Makalah Kontrasepsi Pil, Penapisan Screening Dan Pendokumentasian Kontrasepsi Oral Karolina Dio

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

KONTRASEPSI PIL

OLEH

NAMA : KAROLINA DIO

KELAS : A

NIM : 139202619

SEMESTER : III

PRODI : D-III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Konsep Teori Kontrasepsi Pil...........................................................................2


B. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Oral...................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................9

A. Kesimpulan..........................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Konsep Kontrasepsi Oral dan Demonstrasi Pil.
Makalah ini berisi beberapa uraian materi tentang mekanisme cara kerja kontrasepsi oral dan
jenis-jenis pil. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya materi ini pada ibu dan sangat
penting untuk mahasiswa kebidanan mempelajarinya.

Penulis harapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan materi
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu penulis harapkan kritik dan saran
yang sifat membangun sebagai perbaikan untuk menyusun makalah yang akan datang.

Kupang, 26 Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada manusia progesteron diproduksi di ovarium (khususnya setelah ovulasi di corpus
luteum), pada otak, selama kehamilan, dan pada plasenta. Pria dan wanita sama-sama
memproduksi progesteron, namun wanita tercatat memproduksi hormon progesteron dua
kali lebih banyak dibanding pria. Wanita menggunakan progesteron bersama dengan
hormon wanita lain seperti estrogen untuk memfasilitasi proses reproduksi. Progesteron
ditemukan di ovarium, kelenjar adrenal, dan plasenta.
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat
ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan
anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di
pasaran yang dapat dibeli dengan bebas
Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh dunia. Di
Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor mempergunakan pil kontrasepsi.
Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan dengan jumlah akseptor yang
mempergunakan cara kontrasepsi yang lain. Pil mengakibatkan perlunya tenaga
pelayanan lebih banyak dibandingkan IUD, sehingga merupakan beban yang berat bagi
tenaga medis serta para medis.
Oleh karena itu perlu pelayanan yang diatur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam
masyarakat sendiri. Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta petunjuk-
petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi akseptor maupun cara
mengatasi keluhan-keluhan yang ditemukan.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep teori kontrasepsi pil
2. Mahasiswa dapat menjelaskan demonstrasi pemberian kontrasepsi oral
BAB I

PEMBAHASAN

A. Konsep Teori Kontrasepsi Pil


Kontrasepsi ialah pencegahan kehamilan dengan mencegah terjadinya
konsepsi. Terdapat berbagai cara kontrasepsi, antara lain : kontrasepsi suntik,
kontrasepsi oral, kontrasepsi intravaginal, kondom, alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) atau intra uterine device ( IUD ), operasi (tubektomi atau vasektomi) atau
secara konvensional. Yang paling banyak digunakan dewasa ini ialah kontrasepsi
oral, suntik, dan kontrasepsi mantap (kontap) dengan operasi tubektomi.
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis
kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan
digunakan,serta harganya murah.
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang
berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon
estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah
kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB
akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten.
Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan
preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya
ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH,
mempertebal lendir mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometrium.

1. Jenis Kontrasepsi Oral


Kontrasepsi oral (KO) mengandung estrogen atau progestin atau gabungan
estrogen dan progestin. Kontrasepsi oral dewasa ini banyak tersedia untuk
penggunaan klinik. Preparatnya bervariasi secara kimiawi dan banyak mempunyai
kemiripan satu sama lain, tetapi tetap mempunyai perbedaan yang jelas.
Kontrasepsi Oral terdiri dari beberapa preparat, yaitu :
a. Mengandung hormon estrogen dosis tinggi
Obat kontrasepsi oral dari golongan ini juga dikenal dengan nama Morning
after pill, mengandung Etinil estradiol atau Dietilstilboestrol dosis tinggi, yang
bekerja dengan cara mengubah lapisan lendir rahim sedemikian rupa sehingga
penanaman sel telur yang telah dibuahi dihalangi. Pil ini digunakan dalam waktu
72 jam setelah melakukan coitus, atau lebih cepat lebih baik Obat kontrasepsi
oral golongan ini tidak digunakan dalam Program KB, karena selain efek
sampingnya mual dan muntah, jika gagal atau telah terjadi kehamilan, mungkin
dapat mengakibatkan kehamilan di luar rahim atau bayi yang dilahirkan
menderita cacat. Morning after pill hanya digunakan jika terjadi kegagalan
dengan cara mekanik (kondom atau diafragma), dan juga untuk mengatasi akibat
perkosaan. Dan obat golongan ini hanya dipakai selama 3-5 hari.
b. Mengandung hormon progestin dosis rendah
Obat kontrasepsi oral golongan ini, yang biasa digunakan mengandung
Linestrenol. Cara kerja obat golongan ini tidak menghalangi ovulasi, tapi bekerja
dengan cara meningkatkan kekentalan lendir di leher rahim, sehingga
menghalangi gerak sperma. Dengan demikian, kemungkinan terjadi kegagalan
akan lebih besar dibandingkan dengan obat kontrasepsi oral lainnya.
2. Obat yang tersedia:
a. Merek dagang Kandungan obat
b. Kombinasi satu macam untuk satu siklus:
1) Dosis rendah :
a) Marvelon-28 (Organon) 28 tablet, tiap tablet mengandung Desogestrel
150 mcg dan Etinil estradiol 30 mcg.
b) Microgynon-30 ED (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung
1-Norgestrel 150 mcg dan Etinil estradiol 30 mg, ditambah 7 tablet
plasebo mengandung Laktosa.
c) Mikrodiol (Kimia Farma) 21 tablet, tiap tablet mengandung
1-Norgestrel 150 mcg dan Etinilestradiol 30 mg, ditambah 7 tablet
plasebo mengandung Fe-fumarat 75 mg/tablet.
2) Dosis sedang :
a) Microgynon-50 ED (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung
Norgestrel 125 mcg dan Etinilestradiol 50 mcg, ditambah 7 tablet
plasebo mengandung Laktosa.
b) Neogynon (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung Norgestrel
0,25 mg dan Etinilestradiol 50 mcg.
c) Nordiol-28 (Sunthi Sepuri-Wyeth) 21 tablet, tiap tablet mengandung
1-Norgestrel 250 mcg dan Etinil estradiol 50 mcg, ditambah 7 tablet
placebo
3) Dosis tinggi :
Ovulen Fe-28 (Searle) 21 tablet, tiap tablet mengandung Etinodiol diasetat
1 mg dan Mestranol 100 mcg, ditambah 7 tablet placebo
Kombinasi dua macam untuk satu siklus :
a) Trinordiol (Wyeth-Ayerst/Sunthi Sepuri) 6 tablet berwarna cokelat,
Hap tablet mengandung 1-Norgestrel 50 mcg dan Etinil estradiol 30
mcg.
b) 5 tablet berwarna putih, tiap tablet mengandung 1-Norgestrel 75 mcg
dan Etinil estradiol 40 mcg.
3. Indikasi dan kontraindikasi
Obat kontrasepsi oral sesuai dan tepat untuk wanita yang masih ingin mempunyai
anak, tapi menunda kehamilan selama satu sampai lima tahun. Selain itu wanita
dengan masalah haid, seperti haid tidak teratur atau kejang-kejang pada waktu haid,
sering kali masalahnya teratasi selama dan sesudah menggunakan obat kontrasepsi
oral.
Pada dasarnya, wanita berusia di bawah 35 tahun yang sehat, tidak merokok, dan
tidak mempunyai masalah pada organ reproduksinya atau gangguan lain pada waktu
haid, obat kontrasepsi oral sangat aman dan dapat dipercaya untuk digunakan dalam
Program Keluarga Berencana. Masalah yang dihadapi ialah dalam memilih obat
kontrasepsi oral yang sesuai, karena tersedia banyak macam obat kontrasepsi oral
dengan berbagai merek dagang, dengan kandungan estrogen antara 20-100 mcg dan
progestin antara 150-2500 mcg.
Cara memilih yang terbaik ialah dengan cara mencoba, yang dimulai dengan
menggunakan obat kontrasepsi oral dosis rendah dan memperhatikan gejala efek
samping yang timbul, sehingga akan didapatkan obat yang sesuai atau cocok untuk
dirinya dan dapat digunakan untuk selanjutnya. Jika dalam waktu tiga. bulan timbul
banyak keluhan, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mendapatkan petunjuk dan
penggantian macam obat yang digunakan. Berdasarkan data penelitian, dengan
menggunakan obat kontrasepsi oral, akan berkurang kemungkinan terkena penyakit
kanker payudara dan rahim, penyakit fibrositik payudara, dan terbentuknya kista.
Obat kontrasepsi oral merupakan kontraindikasi bagi wanita berusia di atas 35
tahun, perokok berat (sehari sampai dua pak), wanita dengan berat badan 10 kg atau
lebih dari berat badan ideal sesuai dengan tinggi dan bentuk badan, penderita
trombosis atau pernah menderita trombosis, penyakit pembuluh darah yang meradang
dan yang degeneratif, ikterus dan pruritus karena kehamilan, penderita penyakit
tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, epilepsi, dan gangguan fungsi hati atau
empedu.
Untuk penderita penyakit-penyakit tersebut dapat menggunakan cara KB yang
lain, misalnya dengan alat KB mekanik seperti IUD, kondom atau diafragma.
Penggunaan obat kontrasepsi oral harus segera dihentikan jika timbul sakit kepala
seperti migrain atau gangguan penglihatan, karena mungkin terjadi komplikasi
tromboemboli.

4. Efek samping
Efek samping penggunaan obat kontrasepsi oral biasanya baru terlihat setelah tiga
bulan. Dengan demikian, setelah tiga bulan perlu ke dokter untuk konsultasi dan
mendapatkan petunjuk selanjutnya.
Efek samping yang timbul dapat bersifat subyektif, sebagai akibat rasa cemas
menggunakan obat kontrasepsi oral. Tapi efek samping yang timbul, pada umumnya
disebabkan oleh perbandingan kandungan estrogen dan progestin yang tidak sesuai.
5. Interaksi
Kegagalan penggunaan obat kontrasepsi oral, terutama disebabkan oleh
penggunaan yang tidak teratur (karena lupa), gangguan absorpsi seperti muntah dan
diare, dan terjadi interaksi dengan obat-obat lain yang bersamaan digunakan.
a. Kontrasepsi pasca-sanggama
Tipe keempat strategi kontrasepsi menggunakan estrogen dosis tinggi
(misalnya etinil estradiol atau dietilstilbestrol) diberikan dalam waktu 72 jam
pasca-sanggama dan dilanjutkan dua kali sehari selama 5 hari (pil “morning
aftaer”). Pilihan lain, dua dosis etinil estradiol ditambah norgestrel diberikan
dalam waktu 72 jam pasca-sanggama, dilanjutkan oleh dua dosis lain 12 jam
kemudian. Dosis tunggal mifepriston telah digunakan.

B. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Oral


Mekanisme pil kontrasepsi adalah meniru proses-proses alamiah. Pil kontrasepsi akan
menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil kontrasepsi
akan menekan ovarium selama siklus haid yang normal, sehingga juga menekan
releasing-factors di otak dan akhirnya menekan ovulasi.
Sebelum mengetahui mekanisme dari pil kontrasepsi kita perlu mengetahui terlebih
dahulu siklus reproduksi wanita. Siklus repoduksi wanita memerlukan kira-kira 28 hari
untuk menyiapkan dan melepaskan ovum pada pertengahan siklus, mempersiapkan
lingkungan uterus dan bila tidak terjadi konsepsi, maka terjadi peluruhan dinding
endometrium menyebabkan terjadinya perdarahan yang dikenal dengan menstruasi
(haid).
Hormon yang mengatur siklus haid adalah estrogen dan progesteron. Kadar kedua
hormon ini di kontrol oleh  Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang bersal dari
hipotalamus, untuk mengirimkan isyarat-isyarat ke kelenjar hipofisis, kemudian kelenjar
hipofisis terangsang untuk mengeluarkan Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan
Lutenizing Hormon (LH). FSH merangsang pembentukkan folikel primer di  dalam
ovarium yang mengelilngi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan
tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang yang disebut dengan folikel de
Graaf. Folikel  de Graaf  yang matang melepaskan hormon estrogen, adanya hormon
estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding
endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga
mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa yang berguna untuk
menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.
Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik
negatif ke hipofisis untuk menurunkan konsentrasi dari FSH dan menyebabkan hipofisis
melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf pada saat
inilah di sebut ovulasi.
Pada fase pasca ovulasi fiolikel de Graaf yang di tinggalkan oleh oosit sekunder akan
berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan memproduksi estrogen
dan progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding
endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada dinding endometrium.
Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar air
susu pada payudara.Progesteron dan estrogen juga berfungsi untuk menyiapkan
penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahaan.
Pasca ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28, bila sekitar hari ke-26
tidak terjadi pembuahan, korpus  luteum akan berubah menjadi korpus albikan, sehingga
konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini hipofisis menjadi
aktif untuk melepaskan kembali FSH dan selanjutnya LH untuk fase menstruasi
selanjutnya.
1. Keuntungan Penggunaan Pil Kombinasi
a. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila
digunakan setiap hari
b. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
c. Tidak mengganggu hubungan seksual.
d. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia),
tidak terjadi nyeri haid.
e. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
f. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
g. Mudah dihentikan setiap saat.
h. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
i. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
j. Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium,
kista ovarium, penyakit radang panggul, akne dan lain-lain

2. Kerugian Pil Kombinasi


a. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.
b. Mual, terutama pada 3 bulan pertama
c. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.
d. Pusing.
e. Nyeri payudara.
f. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan
justru memiliki dampak positif Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil
kombinasi.
g. Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui (mengurangi ASI)
h. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan
suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.
i. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke,
dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat.
j. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS

3. Obat-Obat Yang Berinteraksi Dengan Kontrasepsi Oral


Adapun obat-obat yang akan berinteraksi dengan kontrasepsi oral Ampisilin,
INH, Kloramfenikol, Neomisin sulfat, Penisilin V, Nitrofurantoin, Fenilbutazon,
Rifampisin, Tetrasiklin, Sulfonamida, dan obat antikonvulsi. Obat antidiabetika oral
dan Insulin, dan obat antihipertensi. Obat antidepresi golongan trisiklik. Vitamin
Efek yang ditimbulkan dari Interaksi yang terjadi, yaitu terjadinya pendarahan,
dan kemungkinan terjadi kehamilan, Efektivitas obat antidiabetika dan antihipertensi
terganggu, kadar obat antidepresi dalam plasma meningkat. Kurangi dosisnya, kadar
vitamin berkurang sehingga dosis vitamin perlu ditambah
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kontrasepsi ialah pencegahan kehamilan dengan mencegah terjadinya konsepsi.
Terdapat berbagai cara kontrasepsi,yang salah satunya yaitu kontrasepsi oral. Kontrasepsi
oral mengandung estrogen atau progestin atau gabungan estrogen dan progestin.
Kontrasepsi oral dewasa ini banyak tersedia untuk penggunaan klinik. Preparatnya
bervariasi secara kimiawi dan banyak mempunyai kemiripan satu sama lain, tetapi tetap
mempunya perbedaan yang jelas. Kontrasepsi Oral terdapat dalam beberapa tipe preparat,
yaitu mengandung hormon estrogen dosis tinggi, mengandung hormon progestin dosis rendah,
mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin, serta kontrasepsi pasca-sanggama.
Obat kontrasepsi oral kombinasi bekerja dengan cara meniru keadaan normal siklus haid,
tapi juga mencegah konsepsi dengan cara menekan produksi normal hormon estrogen dan
progestin oleh rahim. Salah satu contoh obatnya yaitu Microgynon-30 ED. Adapun keuntungan
dari pil kombinasi, yaitu dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan. Sedangkan kerugiannya yaitu dapat
meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke, dan gangguan
pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Adapun obat-obat yang akan
berinteraksi dengan kontrasepsi oral, seperti Ampisilin, yang akan mengakibatkan terjadinya
pendarahan, dan kemungkinan terjadi kehamilan.
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa :
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi petugas kesehatan :
Untuk seorang bidan bisa memberikan pengetahuan dan wawasan tentang Kontrasepsi
Oral kepada masyarakat khususnya ibu dengan cara sosialisasi supaya masyarakat
umum dan para ibu bisa mengetahui tentang pemakaian pil oral dan efek samping
penggunaan oral.
DAFTAR PUSTAKA
Katzung, B. G. 1998. Farmakologi Dasar Dan Klinik Edisi Vi. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta : Gema Insani.
ALBAR E. 2008. Kontrasepsi, Dalam : Ilmu Kandungan. Jakarta: Pt Bima Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Hal 544-5.
Baziad A. 2008. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Pt Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
MAKALAH

PENAPISAN SCREENING KONTRASEPSI ORAL

OLEH

NAMA : KAROLINA DIO

KELAS : A

NIM : 139202619

SEMESTER : III

PRODI : D-III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ”Penapisan Screening Kontrasepsi Oral”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kb Dan Kespro.Semoga makalah ini
bermanfaat dalam pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu bagi pembacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pembimbing guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Kupang, 26 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Defenisi Penapisan..........................................................................................2
B. Tujuan Penapisan.............................................................................................2
C. Daftar Tilik Penapisan Klien...........................................................................2
D. Prosedur Penapisan Klien................................................................................5

BAB III PENUTUP...........................................................................................................6

A. Kesimpulan......................................................................................................6
B. Saran................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penapisan klien merupakan upaya untuk melakukan tela’ah dan kajian tentang
kondisi kesehatan klien dengan kesesuaian penggunaan metode kontrasepsi yang
diinginkan.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui defenisi penapisan
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan penapisan
3. Mahasiswa dapat menentukan klasifikasi penapisan reversible dan irreversible
4. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur penapisan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penapisan
Penggunaan metoda diagnosis untuk mengetahui kondisi tertentu sebelum
menyebabkan gejala apapun. Selain itu penapisan merupakan proses pendeteksian
kondisi kesehatan pada kelompok tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang akan di
deteksi dini dengan upaya meningkatkan kesadaran pencegahan dan diagnosis dini i bagi
kelompok yang termaksud resiko tinggi.

B. Tujuan Penapisan
Tujuan penapisan adalah mengarahkan hasil yang lebih baik, dengan skrining
sedini mungkin. Tujuan utama penapisan klien untuk menentukan keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus dan masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah
tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.

C.   Daftar Tilik Penapisan Klien


1. Metode reversible

Metode hormonal (pil kombinasi, pil progestin,


Ya Tidak
suntikan dan susuk)
Hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau
lebih.
Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca
persalinan.
Perdarahan atau perdarahan bercak antara haid
setelah senggama.
Ikterus pada kulit atau mata.

Nyeri kepala hebat atau gangguan visual.

Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau


Tungkai bengkak (oedema).
Tekanan darah di atas 160/ 90 mmHg.

Massa atau benjolan pada payudara.

Sedang minum obat – obatan anti kejang .


2. Metode Irreversible ( Tubektomi )

Dapat dilakukan pada


Keadaan klien Dilakukan difasilitas rujukan
fasilitas rawat jalan

Keadaan umum Keadaan umum baik, Diabetes tidak terkontrol,


(anamnesis tidak ada tanda-tanda riwayat gangguan
pemeriksaan fisik). penyakit jantung, pembekuan darah, ada tanda
paru, atau ginjal. – tanda penyakit jantung,
paru atau ginjal.

Keadaan emosional Tenang Cemas, takut

Tekanan darah Kurang dari 160/100 ≥ 160/100 mmHg


mmHg
Berat badan 35-85 kg >85kg ; < 35kg

Riwayat operasi Bekas secsiosesaria Operasi abdomen lainya,


abdomen atau (tanpa perlekatan). perlekatan atau terdapat
panggul. kelaianan pada pemerikaan
panggul.
Riwayat radang Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam ada
panggul, normal kelainan.
hamilektopik,
apendisitis.
Anemia HB ≥ 8g% HB < 8g%

3. Metode Irreversibel (vasektomi)

Dapat dilakukan pada Dilakukan pada fasilitas


Keadaan klien
fasilitas berjalan rujukan
Keadaan umum Keadaan umum baik, Diabetes tidak terkontrol,
(anamnesis, tidak ada tanda riwayat gangguan
pemeriksaan fisik). penyakit jantung, pembekuan darah, ada
paru atau ginjal. tanda penyakit jantung,
paru atau ginjal.
Keadaan emosional Tenang Cemas , takut

Tekanan darah < 160/100 mmHg ≥160/100 mmHg

Infeksi atau kelainan Normal Tanda-tanda infeksi atau ada


skrotum/inguinal. kelainan.

Anemia HB ≥ 8g% HB < 8g%

D. Prosedur Penapisan Klien

Tabel Prosedur Penapisan Klien

Prosedur KBA atau Metode Metode hormonal AKDR Kontap wanita


MAL barier (pil kombinasi, pil atau
(kondom) progestin atau Pria
suntikan atau
implan)
Penapisan Tidak Tidak Ya (liat daftar) Ya(liat Ya(liat daftar)
reproduksi daftar)

Seleksi ISR Tidak Tidak Tidak Ya Ya


atau IMS
resiko tinggi
Pemeriksaan Tidak Tidak Tidak Ya -

Wanita - - Tidak - Ya
umum
Abdomen - - Tidak Ya Ya

Pemeriksaan - Tidak Tidak Ya Ya


speculum
Pemerksan - Ya Tidak Ya Ya
dalam
Pria - Tidak - - Ya
(lipat paha,
penis, testis,
skrotum)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tujuan utama penapisan klien sebelum memberikan suatu metode kontrasepsi,
misalnya pil, suntikan, kontrasepsi implant. Untuk menentukan apakah ada kehamilan,
keadaan membutuhkan perhatian khusus, masalah yang membutuhkan pengamatan.

B. SARAN
Semoga dari makalah yang telah penulis buat, dapat bermanfaat dan bisa di
aplikasikan pada masyarakat nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Christina Liauripni Untung Sujianto, Tatik Indrawati. 2003. Komunikasi Kebidanan. Egc.
Jakarta : Gema Insani

Baziad A. 2008. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Pt Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Albar E. 2008. Kontrasepsi, Dalam : Ilmu Kandungan. Jakarta: Pt Bima Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Hal 544-5.
MAKALAH

PENDOKUMENTASIAN KONTRASEPSI ORAL

OLEH
NAMA : KAROLINA DIO

KELAS : A

NIM : 139202619

SEMESTER : III

PRODI : D-III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Ynag Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-NYA, kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Pendokumentasian Kontrasepsi Oral”

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena
kemampuan dan pengalaman penulis yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan makalah ini yang
akan datang, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kupang, 26 Oktober 2020

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Pengertian Kontrasepsi Oral............................................................................2


B. Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Kb............................................................2
C. Pendokumantasian Dengan 7 Langkah Varney..............................................4

BAB III PENUTUP...........................................................................................................7


A. Kesimpulan......................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah untuk menunjang
tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan yang diinginkan dan berlangsung
dalam keadaan dan saat yang tepat, akan lebih menjamin keselamatan ibu dan bayi yang
dikandungnya.
Dari beberapa jenis alat kontrasepsi yang digunakan masyarakat untuk mencegah
kehamilan, alat kontrasepsi pil kombinasi merupakan alat kontrasepsi yang mempunyai
efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap
hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan).Dan kesuburan
segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.Namun pil juga mempunyai
kekurangan yaitu pusing dan mual pada 3 bulan pertama sehingga bidan perlu
memberikan asuhan yang tepat pada pasien.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan keluarga berencana akseptor
baru kontrasepsi Pil Oral Kombinasi sesuai dengan manajemen kebidanan dengan
pendekatan 7 langkah Varney.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kontrasepsi Oral


Kontrasepsi oral merupakan salah satu dari alat kontrasepsi yang banyak
digunakan oleh para peserta keluarga berencana. Kontrasepsi adalah suatu cara atau
alat untuk mencegah kehamilan.
Dokumen adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
persoalan hukum.Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat dan
merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang
dianggap berharga dan penting.

B. Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Kb


Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada akseptor
KB antara lain :
1. Mengumpulkan Data
Data yang dikumpulkan pada akseptor antara lain identitas pasien, keluhan
utama tentang keinginan menjadi akseptor, riwayat kesehatan sekarang, riwayat
kesehtana dahulu , riwayat kesehatan keluarga , riwayat menstruasi (bagi
akseptor wanita ), riwayat perkawinan, riwayat KB, riwayat obsestri, keadaaan
psikologis, pola kebiasaan sehari-hari, riwayat sosial, budaya, dan ekonomi,
pemeriksaan fisik dan penunjang.
2. Melakukan intrepestasi data
Interprestasi data dasar yang akan dilakukan adalah berasal dari beberapa
data yang ditemukan pada saat pengkajian ibu/akseptor KB.
3. Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
Beberapa hasil dari interprestasi data dasar dapat digunakan dalam
mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial kemungkinanan sehingga
ditemukan beberapa diagnosis atau masalah potensial ibu atau akseptor KB
seperti ibu ingin menjadi akseptor KB pil dengan antisipasi masalah potensial,
seperti potensial terjadinya peningkatan berat badan, potensial fluor albus
meningkat, obesitas, mual dan pusing.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial pada
ibu atau akseptor KB
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi
dan kolaborasi dengan kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien seperti
kebutuhan KIE ( komunikasi, informasi dan edukasi ).
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan menyeluruh pada ibu atau akseptor KB yang dilakukan
sebagaimana contoh berikut : apabila ibu adalah akseptor KB pil , maka
jelaskan tentang pengertian dan keuntungan KB pil , anjurkan menggunakan pil
secara teratur dan anjurkan untuk periksa secara dini bila ada keluhan.
6. Melaksankan perencanaan
Pada tahap ini dilakukan rencana asuhan kebidanan menyeluruh yang
dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada ibu / akseptor KB.
7. Evaluasi
Evaluasi pada ibu / akseptor KB dapat menggunakan bentuk SOAP
sebagai berikut:
S : Data subjektif
Berisi tentang data dari pasien melalui anamesis (wawancara) yang
merupakan ungkapan langsung tentang keluhan atau masalah KB
O : Data objektif
Data yang diapat dari hasil observasi melalui pemeriksaaan fisik sebelum
atau selama pemakaian KB
A : Analisis dan interprestasi
Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan meliputi
diagnosis, antisipassi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya
tindakan segera

P : Perencanaan
Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan
mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk
tindak lanjut .

C. Pendokumentasian Dengan 7 Langkah Varney


Menurut Helen Varney,proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang
berurutan yaitu :
1. Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara
lengkap. Data yang dikumpulakan antar lain:
a. Data Subjektif
Menanyakan identitas, HPHT, menanyakan keluhan, menanyakan
riwayat kesehatan yang lalu, riwayat keluarga, riwayat reproduksi,
riwayat KB, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, data psikologis dan
spiritual
b. Data Objektif
Dapat dilihat pada kartu akseptor dimana klien memakai
kontrasepsi oral, pemeriksaan fisik secara sistematis, pemeriksaan
laboratorium.
Pada langkah ini, dikumpulkan semua informasi yang akurat dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.Pada langkah
ini, bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengkap.
2. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan
semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau
masalah.Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik
kebidanan yang tergolong pada nomenklatur standart diagnosis, sedangkan
perihal yang berkaitan dengan penglaman klien ditemukan dari hasil
pengkajian.
3. Identifikasi diagnosis / Masalah potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial
lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah teridentifikasi.
Berdasarkan temuan tersebut, bidan dapat melakukan antisipasi agar
diagnosis/masalah tersebut tidak terjadi.Selain itu, bidan harus siap-siap
apabila diagnosis atau masalah tersebut benar-benar terjadi. Contoh
diagnosis/masalah potensial :
a. Amenorhea
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Pada langkah ini, yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Ada
kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang segera
dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu
beberapa waktu lagi.
5. Perencanaan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien dan
setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa yang akan
diperkirakan terjadi selanjutnya, apakah dibutuhkan konseling dan apakah
perlu merujuk klien. Setiap asuhan yang direncanakan harus disetujui oleh
kedua belah pihak, yaitu bidan dan pasien.
6. Pelaksanaan
Pada langkah ke enam ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5 secara aman dan efisie.
Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lain.
Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam situasi ini, bidan harus
berkolaborasidengan tim kesehatan lain atau dokter. Dengan demikian, bidan
harus bertanggung jawab atas terlaksananya rencana asuhan yang menyeluruh
yang telah dibuat bersama tersebut.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir ini, yang dilakukan oleh bidan adalah :
a. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, yang
mencakup pemenuhan kebutuhan, untuk menilai apakah sudah
benar-benar terlaksana/tepenuhi sesuai dnegan kebutuhan yang telah
teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis.
b. Mengulang kembali dari awal kembali stiap asuhan yang tidak
afektif untuk megetahui mengapa proses manajemen ini tidak
efektif.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kontrasepsi oral merupakan salah satu dari alat kontrasepsi yang banyak
digunakan oleh para peserta keluarga berencana. Kontrasepsi adalah suatu cara atau alat
untuk mencegah kehamilan.
Pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat dan merekam peristiwa dan objek
maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.
Pendokumentasian dengan 7 langkah varney yaitu Pengumpulan data dasar,
Interpretasi data dasar, Identifikasi diagosis / Masalah potensial, Identifikasi kebutuhan
yang memerlukan penanganan segera, Perencanaan asuhan yang menyeluruh,
Pelaksanaan dan evaluasi.
B. SARAN
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti. 2016. Pelayanan Keluarga Berencana, Yogyakarta: Rohima

Handayani, sri. 2014. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta: Pustaka

Rihama Purwoastuti, Endang dan Elisabeth Siwi Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana, Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai