali pertemuan. Tiap latihan dilakukan dengan waktu 30 menit, intensitas sedang,
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan
menurut Abdullah (2015:226) mengatakan bahwa: “Populasi adalah kumpulan unit yang
akan diteliti ciri-ciri (karakteristik), dan apabila populasinya terlalu luas, maka peneliti
memiliki sifat-sifat yang hampir sama menjadi obyek penelitian, yang akan membantu
dalam usaha memperoleh data untuk menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian ini
berdasarkan hal tersebut yang menjadi populasi penelitian ini adalah pemain SFC Futsal
2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagain individu yang diperoleh dari
populasi, yang diharapkan dapat mewakili terhadap seluruh populasi. Dengan demikian
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemain SFC Futsal SMA Negeri 2
Makassar sebanyak 30 siswa dengan tehnik pengambilan sampel adalah random sampling
menguji kebenaran hipotesis. Metode yang digunakan adalah teknik tes dan pengukuran.
Tes yang digunakan adalah tes Shooting Bobby Charlton yang dikemukakan oleh Danny
Mielke (2007: 76). Melalui tes ini akan diperoleh data yang objektif, data yang obyektif ini
dilakukan. Adapun langkah yang dilakukan secara urut yaitu pemain berbaris, lalu
dipanggil untuk melakukan shooting sebanyak empat kali ke gawang, kemudian pelatih
mencatat skornya.
2. Membagi pemain ke dalam dua kelompok berdasarkan hasil pretest ketepatan shooting.
dua kelompok dengan kemampuan yang seimbang. Dengan rincian kelompok A diberi
latihan dribbling lurus lalu shooting ke gawang dan kelompok B diberi latihan dribbling
3. Melakukan post test untuk mengukur kemampuan shooting setelah treatment dilakukan.
Adapun langkah yang dilakukan secara urut yaitu pemain berbaris, pemain dipanggil
untuk melakukan shooting. Tiap pemain memiliki waktu 15 detik untuk menendang
empat bola ke gawang (Mielke, 2007: 76). Kemudian skornya dicatat oleh pelatih.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2002: 136), “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjanya lebih mudah dan lebih baik”.
Tes diberikan 2 kali, yaitu sebelum dan sesudah treatment. Instrumen kemampuan Shooting
yang dipakai dalam penelitian ini adalah Tes Shooting Bobby Charlton yang dikemukakan
oleh Danny Mielke (2007: 76). Tes yang diberikan, yaitu dengan membagi bidang gawang
menjadi enam wilayah skor. Sudut atas bernilai 40 poin, sudut bawah bernilai 50 poin.
Bagian atas tengah bernilai 20 poin, bagian bawah tengah bernilai 10 poin. Seorang pemain
memiliki empat bola di depan gawang. Jarak/penempatan bola diletakkan di titik second
pinalty atau penalti titik 12 meter. Pemain melakukan dribbling lurus dan dribbling zig-zag
kemudian shooting. Pelatih akan mencatat skornya. Pembagian wilayah skor ketepatan
Pada dasarnya test ini bersifat langsung, prosedur tes adalah sebagai berikut:
1. Perlengkapan dan peralatan, yaitu gawang, bola, tali pembagi wilayah gawang,
tes dengan melaksanakan peregangan statis dan dinamis yang dipimpin oleh
tester/pemberi tes.
4. Pelaksanaan Tes
a. Seluruh testi mempunyai waktu 15 detik untuk menendang ke gawang atau
meter.
5. Treatment
Sebelum data di analisis untuk menguji hipotesis, data harus memenuhi syarat
berikut
a. Uji Normalitas
b. Uji Homogenitas
atau terdiri atas beberapa unsur), maka pengolahan data tidak bisa
2. Uji Hipotesis
berikut : H = A1 = A2
H = A1 ≠ A2
Hipotesis 1 :
HO = µA1 = µA2
H1 = µA1 ≠ µA2
Keterangan :
Hipotesis 1 :
HO : tidak ada pengaruh latihan dribble lurus satu sentuhan shooting dan
dua hipotesis yaitu Ho dan Ha. Ho menyatakan tidak ada pengaruh latihan
dribble lurus satu sentuhan shooting dan latihan dribble zig-zag satu
pengaruh variabel latihan dribble lurus satu sentuhan shooting dan latihan
Bompa, O.T. (1994). Theory and Metholodogy of Training. Toronto: Kendall Hunt
Publishing Company.
Koger, Robert. (2007). Latihan andal sepakbola remaja. Edisi ke-1 Cetakan ke 1.
Klaten: PT saka Mitra kompetensi.
Lestari, K.A.S. (2015). Perbedaan Efektivitas Latihan Hexagon Drill dan Zig-zag
Run Terhadap Peningkatan Kelincahan Pada Pemain Sepakbola Sekolah
Sepakbola Guntur Denpasar. Skripsi. Universitas Udayana.
Mielke, Danny. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: PT. Intan Sejati Pakar
Raya.
Mustakim, S. (2016). Hubungan Antara Power Otot Tungkai dan Kecepatan Lari
dengan Ketepatan Menembak Bola ke Gawang Pada Siswa SD Negeri II
Gawanan Karanganyar Tahun 2015. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Nurrachman, M.S. (2018). Pengaruh Latihan Shooting dengan Bola Jalan dan
Shooting Bola Diam terhadap Ketepatan Tendangan ke Gawang Sekolah
Sepakbola Gelora Muda Kelompok Umur 11 Tahun. Skripsi. FIK UNY.
Penerbit KR.
Sudjana, Nana. (1989). Permainan dan Melatih Teknik Dasar Bola Basket.
Skripsi. FPOK UPI.
Sugiyanto. (1993). Perbedaan Tingkat Ketepatan Tembakan Bebas dengan Satu
Tangan dan Teknik Dua Tangan dalam Permainan Bola Basket. Skripsi.
FIK UNY.