LP KATARAK Kel 7 (KMB)
LP KATARAK Kel 7 (KMB)
LP KATARAK Kel 7 (KMB)
PENDAHULUAN
KATARAK
Disusun
oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang laporan Pendahuluan Masalah Kesehatan
Katarak.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan.Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Cimahi,
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN
TEORITIS
B. Etiologi
...................................................................................................4
C. Manifestasi KLinis
.................................................................................5
D. Klasifikasi...............................................................................................6
E. Patofisiologi............................................................................................7
F. Pathway
..................................................................................................9
G. Komplikasi .............................................................................................10
H. Pemeriksaan Diagnostik
.........................................................................11
I. Penatalaksanaan Klinis...........................................................................11
K. Pengkajian Keperawatan
........................................................................14
L. Pemfis.....................................................................................................16
ii
M. Analisa Data
...........................................................................................16
N. Diagnosa Keperawatan...........................................................................22
A. Kesimpulan .................................................................................................51
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................i
ii
i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh (Sidarta 2004, h.125). Katarak adalah kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa atau akibat keduanya (Anas 2011, h.54).
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau
terjadi akibat kedua-duanya (Ilyas, 2009). Kekeruhan ini dapat mengganggu
jalannya cahaya yang melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi
kabur hingga hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi
banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik
(seperti diabetes), merokok dan herediter (Vaughan & Asbury, 2007).
Berdasarkan studi potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun
adalah 50% dan prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75
tahun (Vaughan & Asbury, 2007).
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak dapat
mengakibatkan kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak
merupakan penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari
seluruh kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat delapan belas juta orang di
dunia menderita kebutaan akibat katarak. Di Indonesia sendiri berdasarkan
hasil survey kesehatan indera 1993-1996, katarak juga penyebab kebutaan
paling utama yaitu sebesar 52%.
1
ultraviolet yang berlebihan terutama pada negara tropis, paparan
dengan radikal bebas,
2
merokok, defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan
beta karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat
kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, genetik dan myopia.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
a. Agar mahasiswa keperawatan mampu melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan system penglihatan akibat
Katarak secara langsung dan komprehensif.
b. Agar mahasiswa keperawatan bisa menyelesaikan kasus kasus
yang terjadi dalam masalah keperawatan.Tujuan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menjelaskan pengertian Katarak.
b. Untuk menjelaskan Etiologi dari Katarak.
c. Untuk menjelaskan manifestasi klinis Katarak.
d. Untuk menjelaskan klasifikasi dari Katarak.
e. Untuk menjelaskan asuhan keperawatan gangguan dengan Katarak.
C. Manfaat Penulisan
a. Mahasiswa mampu memahami definisi Katarak
b. Mahasiwa dapat mengetahui penyebab dari Katarak
c. Mahasiswa mampu memahami konsep penyakit Katarak
d. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada
pasien Katarak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Katarak
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat
terjadiakibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa
atau dapat jugaakibat dari kedua-duanya yang biasanya mengenai kedua
mata dan berjalan progesif.(Mansjoer, 2000 : 62)
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
kedua- duanya yangdisebabkan oleh berbagai keadaan. (Sidarta Ilyas, dkk,
2008)
Katarak adalah opasitas lensa kristalina atau lensa yang berkabut
(opak) yangnormalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tapi
dapat timbul pada saatkelahiran (katarak congenital). (Brunner &
Suddarth:2002)
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata,
sehinggamenyebabkan.penurunan/gangguan penglihatan (Admin,2009)
Katarak merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi
keruh akibathidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga
pandangan seperti tertutupair terjun atau kabut merupakan
penurunan progresif kejernihan lensa, sehinggaketajaman penglihatan
berkurang (Corwin, 2000)
Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa rnenjadi
keruh akibathidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan
ini terjadi akibatgangguan metabolism normal lensa yang dapat timbul
pada berbagai usia tertentu(Iwan,2009).
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak
dapat mengakibatkan kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002
katarak
merupakan penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar
48% dari seluruh kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat delapan belas
juta orang di dunia menderita kebutaan akibat katarak. Di Indonesia
sendiri berdasarkan hasil survey kesehatan indera 1993-1996, katarak
juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar 52%.
B. Etiologi
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak
antara lain (Corwin,2000):
1. Usia lanjut dan proses penuaan
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan,
seperti merokok atau bahan beracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit
metabolic (misalnya diabetes) dan obat-obat tertentu (misalnya
kortikosteroid).
5. Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain,
seperti:
a) Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat
trauma/cedera pada mata.
b) Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti:
penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata,
atau diabetes melitus.
c) Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
d) Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan
jangka panjang, seperti kortikosteroid dan obat penurun
kolesterol.
e) Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor
genetic (Admin,2009).
Penyebab katarak lainya meliputi :
1) Faktor keturunan
2) Cacat bawaan sejak lahir. (congenital)
3) Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
4) Operasi mata sebelumnya.
5) Trauma (kecelakaan) pada mata.
C. Manifestasi klinis
Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau
serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan
tadi.
2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam
hari
Gejala objektif biasanya meliputi:
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak
akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak,
cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam
menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan
menjadi kabur atau redup.
2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih.
Pengelihatan seakanakan melihat asap dan pupil mata seakan akan
bertambah putih.
3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-
benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Peka terhadap sinar atau cahaya.
3. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
6. Kesulitan melihat pada malam hari
Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa
menyilaukan mata.
8. Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada
siang hari )
D. Klasifikasi
E. Fatofisiologi
G. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi nistagmus dan strabismus dan bila katarak dibiarkan
maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi
berupa Glaukoma dan Uveitis.
1. Glaukoma , Kelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra
okuler didalam bola mata, sehingga lapang pandang mengalami
gangguan dan visus mata menurun.
H. Pemeriksaan Diagnostik
I. Penatalaksanaan klinis
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu
dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang,
atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak
diperlukan tindakan operasi.
3. Koroid : Lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot
silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.
Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih
menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi.
Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu kehidupan
social atau atas indikasi medis lainnya.( Ilyas, Sidarta: Ilmu Penyakit Mata,
ed. 3). Indikasi dilakukannya operasi katarak :
Apabila tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf mata atau
masalah mata lainnya, tingkat keberhasilan dari operasi katarak cukup tinggi,
yaitu mencapai 95%, dan kasus komplikasi saat maupun pasca operasi juga
sangat jarang terjadi. Kapsul/selaput dimana lensa intra okular terpasang pada
mata orang yang pernah menjalani operasi katarak dapat menjadi keruh.
Untuk itu perlu terapi laser untuk membuka kapsul yang keruh tersebut agar
penglihatan dapat kembali menjadi jelas.
J. Penatalaksanaan Medis dan Nonmedis
1. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
b. Koreksi lensa
2. Penatalaksanaan Nonmedis
K. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang dapat dilakukan pada pasien Katarak ialah :
1. Identitas atau data demografi
Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar
sinar matahari secara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi
lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain mengenai identitas pasien
Pada pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah terlihat pada usia
di bawah 1 tahun, sedangakan pasien dengan katarak juvenile terjadi
pada usia < 40 tahun, pasien dengan katarak presenil terjadi pada usia
sesudah 30-40 tahun, dan pasien dengan tarakan senilis terjadi pada usia
>40 tahun..
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Keluhan utama
pasien katarak biasanya antara lain: Penurunan ketajaman
penglihatan secara progresif (gejala utama katarak) . Mata tidak
merasa sakit, gatal atau merah. Berkabut, berasap, penglihatan
tertutup film. Perubahan daya lihat warna. Gangguan
mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat
menyilaukan mata. Lampu dan matahari sangat mengganggu.
Sering meminta ganti resep kaca mata. Lihat ganda. Baik melihat
dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia
Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh
pasien seperti DM, hipertensi,pembedahan mata sebelumnya, dan
penyakit metabolic lainnya memicu resiko katarak.
Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan
vena, ketidakseimbangan
endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi,
steroid / toksisitas fenotiazin.
Kaji riwayat alergi
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji
riwayat stress, dikeluarga ?
3. Aktifitas istirahat
Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas
biasanya atau hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
4. Neurosensori
Gejala yang terjadi pada neurosensori adalah gangguan penglihatan
kabur/tidak jelas, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan
bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat atau merasa di ruang gelap.
5. Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahay/pelangi di sekita
sinar, perubahan kacamata, pengobatan tidak memperbaiki
penglihatan, fotophobia (glukoma akut). Gejala tersebut ditandai
dengan mata tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak),
pupil menyempit dan merah atau mata keras dan kornea berawan
(golukoma berat atau peningkatan air mata).
6. Nyeri / kenyamanan
Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata berair. Nyeri
tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit
kepala.
7. Pembelajaran / pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata ( katarak ) kaji
riwayat keluarga apakah ada riwayat diabetes atau gangguan system
vaskuler. Kaji riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti
peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes,
serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
L. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian khusus mata
1. Dengan pelebaran pupil, ditemukan gambaran kekeruhan lensa (berkas
putih) pada lensa.
2. Keluhan terdapat diplopia, pandangan berkabut.
3. Penurunan tajam penglihatan (miopia).
4. Bilik mata depan menyempit.
5. Tanda glaucoma (akibat komplikasi
M. Analisa Data
22
Mengaburkan pandangan
Gangguan penerimaan
sensori/status organ indera
Menurunnya ketajaman
penglihatan
Hilangnya transpalantasi
lensa
Koagulasi
Mengaburkan pandangan
Usia meningkat
23
Penurunan enzim menurun
Katarak
Post op
Nyeri akut
Hilangnya transpalantasi
lensa
Koagulasi
Mengaburkan pandangan
Defisit pengetahuan
4. Ds: Usia lanjut dan penuaan, Ansietas
congenital bisa
24
- Merasa bingung diturunkan, cedera mata:
- Merasa khawatir dengan akibat metabolic (missal DM)
dari kondisin yang di hadapi
- Sulit berkonsentrasi Nucleus mengalami
- Mengeluh pusing perubaha2n warna
- Anoreksia menjadi coklat
- Palpitasi kekuningan
- Merasa tidak berdaya
Do :
- Tampak gelisah Perubahan fisik
- Tampak tegang (perubahan pada serabut
- Sulit tidur halus multiple (zunula)
- Frekuensi nafas meningkat yang memanjang dari
- Frekuensi nadi meningkat badan siller ke daerah
- Tekanan darah meningkat sekitar
- Diaforesis
- Tremor
- Muka tampak pucat Hilangnya transpalantasi
- Suara bergetar lensa
- Kontak mata buruk
- Sering berkemih
Perubahan kimia dalam
- Berorientasi pada masa lalu
protein lensa
Koagulasi
Mengaburkan pandangan
Usia meningkat
Katarak
Ansietas
5. Eksternal : Usia lanjut dan penuaan, Risiko cedera
- Terpapar pathogen congenital bisa
- Terpapar zat kimia toksik diturunkan, cedera mata:
25
- Terpapar agen nosocomial metabolic (missal DM)
- ketidakamanan transportasi
Internal : Nucleus mengalami
- ketidaknormalan profil darah perubaha2n warna
- perubahan orientasi afektif menjadi coklat
- perubahan sensas kekuningan
- disfungsi autoimun
- hipoksia jaringan
- kegagalan mekanisme Perubahan fisik
pertahanan tubuh (perubahan pada serabut
- malnutrisi halus multiple (zunula)
- Perubahan fungsi psikomotorik yang memanjang dari
- Perubahan fungsi kognitif badan siller ke daerah
sekitar
Hilangnya transpalantasi
lensa
Koagulasi
Mengaburkan pandangan
Gangguan penerimaan
sensori/status organ indra
Resiko cedera
6. Faktor Risiko : Usia lanjut dan penuaan, Risiko Infeksi
1. Penyakit kronis (miss,DM) congenital bisa
2. Efek prosedur invasive diturunkan, cedera mata:
3. Malnutrisi metabolic (missal DM)
4. Peningkatan paparan organisme
pathogen lingkungan Nucleus mengalami
5. Ketidakadekuatan pertahanan perubaha2n warna
tubuh primer menjadi coklat
- Gangguan peristaltic kekuningan
- Kerusakan integritas kulit
- Perubahan sekresi ph
- Penurunan kerja siliaris Perubahan fisik
- Ketuban pecah lama (perubahan pada serabut
- Ketuban pecah sebelum halus multiple (zunula)
waktunya yang memanjang dari
- Merokok badan siller ke daerah
- Statis cairan tubuh sekitar
6. Ketidakadekuatan pertahanan
26
tubuh sekunder
- Penurunan hemoglobin Hilangnya transpalantasi
- Imununosupresi lensa
- Leukopenia
- Supresi respon inflamasi Perubahan kimia dalam
- Vaksinasi tidak adekuat protein lensa
Koagulasi
Mengaburkan pandangan
Usia meningkat
Katarak
Prosedur invasive
pengangkatan katarak
Risiko infeksi
N. Diagnosa Keperawatan
27
6. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasif
insisi jaringan tubuh
28
c. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan
dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera.
1
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/5013862/Katar
ak
htts://www.academia.edu/36121060/LPKATARAK