Tugasfistek1-Suhu Dan Kalor-Termodinamika-Gelombang

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Ambrosius Hernawan Wibisono

1915051021

HUBUNGAN SUHU DAN KALOR DENGAN GEOTHERMAL


Energi geothermal adalah memanfaatkan energi panas dari interior bumi sebagai sumber daya.
Kata Geothermal berasal dari bahasa Yunani, Geo (Bumi) dan Therme (Panas). Energi panas
bumi berasal dari dua hal, primordial dan peluruhan radioaktif. Energi panas primordial berasal
dari ketika bumi terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu, energi yang dihasilkan ketika benda-benda
langit bertabrakan dengan bumi. Sedangkan energi panas radioaktif adalah energi yang
dihasilkan dari peluruhan unsur radioaktif yang terdapat dalam batuan sebagai penyusun mantel
dan kerak bumi (mis: uranium-238, uranium-235, thorium-232, dan potassium-40). Energi panas
bumi muncul ke permukaan melalui celah-celah di kerak bumi yang relatif mengapung dan
bergerak (setingkat pertumbuhan kuku manusia) di atas lapisan bumi yang disebut mantel. Kerak
bumi terbagi dari beberapa lembaran besar, disebut lempeng tektonik. Bumi memiliki banyak
lempeng tektonik yang tersebar di seluruh dunia. Dan di mana lempeng-lempeng itu bertemu
(subduksi) di sana bisa terjadi aktivitas vulkanis dan kegempaan, yang merupakan karaktersitik
lokasi yang sering ditemukannya reservoir panas bumi. Energi panas bumi juga dapat ditemukan
di zona rifting. Zona ini identik dengan pergerakan divergen lempeng tektonik.

Temperatur energi panas bumi High Temperature - suhu berkisar 200-300 derajat celcius, pada
kedalaman 1-3 Km, berhubungan dengan aktivitas vulkanisme dan batas-batas lempeng. Cocok
untuk produksi listrik konvensional, mengandung sedikit emisi hidrogen dan hidrogen sulfida.
Medium Temperature - suhu berkisar 120-200 derajat celcius, pada kedalaman 1-5 Km, sering
ditemukan di daerah cekungan sedimen dan di daerah vulkanik. Arus debit yang tinggi dan
kelengkapan binary system dibutuhkan untuk produksi listrik, . Low Temperature - suhu
dibawah 100 derajat celcius, pada kedalam 1-3 Km, sering ditemukan di daerah cekungan
sedimen dan zona rekahan. Cocok dimanfaatkan untuk memanaskan ruangan, pengobatan dan
rileksasi (balneologi), serta percepatan pertumbuhan tanaman dan ikan. Bukan untuk produksi.

Source : http://www.efbumi.net/2016/08/geothermal-energy-panas-bumi.html
TERMODINAMIKA
adalah bidang ilmu yang meliputi hubungan di antara panas dan juga jenis energi lainnya.
Termodinamika ini sendiri ditemukan dan juga diteliti pada awal abad 18. Saat itu, terkait
dengan dan mendapat perhatiandi dikarenakan penggunaan mesin uap. Termodinamika bisa
dipecah menjadi dua hukum yakni Hukum Termodinamika I dan Hukum Termodinamika I.
Energi di dalam sistem adalah jumlah total dari semua energi molekul yang ada di dalam sistem.
Jika sistem melakukan usaha atau pun sistem mendapatkan kalor yang berasal dari lingkungan
maka energi yang ada di dalam sistem akan naik, sebaliknya apabila energi yang ada di dalam
sistem akan berkurang apabila sistem melakukan usaha terhadap lingkungan atau pun sistem
member kalor pada lingkungan. Dengan begitu kita bisa menyimpulkan jika perubahan energi
yang ada di dalam sistem tertutup adalah selisih dari kalor yang diterima dengan menggunakan
usaha yang dilakukan sistem.

Sifat-sifat dari sistem dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu intensif (intensive) dan ekstensif
(extensive).
Sifat intensif adalah sifat dari sistem yang bergantung pada massa, seperti : suhu, tekanan dan
rapat massa (density). Sifat ekstensif adalah sifat sistem yang tidak –hanya- bergantung pada
massa, tapi bergantung pada ukuran sistem. Total massa, total momentum, total volume adalah
beberapa contoh dari sifat ekstensif. Cara mudah untuk menentukan sebuah sifat sistem termasuk
intensif atau ekstensif adalah dengan membagi sistem kedalam beberapa bagian, apabila sifat itu
berubah nilainya, maka sifat itu termasuk ke dalam sifat intensif. Sedangkan apabila nilai dari
sifat itu berubah, maka sifat itu termasuk ke dalam sifat ekstensif.
Sifat ekstensif dari sistem, apabila dibagi dengan massa dari sistem itu, maka hasil pembagian itu
disebuat sifat spesifik. Contoh dari sifat spesifik adalah volume spesifik (specific volume) dan
total energi spesifik (specific total energy).

Pengertian Siklus
Siklus adalah serangkaian proses yang dimulai dari suatu keadaan awal dan juga akhir pada
keadaan yang sama dengan keadaan awalnya. Agar bisa melakukan usaha terus – menerus suatu
sistem pun harus bisa bekerja di dalam satu siklus.

Terdapat dua macam siklus yaitu siklus reversible atau siklus yang dapat balik dan juga siklus
irreversible atau siklus yang tidak dapat balik.
Proses reversibel

Proses termodinamika reversibel jika proses tersebut dapat kembali ke keadaan semula sehingga
sistem dan lingkungan kembali ke keadaan semula, tanpa perubahan lain di tempat lain di alam
semesta. Ini berarti baik sistem dan lingkungan dikembalikan ke keadaan awal pada akhir proses
terbalik.

Siklus Stirling
Pada gambar di atas, sistem telah mengalami perubahan dari keadaan 1 ke keadaan 2. Proses
reversibel dapat membalik sepenuhnya dan tidak ada jejak yang tersisa yang menunjukkan
bahwa sistem telah mengalami perubahan termodinamika. Selama proses reversibel, semua
perubahan dalam kondisi yang terjadi dalam sistem berada dalam kesetimbangan termodinamika
satu sama lain.

Proses reversibel secara internal

Proses ini dapat dibalik secara internal jika tidak ada irreversibilitas yang terjadi dalam batas-
batas sistem. Dalam proses-proses ini, suatu sistem mengalami melalui serangkaian keadaan
keseimbangan, dan ketika proses berbalik, sistem melewati persis kondisi keseimbangan yang
sama sambil kembali ke keadaan awal.

Proses reversibel secara eksternal

Dalam proses reversibel secara eksternal, tidak ada irreversibilitas yang terjadi di luar batas
sistem selama proses. Perpindahan kalor antara reservoir dan sistem adalah proses yang dapat
dibalik secara eksternal jika permukaan kontak antara sistem dan reservoir berada pada suhu
yang sama. Suatu proses dapat dibalik hanya jika memenuhi dua syarat
1. Gaya disipatif harus tidak ada.
2. Prosesnya harus terjadi dalam waktu kecil yang tak terbatas.

Dengan kata sederhana, proses yang dapat membalikkan kembali sepenuhnya adalah proses
reversibel. Ini berarti bahwa sifat-sifat akhir sistem dapat dengan sempurna kembali ke sifat-sifat
aslinya. Proses ini dapat dibalik sempurna hanya jika perubahan dalam proses sangat kecil.
Dalam situasi praktis tidak mungkin untuk melacak perubahan yang sangat kecil ini dalam waktu
yang sangat kecil, maka proses reversibel juga merupakan proses yang ideal. Perubahan yang
terjadi selama proses reversibel berada dalam keseimbangan satu sama lain.

Proses ireversibel

Proses ireversibel adalah hasil dari menyimpang dari kurva, sehingga mengurangi jumlah
keseluruhan usaha yang dilakukan. Proses ireversibel adalah proses termodinamika yang
menyimpang dari keseimbangan. Dalam hal tekanan dan volume, itu terjadi ketika tekanan (atau
volume) suatu sistem berubah secara dramatis dan instan sehingga volume (atau tekanan) tidak
memiliki waktu untuk mencapai keseimbangan.

Proses ireversibel
Contoh klasik dari proses ireversibel adalah dengan melepaskan volume gas tertentu ke dalam
ruang hampa. Dengan melepaskan tekanan pada sampel dan memungkinkannya untuk
menempati ruang yang besar, sistem dan sekitarnya tidak berada dalam kesetimbangan selama
proses ekspansi.

Di sini sedikit usaha yang terjadi. Namun, ada persyaratan usaha yang signifikan, dengan jumlah
disipasi energi yang sesuai saat kalor yang mengalir ke lingkungan. Ini untuk membalikkan
proses.

Hukum Dasar Termodinamika

Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

 Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika


Hukum awal menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. Hukum ini
dimasukkan setelah hukum pertama.

 Hukum Pertama Termodinamika

Hukum yang sama juga terkait dengan kasus kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup, sama dengan total dari
jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap
sistem. Hukum ini dapat diuraikan menjadi beberapa proses, yaitu proses dengan
Isokhorik, Isotermik, Isobarik, dan juga adiabatik.

 Hukum kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk hukum
kedua termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan eksperimental yang
dikeluarkan oleh kelvin-plank dan clausius.
Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu sistem apapun bekerja sedemikian rupa
sehingga hasil satu-satunya adalah perpindahan energi sebagai panas dari sistem dengan
temperatur tertentu ke sistem dengan temperatur yang lebih tinggi.
Pernyataan kelvin-planck: tidak mungkin suatu sistem beroperasi dalam siklus
termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja kesekeliling sambil menerima
energi panas dari satu reservoir termal.(sumber Fundamentals of engineering
thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. – 6th ed. – 2007 – Wiley) Bab5).
Total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat
seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya hal ini disebut
dengan prinsip kenaikan entropi” merupakan korolari dari kedua pernyataan diatas
(analisis Hukum kedua termodinamika untuk proses dengan menggunakan sifat
entropi)(sumber Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M.
– 6th ed. – 2007 – Wiley) Bab6).

 Hukum ketiga Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga
menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol
absolut bernilai nol.

Pengertian Entropi
Entropi bisa diartikan sebagai ukuran ketidakberaturan, di dalam sistem yang tertutup
poningkatan entropi oleh penurunan jumlah energi yang tersedia, semakin tinggi entropi maka
akan semakin tinggi juga ketakberaturannya. Entropi Pada Proses Temperatur Konstan. Apabila
suatu sistem yang ada pada suhu mutlak T mengalami proses reversible dengan menyerap
sejumlah kalor Q maka kenaikan entropi ∆S bisa dituliskan seperti di bawah ini:
∆S = S2 – S1 = Q/T

Penjelasan :

∆S : perubahan entropi (J/K)

S1 : entropi mula-mula (J/K)

S2 : entropi akhir (J/K)

Entropi Pada Proses Temperatur Berubah


Pada proses yang mengalami perubahan temperature, entropi bisa dituliskan sebagai berikut ini:

Keterangan :

∆S : perubahan entropi (J/K)

S1 : entropi mula-mula (J/K)

S2 : entropi akhir (J/K)

c : kalor jenis (J/kg K)

m : massa (kg)

T1 : suhu mula-mula (K)

T2 : suhu akhir (K)

Proses-proses Termodinamika

Proses termodinamika terbagi menjadi empat macam, tergantung dari keadaan tekanan, volume,
dan suhu saat terjadinya proses tersebut. Proses-proses tersebut umumnya digambarkan dalam
diagram P-V, yaitu diagram yang menggambarkan tekanan (P) dan volume (V) saat proses
terjadi. Ada dua hal penting yang harus diingat dari berbagai jenis proses-proses termodinamika,
yaitu variabel yang berubah dan usaha yang dilakukan. Usaha yang terjadi pada suatu proses
termodinamika dapat diketahui dengan menghitung luasan grafik P-V.

Isobarik
Isobarik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai tekanan sistem ( ).
Nilai usaha dapat dihitung dengan persamaan berikut.
Dari rumus tersebut, diketahui juga bahwa apabila volume membesar (terjadi pemuaian) maka
usaha bernilai positif, dan bila volume mengecil (terjadi penyusutan) maka usaha bernilai
negatif.

Sumber gambar: figures.boundless-cdn.com

Isokhorik
Isokhorik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai volume sistem ( ).
Pada proses ini, nilai usaha adalah 0 karena tidak terdapat suatu luasan bangun yang terdapat
pada gambar P-V.

Sumber gambar: cft.fis.uc.pt

Isotermik
Isotermik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sistem ( ).
Sumber gambar: bu.edu

Nilai usaha pada proses isotermik dinyatakan dengan persamaan berikut:

Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah konstanta gas, dan T
adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan menggabungkan persamaan usaha di diagram P-V
dengan persamaan gas ideal.

Adibatik
Adiabatik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai kalor sistem ( ).

Sumber gambar: gsu.edu


Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat dinyatakan dengan
persamaan:

Jika diperhatikan dengan sekilas, proses adiabatik dan isotermik memiliki diagram P-V yang
serupa. Secara detil, dapat dilihat bahwa proses adiabatik memiliki kemiringan yang lebih curam
dibandingkan proses isotermik seperti contoh grafik berikut.

i.stack.imgur.com

Jika semua proses tersebut digambarkan menjadi suatu diagram P-V, dapat didapatkan grafik
berikut. Patut diingat bahwa satuan-satuan yang digunakan dalam perhitungan adalah Satuan
Internasional. Sebagai contoh, satuan untuk suhu yang digunakan adalah Kelvin, satuan untuk
volume adalah m3, dan satuan untuk jumlah zat adalah mol.
Source: https://www.studiobelajar.com/termodinamika/

https://laelitm.com/termodinamika/#!

http://bisatermodinamika.blogspot.com/2014/04/sifat-sifat-sistem-termodinamika.html
GELOMBANG

Ada beberapa mekanisme dasar perambatan gelombang elektromagnetik yang dikenal,


yaitu :
Refleksi (Pemantulan)
Refleksi terjadi ketika gelombang elektromagnetik mengenai obyek yang memiliki dimensi
lebih besar dibandingkan dengan panjang gelombang sinyal dari pemancar gelombang.
Refleksi terjadi pada permukaan bumi, bangunan, tembok, dan penghalang yang lain. Ketika
gelombang radio mengenai bahan dielektrik sempurna, sebagian dari energinya ditransmisikan
ke medium kedua, dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke medium pertama sehingga tidak
ada kehilangan energi karena penyerapan.
Jika medium kedua adalah konduktor yang sempurna, maka semua energinya terpantul kembali
ke medium pertama tanpa kehilangan energi.

Scattering (Hamburan/Penyebaran)
Scattering terjadi ketika medium dimana gelombang merambat mengandung obyek yang lebih
kecil dibandingkan dengan panjang sinyal gelombang tersebut dan jumlah obyek perunit
volume sangat besar. Gelombang tersebar dihasilkan dari permukaan kasar, benda kecil, atau
obyek seperti tiang lampu dan pohon.

Refraksi (Pembiasan)
Refraksi digambarkan sebagai pembelokan gelombang radio yang melewati medium yang
memiliki kepadatan yang berbeda. Dalam ruang hampa udara, gelombang elektromagnetik
merambat pada kecepatan sekitar 300.000 km/detik. Ini adalah nilai konstan c, yang
umum disebut dengan kecepatan cahaya tetapi sebenarnya merujuk kepada kecepatan cahaya
dalam ruang hampa. Dalam udara, air, gelas, dan media transparan, gelombang
elektromagnetik merambat pada kecepatan yang lebih rendah dari c. Ketika suatu gelombang
elektromagnetik merambat dari satu medium ke medium lain dengan kepadatan berbeda maka
kecepatannya akan berubah. Akibatnya adalah pembelokan arah gelombang pada batas kedua
medium tersebut. Jika merambat dari medium yang kurang padat ke medium yang lebih padat,
maka gelombang akan membelok ke arah medium yang lebih padat.

Difraksi (Lenturan)
Difraksi terjadi ketika garis edar radio antara pengirim dan penerima dihambat oleh permukaan
yang tajam atau dengan kata lain kasar. Pada frekuensi tinggi, difraksi, seperti halnya pada
refleksi, tergantung pada ukuran objek yang menghambat dan amplitudo, fase, dan polarisasi dari
gelombang pada titik difraksi.

Hukum Snellius
adalah rumus matematika yang memerikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada
cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti
udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda Willebrord Snellius,
yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum
Descartes atau Hukum Pembiasan.

Hukum Snellius I
Adapun bunyi Hukum Snellius I adalah :
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut adalah garis
sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam
satu bidang datar.”

Hukum Snellius II
Adapun bunyi Hukum Snellius II adalah :
“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai konstanta
dinamakan indeks bias(n).”
Jenis-Jenis Gelombang

Dan sekarang mari kita membahas mengenai jenis-jenis gelombang yang sesuai dengan
pembahasan pokok kita kali ini agar anda bisa memahami beberapa jenis-jenis gelombang
dibawah ini :

Gelombang Mekanik :

Jenis gelombang yang pertama adalah gelombang mekanis, gelombang mekaniks itu adalah
gelombang yang membutuhkan media didalam proses perambatannya, dan sebagai contoh dalam
gelombang mekanik adalah gelombang pada tali, bunyi dan juga gelombang di air

Gelombang Elektromagnetik :

Dan yang kedua adalah gelombang elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini adalah
gelombang yang bisa merambat walaupun tidak memiliki media perambatannya, dan
berdasarkan dari frekuensinya urutan dari gelombang elektromagnetik adalah :

1. Gelombang pada radia dan juga televisi


2. gelombang mikro
3. sinar inframerah
4. sinar tampak
5. sinar ultraviolet (matahari)
6. sinar X
7. sinar gamma (Y)

Dan berdasarkan arah getarannya gelombang itu juga bisa dikelompokan menjadi gelombang
longitudinal dan juga gelombang transversal :
Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal itu adalah gelombang yang memiliki arah perambatannya searah
dengan arah getaran partikel, sebagai contoh di kehidupan gelombang ini bisa ditemukan dalam
gelombang bunyi dan juga gelombang pegas

Gelombang Transversal
Gelombang transversal itu adalha gelombang yang memiliki arah perambatan tegak lurus
dengan arah getaran partikel, sebagai contohnya gelombang ini bisa ditemukan di gelombang
elektromagnetik, gelombang pada tali, dan juga gelombang di permukaan air

Dan jenis gelombang yang berdasarkan dari konstan atau tidaknya amplitudo bisa dibedakan
menjadi :

Gelombang Stasioner, yaitu gelombang yang memiliki amplitudo tidak tetap besarannya.
Gelombang Berjalan, yaitu gelombang yang memiliki amplitudo yang tetap.

Gelombang stasioner
merupakan hasil superposisi dua buah gelombang yangkoherens dengan arah rambat yang
berlawanan. Salah satu cara untukmendapatkan gelombang stasioner adalah dengan
mensuperposisikan gelombangasal dengan gelombang pantulnya. Misal: gelombang pada tali
yang salah satuujungnya diikatkan pada tiang dan ujung yang lain digetarkan terus menerus.
Ada dua jenis gelombang stasioner, yaitu :
a. Gelombang stasioner ujung bebas
Contoh gelombang stasioner ujung bebas adalah superposisi gelombang padasutas tali dimana
salah satu ujungnya di kaitkan dengan sebuah cincin yangdapat bergerak bebas. Pada gelombang
jenis ini, gelombang pantul tidakmengalami pembalikan fase
Gambar 3:Rambatangelombang pada taliujung bebas
Jikaujung lain tali tersebut kita getarkan terus menerus, maka gambar di atas akan terjadi
polasuperposisi gelombang seperti animasi berikut:

Jadi, sebuah gelombang tegak yang terjadi di dalam sebuah tali, maka akan terdapat titik simpul
di ujung tetap, dan titik perut di ujung bebas. Hasil superposisi gelombang datang dan
gelombang pantul pada ujung bebas adalah : y = y1 + y2

Menentukan letak perut dari ujung bebas


Posisi perut pertama adalah nol, sehingga x p1 = 0 meter
Posisi perut kedua adalah 2/4 (setengah) gelombang dari ujung bebas, sehingga x P2 =
(2/4)(0,04) meter
Posisi perut ketiga adalah 4/4 (satu) gelombang dari ujung bebas, sehingga x P3 = (4/4)(0,04)
meter dan seterusnya.
Gambar 4:Pembentukan perut dan simpul

Menentukan letak simpul dari ujung bebas


Posisi simpul pertama adalah 1/4 (seperempat) gelombang dari ujung bebas, sehingga x S1 =
(1/4)(0,04) meter
Posisi simpul kedua adalah 3/4 (tiga perempat) gelombang dari ujung bebas, sehingga x S2 =
(3/4)(0,04) meter
Posisi simpul ketiga adalah 5/4 (satu seperempat) gelombang dari ujung bebas, sehingga x S3 =
(5/4)(0,04) meter
Posisi simpul keempat adalah 7/4 (satu tiga perempat) gelombang dari ujung bebas, sehingga x
S4 = (7/4)(0,04) meterdan seterusnya.

Gelombang stasioner ujung tetap


Contoh gelombang stasioner ujung tetap adalah superposisi gelombang padaseutas tali dimana

salah satu ujungnya di ikatkan pada tiang sehingga tidakdapat bergerak bebas. Pada gelombang
jenis ini, gelombang pantul mengalamipembalikan fase sebesar ½ . Perhatikan gambar berikut
ini!

Gambar 5:Rambatangelombang pada taliujung terikat


Letak simpul

“letak simpul dari ujung tetap merupakan kelipatan genap dari seperempat panjang gelombang”.
Letak perut

“letak perut dari ujung tetap merupakan kelipatan ganjil dari seperempat panjang gelombang”.
Pada gambar tersebut menunjukkan rambatan pada gelombang tali yang salah satu ujungny
diikatkan pada tiang sehingga tidak dapat bergerak bebas.pola superposisi gelombang datang dan
gelombang pantul tampak seperti animasi berikut ini:
Jadi, sebuah gelombang tegak yang terjadi di dalam sebuah tali, maka akan terdapat titik simpul
di ujung tetap, dan titik perut di ujung terikat. Hasil superposisi gelombang datang dan
gelombang pantul pada ujung bebas adalah : y = y1 + y2

Source: https://fisikanyaman2.wordpress.com/2011/02/01/hukum-i-dan-ii-snellius/

https://rumusrumus.com/jenis-jenis-gelombang/

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Gelombang-
Stasioner-2016-/menu4.html

Anda mungkin juga menyukai