M Bagus Firdaus - Lapsem Agroinformatika Materi I
M Bagus Firdaus - Lapsem Agroinformatika Materi I
M Bagus Firdaus - Lapsem Agroinformatika Materi I
Oleh :
Suhu udara merupakan salah satu unsur yangsangat penting dari keadaan
cuaca. Suhu udara dalamsuatu wilayah biasanya diukur dalam dua kondisi
ataukeadaan, suhu udara minimum dan suhu udaramaksimum. Suhu udara
minimum adalah suatu keadaandimana suhu udara pada suatu wilayah berada
pada titikterendah dalam interval waktu tertentu, biasanya dalaminterval satu hari.
Sedangkan suhu udara maksimumadalah keadaan dimana suhu udara diwilayah
tertentuberada pada titik tertinggi pada hari yang bersangkutan (Anwar, 2017).
Suhu udara di Stasiun Geofisika Tretes dapat dikatakan stabil. Suhu
maksimum dan suhu minimum pada stasiun ini selama 1 tahun yaitu 34,4°C dan
11°C pada 2019. Suhu minimum tertinggi yaitu 21,4°C terjadi pada bulan Mei
2019 sedangkan suhu minimum terendah terjadi pada awal bulan Agustus 2019
yaitu 11°C. Suhu maksimum terendah terjadi pada akhir bulan April hingga awal
Bulan Mei 2019 yaitu sebesar 17,6°C, sedangkan suhu maksimum terjadi pada
saat bulan Juli 2019 yaitu sebesar 34,4°C.
Menurut Alfitri dan Purnami (2021), faktor-faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya temperatur udara ialah yang pertama lama penyinaranmatahari.
Semakin lama penyinaran matahari, maka semakin tinggi temperatur udara.
Banyaknya panas yang diterimamenyebabkan temperatur yang tinggi. Kedua,
kemiringan sinar matahari. Radiasi matahari akan lebih besar pada tempatdengan
posisi matahari yang berada tegak lurus diatasnya dibandingkan dengan posisi
matahari yang lebih miring.Ketiga, keadaan awan. Radiasi matahari akan
dipencarkan, dipantulkan, dan diserap oleh uap air yang ada di dalamawan.
Sehingga semakin banyak awan di atmosfer dapat menyebabkan temperatur udara
semakin rendah. Keempat,keadaan permukaan bumi. Daerah darat akan lebih
cepar meneruma dan melepaskan panas energi radiasi mataharidaripada daerah
atau permukaan laut.
Anwar, S. (2017). Peramalan Suhu Udara Jangka Pendek di Kota Banda Aceh
dengan Metode Autoregressive Integrated Moving Average
(ARIMA). Malikussaleh Journal of Mechanical Science and
Technology, 5(1), 6-12.
Arturo, S. L., dkk. 2009. Dimming/Brightening Over the Iberian Peninsula Trens
in Sunshine Duration and Cloud Cover and Their Relations with
Atmospheric Circulation. Journal of Geophysical Research. 144, D00D09.
Dwirani, F. (2019). Menentukan stasiun hujan dan curah hujan dengan metode
polygon thiessen daerah kabupaten lebak. JURNALIS: Jurnal Lingkungan
Dan Sipil, 2(2), 139-146.
Prawaka, F., Zakaria, A., & Tugiono, S. (2016). Analisis Data Curah Hujan yang
Hilang Dengan Menggunakan Metode Normal Ratio, Inversed Square
Distance, dan Cara Rata-Rata Aljabar (Studi Kasus Curah Hujan Beberapa
Stasiun Hujan Daerah Bandar Lampung). Jurnal Rekayasa Sipil dan
Desain, 4(3), 397-406.