Laporan Suppositoria
Laporan Suppositoria
Laporan Suppositoria
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kembali, garam ini bersifat basa dan sangat merangsang lender oral sering
doasi oral 2-4 dd 175-350 mg dalam bentuk tablet salut (tanpa dikunyah) pada
serangan hebat I-V 240 rektal 2-3 dd 360 mg max 15,9 sehari (Tjay,2007). Zat
responsinya di usus buruk dan tidak sangat teratur. Oleh karena itu, pembuatan
yang merupakan sediaan padat yang digunakan melalui dubur, memiliki bentuk
seperti torpedo yang dapat malarut, melunak atau meleleh pada suhu tubuh.
tidak baik dalam lambung secara oral, dengan sediaan suppositoria hanya 50%
darah dari rektum yang melalui vena porta sehinggan eliminasi lintas pertama
oleh hati juga hanya 50% kemudian efek obat terhadap lambung dapat
dihindarkan.
B. Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal; vagina atau
padat yang digunakan melalui dubur umumnya berbentuk torpedo, dapat melarut,
berbentuk mantap, yang ditetapkan untuk dimasukkan kedalam rektum. Sediaan ini
melebur pada suhu tubuh atau larut dalam lingkungan beair. (R. Voigt, 1995 : 281)
cara memasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh, dimana ia akan melebur,
melunak atau melarut dan memberikan efek lokal atau sistemik. (Howard C. Ansel,
2008 : 576)
dimaksudkan untuk dimasukkan kedalam rektum, vagina dan jarang digunakan untuk
1. Suppositoria rektal
III bobotnya anatara 2-3 gram, yaitu untuk dewasa 3 gram dan anak 2
yaitu jika bagian yang besar masuk melalui jaringan otot penutup
dapat larut atau dapat bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin
yaitu :
lambung.
3. Obat dapat masuk langsung kedalam saluran darah sehingga obat dapat
infeksi lainnya.
2. Cara rektal juga digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap
4. Aksi kerja awal akan cepat diperoleh, karewna obat diabsorpsi melalui
2006)
1. Faktor Fisiologis
permiabel terhadap obat yang tidak terionisasi (obat yang mudah larut
dalam lemak).
a. Kelarutan obat : Obat yang mudah larut dalam lemak akan lebih cepat
b. Kadar obat dalam basis : Jika kadar obat makin besar, absorpsi obat
semakin cepat.
d. Basis suppositoria : Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis
lemak akan segera dilepaskan kecairan rektum jika basis dapat segera
aksi kerja awal obat akan segera muncul. Jika obat larut dalam air dan
terdapat dalam basis larut air, aksi kerja awal obat akan segera muncul
BAB III
FORMULA
A. Master Formula
R/ Aminophyllin 500mg
Pro : Ani
Umur : 19 Tahun
B. Kelengkapan Resep
a. Oleum Cacao
b. Cera Flava
agar sediaan yang dihasilkan dapat larut pada suhu tubuh karena
oleum cacao memiliki titik lebur dibaeah titik lebur tubuh yakni 30º.
(Lachman,2008)
D. Uraian Bahan
Sinonim : Aminofilina
BM : 420,43
tanah P.
berbutir-butir.
BAB IV
METODE KERJA
a) Aluminium foil
b) Batang pengaduk
c) Cawan Porselin
d) Cetakan suppositoria
g) Hot Plate
h) Kertas perkamen
i) Sendok tanduk
j) Timbangan digital
a) A.P.I
b) Aminophyllin
c) Cera Flava
d) Oleum Cacao
B. Perhitungan
Maka,
7,71
- Masing-masing suppo mengandung oleum cacao : = 2,57
3
1) Aminophyllin
Aminophyllin = 0,5 x 3
= 1,5
10
dilebihkan 10% = x 1,5
100
= 0,15
= 1,65 gram
2) Oleum Cacao
= 7,71
10
dilebihkan 10% = x 7,71
100
= 0,771
= 8,481 gram
3) Cera Flava 5%
5
Cera Flava = x9
100
= 0,45
C. Cara kerja
4) Dilebur oleum cacao dan cera flava di atas hot plate hingga meleleh dan
hingga penuh.
aluminium foil.
BAB V
HASIL PENGAMATAN
EVALUASI SEDIAAN
NO SEDIAAN
Uji Keseragaman
Homogenitas
Bobot
BAB VI
PEMBAHASAN
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vaginal atau uretra. Bobot suppositoria, kecuali dinyatakan
lain adalah 3 gram untuk orang dewasa dan 2 gram untuk anak kecil. Umumnya
memiliki panjang 32mm, berbentuk silinder, dan kedua ujungnya tajam. Sedangkan
1
untuk bayi dan anak-anak dari ukuran berat orang dewasa.
2
pada asma bronchial dan asma kardial, kejang coroner dan depresi pernapasan.
aminophyllin dibuat dalam bentuk sediaan suppositoria karena ditujukan pada pasien
yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk bisa diberikan obat dalam bentuk oral
dan absorbsinya juga akan lebih cepat dibandingkan dengan bentuk oral karena
sejuk pada suhu 5-15º agar suppositoria tidak menjadi lembek dan tidak bisa
sebagai berikut yang mana bahan dasar yang digunakan harus meleleh pada suhu
tubuh atau larut dalam cairan yang ada disekitar rectum kemudian obat harus larut
dalam bahan dasar dan bila perlu di panaskan dan bila sukar larut, obat harus di
serbukkan terlebih dahulu sampai halus dan setelah campuran obat dan bahan
dasarnya meleleh atau mencair, campuran itu dituang ke dalam cetakan suppo dan di
dinginkan.
suppositoria sebab mudah larut dalam suhu dan cera flava untuk menaikkan titik
kemudian dipanaskan basis suppositoria dan bahan aktifnya diaduk hingga tercampur
yang dibuat beku lalu ambil suppositoria yang telah padat, dan ditimbang di
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
efek metabolisme lintas pertama oleh hati dan untuk menghindari efek
3. Bobot suppositoria yang dibuat ialah 3 gram dan ditunjukkan untuk pasien
dewasa.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:UI Press.
Lachman, Leon. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI Press.