Makalah Kel 7 Ipi
Makalah Kel 7 Ipi
Makalah Kel 7 Ipi
Tentang
Disusun oleh
Kelompok 7
Dosen pembimbing
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita rahmat dan hidayah nya untuk kita semua,karena sampai detik ini masih di berikan
kesempatan untuk hidup di dunia untuk memperbaiki diri menjadi orang yang yang lebih baik
lagi.
Sholawat serta salam kami limpahkan kepada Baginda Rasul Nabi Muhammad SAW
kelak di yaumul akhir kita mendapat syafaat darinya.Aamiin.
Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Aprizal, selaku dosen pengampu mata kuliah
ilmu pendidikan islam dan rekan-rekan yang telah ikut serta dalam menyelesaikan makalah
ini.Alhamdulillah makalah ini telah selesai di kerjakan dengan sebaik-baiknya.Adapun makalah
ini berjudul “Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam” Dengan terbentuknya makalah ini
semoga bermanfaat untuk kita semua.Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan perlu untuk diperbaiki.Maka dari itu, untuk para pembaca kami senantiasa
menerima kritik dan saran dari anda semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. Definisi Guru Dalam Perspektif Islam.................................................................................5
B. Kedudukan Guru Dalam Perspektif Islam............................................................................6
C. Ciri-Ciri dan Karakteristik Pendidik yang Baik...................................................................8
D. Syarat Menjadi Pendidik.......................................................................................................8
E. Tugas Guru Dalam Perspektif Islam...................................................................................10
F. Kode Etik Guru dalam Perspektif Islam.............................................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13
A. KESIMPULAN...................................................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
bangsa. Dalam pendidikan tidak dapat dipungkiri adanya faktor yang mempengaruhi
proses pelaksanaan proses tersebut. Adapun faktor atau komponen pendidikan melputi:
tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, isi (kurikulum), metode atau cara, dan
situasi lingkungan. Sehingga tanpa faktor-faktor tersebut tidak akan tercapai sebuah
pendidikan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah pendidik.
Pendidik dalam proses pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar karena
pendidik merupakan pemegang utama dalam proses pendidikan. Adapun peranan dan
kompetensi pendidik dalam proses pendidikan meliputi banyak hal, diantaranya sebagai
pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingungan, partisipan, ekspediator,
perencana, supervisor, motivator, konselor dan tidak lupa bahwa pendidik juga sebagai
orang tua kedua bagi peserta didik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi guru dalam perspektif islam?
2. Bagaimana kedudukan guru dalam perspektif islam?
3. Sebutkan ciri-ciri dan karakteristik pendidik yang baik!
4. Sebutkan syarat menjadi pendidik!
5. Bagaimana tugas guru dalam perspektif islam?
6. Jelaskan kode etik guru dalam perspektif islam?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui definisi guru dalam perspektif islam
2. Mengetahui bagaimana kedudukan guru dalam perspektif islam
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dan karakteristik pendidik yang baik
4. Mengetahui syarat menjadi pendidik
5. Mengetahui apa saja tugas guru dalam perspektif islam
6. Menjelaskan kode etik guru dalam perspektif islam
BAB II
PEMBAHASAN
ٍ َيرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم د ََر َجا
ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر
Sebagaimana menuntut ilmu, seorang guru atau pengajar juga akan dinaikkan
derajatnya. Sebab seorang guru yang baik dan berlandaskan pada nilai pengajaran islam
akan selalu mengajarkan ilmu yang bernilai kebaikan dan bermanfaat, Sehingga
kemudian hasilnya tidak hanya bernilai kebaikan bagi yang menerima tapi juga berbuah
kebaikan bagi yang mengajarkan. Sebagaimana dalam Firman Allah SWT QS Al-
Mujadilah ayat 11 berikut :
Seorang guru dalam islam tentunya memiliki kedudukan dimana ia mengerti dan
memahami secara detail mengenai bidang pengajaran yang ia ajarkan. Oleh sebab itu,
maka seorang guru akan senantiasa memiliki ilmu yang bermanfaat yang akan
disebarluaskan kepada para umat. Sehingga bukan gelar ahli yang mereka utamakan
namun, lebih kepada dampak sosial bagaimana ilmuyang diajarkan akan dapat merubah
pola dan perilaku umat menuju jalan kebaikan.
Menjaga Diri
Ilmu yang dimiliki oleh seorang guru merupakan benteng dalam menjaga diri.
Dengan memiliki ilmu tentunya seorang guru akan mampu membedakan antara hal yang
baik dan buruk. Sehingga hal ini dapat menjaga diri dan pribadi seseorang untuk berbuat
kejahatan atau kemaksiatan. Islam memandang bahwa seorang guru memiliki nilai yang
penting bahkan ketika dibandingkan dengan mereka yang harus pergi berjihad kemedan
perang. Sebagaimana dalam hadist riwayat berikut :
َ ٍة ِم ْنهُ ْمlَ ِّل فِرْ قl َر ِم ْن ُكlَوْ اَل نَفlََو َما َكانَ ْال ُم ْؤ ِمنُونَ لِيَ ْنفِرُوا َكافَّةً فَل
وا إِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْمllوْ َمهُ ْم ِإ َذا َر َج ُعllَ ِذرُوا قlدِّي ِن َولِيُ ْنlوا فِي الllُةٌ لِيَتَفَقَّهlَطائِف
َيَحْ ذرُونَ
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa
sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan
agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali,
agar mereka dapat menjaga dirinya.”
Hadits dari Sahl bin Sa’id ra yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim
“Demi Allah, jika Allah SWT memberi petunjuk kepada satu orang melalui perantaramu
maka hal itu jauh lebih baik dari pada kekayaan yang sangat berharga.”
Dalam Hadist tersebut dijelaskan bahwa seorang guru derajatnyanleni baik dari pada harta
kekayaan yang malimpah. Tentunya hal ini semakin menegaskan bahwa kedudukan seorang guru
memiliki posisi yang amat penting. Bukan hanya perkara mengenai ilmu yang diberikan. Namun,
seorang guru juga memberinpesan pengajaran yang nilainya bahkan lebih baik dari harta
kekayaan yang berlimpah. Sebab ilmu yang diberikan tersebut merupakan sebuah petunjuk yang
akan digunakan sebagai pedoman dalam meraih dan menempuh kebaikan selama hidup di dunia.
Memlihara ilmu yang nilainya lebih mulia dan lebih baik dari harta kekayaan tentunya
juga memberikan nilai pahala yang berlimpah. Bahkan ilmu yang terpelihara amalan atau
nilainya sama dengan pahala atau amalan dari sedekah. Ketika tidak memilili harta untuk
disedekahkan, maka menyedekahkan ilmu akan sama nilainya dan pahalanya dengan bersedekah
harta. Hal tersebut tertuang dalam hadits berikut :
ِ lَ (( الخ: ا َلllَ أنَّه ق، – لمllه وسll عن النَّب ّي – صلى هللا علي، – عن أَبي موسى األشعري – رضي هللا عنه
لِ ُم األ ِمينُ الَّ ِذيlازنُ ال ُم ْس
َ ٌ َ َّ
صدِّقين )) ُمتفق َعلي ِه َ ، يُنفِ ُذ َما أُ ِم َر بِ ِه فيُعْطي ِه َكا ِمالً ُم َوفَّراً طَيِّبَةً بِ ِه نَ ْف ُسهُ فَيَ ْدفَ ُعهُ إِلَى الَّ ِذي أُ ِم َر لَهُ بِ ِه
َ َأح ُد ال ُمت
Dari Abi Musa Al-Asy’ari ra, dari Nabi SAW bahwa beliau telah berabda: “Seorang muslim
yang amanah yang dititipi harta oleh orang lain lalu dipelihara betul apa yang ditugaskan
kepadanya lalu mengambalikan kepada yang berhak dengan tanpa menguranginya sedikit pun
maka ia telah dicatat sebagai orang yang bersedekah”.
Guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat jasmani dan ruhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
Pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik sebagaiman dimaksud pad ayat 1 tingkat pendidikann minimal
yang harus dipenuhi oleh seorang guru yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidika dasar dan menengah serta
Pendidikan anak usia dini meliputi: a). kompettensi pedagogic. b) kompetensi
kepribadian, c) kompetensi profesional, d) kompetensi sosial.
Seseorang yang tidak meiliki ijazah atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat
menjadi guru setelah melewati uji kelayakan dan keseteran.
Konsep Pendidikan islam memandang pendidik sebagai seorang yang profesional dalam
keahliannya, keahlian dalam bidangnya itu kemudian juga mampu diajarkan kepada
peserta didik, dan yang terpenting selama menjalani proses sebagai seorang pendidik
harus benar-benar menjaga etikanya dan berakhlak mulia sesuai dengan kode etik
keprofesian seorang guru. Hal ini didukung pula dengan pendapat zakiah daradjat yang
menjelaskan beberapa syarat menjadi guru yaitu:
a. Harus bertakwa kepada Allah SWT
b. Harus berilmu
c. Sehat jasmani
d. Berkelakuan baik
Secara parsial ramayulis telah memetakan berbagai persyaratan guru berdasarkan
berbagai perspektif, diantaranya adalah:
1. Syarat keagamaan
Guru harus beragama dan mengamalkan ajaran agamanya, karena figure uswatun
hasanah dalam pribadinya.
2. Syarat psikis
Guru harus sehat ruhani, mampu mnguasai emosi dirinya, tamah, sabar, sopan,
dewasa dalam berfikir dan bertindak, berjiwa pemimpin, berani berkorban, berani
menanggung resiko, dan berjiwa pengabdian.
3. Syarat pedagogis
Guru harus menguasai materi dan metode pengajaran yang didasarkan pada latar
belakang psikologis, sosiologis, dan antropologis seorang siswa.
4. Syarat fisik
Guru harus memiliki badan yang sehat, tidak cacat fisik yang dapat mengganggu
pekerjaannya, dan tidak memiliki penyakit menular yang membahayakan peserta
didiknya.
5. Syarat teknis
Guru memiliki ijazah Pendidikan guru yang disesuaikan dengan tingkatan
Lembaga Pendidikan, jurusan, program studi, tempat mengajar, dan mata
pelajaran yang diajarkan.
6. Syarat administrative
Guru harus diangkat langsung oleh pemerintah, Yayasan atau Lembaga lain yang
berwenang mengangkat guru sehingga diberikan tugas mendidik dan mengajar.
7. Syarat umur
Guru harus dewasa secara umur, jika menurut islam yang dimaksud dewasa
adalah baligh, berakal dan mukallaf.
Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab guru berkewajiban membantu perkembangan anak menuju kedewasaan
yang sesuai dengan ajaran Islam dalam tujuan pendidikan tergantung pada tujuan yang
bersifat agamis agar manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Allah.
Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana yang Ma'ruf dan
mana yang mungkar Oleh karena itu diharapkan guru menggerakkan peserta didik kepada
yang Ma'ruf dan meningkatkan pertumbuhan mereka baik di sisi manusia maupun di
hadapan Allah tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh guru yang telah
dijelaskan dalam firman Allah yang memerintahkan manusia melaksanakan perintah
Allah dan melarangnya dan tanggung jawab guru menurut agama, dapat diidentifikasikan
sebagai tugas yang harus dilakukan oleh ulama yaitu menyuruh yang Ma'ruf dan
mencegah yang munkar.
Hal ini menunjukkan adanya kesamaan tugas yang dilaksanakan guru dan dengan
mubaligh atau Dai melaksanakan melalui jalur pendidikan nonformal sebagaimana dalam
hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang artinya Sampaikanlah dari ajaran
walaupun hanya satu ayat hadits riwayat Bukhari di atas dapat diakses bahwa tugas dan
tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh orang yang mengetahui termasuk pendidik
atau guru adalah menyampaikan apa yang diketahuinya atau ilmu orang yang tidak
mengetahuinya guru merupakan pemimpin pendidikan dalam melaksanakan proses
pembelajaran guru harus dapat bertanggung jawab terhadap Allah atas kepemimpinannya
sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad tafsir Bali membagi tugas tugas yang
dikemukakan oleh guru sebagai berikut:
1. wajib mengemukakan pembawaan yang ada pada anak dengan berbagai cara
seperti observasi dalam pergaulan pergaulan dan sebagainya
2. berusaha mendorong peserta didik mengembangkan pembawaan yang baik dan
menekan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang
3. peserta didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai keahlian
keterampilan agar mereka memiliki waktu yang cepat
4. untuk mengetahui perkembangan peserta didik dengan baik yang kelima
memberikan bimbingan dan penyuluhan tak kalah peserta didik mengalami
kesulitan dalam mengembangkan kesulitannya.
Sedangkan menurut Nur Uhbiyati tugas dan tanggung jawab guru harus didasarkan pada:
peserta didik dengan jalan yang sesuai dengan ajaran agama Islam
menciptakan situasi pendidikan keagamaan yaitu suatu keadaan dimana tindakan-
tindakan dapat berlangsung dengan hasil yang memuaskan sesuai dengan penerapan
ajaran Islam.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan dengan memposisikan dirinya sebagai
orang tua kedua. Bagaimana guru harus menarik simpati dan menjadi idola para siswa
yang kami sampaikan dapat memotivasi hidupnya. Berikan belajar bolo-bolo guru
berlaku, maka kegagalan akan tertanam dalam diri siswa. para siswa akan enggan
menghadapi guru yang tidak menarik. masyarakat menempatkan guru pada tempat yang
lebih baik di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan
bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang pacasila.
Menurut Imam al-ghazali kewajiban yang harus diperhatikan oleh seorang guru pendidik
adalah sebagai berikut :
a) harus kasih sayang kepada anak didik dan memperlakukan perlakuan mereka
terhadap anak sendiri
b) Tidak mengharapkan balas jasa atau ucapan terima kasih melaksanakan tugas
untuk mencari Ridwan dan diri pada Allah
c) Memberikan nasehat kepada anak didik pada setiap kesempatan
d) Mencegah anak didik dari suatu yang tidak baik
e) Berbicara kepada anak didik sesuai dengan bahasa dan kemampuan mereka
f) menimbulkan rasa benci pada anak didik mengenai cabang ilmu yang lain
g) kepada anak didik di bawah umur diberi penjelasan dan jelas dan pantas buat
mereka agar tidak menggelisahkan pikiran mereka dan
h) pendidikan harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlainan kata dengan
perbuatan
B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat. Kami sadar akan banyaknya kekurangan dan
jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari makalah ini. Penulis juga
membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis agar kedepan
bisa lebih baik lagi. Terima kasih kami ucapkan kepada segala pihak yang telah
membantu hingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyan Yusuf Sya’bani, Muhammad. 2018. Profesi Keguruan: Menjadi Guru Religius
Dan Bermartabat. Kulon Gresik: Caramedia Communication.