Pert 5 Tekhnik Memahami Perkembangan Murid

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Tekhnik memahami Perkembangan murid

A. TEKNIK TES
Keberhasilan proses bimbingan di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman
pembimbing terhadap karakteristik perkembangan murid. Pemahaman terhadap perkembangan
murid tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses bimbingan yang
membantu murid mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru.
Perkembangan murid Sekolah Dasar meliputi aspek-aspek fisik, psikomotorik, kognitif,
bahasa, moral, agama, emosi, sosial dan kepribadian. Kenyataan menunjukkan bahwa pada
setiap murid memiliki karakteristik pribadi atau perilaku yang relatif berbeda dengan murid
lainnya. Keragaman perilaku ini mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman
yang memadai terhadap setiap murid. Untuk itu guru di SD perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan tentang jenisjenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data
tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun alat
pengumpul data, serta penggunaannya.
Teknik memahami perkembangan murid akan terentang dari mulai teknik yang sepenuhnya
bergantung pada pengamatan pembimbing (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) sampai kepada
teknik yang terstruktur dengan menggunakan alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes, inventori
dan sejenisnya). Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan bimbingan
adalah memahami murid secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun latar
belakang pribadinya. Dengan data yang lengkap, pembimbing akan dapat memberikan layanan
bimbingan kepada murid secara tepat atau terarah. Upaya memahami pribadi murid merupakan
salah satu langkah layanan bimbingan yang harus dilakukan oleh pembimbing. Untuk
memperoleh data murid yang lengkap, diperlukan teknik atau cara tertentu yang memadai.
Teknik-teknik untuk mengumpulkan data murid tersebut, pada dasarnya dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori besar, yaitu teknik tes dan non-tes.
Teknik tes atau sering juga disebut sistem testing merupakan usaha pemahaman murid
dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur atau menter. Peters & Shertzer (1971:
349) mengartikan tes sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengobservasi (mengamati)
tingkah laku individu, dan menggambarkan (mendeskripsikan) tingkah laku itu melalui skala
angka atau sistem kategori.
Secara keseluruhan macam tes untuk keperluan bimbingan, dikelompokkan ke dalam empat
kelompok tes, yaitu : tes kecerdasan, tes bakat, dan tes hasil belajar.
1. Tes Kecerdasan.
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak. Dapat juga
diartikan sebagai kemampuan umum individu untuk berprilaku yang jelas tujuannya; berpikir
rasional; dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif (Shertzer & Stone, 1971 : 239).
Singgih D. Gunarsa (1991) mengemukakan beberapa rumusan kecerdasan, yaitu sebagai berikut:
a. Kecerdasan merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan
memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya
dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
b. Kecerdasan adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelencaran
tingkah laku.
c. Kecerdasan meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambahnya pengertian
dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif.

Untuk mengetahui kecenderungan tingkat kecerdasan murid, diantaranya dapat digunakan


Test Binet-Simon (verbal test), yang dipersiapkan untuk anak yang berusia mulai 3 (tiga) tahun
sampai dengan 15 (lima belas) tahun. Tes Benet-Simon, memperhatikan dua hal berikut :
Pertama, umur kronologis (”cronological age” disingkat C.A.); yaitu umur seseorang
sebagaimana yang ditunjukkan dengan hari kelahirannya atau lamanya ia hidup sejak tanggal
lahirnya. Kedua, umur mental (”mental age” disingkat M.A.); yaitu umur kecerdasan
sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik.

2. Tes Bakat
Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat perbedaan antara murid yang satu dengan murid yang
lain dalam tingkat kemampuan atau prestasi mereka dalam bidang musik, seni, mekanik, pidato,
kepemimpinan, dan olah raga serta bidang-bidang lainnya. Bimbingan hendaknya dirancang
tidak hanyan memperhatikan kemampuan untuk belajar tetapi juga perlu mempertimbangkan
kecakapan khusus atau bakat murid. Bakat merupakan kemampuan khusus individu yang dapat
berkembang melalui belajar atau latihan.
Untuk mengetahui bakat individu, telah dikembangkan beberapa macam tes, seperti :
1) Rekonik. Tes ini mengukur fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.
2) Tes Bakat Musik. Tes ini mengukur kemampuan individu dalam aspek-aspek suara, nada,
ritme, warna bunyi dan memori.
3) Tes Bakat Artistik. Tes ini mengukur kemampuan menggambar, melukis dan merupa
(mematung).
4) Tes Bakat Klerikal (perkantoran). Tes ini mengukur kemampuan ”kecepatan dan ketelitian”.
5) Tes Bakat yang Multifaktor. Tes bakat mengukur berbagai kemampuan khusus, yang telah
lama digunakan adalah DAT (Differential Attitude Test). Tes ini mengukur delapan kemampuan
khusus, yaitu :
a) Berpikir verbal, yang mengungkapkan kemampuan nalar yang dinyatakan secara
verbal;
b) Kemampuan bilangan, yang mengungkap kemampuan berpikir dengan
menggunakan angka-angka;
c) Berpikir abstrak, yang mengungkap kemampuan nalar yang dinyatakan dengan
menggunakan berbagai bentuk diagram, yang bersifat non-verbal atau tanpa angka-
angka;
d) Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi, yang mengungkap kemampuan untuk
membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek-objek dengan hanya
melihat gambar di atas kertas yang rata;
e) Kecepatan dan ketelitian, yang mengungkapkan kemampuan ketelitian dan
kecepatan seseorang dalam membandingkan dan memperhatikan daftar tertulis,
seperti nama-nama, atau angka-angka;
f) Berpikir mekanik, yang mengungkapkan kemampuan serta pemahaman mengenai
hukum-hukum yang mendasari alat-alat, mesin-mesin dan gerakan-gerakannya;
g) Penggunaan bahasa-pengucapan, yang mengungkap kemampuan mengeja katakata
umum;
h) Penggunaan bahasa-menyusun kalimat, yang mengungkap kemampuan pemakaian
kata-kata dalam kalimat, seperti tanda baca dan tata bahasa
3. Tes Prestasi Belajar (Achievement Tests).
Tes prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam domain
kognitif, afektif dan psikomotor. Penggunaan teknik khususnya tes prestasi belajar bagi guru di
sekolah bertujuan untuk :
1. Menilai kemampuan belajar murid.
2. Memberikan bimbingan belajar kepada murid.
3. Mengecek kemajuan belajar.
4. Memahami kesulitan-kesulitan belajar.
5. Memperbaiki teknik mengajar.
6. Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar (Shertzer & Stone, 1971 : 235)

Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar
murid. Tes ini meliputi :
1) Tes diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan murid, terutama
dalam mata pelajaran berhitung, dan membaca.
2) Tes prestasi belajar kelompok yang baku, dan
3) Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru

B. TEKNIK NON TES


(1) : OBSERVASI, WAWANCARA, ANGKET
Teknik non-tes merupakan prosedur pengumpulan data yang dirancang untuk memahami
pribadi murid, yang pada umumnya bersifat kualitatif. Teknik ini tidak menggunakan alat-alat
yang bersifat mengukur, tetapi hanya menggunakan alat yang bersifat menghimpun atau
mendeskripsikan saja. Teknik ini terdiri dari atas beberapa macam jenis, seperti : observasi,
angket (quesioner), wawancara, sosiometri dan studi dokumentasi.

1. Observasi
Observasi (pengamatan), yaitu teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau
suatu keadaan (tingkah laku). Karena sifatnya mengamati, maka alat yang paling pokok dalam
teknik ini adalah panca indera, terutama indera penglihatan.
Observasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu,
b. Direncanakan secara sisematis,
c. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan,
d. Perlu diperiksa ketelitiannya.

Teknik observasi ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu :


1) Observasi Sehari-hari, yaitu observasi yang tidak direncanakan dengan seksama, karena
pengamatan ini dikerjakan sambil mengerjakan tugas rutin, juga tidak memiliki pedoman dan
dilaksanakannya secara inseidental terhadap tingkah laku murid yang menonjol atau
menyimpang.Contoh : Guru mengamati perilaku murid pada saat mengikuti pelajaran sehari-
hari.
2) Observasi Sistematis, yaitu observasi yang direncanakan dengan seksama, serta memiliki
pedoman yang berisi tujuan, tempat, waktu dan item-item yang menggambarkan tingkah laku
observan (murid yang diobservasi).
3) Observasi Partisipatif, yaitu observasi dimana observer berada dalam situasi yang sedang
diamati. Contoh : Guru mengamati perilaku siswa pada saat proses belajarmengajar berlangsung.
4) Observasi Non-partisipatif, yaitu observasi dimana observer tidak turut atau berada dalam
situasi kegiatan siswa. Contoh : Guru mengamati tingkah laku seorang siswa yang sedang
belajar dengan guru lain.

a. Kelebihan dan Kelemahan Observasi


1) Kelebihan Observasi :
a) Observasi merupakan teknik yang langsung dapat dipergunakan untuk memperhatikan
berbagai gejala tingkah laku murid.
b) Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan kejadian yang penting.
c) Observasi baik sekali untuk digunakan sebagai teknik untuk melengkapi data yang diperoleh
dari teknik lain.
d) Dalam observasi pengumpul data tidak perlu mempergunakan bahasa untuk berkomunikasi
dengan objek yang ditelaah.

2) Kelemahan Observasi :
a) Banyak hal-hal yang tidak dapat diamati dengan observasi langsung.
b) Apabila objek observasi mengetahui bahwa ia sedang diamati cenderung melakukan
kegiatannya dibuat-buat.
c) Timbulnya suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya
sehingga pengamat sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan observasi.
d) Observasi banyak tergantung pada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol.

2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi
langsung dengan responden (orang yang diminta informasi), dalam hal ini bisa murid, orang tua
murid, teman-temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang murid. Contoh
penggunaan wawancara ini seperti guru ingin mengetahui informasi dari murid yang sering
membolos dari sekolah. Di sini guru dapat mengajukan pertanyaan tentang : identitas orang tua,
jarak tempat tinggal, perhatian orang tua terhadap belajar murid, keadaan ekonomi, kegiatan
sehari-hari yang dilakukan murid dan alasannya mengapa sering membolos, minat bersekolah,
dan lain-lain.
Kelebihan dan Kekurangan Wawancara Kelebihan wawancara sebagai teknik pengumpul
data, adalah sebagai berikut.
a) Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi
murid.
b) Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur.
c) Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.
d) Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.

Kelemahan-kelemahannya, diantaranya sebagai berikut.


a) Tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu secara singkat.
b) Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak.
c) Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara

3. Angket.
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data (informasi) melalui komunikasi tidak
langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk
mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden (murid).
Beberapa petunjuk untuk menyusun angket :
a. Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap.
b. Susunan kalimat sederhana tapi jelas.
c. Hindarkan pemakaian kata-kata yang sulit dipahami.
d. Hindarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.
e. Selanjutnya pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab.
f. Hindarkan kata-kata yang bersifat negatif dan menyinggung perasaan responden.

Anda mungkin juga menyukai