Makalah Penyakit Menular Seksual

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Nama Kelompok :
1. Gresya Hutasoit
Nim : PO.62.24.2.19.501
2. Ricka Aprilia
Nim : PO.62.24.2.19.504
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan dan Profesi
Kebidanan
Angkatan/Semester : V(Lima)/III(Tiga)
Mata Kuliah : Ginekologi
Dosen Pengajar : Oktaviani, S.SiT., M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKARAYA PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN KEBIDANAN DAN PROFESI KEBIDANAN
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
AnugrahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”
Penyakit Menular Seksual ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Oktaviani, S.SiT., M.Keb pada Mata Kuliah Ginekologi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Oktaviani, S.SiT., M.Keb selaku Dosen
Mata Kuliah Ginekologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang punulis tekuni.
Palangka Raya, Oktober 2021
Penulis

1. Gresya Hutasoit
2. Ricka Aprilia

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….. I
Daftar Isi…………………………………………………………………… Ii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………….... Iii
A. Latar Belakang………………………………………..…….......... 1
B. Tujuan………..…………………………………………………… 1
Bab II Tinjauan Teori………………………………………….………...... 2
A. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL ..…..…...……….………... 2
1.1 Klamidia………………….....………….……………....……. 2
1.2 Trikomonas Vaginalis………………..…………………....... 4
1.3 Candidiasis……..……………………………………………. 6
Bab III Penutup……………………….……………………………..……. 8
2.1 Kesimpulan ……………………………………………..…… 8
Daftar Pustaka ……………………………………………………….…… 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit menular merupakan penyakit yang harus di waspadai karena menjadi salah
satu penyebab kematian utama di dunia.
Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal
ini sering timbul sebagai kejadian lar biasa ( KLB ) yang menyebabkan kematian
penderitanya. Kondisi ini semakin buruk dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat
menyebabkan beberapa penyakit infeksi akut yang berbahaya.
Penularan tersebut bisa terjadi secara langsung atau tidak langsung dan juga bisa
menular melalui prantara atau penghubung.
Di dunia medis, pengertian penyakit menular atau biasa disebut penyakit infeksi
merupakan penyakit yang disebabkan oleh agen biologi seperti halnya virus, bakteria,
atau parasit dan bukan disebabkan oleh faktor fisik seperti luka bakar atau zat kimia
(keracunan).
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Dan mengenal penyakit menular Klamidia
2. Untuk mengetahui Dan mengenal penyakit menular Trikomonas Vaginalis
3. Untuk mengetahui Dan mengenal penyakit menular Candidiasis

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

1.1 Klamidia ( Clamydia )

1. Definisi

Merupakan organisme kedua terbanyak dari infeksi menular seksual yang


ditemukan pada sebagian besar wanita, dan paling banyak ditemukan pada wanita
dibawah usia 25 tahun. Dikarenakan banyak dari kasus infeksi ini merupakan infeksi
yang asimptomatik atau tanpa gejala, diperlukan pemeriksaan rutin pada wanita yang
sudah aktif secara seksual yang berusia dibawah 25 tahun dan mereka yang memiliki
resiko.
Wanita yang di katakan memiliki resiko terhadap infeksi klamidia adalah wanita
yang berganti ganti pasangan seksual ataupun mempunyai pasangan seksual baru,
pekerja seksual, menggunakan kondom secara tidak konsisten, memiliki riwayat infeksi
menular lainnya sebelumnya pernah terinfeksi klamidia ataupun gonorrhea.
2. Jenis
Klamidia ( Clamydia ) merupakan jenis parasite intra seluler obligate yang
bergantung pada sel lain dalam hidupnya. Parasit ini menyebabkan infeksi pada epitel
kolumnar ( Jaringan yang terdiri dari satu lapisan sel berbentuk kolom ). Gejala yang
muncul diakibatkan karena peradangan pada kelenjar endocervical, yang
menghasilkan duh yang mukopurulenta ataupun duh sekresi dari endoservical. Jika
terinfeksi, jaringan endocervical biasanya akan membengkak dan kemerahan.
Seringkali diikuti dengan urethritis atau infeksi alat kelamin bawah lainnya, sehingga
sering dijumpainya adanya nyeri ketika berkemih.
3. Epidemiologi
Klamidia merupakan infeksi bakteri yang menular secara seksual yang paling
umum terjadi. Di tahun 2012, 131 juta kasus baru klamidia pada usia dewasa dan
dewasa muda berusia 15-49 tahun di seluruh dunia, dengan angka kejadian global
yakni setiap 38 dari 1000 wanita dan 33 dari 1000 pria.

2
4. Faktor Resiko
Faktor risiko untuk terjadinya infeksi klamidia trakomatis pada wanita seksual
aktif termasuk usia muda (usia 15-24 tahun), riwayat infertilitas, memiliki lebih dari 1
partner seksual, adanya partner seks yang baru, tidak menikah, ras kulit hitam,
mempunyai riwayat atau sedang menderita penyakit menular seksual, riwayat
keguguran, riwayat infeksi saluran kemih, dan penggunaan tidak teratur dari kontrasepsi
barrier.
5. Langkah-langkah Pencegahan
Pengobatan terhadap infeksi klamidia diberikan ketika infeksi ini telah
terdiagnosis atau dicurigai. Pengobatan juga melibatkan partner seksual pasien.
Pengobatan yang efektif dan murah untuk infeksi genital klamidia telah tersedia untuk
setiap gejala klinis yang umum.
6. Prinsip Penanganan
Infeksi klamidia trachomatis dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium
terhadap antibodi dalam serum baik Ig G maupun Ig M Prognosis sangat baik bila di
diagnosa dan diobati lebih dini. Risiko infertilitas meningkat pada infeksi yang
berulang. Reinfeksi dapat dicegah bila semua partner seksual diobati.
7. Cara Penanganan Umum
Chlamydia dapat diobati dengan antibiotik, seperti azithromycin atau
doxycycline. Penderita chlamydia perlu minum antibiotik selama 7 hari, atau cukup
minum antibiotik dosis tunggal, sesuai anjuran dokter. Penderita chlamydia tidak boleh
melakukan hubungan seksual sampai 7 hari setelah pengobatan selesai.
8. Cara Penanganan Khusus
Pada ibu hamil yang terinfeksi klamidia, dari Chohrane Review pada 11
penelitian mengenai pengobatan infeksi klamidia pada kehamilan, amoksisilin memiliki
efektifitas yang sama dengan eritomisin.16
a. Pada wanita yang tidak hamil
a) Azitomisin 1 gram per oral dalam dosis tunggal (keamanan pada masa hamil
atau menyusui tidak dijamin), atau
b) Doksisiklin 100 mg per oral 2 kali/hari selama 7 hari (di kontraindikasikan
selama kehamilan)
b. Alternatif bagi wanita yang tidak hamil
a) Eritromisin 500 mg per oral 4 kali/hari selama 7 hari, atau

3
b) Ofloksasin 300 mg per oral 2 kali/hari selama 7 hari (kontra indikasi selama
hamil dan menyusui), atau
c) Levofloksasin 500 mg per oral setiap hari selama 7 hari
c. Untuk wanita hamil
a) Eritromisin 500 mg per oral 4 kali/hari selama 7 hari, atau
b) Amoksisilin 500 mg 3 kali/hari selama 7 hari.
1.2 Trikomonas Vaginalis
1. Definisi
Trikomoniasis adalah salah satu tipe dari vaginitis terutama sebagai Penyakit
Menular Seksual (PMS).
Trikomoniasis di sebabkan oleh infeksi protozoa yang bernama Trichomonas
Vaginalis, manusia merupakan hospes parasit ini.
Parasit ini dapat di temukan pada vagina, uretra, kantong kemih atau saluran
parauteral. penyebaran dari penis ke vagina,atau dari vagina ke penis. ini juga bisa dari
vagina ke vagina. tidak umum bagi parasite untuk menginfeksi bagian tubuh lain,
seperti tangan, mulut, atau anus.
2. Jenis
Trikomoniasis adalah Trichomonas vaginalis, yaitu suatu parasit u niselluler. Dalam
daur hidupnya tidak ada bentuk kista, sehingga transmisi dalam stadium trophozoit.
Parasit trichomonas vaginalis juga menjadi salah satu penyebab timbulnya keputihan
patologis pada wanita.. Parasit mikroorganisme adalah agen penyebab trikomoniasis,
dan yang paling umum infeksi protozoa patogen manusia di negara-negara industri.
3. Epidemiologi
Perkembangbiakannya dengan cara berkembang biak secara belah pasang
longitudinal dan inti membelah dengan cara mitosis yang dilakukan setiap 8 sampai 12
jam dengan kondisi yang optimum.tidak seperti protozoa lainnya trichomonas tidak
memiliki bentuk kista. untuk dapat hidup dan berkembang biak, trichomonas vaginalis
membutuhkan kondisi lingkungan yang konstan dengan temperature sekita 35-37 °C.
4. Faktor Resiko
Faktor resiko dari Tricomonas vaginalis sendiri ialah memiliki banyak pasangan
seksual, memiliki riwayat Infeksi penyakit sebelumnya, Berhubungan intim tanpa
Kondom dan atau Memakai kondom yang tidak beraturan.
5. Langkah-langkah Pencegahan

4
a. Menghindari kontak seksual dengan orang yang diketahui terinfeksi dengan STD
apapun
b. Penggunaan kondom laki-laki atau perempuan untuk setiap episode hubungan
seksual
c. Menghindari hubungan seksual dengan banyak pasangan
d. Menghindari asupan alkohol yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko hubungan
seksual dengan banyak pasangan dan tanpa menggunakan kondom
e. Melakukan ANC ( wanita hamil ) selama kehamilan untuk skrining IMS
6. Prinsip Penanganan
Guna mengurangi risiko terinfeksi trikomoniasis dan penyakit menular seksual
lainnya, lakukanlah beberapa langkah di bawah ini:
a. Tidak bergonta-ganti pasangan seksual.
b. Menggunakan kondom saat berhubungan intim.
c. Tidak berbagi pakai alat bantu seks, dan membersihkannya setiap selesai digunakan.
7. Cara Penanganan Umum
Caranya dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual, menggunakan kondom saat
berhubungan intim, pastikan mainan seks dalam keadaan bersih saat ingin digunakan,
dan tidak berbagi mainan seks. Pasangan pengidap trikomoniasis perlu mendapatkan
pengobatan untuk mencegah penularan infeksi.
8. Cara Penanganan Khusus
Cara Terbaik Menghindari Seksual IMS adalah dengan abstinensia atau tidak
melakukan kontak jangka panjang. atau bisa juga setia dengan satu pasangan yang
statusnya sudah alias “bersih” artinya terbukti tidak terinfeksi trikomoniasis. semua
gejala terkait dengan kelamin seperti keputihan, atau sensasi terbakar saat buang air
kecil, atau rasa nyeri yang tidak biasa, atau bercak merah bisa menjadi tanda untuk
berhenti melakukan seks.
Untuk mengobati trikomoniasis pada pasangan yang terkena penyakit tersebut
wanita ataupun laki-laki tenaga medis ( Dokter ) akan meresepkan metronidazole. Obat
dapat diminum sebagai dosis tunggal dan besar, atau dikonsumsi 2 kali sehari, selama
5-7 hari, dengan dosis yang lebih kecil. Selama masa pengobatan, pasien dilarang
berhubungan seksual sampai dinyatakan sembuh oleh dokter. Pasien juga harus
menghindari konsumsi minuman beralkohol 24 jam setelah mengonsumsi
metronidazole, karena bisa menyebabkan mual dan muntah.

5
1.3 Candidiasis
1. Definisi
Infeksi Jamur yang terjadi karena adanya pembiakan jamur secara berlebihan,
dimana dalam kondisi normal muncul dalam jumlah yang kecil. perubahan aktivitas
vagina atau ketidakseimbanganhormonal menyebabkan jumlah candida berlipat ganda.

2. Jenis
a. Dermatitis Napkin. Infeksi candidiasis kulit ini menyebabkan munculnya ruam
karena pemakaian popok.
b. Intertrigo. Infeksi candidiasis pada daerah lipatan kulit.
c. Candidiasis Oral.
d. Candidiasis Mukokutaneus Kronis.
e. Paronikia Kronis dan Onikomikosis.
f. Balanitis.
g. Candidiasis Vulvovaginal.
3. Epidemiologi
Candida albicans yaitu organisme yang memiliki dua wujud dan bentuk secara
simulpan/dimorphic organism. jamur candida tumbuh dengan cepat pada suhu 27-37°C
pada media perbenihan sederhana sebagai sel oval dengan pembentukan tunas untuk
memperbanyak diri, dan spora jamur disebut blastopore atau sel ragi.
4. Faktor Resiko
Kandidiasis adalah karena penyakit menahun, gangguan imun yang berat, AIDS,
Diabetes, dan gangguan tiroid, pemberian obat kartrikostroid, dan sitostatiska.usia
merupakan faktor penting yang sering kali menyebabkan kandidiasis oral /oral thrust
terutama pada neonates.
5. Langkah-langkah Pecegahan
a. Bersihkan area vagina dengan air mengalir, serta hindari penggunaan panty liner
dan sabun pembersih kewanitaan tanpa anjuran dokter.
b. Lakukan kontrol rutin ke dokter, jika Anda menderita penyakit yang bisa
melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti diabetes, kanker, atau HIV/AIDS.
c. Kontrol rutin juga perlu dilakukan bila Anda menjalani kemoterapi atau
menggunakan obat kortikosteroid untuk waktu yang lama.

6
d. Jangan menggunakan obat kortikosteroid dan antibiotik di luar anjuran dokter.
6. Prinsip Penanganan
Prinsip dasar tata laksana kandidiasis mukokutan adalah mengidentifikasi dan
menghilangkan faktor predisposisi host yang mendasarinya. Terapi antijamur jangka
panjang juga diperlukan sebagai tata laksana awal. Menjaga kebersihan
7. Cara Penanganan Umum
a. Jaga kebersihan mulut dan gigi dengan rutin menggosok gigi dan melakukan
pemeriksaan ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.
b. Hentikan kebiasaan merokok.
c. Gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat.
d. Ganti pakaian, pakaian dalam, dan kaos kaku, secara teratur
8. Cara Penanganan Khusus
Tujuan pengobatan candidiasis adalah untuk mengatasi infeksi dan mencegah
terjadinya komplikasi. Saat sudah didiagnosis mengalami candidiasis, dokter akan
memberikan obat antijamur, sesuai dengan lokasi dan tingkat keparahan infeksi. Obat
antijamur yang dapat digunakan adalah:
a. Amphotericin B g. Micafungin
b. Butoconazole h. Nystatin
c. Caspofungin i. Tioconale
d. Clotrimazole j. Vorikonazol
e. Flukonazol k. Sulfanilamide
f. Miconazole

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa penyakit
menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia
Penyakit Menular seksual (PMS) adalah infeksi yang menular melalui
hubungan seksual yang tidak sehat.
Penyakit infeksi yang ditularkan melalui orang yang terinfeksi kepada orang
lain melalui aktivitas seksual. Organisme penyebab penyakit menular seksual menetap
pada air mani (semen), darah, cairan vagina, dan terkadang air liur. penyakit yang di
tandai dengan ruam, atau lepuhan, rasa nyeri di area kelamin. Kondisi ini semakin
buruk dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat menyebabkan beberapa penyakit
infeksi akut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Drasar, B. S. (2003). Medical microbiology—a guide to microbial infections, pathogenesis,


immunity, laboratory diagnosis and control. Transactions of the Royal Society of
Tropical Medicine and Hygiene, 97(1), 125. https://doi.org/10.1016/s0035-
9203(03)90055-1

Health, E., Iv, S. A. D., Tentang, M., Vaginalis, T., & Vaginalis, T. T. (2015). Evi Nursyafitri
Kesling. 3, 1–12.

Harahap, S. W. (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Tentang Penyakit


Menular Seksual Trikomoniasis Di Sma Taman Siswa Binjai Tahun 2017. Jurnal
Maternal Dan Neonatal, 2(2), 20–25. http://e-journal.sari-
mutiara.ac.id/index.php/6/article/view/455

Nozelia, & Dimar, E. S. (2017). Daya Hambat Infusa Batang dan Daun Sambiloto
(Andrographis paniculata) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Repository
UNIMUS, Gambar 2, 6–23.

Reza, N. R., & SHW, T. (2015). Pemeriksaan Laboratorium Infeksi Chlamydia trachomatis
Pada Saluran Genital. Periodical of Dermatology and Venereology, 27, 144–149

Suardika, A. (2014). Infeksi Klamidia Trachomatis Sebagai Salah Satu Penyebab Oklusi
Tuba Falopi. FK Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai