Kelomok 1 Hukum Bisnis Paper Fix

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM BISNIS

“Bentuk-Bentuk Kerjasama Dalam Kegiatan Bisnis”


Dosen Pembimbing
Drs. Ida Bagus Widiadnya, MM

Oleh Kelompok 1 :
1. A. A Oka Putra Belawa (17)
2. I Komang Angga Krisna Prabawa (18)
3. I Komang Arya Satrya Saputra (19)
4. I Made Surya Wijaya (20)
5. Cindy Christina Nathania Nenabu (29)

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah yang berjudul “Bentuk-Bentuk Kerjasama Dalam Kegiatan
Bisnis”
Makalah ini berisikan tentang bentuk-bentuk kerjasama dalam bisnis seperti
Merger, Konsolidasi, Akuisisi, Joint Venture dan Waralaba. Diharapkan makalah ini
dapat menambahkan pengetahuan kita semua mengenai macam-macam bentuk
kerjasama dalam bisnis serta manfaatnya dalam suatu perusahaan. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembimbing dan teman-teman yang bersifat membangun , selalu saya harapkan demi
lebih baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kepada
semua pembaca yang budiman.

Denpasar, 15 Juni 2021

Penulis

<i>
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
1.1.Latar belakang........................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah .................................................................................... 1
1.3. Tujuan....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
2.1. Pengertian kerjasama................................................................................ 2
2.2. Bentuk-bentuk kerjasama dalam bisnis.................................................... 2

BAB III PENUTUP.......................................................................................


3.1. Kesimpulan............................................................................................... 6
3.2. Saran......................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 7

<ii>
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya dunia usaha maka semakin banyak pula persaingan
dalam dunia usaha atau bisnis, untuk mengahadapi semua itu maka perlu adanya
kerjasama antara satu orang dengan orang aataupun satu orang dengan kelompok usaha.
Bentuk kerjasama dalam bisnis bukanlah hal yang baru, dari zaman dulu sudah banyak
bkerjasama dalam bisnis terutama yang bersifat sederhana dengan tujuannya masig –
masing. Disaat sekarang ini ada banyak sekali bentuk kerjasama dalam kegiatan bisnis
antara lain: merger, kosolidasi dan akuisisi yang akan di bahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kerjasama ?
2. Apa saja bentuk-bentuk dari kerjasama dalam bisnis ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kerjasama dalam bisnis.
2. Untuk mempelajari macam-macam bentuk kerjasama dalam bisnis.

<1>
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerjasama


Kerjasama adalah sebuah kata yang sangat sering kita dengar dan sangat akrab di
telinga kita. Kata kerjasama itu gabungan dari kata kerja dan sama, yang berarti bekerja
secara bersama-sama dalam mengerjakan sesuatu dan mencapai suatu tujuan. Terkadang
kerjasama itu hanya sebagai bagian yang remang-remang antara ada dan tiada, bila
dilihat dari kejauhan makna kerjasama sangat jelas di mata dan pikiran kita, namun
setelah kita mendekati perlahan-lahan kerjasama itu semakin menjauh, dan mungkin
menghilang.

2.2 Bentuk-Bentuk Kerjasama Dalam Bisnis


Suatu Perusahaan bekerjasama dengan perusahaan lain dalam kegiatan bisnisnya
adalah untuk memperoleh keuntungan atau menaikkan produktifitas perusahaan. Ada
beberapa maksud dan tujuan perusahaan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain
seperti memperbesar perusahaan, meningkatkan efisiensi, menghilangkan atau
mengurangi resiko persaingan, menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan
distribusi dan sebagainya. Ada beberapa macam bentuk kerjasama dalam kegiatan bisnis
yang sering dilakukan oleh perusahaan yaitu:

1. Merger
Merger atau fusi adalah suatu penggabungan satu atau beberapa badan usaha
sehingga dari sudut ekonomi merupakan satu kesatuan, tanpa melebur badan usaha yang
bergabung. Di pandang dari segi ekonomi, ada dua jenis merger, yaitu merger horizontal
dan merger vertikal. Merger horizontal adalah penggabungan satu atau beberapa
perusahaan yang masing – masing kegiatan bisnis ( produksinya ) berbeda satu sama
lain sehingga yang satu dengan yang lain nya merupakan kelanjutan dari masing –
masing produk. Contoh PT A mengusahakan kapas, bergabung dengan PT C yang
mengusahakan kain dan seterusnya. Dengan demikian tujuan kerjasama disini adalah
menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi di mana PT B akan
mempergunakan produk PT A dan PT C akan mempergunakan produk PT B dan
seterusnya.

<2>
Merger vertikal adalah penggabungan satu atau beberapa perusahaan yang masing –
masing kegiatan bisnis berbeda satu sama lain, namun tidak saling mendukung dalam
penggunaan produk. Misal nya badan usaha perhotelan, bergabung dengan badan usaha
perbankan, perasuransian sehingga di sini terlihat adanya diversifikasi usaha dalam
suatu penggabungan badan usaha. Di pandang dari aspek hukum, bentuk kerjasama ini
hanya dapat dilakukan pada badan usaha dengan status badan hukum ( dalam hal ini
perseroan terbatas ).
2. Konsolidasi
Antara konsolidasi dan merger sering kali dipersamakan sehingga dalam praktik
kedua istilah ini sering di pertukarkan dan dianggap sama artinya, namun sebenarnya
terdapat perbedaan pengertian antara konsolidasi dan merger.
Dalam merger penggabungan antara dua atau lebih badan usaha tidak membuat
badan usaha yang bergabung menjadi lenyap, sedangkan konsolidasi adalah
penggabungan antara dua atau lebih badan usaha yang menggabungkan diri saling
melebur menjadi satu dan membentuk satu badan usaha yang baru, oleh kerena itu,
konsolidasi ini sering kali di sebut dengan peleburan.
3. Akuisisi
Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang berarti
pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin, acquisitio, dari kata kerja
acquirere.
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh
kelompok investor Tapi perusahaan yang diambil alih sahamnya tadi tetap masih hidup.
Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau
jaminan produk akan diserap oleh pasar.
Akuisisi adalah upaya untuk memperbesar badan usaha dengan cara memiliki badan
usaha lain atau memindahkan kepemilikan asal badan usaha lain, misalnya apabila
terjadi pembelian saham di atas 50% oleh pihak lain. Tindakan mengakuisisi dapat
dilakukan oleh suatu badan usaha atau perorangan untuk mengambil alih, baik seluruh
atau sebagaian besar saham . badan usaha lain sehingga pengendalian terhadap
perusahaan tersebut dapat beralih.
Proses akuisisi umurnya tidak membentuk badan usaha / perusahaan baru. Kendali
perusahaan lebih banyak dilakukan oleh perusahaan atau seseorang yang mengambil
alih suatu perusahaan. Perusahaan yang diakuisisi atau diambil alih biasanya menjadi
salah satu divisi dalam perusahaan yang dimiliki pengambil alih Akuisisi bertujuan

<3>
untuk membentuk kekuatan bersama yang lebih tangguh dan mencapai manajemen
perusahaan yang lebih efisien dengan saling mengisi dan saling mengoreksi. Selain itu,
akuisisi juga bertujuan mengurangi risiko kerugian yang akan ditanggung sendiri.
4. Joint Venture
Joint venture secara umum dapat di artikan sebagai suatu persetujuan di antara dua
pihak atau lebih, untuk melakukan kerjasama dalam suatu kegiatan. Persetujuan di sini
adalah kesepakatan yang di dasari atau suatu perjanjian yang harus tetap berpedoman
kepada syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320
KUHPerdata. Jadi menurut Amirizal joint venture adalah kerjasama antara pemilik
modal asing dengan pemilik modal nasional semata – mata berdasarkan suatu perjanjian
belaka. Subjek dari joint venture dapat di bagi menjadi dua jenis kerjasama yaitu :
 Antara orang atau badan hukum RI dengan orang atau badan hukum RI
 Antara orang atau badan hukum RI dengan orang atau badan hukum asing/lembaga
internasional.
5. Waralaba
Waralaba yang dulu dikenal dengan istilah franchise sekarang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Waralaba adalah hak
khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis
dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah
terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain
berdasarkan perjanjian waralaba.
Kriteria tertentu yang dimaksudkan adalah syarat mutlak untuk adanya waralaba,
kriteria tersebut adalah :
 Memiliki ciri khas usaha.
Artinya suatu usaha yang memiliki keunggulan atau perbedaan yang tidak mudah
ditiru dibandingkan dengan usaha lain yang sejenis dan membuat konsumen selalu
mencari ciri khas di maksud. Misalnya sistem manajemen, cara penjualan dan
pelayanan dsb.
 Terbukti sudah memberikan keuntungan.
Maksudnya bahwa usaha tersebut berdasarkan pengalaman pemberi waralaba yang
telah dimiliki kurang lebih 5 (lima ) tahun dan telah mempunyai kiat – kiat bisnis
untuk mengatasi masalah – masalah dalam perjalanan usahanya, terbukti masih
bertahan dan berkembangnya usaha tersebut dengan menguntungkan.

<4>
 Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yag
dibuat secara tertulis.
Dimaksud dengan standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan
yang dibuat secara tertulis adalah supaya penerima waralaba dapat melaksanakan
usaha dalam kerangka kerja yang jelas dan sama ( standard operational procedure ).
 Mudah diajarkan dan di aplikasikan
Maksudnya usaha tersebut mudah dilaksanakan sehingga penerima waralaba yang
belum memiliki pengalaman atau pengetahuan mengenai usaha sejenis dapat
melaksanakannya dengan baik sesuai dengan bimbingan operasional dan manajeman
yang berkesinambungan yang diberikan oleh pemberi waralaba.
 Adanya dukungan yang berkesinambungan
Yaitu dukungan dari pemberi waralaba kepada penerima waralaba secara terus –
menerus seperti bimbingan operasional, pelatihan, dan promosi
 Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar.
Adalah HKI yang terkait dengan usaha seperti merek, hak cipta, paten, dan rahasia
dagang, sudah di daftarkan dan mempunyai sertifikat atau sedang dalam proses
pendaftaran di instansi yang berwenang.

<5>
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kerjasama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau
lebih yang saling menguntungkan. kerja sama usaha diarahkan untuk mencapai tujuan
Secara Mikro dan tujuan Secara Makro. Ada beberapa alasan kenapa badan usaha
melakukan kerja sama dengan badan usaha lain: untuk memperbesar perusahaan, untuk
meningkatkan efisiensi, mengurangi persaingan, untuk menjamin pasokan untuk produksi
dan distribusi produk, dll. beberapa bentuk kerja sama dalam bisnis yaitu, merger,
konsolidasi, akuisisi, joint venture, dan waralaba.
3.2 Saran
Dengan tetap mengingat persaingan bisnis di era globalisasi diharapkan setiap
organisasi maupun perorangan dalam mengembangkan bisnis dan meningkatkan
produktifitas perlu dilakukan penggabungan atau kerjasama dalam bisnis.

<6>
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/292458562/Bentuk-Bentuk-Kerjasama-Dalam-Kegiatan-
bisnis
http://sumartikasari.blogspot.com/2015/10/makalah-kerjasama-badan-usah

<7>
<8>
<9>

Anda mungkin juga menyukai