Kelompok 4 Hasil Analisis 6 Aspek

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Mata kuliah : Penyelenggaraan Program Layanan PAUD

Dosen : Dr. Herlina, M.Pd

HASIL ANALISIS 6 ASPEK PERKEMBANGAN

Oleh

Nur Ilahi Qurani (1949041033)

A Dwi Yustika Yusman (1949041003)

Arini Fitriana (1949042010)

Asdiva Mahmud (1949041012)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
HASIL ANALISIS 6 ASPEK PERKEMBANGAN

1. Aspek Perkembangan Nilai agama dan moral

Pendidikan nilai-nilai moral dan keagamaan pada program PAUD merupakan


pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu telah tertanam
serta terpatri dengan baik dalam setiap insan sejak dini, hal tersebut merupakan awal
yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani pendidikan selanjutnya.
Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan keagamaan.
Nilai-nilai luhur ini pun dikehendaki menjadi motivasi spiritual bagi bangsa ini dalam
rangka melaksanakan sila-sila lainnya dalam pancasila (Hidayat, 2007: 7.9).
Sebagaimana di jelaskan dalam Permendikbud 137 Bab 4 Pasal 10 Ayat 2 yaitu :
Nilai agama dan moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kemampuan
mengenal nilai agama yang dianut, mengerjakan ibadah, berperilaku jujur, penolong,
sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui hari
besar agama, menghormati, dan toleran terhadap agama orang lain.

Adapun Pentingnya nilai agama dan moral bagi anak usia dini dalam hal ini tentu
orang tualah yang paling bertanggung jawab, karena pendidikan yang utama dan
pertama adalah pendidikan dalam keluarga. Keluarga tidak hanya sekedar berfungsi
sebagai persekutuan sosial, tetapi juga merupakan lembaga pendidikan, oleh sebab itu
kedua orang tua bahkan semua orang dewasa berkewajiban membantu, merawat,
membimbing dan mengarahkan anak-anak yang belum dewasa di lingkungannya
dalam pertumbuhan dan perkembangan mencapai kedewasaan masing-masing dan
dapat membentuk kepribadian, karena pada masa usia dini adalah masa peletakan
dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, moral dan agama.

2. Aspek Perkembangan Fisik Motorik

Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan


perkembangannya pada anak usia dini. Perkembangan motorik sering dijadikan
sebagai tolak ukur untuk membuktikan bahwa anak tumbuh dan berkembang dengan
baik. Perkembangan motorik adalah sesuatu yang membicarakan gerakan jasmani
yang terkoordinasi, sehingga dalam pengembangannya dibutuhkan berbagai stimulasi
yang tepat untuk anak usia dini. Stimulasi ini dapat diberikan oleh orang tua, guru,
maupun lingkungan baik lingkungan di rumah maupun lingkungan sekolah dengan
menyediakan lingkungan belajar yang mendukung untuk perkembangan motorik anak
usia dini. Pemberian stimulasi tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh orang
dewasa dalam memberikan fasilitas dan kesempatan yang optimal untuk tercapainya
perkembangan yang optimal. Memberikan waktu yang banyak untuk anak melakukan
kegiatan-kegiatan yang menunjang perkembangan motoriknya dan pengawasan yang
tepat merupakan salah satu usaha yang tepat dalam mendukung perkembangan fisik
motorik anak usia dini. Sebagaimana di jelaskan dalam Permendikbud 137 Bab 4
Pasal 10 ayat 3 yaitu : Fisik-motorik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
a) .motorik kasar, mencakup kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur,
seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan, b) motorik halus,
mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk
mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk; dan c) kesehatan
dan perilaku keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala
sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap
keselamatannya.

Perkembangan Fisik Motorik anak berbeda-beda di setiap usia sehingga kita perlu
memantau sejauh mana daya jangkau si kecil dalam menggunakan otot-ototnya untuk
bergerak. Perkembangan Fisik motrik sangat penting bagi pertumbuhan anak
sebagaimana Perkembangan motorik menjadi salah satu tolak ukur tumbuh dalam
kembang si Kecil. Karenanya, sangat penting untuk melatih kemampuan motorik si
Kecil sejak dini. Kemampuan motorik yang terdiri dari motorik kasar dan motorik
halus, keduanya sangat penting untuk distimulasi agar berkembang sesuai tahapan
usianya. Salah satu cara melatih kemampuan motorik si Kecil adalah melalui
permainan. Lewat permainan sederhana di rumah, kita sudah bisa melakukan
stimulasi terhadap perkembangan motorik si Kecil. Aktivitas motorik si Kecil akan
berpengaruh terhadap kecerdasannya di masa mendatang.

3. Aspek Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang


kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah dan
mengetahui sesuatu. Jean Piaget adalah salah satu tokoh yang meneliti tentang
perkembangan kognitif dan mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan kognitif.
Sebagaimana di jelaskan dalam Permendikbud 137 Bab 4 Pasal 10 Ayat 4 dimana:
Kognitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a) belajar dan pemecahan
masalah, mencakup kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari dengan cara fleksibel dan diterima sosial serta menerapkan pengetahuan
atau pengalaman dalam konteks yang baru; b) berfikir logis, mencakup berbagai
perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, berencana, dan mengenal sebab-akibat; dan
c)berfikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan
menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf, serta mampu merepresentasikan
berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar.

Jean Piaget yang juga ahli Biologi menghubungkan tahapan perkembangan


kematangan fisik dengan tahapan perkembangan kognitif. Tahapan- tahapan tersebut
adalah tahap sensory motorik (0-2tahun), pra- operasional (2-7 tahun), operasional
konkret (7-11 tahun) dan operasional formal (11-15 tahun). Dalam memahami dunia
secara aktif, anak menggunakan skema, asimilasi, akomodasi, organisasi dan
equilibrasi. Sebagaimana aspek perkembangan lainnya, kognitif juga mengalami
perkembangan tahap demi tahap menuju kesem- purnaan atau kematangannya. Se-
derhananya, kognitif dimengerti sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih
kompleks serta ke- mampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah.

4. Aspek Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa anak adalah suatu kemampuan yang memberi respon


terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. bahasa juga merupakan
sarana komunikasi yang diucapkan, ditulis atau dilambangkan untuk menyampaikan
gagasan dan kemauan seseorang berdasarkan sistem simbol telah dimiliki sebagai
hasil pengolahan dan telah berkembang. Perkembangan bahasa anak juga tidak
terlepas dari bagaimana anak- anak mempelajari bahasa melalui orang-orang di
sekitarnya. Dalam hal ini bahasa dipelajari melalui proses penguatan dan peniruan.
Bayi akan belajar mengasosiasikan bunyi tertentu dengan suatu objek atau orang
secara bertahap. Mereka mulai belajar bagaimana menyebutkan objek dan apa yang
awalnya merupakan ocehan tak bermakna menjadi bahasa yang bermakna.
Sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud 137 Bab 4 Pasal 10 Ayat 4 dimana:
Bahasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a) memahami bahasa
reseptif, mencakup kemampuan memahami cerita, perintah, aturan, menyenangi dan
menghargai bacaan; b) .mengekspresikan bahasa, mencakup kemampuan bertanya,
menjawab pertanyaan, berkomunikasi secara lisan, menceritakan kembali yang
diketahui, belajar bahasa pragmatik, mengekspresikan perasaan, ide, dan keinginan
dalam bentuk coretan; dan c) keaksaraan, mencakup pemahaman terhadap hubungan
bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita.

Perkembangan bahasa pada anak usia dini sangat penting karena dengan bahasa
sebagai dasar kemampuan, seorang anak akan dapat meningkatkan kemampuan yang
lain. Pada perkembangan bahasa ada dua komponen bahasa yaitu kemampuan
berbicara (speech) yang mencangkup artikulasi, suara dan kelancaran berbahasa serta
system bahasa yang berkaitan dengan system bunyi (phonology system), morfologi
(rules goverming words), sintak (gramatical structure) dan simamtik (meaning of
words) yang perlu digunakan agar dapat mengekspresikan dan mengkomunikasikan
berbagai konsep dan pikiran manusia.

5. Aspek Perkembangan Sosial Emosional

Perkembangan social emosional adalah proses belajar menyesuaikan diri untuk


memahami keadaan serta perasaan ketika berinteraksi dengan orang orang di
lingkungannya baik orang tua, saudara, teman sebaya dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun pengembangan social emosional pada anak usia dini adalah proses
pembinaan tumbuh embang anak dalam pencapaian kematangan hubungan social
baik secara fisik dan non fisik melalui pemberian rangsangan agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Adapun perkembangan social emosional dalam
permendikbud 137 ayat bab 4 ayat 10 ayat 1 dimana meliputi: a) kesadaran diri,
terdiri atas memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan sendiri dan
mengendalikan diri, serta mampu menyesuaikan diridengan orang lain; b) rasa
tanggung jawab untuk diri dan orang lain, mencakup kemampuan mengetahui
hak-haknya, menataati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas
perilakunya untuk kebaikan bersama; dan c) perilaku prososial, mencakup
kemampuan bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespon, berbagi,
serta menghargai hak dan pendapat orang lain; bersikap kooperatif, toleran, dan
berperilaku sopan.

Dari pernyataan dalam permendikbud 137 diatas dapat saya simpulkan bahwa
dalam perkembangan social emosional pada anak kita harus memiliki kesadaran diri
sebagai pendidik, mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri kita ketika kita
mengajari anak didik kita contohnya. Dan harus memiliki tanggung jawab terhadap
tugas kita sebagai seorang pendidik. Dan yang terakhir ialah memilikiperilaku
prososial dimana sebagai seorang pendidik dalam paud kita harus memahami
perasaan anak didik kita, merespon apa yang anak didik kita tanyakan serta bersikap
toleran dan sopan agar anak bias mencontoh yang baik dari seorang pendidik.

6. Aspek Perkembangan Seni

Perkembangan seni merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada
anak usia dini, mendidik anak melalui seni, bukan hanya untuk anak yang berbakat
saja melainkan seni untuk mengembangkan potensi diri dan menumbuhkan kreatif
bagi anak. Adapun pengembangan seni pada anak usia dini adalah salah satu proses
pencapaian anak dalam bidang seni dengan berpatokan standar tingkat pencapaian
perkembangan anak usia dini. Melalui aktifitas seni, dapat meningkatkan daya cipta
serta kreatifitas yang orisinil dan bersifat individual.

Adapun perkembangan seni dalam permendikbud 137 ayat bab 4 ayat 10 ayat 1
dimana meliputi kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi
dengan gerakan, music, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni
rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari serta drama.

Dari pernyataan permendikbud 137 diatas dapat saya simpulkan bahwa aspek seni
pada anak usia dini sengatlah penting dalam perkembangan kemampuan anak. dimana
dalam aspek seni ini anak akan mampu mengeksplorasikan dan mengekspresikan
perasaannya dengan cara bermain gerakan, music atau drama dan lain lain.

Anda mungkin juga menyukai