Hadis Dhaif
Hadis Dhaif
Hadis Dhaif
HADIS DHA’IF
Dosen Pengampu:
Nasirudin Al Ahsani, Lc., M.Ag.
Disusun oleh:
1. M. Fais Karimullah (212103050004)
2. Moh. Salman Alfarizi (212103050011)
3. Moh. Faesal Yusuf (212103050013)
PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
SEPTEMBER
2021
1
KATA PENGANTAR
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................5
2.1 Definisi hadis dhaif, Hadis dhaif dilihat dari sanad.................5
2.2 Hadis Dhaif dilihat dari perawi hadis.......................................7
2.3 Pengertian Perawi Hadis...........................................................7
2.4 Hukum hadis maqlub................................................................11
2.5 Pengertian dan pembagian hadis mushahaf..............................13
BAB III PENUTUP.......................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................16
3.2 Daftar Pustaka.........................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hadist merupakan sumber ajaran islam yang kedua setelah dibukukan oleh
masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang merupakan khalifah kelima
bani umayyah. Sedangkan pada awalnya hadist-hadist nabi SAW hanya
terdengar dalam ingatan para sahabat dan digunakan untuk kepentingan serta
pegangan mereka sendiri. Pada awalnya hadis terbagi menjadi dua, yaitu hadis
shahih dan dhaif. Hadis shahih ialah hadis yang memnuhi kriteria maqbul dan
hadis dhaif merupakan hadis yang tidak memenuhi maqbul. Para ulama’
mengatakan bahwa adanya hadis yang kriterianya kurang sempurna dalam
kedhabitannya, yakni adanya perawi yang hafalannya tidak sempurna tetapi
hafalannya diatas hadis dhaif. Tingkat kecerdasan hafalan antara perawi hadis
shahih dan dhaif yang pada kriteria-kriteria yang lain terpenuhi dengan baik
dan sempurna. Karena alasan tersebutlah muncul istilah hadis hasan yakni
hadis yang salah satu perawinya ada yang kurang di bagian hafalannya.
Mayoritas pendapat ulama’ mengatakan bahwa penulisan hadis secara resmi
dari instruksi pemerintah adalah saat pemerintahan Umar bin Abdul Aziz,
jarak waktunya sekitar 90 tahun setelah rasulullah wafat pada masa saat itu
banyak hal yang terjadi salaah satunya adalah pemalsuan hadis. Hal ini cukup
lama berlangsung yaitu sekitar satu abad yang dapat menghasilkan berbagai
buku hadis , jenis, kuantitas, kualitas hadis , dan cara penyusunnnya.
1.2 Rumusan Masalah
Sejalan dengan apa yang sudah dijelaskan pada latar belakang di atas, maka
yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini adalah pengertian hadis
dha’if, Hadis dha’if dilihat dari sanad dan perawi.
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah agar kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan hadis dhaif,
hadis dhaif dilihat dari sanad dan contoh contoh serta perawinya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4.Mursal
Artinya adalah hadist yang di hilangkan perawinya setelah sahabt di akhir
sanadnya.
Maksudnya hadis yang tidak di sebutkan nama nama sahabat di dalam
sanadnya.Periwayatan hadist melalui sahabat,tidak mungkin sahabat
bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW.
Contoh : “Dari Sa’id bin Musayyab bahwa Rasulullah SAW melarang jual
beli dengan cara Muzabanah”
5.Mudallas
Hadist mudallas juga biasa di sebut dengan Hadist Tadlis,Mudallas artinya
adalah sesuatu yang di sembunyikan.
Hadist mudallas di bedakan menjadi 3 bagian yaitu :
1.Mudallas Isnad
Mudallas isnad ialah perawi yang meriwayatkan sebuah hadist dari perawi
lain yang pernah dia temui sebelumnya,akan tetapi perawi tersebut tidak
pernah mendengar dari perawi lain tersebut.dan perawi tersebut
merekayasa seakan akan mreka pernah mendengarnya.
Contoh : "Dari Sufyan bin Uyainah, dari Az-Zuhri, dari Sahabat Anas bin
Malik, sesungguhnya Nabi SAW membuat walimah atas pernikahan
(Beliau dan) Shafiyah dengan memasak gandum dan kurma". (sanad
lengkap bisa dilihat pada HR. Tirmidzi No. 1015).
2. Mudallas Syuyukh
Mudallas Syuyukh ialah perawi yang meriwayatkan sebuah hadist dari
gurunya ,tetapi dia menyebut gurunya itu tidak di kenal,baik itu berupa
nama,nama panggilan,julukannya,sukunya,negaranya,atau
perkerjaannya ,dengan maksud agarvdia tidak di kenali.
Contoh : "Abu Sa'd Al-Malini menceritakan kepada kami, Abu Ahmad bin
'Adi Al-Hafidz menceritakan kepada kami, Ahmad bin Hasan bin Abdul
Jabbar As-Shufi menceritakan kepada kami, Ali bin Ja'd menceritakan
kepada kami, Abu Ishaq menceritakan kepada kami, aku mengira dia
berkata : As-Sya'bani, dari Ya'qub bin Muhammad bin Thalkha', dari Abu
Rijal, dari 'Amrah, dari Siti Aisyah, sesungguhnya Rosulullah SAW ingin
membeli ghulam (pelayan yang masih anak-anak), Beliau memberikan
kurma di hadapannya, ia pun memakan banyak, lalu Rosulullah SAW
bersabda, "Sesungguhnya banyak makan adalah (tanda) kesialan"
3. Mudallas Taswiyah
Ialah jika ada perawi yang telah menggugurkan seorang perawi yang telah
dhaif di antara perawi yang kuat dan perawi yang terpercaya.
Contoh : "Dari At-Thajawi, dari Abu Umayyah At-Tharsusi, dari
Muhammad bin Wahab bin Athiyah, Walid bin Muslim menceritakan
6
kepada kami, Al-Auza'i menceritakan kepada kami, dari Hassan bin
Athiyah, dari Abu Munib Al-Jurasyi, dari Ibnu Umar berkata, Rosulullah
SAW bersabda, ""Aku diutus (menjelang hari kiamat) dengan pedang
sehingga Allah disembah tanpa ada sekutu bagi-Nya, rizkiku ditempatkan
di bawah bayang-bayang tombakku. Kehinaan dan kerendahan dijadikan
bagi orang yang menyelisihi perintahku. Barangsiapa menyerupai suatu
kaum berarti ia termasuk golongan mereka"
7
Orang yang paling menjauhi membunuh dengan keji ( dalam peperangan ) adalah
ahli iman."Hadis ini dhaif. dikarenakan ke tidak konsistenan dan misteriusnya
perawi yang bernama Ibrahim an-Nakha'i.
Berikut macam macam hadits dhaif yang dikarenakan kecacatan perawinya seperti
yg dijelaskan di atas.
a. hadis matruk.
pada umumnya, perawi yang tersangka berdusta yaitu suka berbohong dalam
kesehariannya sehingga terkenal kebohongannya dan haditsnya diriwayatkan oleh
dirinya sendiri sehingga menyalahi kaidah umum.
Contoh hadits matruk "Hadis 'Amr ibn Syamr alJa'fi al-Kufi al-Syi'i dari
Jabirdai Abi al-Thufail dari 'Ali dan 'Ammar, keduanya berkata , "Adalah Nabi
SAW berqunut pada shalat subuh dan bertakbir pada Hari Arafah mulai dari shalat
subuh dan berakhir pada waktu shalat asar di akhir hari Tasyriq."
Al-Nasa'i dan Dar al-Quthni serta para Ulama Hadis yang lain mengatakan bahwa
'Amr ibn Syamr tersebutHadisnya adalah Matruk.
Hukum hadits matruk. hadits matruk adalah hadits dhaif Ibn Hajar menyatakan
bahwa Hadis Dhaif yang paling buruk keadaannya adalah Hadis Mautdhu', dan
setelah itu Hadis Matruk,kemudian Hadis Munkar Hadis Mu'allal, Hadis
Mudraj,Hadis Maqlub, dan Hadis Mudhtharib.
b. Hadits munkar
8
yang pertama Yaitu Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang dha'if yang Hadis
tersebut bertentangan dengan yang diriwayatkan oleh perawi Yang tsiqat.
yang kedua Yaitu Hadis yang terdapat pada sanad-nya seorang perawi yang sangat
kelirunya, atau sering kali lalai dan terlihat kefasikannya secara nyata.
dari kedua definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa hadits munkar adalah hadits
yang perawinya bertentangan dengan perawi yang tsiqat, dan perawi hadits
munkar suka lupa dan lalai sehingga terlihat kefasikannya secara nyata.
c. Hadits mudraj
pengertian hadits mudraj Secara etimologi, kata idraj berarti memasukkan sesuatu
kepada sesuatu yang lain dan menggabungkannya dengan hadits yang lain itu.
yang berarti suatu hadits yang memiliki tambahan yang bukan tambahan dari
hadits mudraj. contoh dan pembagian hadits mudraj. Ulama membagikan hadits
mudraj menjadi dua bagian yaitu hadits mudraj al isnad dan al matan.
"Hadis yang bukan penuturan sanad-nya". Bentuk dari mudraj al isnad sebagai
berikut: seorang perawi yang sedang memberitakan suatu rangkaian sanad, dan
terjadi suatu momen yang dimana perawi tersebut mengucapkan kalimat yang
diciptakan oleh dirinya sendiri. dan membuat para pendengar menyangka bahwa
kalimat tersebut adalah matan dari sanad yang di katakan oleh perawi tersebut,
dan pendengar meriwayatkan dari perawi itu sanad dan kalimat yang di duganya
sebagai matannya. contohnya mudraj al isnad sebagai berikut. KisahπTsabit ibn
Musa al-Zahid mengenai riwayatnya tentang Hadis:Siapa yang banyak shalatnya
pada malam hari, wajahnya akan bagus pada siang hari. kisah ini berasal dari,
bahwa Tsabit ibn Musa masuk ke rumah Syuraik ibn Abd Allah al-Qadhi yang
ketika itu sedang mengimlakan Hadis. Pada saat Syuraik sedang membacakan
rangkaian sanad H adis yan g sedang diimlakannya itu, yaitu:Ketika sampai
kepada perkataan "bersabda Rasulullah SAW itu", Syuraik diam sejenak
untukhmemberi kesempatan menulis kepada mereka yang sedang menerima imla
9
tersebut. Dan pada saat itu Syuraik melihat Tsabit ibn Musa yang telah berada
ditempat itu sejak dia mengimlakan rangkaian sanad tadi, lalu, ketika melihat
Tsabit tersebut, Syuraik berkata: Yang dimaksudkan Syuraik "dengan
perkataannya tersebut adalah Tsabit itu sendiri, yang mempunyai sifat zuhud dan
wara'; namun Tsabit ternyata memahaminya lain, yang dipahaminya adalah bahwa
perkataan Syuraik tersebut merupakan matandari sanad yang baru saja di
dengarnya, sehingga Tsabit meriwayatkan sanad dan perkataan Syuraik tersebut
sebagai matannya.
Kalimat "( "اَ ْسبِ ُغوْ ا ْال ُوضُوْ َءsempurnakanlah wudhu) merupakan perkataan tambahan
sendiri dari Sahabat Abu Hurairah ra, bukan dari qauliyah Nabi SAW, lihat Hadits
Bukhari No. 160, Hadits Muslim No. 356. contoh hadits al matan
dipertengahan."Dari Siti Aisyah ra, Nabi SAW menyepi di dalam Gua Hira',
Beliau beribadah selama beberapa malam". Kalimat "ُ( " َوهُ َو التَّ َعبُدBeliau beribadah)
merupakan perkataan rawi, lihat perbedaan Hadits Muslim No. 231 dan Hadits
Bukhari No. 4572 pada kalimat di atas. contoh hadits al matan di akhir.
Contohnya adalah :
ُ أَل َحْ بَب، َوبِرُّ أُ ِّمي، ُّ َو ْال َحج،ِ لَوْ اَل ْال ِجهَا ُد فِي َسبِي ِل هللا، َوالَّ ِذي نَ ْف ِس ْي بِيَ ِد ِه،ان
ْت أَ ْن ِ ح أَجْ َر
ِ ِك ْال ُمصْ ل
ِ ْد ْال َم ْملُو€ِ لِ ْل َع ْب
ٌ أَ ُموتَ َوأَنَا َم ْملُو
ك
"Untuk hamba sahaya yang shalih baginya dua pahala. Demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya, kalaulah bukan karena (keutamaan) jihad di jalan Allah,
10
haji dan berbuat baik kepada ibuku tentu aku lebih meyukai mati sedangkan aku
sebagai seorang budak" (HR. Bukhari No. 2362).
Imam Asy-Syuyuthi mengatakan bahwa kalimat " الخ... "والَّ ِذي نَ ْف ِس ْي بِيَ ِد ِه
َ (Demi Dzat
yang jiwaku di dalam kekuasaan-Nya ... dan seterusnya) adalah perkataan Sahabat
Abu Hurairah, bukan qauliyah Nabi SAW.
d. hadits maqlub.
pengertian hadits maqlub. menggantikan suatu lafadz dengan lafaz yang lain
padasanad Ha.dis atau pada matan- nya denga.n cara me ndahulukan atau
mengkemudiankan nya. hadits maqlub terpecah menjadi dua pecahan yaitu. a).
maqlub sanad, penggantian pada sanad hadits, dan memiliki dua bentuk, bentuk
yang pertama ada masanya yang mana nama perawi digantikan dengan nama
ayahnya. contohnya "Ka'ab ibnMurrah" menjadi "Murrah ibn Ka'ab"; sementara
bentuk yang kedua mengganti nama perawi dengan perawi lainnya yang ada di
thabaqat yang sama. contoh mengganti Hadis yang masyhur berasal dari "Salim"
menjadi berasal dari "Nafi'." b). maqlub matan, penggantian pada matan hadits,
yang memiliki bentuk mendahului separuh dari matan hadis tersebut atas separuh
dari matan lainnya. contoh hadits abu hurairah yang diriwayatkan oleh imam
muslim. pada hadits tersebut mengalami pergantian pada apa yang diriwayatkan
pada separuh perawi yang lain. yaitu, Maqlub matan ini dapat terjadi dengan cara
menukarkan sanad dari suatu matan ke matanyang lain atausebaliknya.
Hadits maqlub adalah hadits dhaif dikarenanya tidak dapat diterima, tidak dapat
dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari hari dan tidak dapat dijadikan penguat
suatu hukum. jika perawinya melakukannya karena kelalaiannya maka akan
ditolak dan akan menjadi perawi yang cacat ataupun pelakunya melakukannya
dengan sengaja maka hukumnya haram dan perlakuannya sama dengan membuat
hadits palsu. adapun kitab kitab yang membahas tentang hadits maqlub adalah
sebagai berikut; Rafi'al-Irtiyab fi at-Maqlub min al-Asma'wa al-Alqab oleh Al-
Khathib al-Baghdadi.
11
e. hadits Mudhthaib
Kata mudhtharib berasal dari kata al-idhthirab, yang berarti rusaknya susunan dan
keteraturan sesuatu. sedangkan menurut istilah Hadis yang diiwayatkan dalam
beberapa bentuk yang berlawanan yang masing -masing s ama-s ama kuat.
hadits mudhtarib dibagikan menjadi dua yaitu mudhtarib al matan dan al sanad
1). al matan
contohnya Hadis yang diriwayatkan olehTirmidzi yang berasal dari Syuraik, dari
Abi Hamzah, dari Al-Sya 'bi, dai Fathimah bint Qais r.a. Dia berkata, "Rasulullah
SAW ditanya tentang zakat, maka beliau mengatakan, Sesungguhnya pada harta
terdapat hak selain zakat." Selain itu Ibn Majah meriwayatkan melalui jalur sanad
yang sama, dengan menggunakan redaksi "Tidak ada pada harta itu sesuatu hak
pun selain zakat." Al-'Iraqi berkata, "Hadis ini adalah Mudhtharib yang tidak
memungkinkan dilakukan takwil."
2).al sanad
12
contohnya Hadis Abu Bakar r.a., bahwasanya dia berkata, "Ya Rasulallah, aku
melihat engkau telah beruban." Rasulullah SAW menjawab, "Hud dan saudara-
saudaranya yang telah menyebabkan aku beruban." (HR Al-Tirmidzi).
Menurut Al-Dar Quthni, Hadis ini adalah Mudhthaib. Hadis ini hanya
diriwayatkan melalui jalur Abu Ishaq, dan telah terjadi perbedaan pendapat
mengenai status Hadis ini menjadi sekitar sepuluh pendapat.
f. hadits mushahhaf
al tashhif secara etimologi yang ber arti "kesalahan yang terjadi pada suatu catatan
atau suatu bacaan terhadap sebuah catatan. sementara secara terminologi
Mengubah kalimat yang terdapat pada suatu Hadis menjadi kalimat yang tidak
diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat, baik scara lafadz maupun maknanya.
hadits mushahhaf dibagi menjadi dua jika dilihat melalui tempat terjadinya
1). tashhif pada sanad, perubahan yg ditemukan pada sanad contohnya hadits
syu'bah (Al-'Awwam ibn Murajim) ditashhif oleh Yahya ibn Ma'in dengan
mengatakan dari ( Al Awwam ibn muzahim) berubahnya kata murajim menjadi
muzahim. pada kata murajam terdapat huruf jim lalu dipindahkan ke huruf ra' dan
menjadi huruf zai.
2). tashhif pada matan. perubahan yang ditemukan pada matan. contohnya hadits
abu syaibah al anshari.
13
sedangkan tashhif sendiri terbagi menjadi dua yaitu tashhif bashar yaitu ragunya
seorang perawi dalam membaca tulisan dikarenkan tulisan tersebut rusak atau
tidak memiliki titik. yang kedua tashhif al-sama' yaitu keraguan dalam
mendengarkan hadits dikarenakan pendengar terlalu jauh dalam mendengarkan
suatu hadits.
g. hadits muharraf
muharraf adalah sesuatu yang di putar balikkan, jika Menurut bahasa, muharraf
merupakan isim maf'ul dari lafadz "harrafa" ( َ)حرَّف
َ artinya memutar balikkan.
Sementara menurut istilah yang terdapat pada kitab Minhatul Mughits yaitu
hadits yang terjadi perubahan syakal hurufnya di dalam matan atau di dalam
sanadnya".
syakal huruf yg dimaksud disini adalah harakat hurufnya, yaitu fathah, fathatain,
dhammah, dhammatain, kasrah, kasratain, sukun, dan tasydid.
Seperti yang kita ketahui jika suatu harakat berubah pada lafadz maka akan
berbeda artinya. maka dari itu pentingnya kita belajar ilmu bahasa arab agar kita
tidak salah dalam membaca suatu lafadz.
dimasa rasullullah hadits ditulis tidak menggunakan harakat atau titik, Sementara
yang di maksudkan oleh hadits muharraf sendiri adalah berubahnya suatu harkat
14
yang membuat makna hurufnya 180 derajat berubah dari aslinya, yang membuat
kita gagal paham pada ayat tersebut seperti hadits yang diriwayatkan dari Sahabat
Jabir ra :
"Ubay bin Ka'ab terkena panah pada hari Perang Ahzab (Perang Khandaq) pada
urat nadinya, lalu Rasulullah SAW menyudut lukanya dengan besi panas" (HR.
Muslim No. 4089).. Ghandar meriwayatkan hadits tersebut dan mengubah lafadz "
( "اُبَ ُّيUbay bin Ka'ab) menjadi "( "اَبِ ْيayahku). seolah olah yang terkena panah
bukanlah Sahabat Ubay bin Ka'ab ra, tetapi ayah Sahabat Jabir ra, sedangkan ayah
Sahabat Jabir ra sudah wafat sebelum Perang Ahzab (Perang Khandaq).
15
BAB III
PENUTUP
16
Daftar pustaka
17