M Bagus Firdaus - Lapsem Biomolekuler Materi 4
M Bagus Firdaus - Lapsem Biomolekuler Materi 4
M Bagus Firdaus - Lapsem Biomolekuler Materi 4
Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Bagus Firdaus
NPM : 18025010179
Golongan : A3
Enzim restriksi adalah enzim yang memotong dsDNA pada situ yang
spesifik. Enzim restriksi secara alami merupakan suatu mekanisme pertahanan
bakteri terhadap benda asing. Penamaan enzim restriksi biasanya berdasarkan
inangnya, misalnya EcoRI berasal dari bakteri E.coli. Enzim restriksi hanya
memotong pada situs yang spesifik dari DNA. Enzim restriksi akan menghasilkan
dua situs hasil pemotongan yang berbeda, yaitu blunt end dan sticky end. Blunt end
dapat disebabkan karena ujung dari DNA hasil pemotongan enzim restriksi
menghasilkan ujung yang tidak saling berpasangan. Sedangkan, dihasilkan ujung
sticky end dikarenakan ujung hasil pemotongan enzim restriksi menghasilkan basa
yang saling berkomplemen (Austin community, 2006).
Enzim restriksi yang pertama diisolasi adalah HmdII. Ada empat macam
enzim restriksi seperti, enzim restriksi tipe I, tipe II, tipe III, dan tipe IV. Enzim
restriksi akan mengenali situs DNA karena memiliki recognition site, biasanya
enzim restriksi akan mengenali sekuens nukleotida sebanyak 4 dan 8 nukleotida.
Nukleotida yang ada biasanya memiliki gugus palindrom yaitu bagian forward site
dan backward site memiliki sekuens yang sama (Nwankwo dan Abalaka, 2011).
Buffer berfungsi untuk melisiskan membran sel dan membran fosfolipid
bilayer,TE Buffer adalah campuran antara larutan Tris-HCl dengan EDTA pada
konsentrasi tertentu. ddH2O atau disebut juga aqua bidestillata atau ultrapure water,
adalah air yang sangat murni, lebih murni dari aquadest atau pun air reverse osmosis
karena telah melalui berbagai macam cara pemurnian. Biasanya ddH2O tidak perlu
disterilkan lagi menggunakan autoclave. Kedua pelarut di atas paling umum
digunakan untuk melarutkan DNA atau RNA, karena keduanya dapat melarutkan
DNA atau RNA dengan baik. DNA atau RNA akan lebih stabil jika dilarutkan
dalam TE buffer karena pH-nya djaga sekitar 8. Jika dilarutkan dalam ddH2O, ada
peluang untuk berubahnya pH. Ini dapat terjadi karena DNA dan RNA memiliki
sifat asam lemah. yang dalam waktu lama dapat menyebabkan degradasi
DNA/RNA, apalagi DNase juga bekerja pada pH yang sedikit asam. Jadi untuk
alasan kestabilan, buffer TE lebih unggul dibanding ddH2O. Larutan komposisi
merupakan larutan campuran yang terdiri dari DNA, EcoR1, Buffer 10x, dan
ddH2O (Lodish et al., 2000).
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
4.2 Pembahasan
Praktikum biomolekuler ini dilaksanakan secara daring dengan mengamati
video tentang restriksi. Menurut Suriasih (2015), enzim restriksi adalah protein
yang diproduksi oleh bakteri untuk menghentikan invasi oleh DNA asing yang
memotong DNA asing tanpa merusak basa nitrogen menjadi fragmen-fragmen
sehingga tidak dapat melakukan replikasi. Prinsip kerja dari enzim restriksi adalah
enzim berikatan dengan molekul DNA dan menyebabkan reaksi hidrolisa pada
ujung 5’ DNA dan terbatasnya perkembangan bacteriophage dalam sel inangnya.
Sekuen pengenalan sering disebut situs pengenalan merupakan sekuen
DNA yang menjadi tempat menempelnya enzim restriksi dan melakukan
pemotongan pada sekuen tersebut. Panjang sekuen pengenalan enzim restriksi
berbeda-beda, misalnya enzim EcoRI, SacI, dan SstI mempunyai sekuen
pengenalan sepanjang 6 pasang basa, sedangkan NotI 8 pasang basa, dan Sau3AI
hanya 4 pasang basa. Menurut Pandin (2010), kebanyakan dari enzim restriksi
bersifat palindromik yang berarti sekuen pengenalan sama jika dibaca dari sisi 5’
sampai 3’ baik utas atas maupun utas bawah.
Enzim restriksi memiliki titik potong yang dapat memotong DNA asing
sehingga dapat ditentukan kekerabatan dari titik potong tersebut. Titik potong ini
akan dimasukkan ke dalam elektroforesis. Setiap enzim mempunyai sekuens
pengenalan yang unik pada utas DNA, biasanya sepanjang 4-6 pasang basa. Pada
umumnya enzim restriksi yang berbeda memiliki situs pengenalan yang berbeda.
Oleh karena itu, harus diketahui terlebih dahulu ruas-ruas restriksi yang mengapit
gen yang akan diisolasi. Selain itu, setiap enzim restriksi bersifat selektif sehingga
akan dikenali oleh nama dan runtutan basa ruas restriksinya.
Enzim restriksi secara tradisional dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan
komposisi sub unit, posisi pemotongan, spesifisitas sekuens, dan kofaktor yang
diperlukan, yaitu enzim restriksi tipe I, enzim restriksi tipe II, dan enzim restriksi
tipe III. Menurut Effendi, dan Pambudi (2018), enzim restriksi tipe II adalah enzim
yang umum digunakan pada teknik molekular biologi. Enzim ini memotong DNA
dekat atau pada situs pengenalan, dan menghasilkan fragmen-fragmen sesuai yang
diinginkan sehingga umum digunakan untuk analisis DNA dan kloning gen.
Enzim yang digunakan dalam praktikum ini adalah enzim BamHI. Enzim
ini hanya mengenali urutan (sekuen) G*GATCC(hexanukleotid) dengan titik
potong antara G dan G. Suhu inkubasi enzim ini adalah 30 °C serta organisme
asalnya Bacillus amyloliquefaciens H. Indikator keberhasilan proses restriksi
adalah ada atau tidaknya DNA smear pada saar dilihat menggunakan sinar UV.
Berat molekul fragmen DNA yang sudah terpotong berbeda-beda karena kecepatan
migrasi molekul dari kutub negatif ke kutub positif pada saat elektroforesis juga
berbeda-beda sehingga DNA tidak berkumpul satu baris namun terjadi bayang-
bayang yang disebut semar. Semakin banyak smear DNA yang terjadi maka
semakin banyak fragmen DNA yang terpotong.
Hasil restriksi DNA yang telah dilakukan pada pengamatan praktikum ini
menunjukkan adanya pemotongan DNA sampel yang terjadi pada 1000 bp 1kb
DNA ladder, hasil restriksi DNA sampel terlihat jelas di bawah sinar UV dengan
arti tidak ada DNA smear. DNA sampel A merupakan DNA yang menjadi
pembanding dengan hasil isolasi dari praktikum hasil restriksi.
V. KESIMPULAN
Austin Community. 2006. BIO 1406 Laboratory Manual 12th Ed. New York
Brown TA. 2002. Genomes 2nd edition. Oxford (UK): Willey – Liss.
Effendi, Y., dan A. Pambudi. 2018. Pedoman Praktikum Biologi Sel dan Molekuler
II. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia. Jakarta.
Lodish H., Arnold B., Lawrence Z., Paul M., David B., James D.2000.Molecular
Cell biology. New York: White Freeman Company.
Nwankwo D.C., Abalaka M.E. 2011. Restriction Enzymes and Their Uses In
Specific Sequencing to Produce Predictable Fragment of DNA Making
Genetic Engineering Simply. Journal of Pharmaceutical Research And
Opinion, 1 (5): 148 – 152.
Solomon EP, Berg LR, Martin DW, Ville C. 1993. Biology 3nd ed. Florida (US):
Saunders College Publishing,.
Suharsono & Widyastuti, U. 2006. Pelatihan Teknik Pengklonan Gen. Bogor (ID):
Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan Bioteknologi.
Suriasih, K. 2015. Pemotongan dan Menyambung DNA dalam Kloning Gen, Studi
pada Kloning Gen Prolidase dari Bakteri Asam Laktat. J. Ilmiah Teknologi
Pangan, 2 (1) : 78 – 88a.