Makalah Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan
Makalah Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan
Makalah Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan
Dosen Pengajar :
Tiara Widiatami M.Tr.Keb
SEMESTER II
Disusun oleh :
Inez Septi Uberlin
Dengan selesainya Makalah ini, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa. semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalam profesi-nya.
Harapan kami semoga Makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi Makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
Makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………1
C. TUJUAN………………………………………………………………......1
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...………..16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus
dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan
manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang
manajer, yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya
sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari
manajemen kebidanan di perlukan pemahaman mengenai dasar-dasar
manajemen sehingga konsep dasar manajemen merupakan bagian penting
sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan.
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara
umum. Dengan mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan
dapat menjadi manajer ketika mendapat kedudukan sebagai seorang
pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula
ketika bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula
dalam hal memberikan pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan
haruslah menjadi manager yang baik dalam rangka pemecahan ,masalah
dari klien tersebut. Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu
pemahaman mengenai ilmu manajemen secara umum, teori-teori
manajemen, fungsi-fungsi manajemen, dan bahkan manajemen skill.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur pikir
bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani
kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar mutu pelayanan kebidanan
2. Apa standar mutu pelayanan kebidanan
3. Apa program menjaga mutu dan bentuk program menjaga mutu
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui konsep dasar mutu pelayanan kebidanan
2. Untuk Mengetahui standar mutu pelayanan kebidanan
3. Untuk Mengetahui program menjaga mutu dan bentuk program
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Bagi Penyandang Dana Pelayanan Kesehatan
Penyandang dana atau asuransi kesehatan menganggap bahwa
layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan
kesehatan yang efektif dan efisien. Pasien diharapkan dapat
disembuhkan dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga
biaya pengobatan dapat menjadi efisien. Kemudian upaya
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit akan ditingkatkan
agar layanan kesehatan penyembuhan semakin berkurang.
4. Bagi Pemilik Sarana Layanan Kesehatan
Pemilik sarana layanan kesehatan berpandangan bahwa layanan
kesehatan yang bermutu merupakan layanan kesehatan yang
menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya
operasional dan pemeliharaan, tetapi dengan tarif yang masih
terjangkau oleh pasien/masyarakat, yaitu pada tingkat biaya
yang tidak mendapat keluhan dari pasien dan masyarakat.
5. Bagi Administrator Layanan Kesehatan
Administrator walau tidak langsung memberikan layanan
kesehatan pada masyarakat, ikut bertanggung jawab dalam
masalah mutu layanan kesehatan. Administrator dapat
menyusun prioritas dalam menyediakan apa yang menjadi
kebutuhan dan harapan pasien serta pemberi layanan kesehatan
6. Bagi Ikatan Profesi
Keberhasilan penerapan pendekatan jaminan mutu pelayanan
kesehatan akan menimbulkan kepuasan pasien. Dengan
demikian, tugas pelayanan kesehatan selama ini dianggap suatu
beban yang berat dan ada kalanya disertai dengan keluhan /
kritikan pasien dan masyarakat akan berubah menjadi
suatukepuasan kerja. Jaminan mutu pelayanan kesehatan akan
menghindarkan terjadinya malpraktik sehingga bidan dapat
terhindar dari tuntutan pasien.
4
1.2 STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
A. PENGERTIAN STANDAR
1. Pengertian standar
Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan
ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan
sebagai batas penerimaan minimal.
Menurut Donabedian (1980) Standar adalah rumusan tentang penampilan
atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter
yang telah ditetapkan.
Menurut and Rowland (1983) Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau
tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan agar
pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal
dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan secara luas.
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang
penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan
parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang
menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang
bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).
5
2. Syarat/kriteria Standar Pelayanan Kebidanan
Syarat standart pelayanan kebidanan:
a. Dapat diobservasi dan diukur
Mutu layanan kesehatan akan diukur berdasarkan perbandingannya
terhadap standart layanan kesehatan yang telah disepakati dan
ditetapkan sebelum pengukuran mutu dilakukan.
b. Realistik
Maksudnya adalah kinerja layanan kesehatan yang diperoleh
dengan nyata akan diukur terhadap kriteria mutu yang ditentukan,
untuk melihat apakah standar layanan kesehatan dapat dicapai atau
tidak.
c. Mudah dilakukan dan dibutuhkan
Maksudnya adalah standar yang ditetapkan harus sesuai kebutuhan
dan mudah untuk dilakukan. Selain itu beberapa syarat standar
antara lain:
a. Jelas
b. Masuk akal
c. Mudah dimengerti
d. Dapat dicapai
e. Absah
f. Meyakinkan
g. Mantap, spesifik, serta eksplisit
3. Manfaat Standar Pelayanan Kebidanan
Standar pelayanan kebidanan mempunyai beberapa manfaat sebagai
berikut:
a. Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat
kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
b. Melindungi masyarakat.
c. Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian kualitas
pelayanan.
d. Untuk menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam
menjalankan praktek sehari-hari.
b. Standar lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur
lingkungan yang diperlukan untuk dapat meyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, terdiri dari :
1) Garis-garis besar kebijakan (policy)
2) Pola organisasi (organization)
3) Sistem manajemen (management) yang harus dipatuhi oleh setiap
pelaksana pelayanan kesehatan.
Standar lingkungan ini populer dengan sebutan standar organisasi dan
manajemen (standard organization and management). Sama halnya dengan
masukan, untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
bermutu, maka standar lingkungan harus ditetapkan.
c. Standar proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses
yang harus dilakukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, terdiri dari :
1) Tindakan medis
2) Tindakan Non medis
Standar proses dikenal dengan nama standar tindakan (standar of conduct).
Karena baik tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesesuaian tindakan dengan standar proses, maka haruslah dapat diupayakan
tersusunnya standar proses. Standar proses menentukan kegiatan apa yang harus
di lakukan agar standar layanan kesehatan dapat di capai.proses akan menjelaskan
apa yang di kerjakan.,untuk siapa, siapa yang mengerjakan, kapan dan
bagaiamana standar layanan kesehatan dapat di capai.
1) Proses asuhan (SOAP)
2) Standar praktik professional
3) Kode etik
8
2. Model standar pelayanan kebidanan
Model standar pelayanan kebidanan terdiri dari :
a. Standar pelayanan umum
1. Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
2. Pencatatan dan pelaporan
b. Standar pelayanan antenatal
1. Identifikasi ibu hamil
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
3. Palpasi abdominal
4. Pengelolah anemia pada kehamilan
5. Penglolaan dini hipertensi pada kehamilan
6. Persiapan persalinan
c. Standar pertolongan persalinan
1. Asuhan persalinan kala satu
2. Persalinan kala dua yang aman
3. Pemantauan aktif persalinan kala III
4. Penanganan kala dua dengana gawat janin melalui episiotomy
d. Standar pelayanan masa nifas
1. Perawatan bayi baru lahir
2. Penanganan dua jam setalah persalinan
3. Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
e. Standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal
1. Penaganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III
2. Penanganan kegawatan dan eklampsi
3. Penanganan kegawatan pada parus lama
4. Persalinan dengan menggunakan vakum ektraktor
5. Penanganan retensio placenta
6. Penanganan perdarahan post partum primer
7. Penanganan perdarahan post partum sekunder
8. Penanganan asfeksia neonatorum
10
B. SASARAN POKOK PROGRAM MENJAGA MUTU
Sasaran yang terdapat dalam program menjaga mutu pelayanan
kesehatan adalah terjaganya mutu dari pelaksanaan pelayanan
kesehatan itu sendiri dan terjadinya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan pada akhirnya. Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya
menunjuk pada penampilan dari pelayanan kesehatan yang dikenal
dengan keluaran (output )yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan
dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien, dalam arti
perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun
sebaliknya. Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat
dipengaruhi oleh proses (process), masukan(input),dan lingkungan
(environment),Maka jelaslah bahwa untuk menjamin baiknya mutu
pelayanan kesehatan ketiga unsur harus diupayakan sedemikian
rupa agar sesuai dengan standar dan atau kebutuhan.
1. Unsur masukan (input) adalah tenaga, dana dan sarana fisik,
perlengkapan serta peralatan. Secara umum disebutkan bahwa
apabila tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan (standard of personnel
and facilities), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan
kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan
(Bruce 1990).
2. Unsur lingkungan Adalah kebijakan,organisasi, manajemen.
Secara umum disebutkan apabila kebijakan,organisasi dan
manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar dan atau tidak
bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu
pelayanan.
3. Unsur proses Adalah tindakan medis,keperawatan atau non
medis. Secara umum disebutkan apabila tindakan tersebut tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (standard of
conduct ), maka sulitlah diharapkan mutu pelayanan menjadi
baik (Pena, 1984)
11
12
3. Program Menjaga Mutu Retrospektif
Program menjaga mutu retrospektif adalah program
menjaga mutu yang dilaksanakan setelah pelayanan kesehatan
diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih
ditujukan pada unsur keluaran, yakni menilai pemanpilan
peleyanan kesehatan. Jika penampilan tersebut berada dibawah
standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehtan
yang diselenggarakan kurang bermutu.
Karena program menjaga mutu retrospektif dilaksanakan
setelah diselenggarakannya pelayanan kesehatan, secara
informal, dalam arti melangsungkan tanya jawab setelah
usainya setiap pelayanan kesehatan, atau secara formal, dalam
arti melakukan suatu survei yang dirancang khusus. Survei
dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara
langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak
terstruktur. Misalnya : survei kepuasan pasienmaka objek
program menjaga mutu umumnya bersifat tidak langsung.
Dapat berupa hasil dari pelayanan kesehatan, atau pandangan
pemakai jasa pelayanan kesehatan. Beberapa contoh program
menjaga mutu retrospektif adalah:
a. Reviw rekam medis (record review)
Disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari rekam
medis yang dipergunakan. Semua catatan yang ada dalam
rekam medis dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan. Tergantung dari masalah yang ingin dinilai,
reviu rekam medis dapat dibedakan atas beberapa macam.
Misalnya drug usage review jika yang dinilai adalah
penggunaan obat, dan atau surgical case review jika yang
dinilai adalah pelayanan pembedahan. Review merupakan
penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan
sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang
direfleksikan pada catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik
terhadap dokumennya sendiri apakah informasi memadai
maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari pelayanan
yang diberikan.
13
b. Reviu jaringan (tissue review)
Disini penampilan pelayanan kesehatan (khusus untuk
bedah) dinilai dari jaringan pembedahan yang dilakukan.
Apabila gambaran patologi anatomi dari jaringan yang
diangkat telah sesuai dengan diagnosis yang ditegakkan,
maka berarti pelayanan bedah tersebut adalah pelayanan
kesehatan yang bermutu.
c. Survai klien (client survey)
Disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari
pandangan pemakai jasa pelayanan kesehatan. Survai klien
ini dapat dilakukan.
4. Program Menjaga Mutu Internal (Internal Quality Assurance)
Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu internal
adalah bentuk kedudukan organisasi yang bertanggung jawab
menyelenggarakan Program Menjaga Mutu berada di dalam
institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk
ini di dalam institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah
suatu organisasi secara khusus diserahkan tanggung jawab akan
menyelenggarakan Program Menjaga MutuMacam-macam
Program Menjaga Mutu Internal, Jika ditinjau dari peranan
para pelaksananya, secara umum dapat dibedakan atas dua
macam:
a. Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah para ahli
yang tidak terlibat dalam pelayanan kesehatan (expert
group) yang secara khusus diberikan wewenang dan
tanggung jawab menyelenggarakan Program Menjaga
Mutu.
b. Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah mereka
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan (team based),
jadi semacam Gugus Kendali Mutu, sebagaimana yang
banyak dibentuk di dunia industri. Dari dua bentuk
organisasi yang dapat dibentuk ini, yang dinilai paling baik
adalah bentuk yang kedua, karena sesungguhnya yang
paling bertanggung jawab menyelenggarakan Program
Menjaga Mutu bukan orang lain melainkan adalah mereka
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu sendiri.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Anggrainihanas.blogspot.com/2015/.../program-menjaga-mutu-layanan-
kesehatan.html26 Mar 2015
Nurmawati, 2010.Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Syafrudin,dkk.2010.Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan untuk
Bidan.Jakarta:Trans Info Media
Wijono, Djoko 1999. Manajemen Mutu pelayanan Kesehatan – Teori, Strategi
dan
Aplikasi. Surabaya : Airlangga University Press.
16