Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN

Penyakit Pada Tanaman Padi ( Oryza sativa ) dan Jagung ( Zea mays )

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Iman Siswanto, MP


Cico Jhon Karunia Simamora, S.P. M.Si

DISUSUN OLEH :

Pitri Jannah ( C1011181138 )

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidang pertanian yang mengembangkan tanaman budidaya pada
suatu tahap tentu ada kalanya menemui beberapa kendala, antara lain
timbulnya penyakit yang dapat disebabkan oleh serangan jamur, virus,
bakteri ataupun nematoda.
Tanaman Padi adalah salah satu tanaman penting terpenting bagi
umat manusia khususnya dikawasan Asia dimana tanaman ini menjadi
bahan makanan pokok. Dalam pertanamannya, pertanaman padi sering
terjadi gagal panen diantaranya disebabkan terserang berbagai penyakit.
Jagung merupakan tanaman pangan utama ketiga setelah padi dan
terigu di dunia dan menempati posisi kedua setelah padi di Indonesia.
Tanaman jagung tumbuh baik di daerah panas dan dingin dengan curah
hujan dan irigasi yang cukup. Namun selama satu siklus hidupnya dari
benih ke benih, setiap bagian jagung peka terhadap sejumlah penyakit
sehingga dapat menurunkan kuantitas dan kualitas hasil. Karena itu
masalah penyakit merupakan salah satu faktor pembatas produksi dan
mutu benih.
Penyakit itu sendiri merupakan hasil interaksi dari tiga komponen
utama yaitu patogen, inang, dan lingkungan. Epidemi penyakit yaitu
meningkatnya intensitas dan ekstensitasnya, sangat bergantung kepada
besar sumbangan yang diberikan oleh masing-masing komponen tersebut
dan berakhir dengan penurunan hasil. Usaha-usaha pengendalian untuk
mengatasi masalah penyakit pada dasarnya adalah cara-cara
memanfaatkan tiga komponen tersebut untuk memperkecil akibat yang
ditimbulkannya sehingga mencapai suatu titik di bawah ambang ekonomi
dengan kerugian yang dapat diabaikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja penyakit pada tanaman padi dan jagung?
2. Apa ciri-ciri penyakit yang menyerang tanaman padi dan jagung?
3. Patogen apa yang menyebabkan penyakit tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyakit pada tanaman padi dan jagung
2. Untuk mengetahui ciri-ciri penyakit pada tanaman padi dan jagung
3. Untuk mengidentifikasi patogen penyakit pada tanaman padi dan
jagung

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui mengenai penyakit apa saja yang menyerang
tanaman padi dan jagung
2. Dapat mengetahui gejala-gejala penyakit yang menyerang tanaman
padi dan jagung
3. Agar dapat dengan mudah melakukan pengendalian penyakit tanaman
padi dan jagung
BAB II
STUDI PUSTAKA
Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan
akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara dikenal
sebagai Fitopatologi. Fitopatologi berasal dari gabungan kata bahasa
Yunani yaitu phyton berarti tumbuhan, pathos berarti sakit atau menderita,
dan logos berati ilmu atau pengetahuan. Secara biologis tumbuhan
dikatakan sakit bila tidak mampu melakukan kegiatan fisiologis secara
normal, yang meliputi respirasi, fotosintesis, penyerapan gizi yang
diperlukan dan lain-lain. Selain itu tanaman sakit juga tidak dapat
menunjukkan kapasitas genetiknya, seperti berdaya hasil tinggi, morfologi
yang normal dan lain-lain. Studi ilmu penyakit tumbuhan meliputi studi
tentang penyebab penyakit, studi tentang interaksi antara penyebab
penyakit - tumbuhan inang dan lingkungan, studi tentang fisiologi tanaman
sakit. Studi penyakit tumbuhan dalam populasi tumbuhanya disebut
epidemiologi (Hanum, Chairani. 2008).
Pengertian secara umum dari penyakit tumbuhan adalah suatu
perubahan atau penyimpangan dari rangkaian proses fisiologi penggunaan
energi yang mengakibatkan hilangnya koordinasi fisiologi di dalam tubuh
tumbuhan, termasuk gangguan aktivitas seluler yang ditunjukan oleh
perubahan morfologi dan menimbulkan kerusakan (kerugian) (Bambang,
2006).
Konsep penyakit tumbuhan dikenal dengan konsep segitiga
penyakit yang merupakan konsep timbulnya penyakit yang dipengaruhi
oleh tanaman inang, patogen, dan faktor lingkungan.
1. Tanaman inang adalah tanaman yang berpengaruh terhadap timbulnya
suatu penyakit tergantung dari jenis tanaman inang, kerentanan
tanaman, bentuk dan tingkat pertumbuhan, struktur dan kerapatan
populasi, kesehatan tanaman dan ketahanan inang dan tanaman inang
terbagi atas tujuh golongan yaitu tanaman inang rentan, tanaman
inang resisten, tanaman inang toleran, tanaman inang sekunder,
tanaman inang primer, tanaman inang alternative, dan tanaman inang
perantara;
2. Pathogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan
mampu untuk dapat menimbulkan penyakit tumbuhan antara lain
yaitu cendawan, virus, bakteri, nematode, spiroplasma dan riketsia;
3. Faktor lingkungan merupakan faktor yang dapat memberikan
pengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit dapat berupa suhu udara,
intensitas dan lama curah hujan, intensitas dan lama embun, suhu
tanah, kandungan air tanah, kesuburan tanah, kandungan bahan
organik, angin, api dan pencemaran air (Adinugroho, 2008).
Penyebab munculnya penyakit tanaman secara garis besar dibagi
menjadi 3 golongan pathogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri, dan
virus. Jamur (cendawan) merupakan salah satu yang berpotensi
menyebabkan tanaman sakit yang terbagi dalam 4 kelas, yaitu
Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes
(Agrios,1996).
Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman pangan yang
dihasilkan terbanyak di dunia dan sebagian besar tersebar di daerah
tropika. Padi termasuk kedalam genus Oryza yang tergolong kedalam
rumpun Oryzeae dalam familia Gramineae (rumput-rumputan), dimana
sekitar 20 spesies tersebar di dunia terutama di daerah tropis basah Afrika,
Asia Selatan, dan Asia Tenggara, Cina Selatan, Amerika Selatan dan
Tengah dan Australia. Pada umumnya padi yang dibudidayakan saat ini
termasuk kedalam genus Oryza dengan spesies utama yaitu Oryza sativ L.
spesies lain yaitu Oryza glaberima yang tumbuh secara sporadic di
beberapa wilayah negara-negara Afrika Barat, secara bertahap mulai
tergantikan oleh Oryza sativa (De Datta, 1981).
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman
pangan biji-bijian yang berasal dari Amerika. Jagung tersebar ke Asia dan
Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Jagung
adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di
dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan
Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian
penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini,
jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan
lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung
maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku
berbagai produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia. (Tim Karya Tani
Mandiri, 2010).
Tanaman Padi umumnya sering terkena penyakit hawar daun
jingga (bakteri putih : Pseudomonas sp. dan kuning : Baccilus sp), Hawar
Daun Bakteri (HDB) (Xanthomonas oryzae pv.oryzae), kerdil rumput
(virus Kerdil Rumput), kerdil hampa (virus kerdil hampa padi), Tungro
(virus tungro), Bercak daun coklat (Helminthosporium Oryzae), busuk
batang padi ( Helminthosporium sigmoideum var. irregular), blast
(Pyricularia Oryzae Cav), Narrow Brown Leaf Spot (Cercospora
janseana) Stalk rot (Rhizoctonia Solani) Bakane (Giberella Fujikuroi)
Stunt (Grassy stunt virus) (Semangun, 2008).
Penyakit blas umumnya menyerang tanaman padi pada bagian daun
dan leher malai. Penyakit blas yang menyerang daun disebut sebagai blas
daun dan yang menyerang leher malai disebut blas leher. Infeksi pada
leher malai menyebabkan pangkal malai menjadi busuk berwarna coklat
keabu-abuan mengakibatkan malai patah dan gabah hampa. (Santoso et al.
2007).
Penyakit bercak coklat (Drechslera oryzae) adalah salah satu
penyakit yang menyerang tanaman padi. Adanya serangan penyakit
tersebut dapat menimbulkan bercak pada daun serta dapat menimbulkan
bercak berwarna hitam pada kulit gabah. Penyakit ini selain menurunkan
hasil tanaman padi juga menurunkan kualitas hasil tanaman padi.
Pada tanaman jagung penyakit yang kerap dijumpai secara umum
yaitu : hawar daun (Helminthosporium Maydis), karat daun (Puccinia
Sorghi), smut (Ustilago Maydis), bulai (Peronosclerospora Maydis),
busuk batang dan tongkol (Fusarium.sp), Kernel Rot (Fusarium
graminearum), Bacterial Stalk Rot (Erwinia chrysanthemi). Pada umunya
kacang tanah sering terkena penyakit karat daun (Puccinia Arachidis),
bercak daun (Cercospora Arachidis), Mottle dan Mosaic virus (Potyvirus)
(Shadily, Hassan. 1984).
Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh Helminthosporium sp.
merupakan salah satu penyakit utama pada jagung setelah bulai. Patogen
ini menular melalui udara sehingga mudah menyebar. Kehilangan hasil
akibat hawar daun mencapai 59%, terutama bila penyakit menginfeksi
tanaman sebelum bunga betina keluar (Poy 1970).
Penyakit bulai merupakan penyakit penting tanaman jagung yang
dapat menurunkan hasil produksi jagung. Bulai disebabkan oleh jamur
patogen Peronosclerospora maydis yang menginfeksi tanaman jagung
pada umur 2-3 minggu, dengan tingkat kerusakan mencapai 95%
(Semangun, 2004).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
 Mikroskop
 Objek glass
 Cover glass
 Plastik
 Tali atau Karet
 Gunting
 Kamera
 Kapas
2. Bahan :
 Spesimen penyakit padi dan jagung
 Aquades

B. Prosedur Kerja
1. Siapkan spesimen tanaman yang bergejala
2. Lalu lakukan inkubasi selama 2-4 hari dengan cara membiarkan
spesimen dalam keadaan kedap udara.
3. Tahap pertama melakukan inkubasi adalah memasukkan spesimen
tersebut ke dalam plastik.
4. Basahi kapas dengan air dan peras sedikit airnya, lalu masukkan
kapas ke dalam plastik jangan sampai kapas terkena spesimen
tersebut. Kemudian ikat menggunakan tali atau karet dan usahakan
plastik menggelembung.
5. Setelah dilakukan inkubasi, keluarkan spesimen untuk diakukan
pengamatan menggunakan mikroskop.
6. Siapkan mikroskop, objek glass dan cover glass serta aquades.
7. Gerus bagian specimen yang terdapat miselia dengan cover glass
dan letakkan hasil gerusan tersebut pada objek glass, beri setetes
aquadest dan tutup menggunakan cover glass.
8. Letakkan preparat tersebut pada mikroskop lalu lakukan
pengamatan dengan perbesaran 400×.
9. Gambarlah bentuk patogen yang terdapat dalam mikroskop
tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Penyakit Pada Tanaman Padi
a. Penyakit Blas
No. Keterangan Gambar Deskripsi
Terdapat bercak yang
berbentuk mirip
Gejala seperti belah ketupat.
1. penyakit di Bercak berwarna
lapangan coklat tua di pinggir
dan abu-abu di
dalamnya.
Daun menjadi kering ,
Gejala
bercak semakin coklat
penyakit
2. dan agak kehitaman
setelah di
serta daun menjadi
inkubasi
menggulung.
Mikroskopis
Keberadaan patogen tidak
patogen
3. dapat ditemukan pada saat
perbesaran
praktikum.
400×

b. Penyakit Bercak Coklat


No. Keterangan Gambar Deskripsi
Terdapat bercak
Gejala
berwarna coklat
1. penyakit di
dengan bentuk yang
lapangan
tidak beraturan.
Gejala
Daun menjadi kering
penyakit
2. dan warna tepi bercak
setelah di
menjadi kehitaman.
inkubasi
Mikriskopis
Keberadaan patogen tidak
patogen
3. dapat ditemakan pada saat
perbesaran
praktikum.
400×

2. Penyakit Pada Tanaman Jagung


a. Penyakit Hawar Daun
No. Keterangan Gambar Deskripsi
Terdapat bercak
Gejala berwarna coklat yang
1. penyakit di memanjang dengan
lapangan bentuk yang tak
beraturan
Gejala Daun menjadi layu
penyakit dan menguning,
2.
setelah di bercak menjadi coklat
inkubasi kehitaman.

Mikroskopis Berbentuk seperti


patogen petai, memiliki sekat
3.
perbesaran dengan jumlah ganjil
400× yaitu 7.
b. Penyakit Bulai
No. Keterangan Gambar Deskripsi
Terdapat warna
Gejala kuning pucat yang
1. penyakit di sejajar dengan tulang
lapangan daun dan daun terasa
kaku.

Gejala
Daun menggulung dan
penyakit
2. layu, warna daun
setelah di
menjadi lebih pucat.
inkubasi

Mikroskopis
Keberadaan patogen tidak
patogen
3. dapat ditemakan pada
perbesaran
saat praktikum.
400×

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, ditemukan dua penyakit
pada tanaman padi yaitu Penyakit blas dan Penyakit Bercak Coklat
serta dua penyakit pada tanaman jagung yaitu Penyakit Hawar Daun
dan Penyakit Bulai.
1. Penyakit Pada Tanaman Padi
a. Penyakit Blas (Pyricularia grisea)
Berdasarkan observasi gejala penyakit di lapangan didapat
hasil yang hampir sama dengan pendapat (Ou, 1985) yang
menyatakan bahwa perkembangan penyakit blas adalah
sebagai berikut, bentuk khas dari bercak blas adalah elips
dengan ujungnya agak runcing seperti belah ketupat. Bercak
yang telah berkembang, bagian tepi berwarna coklat dan
bagian tengah berwarna putih keabu-abuan. Bentuk dan warna
bercak bervariasi tergantung pada keadaan sekitarnya,
kerentanan varietas, dan umur bercak. Bercak bermula kecil
berwarna hijau gelap, abu-abu sedikit kebiru-biruan. Bercak ini
terus membesar pada varietas yang peka, khususnya bila dalam
keadaan lembab. Bercak yang telah berkembang penuh
mencapai 1-1,5 cm dan lebar 0,3-0,5 cm dengan tepi berwarna
coklat.
Jamur Pyricularia grisea (Cooke) termasuk dalam
kelompok Ascomycetes. Secara morfologi jamur ini
mempunyai konidia berbentuk bulat lonjong, tembus cahaya
dan bersekat dua atau mempunyai tiga ruangan (Ou 1985).
Jamur P. grisea mempunyai keragaman genetik yang tinggi
dan sifat perkembangan seluler dan morfologi yang sangat
adaptif pada tanaman padi yang diinfeksi (Koizumi 2009).
Jamur patogen P. grisea mampu menyerang tanaman padi
pada berbagai stadia pertumbuhan dari benih sampai fase
pertumbuhan malai (generatif). Pada tanaman stadium
vegetatif biasanya patogen menginfeksi bagian daun, disebut
blas daun (leaf blast). Pada stadium generatif selain
menginfeksi daun juga menginfeksi leher malai disebut blas
leher (neck blast).
b. Penyakit Bercak Coklat
Berdasarkan observasi gejala penyakit di lapangan
didapatkan hasil yang hampir sama dengan pernyataan
(Santoso, 2001) yaitu pada daun tanaman yang sudah besar
terjadi bercak-bercak coklat memanjang. Bercak-bercak kecil
berwarna coklat tua atau coklat ungu. Bercak yang besar
tepinya berwarna coklat tua, tetapi bagian tengahnya dapat
berwarna kuning pucat, putih kotor, coklat atau kelabu.
Kadang-kadang bercak mempunyai halo kekuningan. Daun
yang sakit keras dapat menjadi kering.
Adapun gejala-gejala dari penyakit bercak daun dapat
timbul pada semai, daun dan buah. Ini sering kali berturut-turut
sehingga disebut sebagai kerusakan fase 1, 2 dan 3. Semai yang
sakit dapat mati. Kerusakan pada daun mempunyai arti yang
paling penting. Penyakit pada buah dapat menurunkan mutu
biji dan dapat menyebabkan terbawanya penyakit ke semai
yang akan ditanam.
Jika keadaan mendukung, batang dan tangkai bulir dapat
terjangkit. Infeksi ini dapat menyebabkan bagian-bagian yang
terserang menjadi keriput. Serangan pada biji dapat
menyebabkan terjadinya bercak-bercak berwarna coklat kecil-
kecil. Bentuk bercaknya bulat hingga lonjong. Pada keadaan ini
biji tetap berisi dan dapat berkecambah.
Siklus hidup dari penyakit ini dimulai dari jamur yang
menginfeksi daun melalui stomata setelah membentuk
aprosoria lebih dahulu atau tanpa apresoria. Tabung kecambah
langsung masuk melalui stomata. Konidia lebih banyak
dihasilkan oleh bercak coklat yang telah membesar. Jamur ini
dapat bertahan pada jaringan tanaman bahkan sampai 3 tahun.

2. Penyakit Pada Tanaman Jagung


a. Penyakit Hawar Daun
Berdasarkan observasi gejala penyakit di lapangan
didapatkan hasi yang sesuai dengan pernyataan (Pakki, 2013)
yang menyatakan bahwa gejala visual yang menunjukkan ciri
khas serangan Helminthosporium maydis adalah bercak agak
memanjang, bagian tengah agak melebar, makin ke pinggir
makin kecil, berwarna cokelat keabuan, dikelilingi oleh warna
kekuningan sejajar tulang daun.
Perkembangan penyakit ditentukan oleh kondisi
lingkungan. Suhu optimal untuk perkembangan penyakit
adalah 20−30oC (Schenck dan Steller 1974). Keadaan suhu
tersebut umum dijumpai pada areal pertanaman jagung di
Indonesia sehingga Helminthosporium sp. hampir selalu
ditemukan pada setiap musim tanam. Patogen dalam bentuk
miselium dorman juga mampu bertahan hingga satu tahun pada
sisa tanaman jagung (Shurtleff 1980; Sumartini dan
Srihardiningsih 1995) sehingga penyakit bersifat laten serta
mampu menyebabkan serangan secara sporadis yang serius
terutama pada varietas rentan.
Hasil penelitian Soenartiningsih (2011) menunjukkan
bahwa jamur Helminthosporium sp. merupakan jamur yang
diisolasi dari penyakit hawar daun jagung dengan konidia yang
berbentuk oval dengan banyak sekat dan konidiofor bersekat
tanpa cabang.
Isolat H. maydis yang ditumbuhkan pada media potato
dextrose agar (PDA) berwarna hitam putih keabuan dengan
zonasi beraturan dan tidak beraturan. Konidia mulai terlihat
setelah 6 hari dan semakin banyak pada 12 hari. Bentuk
konidia agak melengkung, ujungnya tumpul, bersekat 3−10
buah (Dickson 1956; Pakki et al. 1997b; Shurtleff 1980;).
b. Penyakit Bulai
Berdasarkan observasi gejala penyakit dilapangan
didapatkan hasil yang sesuai dengan pernyataan (Jatnika, 2013)
yang menyatakan bahwa gejala khas penyakit bulai pada
tanaman jagung berupa klorotik memanjang sejajar tulang
daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat, dan
pada pagi hari dapat terlihat lapisan tepung putih dibawah
permukaan daun.
Morfologi jamur patogen Peronosclerospora maydis
terdapat konidiofor berbentuk menyerupai batang, kemudian
pada cabang di ujung-ujungnya terdapat spora atau konidia,
hingga membentuk tangkai konidium. Spora berbentuk bulat
dan spora yang berkecambah membentuk pembuluh kecambah.
Wakman (2006), Burhanuddin (2011), dan Hikmawati et al.
(2011) menyebutkan bahwa konidia P. maydis berbentuk bulat,
sedangkan White (2000) selain konidia berbentuk spherical
(bulat) juga dijumpai berbentuk subspherical (agak bulat).
Kisaran ukuran diameter cendawan temuan berkisar 12-23 x
25-44 µm sedikit lebih lebar dari ukuran studi sebelumnya
sekitar 17-23 x 27-39 µm.
Pada penyakit yang tidak ditemukan keberadaan patogennya di
dalam mikroskop dapat terjadi karna kesalahan praktikan dalam
menggerus bagian yang bergejala. Selain itu, juga dapat disebabkan
oleh kelayakan mikroskop itu sendiri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa, setiap tanaman yang terserang penyakit akan
menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda-beda karena
disebabkan oleh pathogen yang berbeda.
Pada tanaman padi penyakit yang sering menyerang yaitu
Blas yang disebabkan oleh Pyricullaria grisea, dan Bercak Coklat
yang disebabkan oleh Drechslera oryzae. Sedangkan pada tanaman
jagung penyakit yang sering menyerang adalah Hawar Daun yang
disebabkan oleh Helminthosporium maydis dan Bulai yang
disebabkan oleh Peronosclerospora maydis.
DAFTAR PUSTAKA
De Datta, S.K. 1981. Principles and Practices of Rice Production. A
Wiley-Interscience Publication. John Wiley & Sons. New York.
Djunaedi. 2009. Ketahanan Padi (Way Apo Buru, Sinta Nur, Ciherang,
Singkil Dan Ir 64) Terhadap Serangan Penyakit Bercak Coklat
(Drechslera oryzae) Dan Produksinya. AGROVIGOR: Volume
2, No. 1
Jatnika et al. 2013. Pengaruh Aplikasi Bacillus sp. Dan Pseudomonas
sp. Terhadap Perkembangan Penyakit Bulai Yang Disebabkan
Oleh Jamur Patogen Peronosclerospora maydis Pada Tanaman
Jagung. Jurnal HPT: Volume 1, No. 4
Kusumadewi et al. 2014. Ekstrak Metanol Buah Sonneratia alba
J.E.Sm sebagai Penghambat Pertumbuhan Helminthosporium sp.
yang diisolasi dari Daun Jagung. Jurnal Protobiont: Volume 3(2),
No. 149-154
Latifahan et al. 2014. Ketahanan Beberapa Varietas Jagung (Zea mays
L.) Terhadap Serangan Penyakit Hawar Daun. Jurnal HPT 2(1)
Nuryanto. 2018. Pengendalian Penyakit Tanaman Padi Berwawasan
Lingkungan Melalui Pengelolaan Komponen Epidemik. Jurnal
Litbang Pertanian: Volume 37, No. 1
Pakki. 2005. Epidemiologi Dan Pengendalian Penyakit Bercak Daun
(Helminthosporium sp.) Pada Tanaman Jagung. Jurnal Litbang
Pertanian: Vol 24(3)
Rustiani et al. 2015. Tiga Spesies Peronosclerospora Penyebab
Penyakit Bulai Jagung Di Indonesia. Berita Biologi: Volume
14(1)
Sudir et al. 2014. Penyakit Blas Pyricularia grisea pada Tanaman
Padi dan Strategi Pengendaliannya. IPTEK TANAMAN
PANGAN: Volume 9, No. 2
Suganda, T., Yulia, E., Widiantini, F., & Hersanti. (2016). Intensitas
Penyakit Blas (Pyricularia oryzae Cav.) pada Padi Varietas
Ciherang di Lokasi Endemik dan Pengaruhnya terhadap
Kehilangan Hasil. Jurnal Agrikultura, 27(3), 154-159
Surtikani. 2012. Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung. Jurnal Suara
Perlindungan Tanaman: Volume 2, No.1
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Nuansa
Aulia. Bandung.
LAMPIRAN
1. Lembar Kerja Observasi Penyakit Tanaman Padi

2. Lembar Kerja Observasi Penyakit Tanaman Jagung

Anda mungkin juga menyukai