Materi UTS Analisis Farmasi
Materi UTS Analisis Farmasi
Materi UTS Analisis Farmasi
memerlukan
Metode Analisis
Teknik analisis (Kealey & Haines, 2002)
Teknik Sifat yang diukur Penggunaan yang utama
analisis
Gravimetri Berat senyawa murni/senyawa yang telah Analisis kuantitatif komponen2 mayor &
diketahui stoikiometrinya minor
Titrimetri Volume larutan baku yg brx dgn analit Analisis kuantitatif komponen mayor &
minor
Spektrofotometri Panjang gelombang dan intensitas radiasi Analisis kuantitatif komponen mayor &
molekuler dan elektromagnetik yg diemisikan atau diserap minor
atom o/ analit
Spektrometri Berat analit atau fragmen2nya Analisis kuantitatif komponen mayor &
massa minor
Kromatografi & B`bagai macam sifat fisika kimia analit yang Analisis kuantitatif komponen mayor &
elektroforesis terpisah minor
Analisis termal Perubahan fisika/kimia dalam suatu analit Karaterisasi komponen2 mayor atau
ketika dipanaskan/didinginkan minor dlm bntuk tunggal/campuran
Elektrokimia Sifat2 elektris analit dalam larutan Analisis kualitatif dan kuantitatif mayor &
minor
Teknik spektrometri (Kealey & Haines, 2002)
Teknik Dasar Penggunaan yang utama
Spektrometri Emisi atomik setelah tereksitasi Penentuan logam2 alkali & alkali
emisi nyala oleh nyala tanah
Bila terjadi kesalahan, walaupun hanya pada salah satu tahapan akan
menyebabkan hasil analisis yang dilaporkan salah.
2. Sampling
Pada tahap perencanaan sudah ditetapkan metode sampling yang digunakan yaitu
meliputi: jumlah sampel, cara sampling, alat dan wadah untuk sampel
termasuk cara transportasi,label dan penyimpanannya.
Pada tahapan ini, kualitas dan/atau kuantitas analit atau zat uji ditentukan.
Pu
Cu = x Cb
Pb
Cu = P u Cb
Pb x
0,425
= x 100
0,430
= 99,8
Jadi konsentrasi larutan uji adalah 99,8 ppm. Perlu diingat
bahwa, kadar zat uji (analit) dari sampel semula harus
dihitung lagi berdasarkan bobot penimbangan sampel dan
faktor pengenceran yang dilakukan.
Apabila sampel itu merupakan sediaan farmasi seperti
tablet, maka untuk menghitung kadar zat aktif yang
dipersyaratkan farmakope, perhitungan tadi harus
diperhitungkan lagi terhadap bobot rata-rata tablet dan
Tahapan Analisis (lanjutan)
6. Pelaporan
Bila data hasil pengujian sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
monografi farmakope, maka pada kolom kesimpulan ditulis MS
(Memenuhi Syarat) atau dalam bahasa inggris Conform atau Pass.
Bila terjadi penyimpangan, maka pada kesimpulan ditulis TMS (Tidak
Memenuhi Syarat) atau Fail.
Farmakope sebagai Stándar Resmi dalam pengujian
mutu bahan baku obat dan sediaannya
ISTILAH PENGERTIAN
1. Penimbangan & Pengukuran
- Lebih kurang 10%
- Ditimbang seksama: 25, 0 mg 0,1% (timbangan analitik)
- Ukur seksama: 25,0 ml atau 0,1% (pipet volumetrik /
pipet 25 ml buret)
ISTILAH PENGERTIAN
2. Penulisan rumus molekul suatu zat Kemurnian 100%
6. Suhu
Kamar terkendali Dingin 15º - 30º
Lemari pendingin Lemari pembeku Sejuk t.l.d 8º 2º - 8º
-20º – -10º
Suhu kamar Hangat 8º – 15º k.d.l. dpt disimpan dlm
Panas berlebih lemari pendingin
= suhu ruang kerja 30º - 40º
> 40º
MONOGRAFI
Uraian yang memuat persyaratan mutu atau spesifikasi
dari obat tertentu beserta cara-cara pengujiannya.
Rumus molekul, struktur dan nama kimia resmi dengan CAS number dan BM.
Pernyataan kadar atau potensi bahan aktif dalam bahan baku atau sediaannya.
Identifikasi
Kemurnian
Penetapan Kadar/Potensi
Pernyataan tidak cukup kuat sbg syarat baku, dpt membantu penilaian
pendahuluan mutu zat
Kelarutan
( Kecuali dinyatakan khusus dalam judul tersendiri
disertai cara ujinya)
Kelarutan bukan merupakan standar atau uji kemurnian.
Merupakan informasi dalam: penggunaan, pengolahan.
Identifikasi
Uji kualitatif untuk mengenal identitas suatu zat dilakukan
dengan cara kimia, fisika, atau fisika-kimia.
Cara kimia: reaksi nyala, reaksi warna, rekasi pengendapan,
pembentukan gas atau kombinasinya.
Cara fisika: titik lebur, titik didih, indeks bias.
Cara fisika-kimia: KLT ( Rf ), GC atau KCKT ( Rt ), spektrum UV,
Spektrum IR, A (1%, 1cm) atau ε, λ max, serapan relatif.
MONOGRAFI BAHAN BAKU FARMASI
Uji Kemurnian
Untuk mengetahui kemurnian atau cemaran yang terdapat
dalam
suatu zat.
Uji kemurnian: titik lebur, indeks bias, rotasi jenis, bobot jenis,
kekentalan.
Uji cemaran: zat organik asing, kadar air, kadar abu, susut
pengeringan, susut pemijaran, keasaman-kebasaan )pH), logam
berat, arsen, residu pestisida, aflatoxin, endotoksin, bakteri
patogen, bilangan kuman, warna, dll.
MONOGRAFI BAHAN BAKU FARMASI
Penetapan Kadar
Untuk mengetahui persen kemurnian dari suatu zat ( bahan
baku ), kadar bahan baku harus memenuhi persyaratan kadar
farmakope.
e. Injeksi : - pH
-Sterilitas
-Keseragaman sediaan, dll
Uji Identitas Senyawa Obat
Cara Kimia
Cara kimia dalam identifikasi meliputi penggunaan pereaksi kimia yang dapat
bereaksi secara khas dengan senyawa yang diuji.
Reaksi kimia yang dapat digunakan dalam identifikasi adalah:
1.hasil reaksi harus dapat diobservasi oleh indra seperti warna, bau, endapan, dll
2.Reaksi harus cepat dan spesifik
3.Reaksi harus dapat diulang (reproducible) dengan hasil yang sama baik dilakukan
oleh penguji lain atau pada waktu yang berlainan.
uji identifikasi dengan cara kimia tercantum pada Uji Identifikasi umum,
FI IV (p. 920 - 925) dan USP/NF 2003 (p. 2052 – 2053).
Beberapa contoh reaksi warna, reaksi pengendapan, reaksi pemben-
tukan gas dan reaksi nyala adalah sebagai berikut:
1. Reaksi warna : Fe3+ + 3CNS- Fe(CNS)3- larutan merah
Cara Fisiko-Kimia
Kemurnian
• Senyawa dikatakan murni, bila senyawa tersebut bebas dari senyawa asing
atau mengandung senyawa asing dalam batas yang diperbolehkan.
Uji kemurnian seperti suhu lebur, indeks bias, rotasi jenis, bobot jenis atau
kekentalan juga merupakan juga identitas suatu zat.
Uji Kemurnian bahan baku obat
Cemaran
• Cemaran berasal dari: Sisa bahan baku, pelarut atau pereaksi,
S hasil penguraian, hasil reaksi dengan wadah atau alat produksi,
cemaran dari udara.
U • Cemaran terjadi karena: Kesalahan produksi, pengangkutan dan
M penyimpanan.
• Jadi, Cemaran adalah senyawa asing/kotor yang masuk kedalam
B produk secara tidak sengaja atau tidak dapat dihindari, yang
E berasal dari proses pengolahan, penyimpanan dan atau terbawa
dari bahan baku (sisa bahan baku, sisa pelarut, hasil penguraian,
R hasil reaksi dengan wadah) ataupun dari udara
• Uji Cemaran meliputi Uji batas (logam berat, raksa, arsen,
timbal, klorida sulfat, sisa pemijaran, zat mudah terarangkan dll.),
Cemaran umum, Cemaran senyawa organik mudah menguap,
Kadar air, Susut pengeringan.
Penetapan suhu lebur atau jarak lebur
• Suhu lebur zat padat adalah suhu pada saat zat padat mulai melebur
dan melebur sempurna.
• Jadi jarak lebur adalah jarak antara suhu awal dan suhu akhir
peleburan zat.
• Suhu awal peleburan dicatat pada saat zat mulai melebur dan suhu
akhir dicatat pada saat hilangnya fase padat menjadi fase cair.
• Alat yang digunakan harus dikalibrasi (Pipa Kapiler, Termometer,
Wadah gelas, Batang pengaduk dan Pemanas) dengan baku
pembanding yang mempunyai suhu lebur dekat dengan zat uji.
Beberapa contoh baku pembanding anatara lain: USP Acetanilide
Melting Point RS, USP Phenacetin Melting Point RS, dll ( USP
Reference Standards, USP/NF 2003, p.1966).
• Identifikasi suatu zat dapat juga dilakukan dengan menetapkan Titik
Lebur Campuran, yaitu zat uji dicampur dengan baku pembanding lalu
campuran ditetapkan suhu leburnya. Suhu lebur campuran
dibandingkan dengan suhu lebur baku pembanding.
Penetapan Indeks Bias
• Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya diudara
dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut atau perbandingan
sinus sudut datang dari cahaya melalui udara dengan sinus sudut
biasnya dalam zat.
• Pengukuran indeks bias menggunakan cahaya natrium pada 589,3
nm, suhu 19,50 – 20,50. Kebanyakan instrumen yang dijual
menggunakan lampu dengan cahaya putih tetapi dikalibrasi agar
memberikan indeks bias sesuai cahaya natrium.
• Indeks bias biasanya digunakan untuk identifikasi suatu zat dan untuk
mendeteksi cemaran. Disamping itu dengan cara refraktometri kadar
suatu larutan juga dapat ditetapkan.
• Alat :
- Abbé Refractometer (akurasi ± 0,0001)
- Circulator (thermostatic bath)
Kalibrasi alat dengan baku pembanding (trimetilpentan, toluen, atau
metilnaftalen) yang disediakan oleh pabrik pembuat.
Cek kontrol suhu & kebersihan alat dng air suling (n20 1,3330 dan n25 =
1,3325).
Penetapan Rotasi Optik dan Jenis
Rotasi optik adalah besar sudut pemutaran bidang polarisasi yang terjadi bila cahaya
terpolarisasi dilewatkan padanya. Cahaya yang digunakan adalah lampu Natrium pada garis D
atau garis 546,1 nm pada spektrum raksa. Rotasi jenis adalah besar sudut pemutaran bila
dilewatkan pada larutan sepanjang 1 dm yang mengandung 1g/ml
Alat: Polarimeter
•Lampu natrium atau uap merkuri
•Pembacaan hingga 0,010
Metode:
• Pengukuran menggunakan lampu natrium atau D line pada suhu 20 0,50 (BP) atau
250 (USP).
• Tetapkan rotasi optik zat uji t.k.d. 5 kali, hitung rata-ratanya.
• Hitung rotasi jenis dengan rumus berikut:
dimana: α = rotasi optik, l = panjang tabung (dm), d = bobot jenis, c = konsentrasi (g/L)
Rotasi jenis untuk zat cair adalah rotasi optik yang diukur dengan panjang tabung 1 dm
(kecuali dinyatakan lain) dibagi bobot jenis pada suhu 20 0, sedangkan untuk larutan
zat padat rotasi optiknya dibagi dengan konsentrasi larutan (g/ml).
Bobot per ml dan Bobot Jenis
1) Bobot per ml (density)
Kecuali dinyatakan lain, bobot per ml suatu cairan adalah bobot dalam gram per ml
cairan yang ditimbang diudara pada suhu 200.
Alat : Piknometer dan Circulator (thermostatic bath)
Prosedur :
Tentukan bobot cairan (g) dalam piknometer dengan volume tertentu, pada suhu 20 0.
Hitung bobot per ml dengan rumus :
Bobot jenis = Bobot zat uji (g), 250 / Bobot air (g), 250
Penetapan kekentalan / Viskositas
• Kekentalan adalah gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesi-
nambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya dalam kondisi
mapan tertentu, bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan
ditentukan kekentalannya pada suhu tertentu. Kekentalan sangat dipengaruhi oleh suhu.
Kekentalan adalah tekanan geser dibagi laju tegangan geser. Satuan kekentalan adalah
poise ( 1 poise = 100 sentipoise ). Untuk kekentalan kinematik satuannya adalah stoke (1
stoke = 100 sentistoke). Kekentalan kinematik = Kekentalan mutlak / Kerapatan (bobot /
ml). Contoh: kekentalan kinematik air, suhu kamar = 1 sentistoke.
• Alat: Viscosimeter dan thermostatic bath
1) Viskosimeter tabung kapiler: Viskosimeter Ostwold dan Ubbleohde.
2) Viskosimeter rotasi: menggunakan gasing atau cawan berputar.
- Viscosimeter Brookfield, Rotovisco dan Stormer: alat dengan gasing berputar.
- Viscosimeter Mac Michael: alat dengan cawan berputar.
• Prosedur untuk viskosimeter tipe kapiler
- Kalibrasi alat dengan konstanta atau tetapan viskosimeter, k, menggunakan
cairan yang diketahui kekentalan (baku pembanding) sebagai cairan uji.
k = v / dt
k = tetapan viskosimeter d = bobot jenis cairan uji
v = kekentalan cairan t = waktu alir cairan (detik), dari batas atas hingga
uji batas bawah pipa kapiler
- Ukur nilai t cairan uji (sampel)
- Hitung kekentalan cairan uji dengan rumus diatas.
Uji Batas
• Uji batas adalah uji batas maksimum dari cemaran berbahaya yang diperbolehkan mence-
mari suatu zat.
• Prinsip penetapan adalah secara semikuantitatif (secara visual) atau kuantitatif mengguna-
kan metoda spektrofotometri, kromatografi atau gravimetri.
• Penetapan secara semikuantitatif dilakukan dengan membandingkan warna atau kekeruhan
yang terjadi pada larutan uji dan larutan pembanding setelah diberi perlakuan yang sama.
Larutan pembanding mengandung cemaran dengan konsentrasi yang sama dengan batas
maksimum yang diperbolehkan.
Intensitas warna atau kekeruhan yang berasal dari larutan uji harus lebih lemah dari larutan
pembanding. Contoh uji batas :
Uji Batas Prinsip Penetapan Pengamatan
4-epianhidrotetrasiklin -Kromatografi kolom Serapan tiap fraksi
-Spektrofotometri, 438 nm
-Persen terhadap tetrasiklin
• Metode Gravimetri
• Metode distilasi azeotropik
• Metode Karl Fischer
• Metode desikasi kimia
• Metode Termogravimetri
Metode
Metode
Tambahan
Metode oven udara Paling banyak dan sering digunakan. Metode ini
didasarkan atas berat yang hilang sehingga
sampel seharusnya mempunyai kestabilan panas
Gravimetri yang tinggi dan tidak mengandung komponen
yang mudah menguap. Air dikeluarkan dari
Metode oven vakum bahan pada tekanan udara (760 mmHg)
sehingga air menguap pada suhu 1000C yaitu
sesuai titik didihnya.
1. Metode Pengendapan
2. Metode Penguapan
3. Metode Elektrolisis
Metode Azeotropik Toulen
Prinsip dari metode distilasi azeotrop adalah penggabungan dua buah pelarut yang
memiliki titik didih serta kepolaran yang berbeda dengan air dimana saat proses distilasi
kedua pelarut akan menguap pada suhu yang sama yaitu diatas atau dibawah titik didih
kedua pelarut tersebut yang disebut pad titik azeotrop. Oleh karena itu, syarat pelarut
yang digunakan dalam distilasi azeotrop adalah:
- Memiliki titik didih yang berbeda dengan air
- Memiliki berat jenis yang berbeda dengan air, dan
- Memiliki kepolaran yang berbeda dengan air
Keuntungan metode
•kadar air ditetapkan langsung dan hasil akhir merupakan nilai kadar air yang nyata dan
bukan karena kehilangan berat contoh.
•Hasil lebih teliti dibandingkan metode pengeringan oven karena jumlah contoh lebih
banyak.
•Waktu analisis singkat (0,5-1 jam), peralatan sederhana dan mudah didapat serta pengaruh
kelembababn lingkungan dapat dihindari dan dapat mencegah oksidasi selama pemanasan.
Selain itu metode ini memiliki cara pengerjaan sederhana dan mudah ditangani.
Kelemahan metode
•permukaan alat gelas harus selalu bersih dan kering.
•Senyawa alkohol atau gliserol mungkin terdistilasi bersama air yang dapat mengakibatkan
data yang diperoleh lebih tinggi dari nilai sebenarnya.
•Pelarut yang digunakan mudah terbakar, sebagian pelarut beracun (misal benzena), serta
ketelitian membaca volume air yang terkondensasi terbatas
Metode Karl Fischer
Titrasi Karl Fischer adalah suatu metode analisis yang digunakan
untuk mengukur kandungan air di dalam berbagai produk. Prinsip
pokok itu didasarkan pada Reaksi Bunsen antara iodium dan
sulfurdioksida (Pereaksi Karl Ficher) dalam suatu medium yang
mengandung air. Penentuan air diatur dalam USP 34 <921>Water
Determination dan di dalam British Pharmacopeia 2012
Determination of water dan juga oleh Farmakope Eropa Method
1(Ph.Eur.method2.5.12).
Pereaksi karl fischer pada metode ini sangat tidak stabil dan
peka terhadap uap air oleh karena itu sebelum digunakan
pereaksi harus selalu distandarisasi.
Pereaksi karl fischer sangat sensitif terhadap air. Sehingga metode ini
dapat diaplikasikan untuk analisis kadar air bahan pangan yang
mempunyai kandungan air sangat rendah (seperti minyak/lemak, gula,
madu, dan bahan kering). Metode Karl Fischer juga dapat digunakan
untuk mengukur kadar air konsentrasi 1 ppm.
Metode Azeotropik Toulen
Selama proses titrasi terjadi reaksi reduksi iodin oleh sulfur
dioksida dengan adanya air. Reaksi reduksi iodin akan
berlangsung sampai air habis yang ditunjukka munculnya
warna coklat akibat kelebihan iodin. Penentuan titik akhir
titrasi sulit dilakukan karena kadang-kadang perubahan warna
yang terjadi tidak terlalu jelas.