Analisa Jurnal Kelompok 4
Analisa Jurnal Kelompok 4
Analisa Jurnal Kelompok 4
DISUSUN OLEH :
KEOLOMPOK 4
2.junatim (122020030232)
7.suwarno 122020030233
A.ABSTRAK
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit terminal yang disebabkan karena
kerusakan ginjal yang progresif ditandai dengan penurunan Laju Filtrasi Glomerulus
(LFG) 15 (mL/min/1.73m2) dan harus menjalani hemodialisa. Hemodialisa hanya
mengatasi masalah fisik maka perlu perawatan holistik yang meliputi
biopsikososiospiritual yang terdapat dalam palliative care. Penelitian ini menggunakan
desain cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis Penerapan Palliative Care
Pasien CKD terhadap Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Perkebunan
Jember Klinik Jember. Populasi pada penelitian ini adalah 42 pasien CKD dengan
kriteria inklusi dan eksklusi dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
Purpossive Sampling sehingga didapatkan sample sebanyak 38 responden. Instrumen
penelitian yang dipakai menggunakan kuesioner penerapan palliative care dan IPOS
(Integrated Palliative Outcome Scale). Uji statistik pada penelitian ini menggunakan uji
Rank Spearman dengan α = 0,05 atau 5% didapatkan hasil p value= 0,000 dengan r =
+0,661. Kesimpulan pada penelitian ini terdapat Penerapan Palliative Care Pasien CKD
terhadap Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Perkebunan Jember Klinik
Jember. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu untuk lebih meningkatkan penerapan
palliative care secara optimal pada aspek spiritualitas.
Chronic Kidney Disease (CKD) is terminal illness caused progressive damage of kidney
characterized by a decrease Glomerulo Filtration Rate ( GFR ) 15 ( ml / min / 1.73m2 )
and must to haemodialysis. Haemodialysis just overcome physically problem so that
requires holistic care which includes biopsycosociospiritual that was found in palliative
care. Design of the research use cross sectional which aim to analyze the application of
palliative care patients CKD toward quality of life patients haemodialysis in Perkebunan
Jember Klinik Hospital Jember. Population of research is 42 patients CKD with inclusion
and exclusion criteria using purpossive sampling so sample had 32 sample .Instrumen
of research used a questionnaire the application of palliative care and IPOS ( integrated
palliative outcome scale). The statistic analitically use rank spearman test with ɑ= 0,05
or 5% obtained the P value = 0,000 and r = + 0,661. Conclusion of the research were
had the application of palliative care patients CKD toward quality of life patients
haemodialysis in Perkebunan Jember Klinik Hospital Jember. Recommendation of the
study is to increase the application of palliative care optimally on the spirituality
B.DESAIN PENELITIAN
penelitian ini menggunakan desain cross sectional untuk melihat hubungan penerapan
palliative care dengan kualitas hidup pasien hemodialisa.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – Juli 2017 di Rumah Sakit perkebunan Jember
Klinik Jember.
D. Populasi Penelitian
Populasi pda penelitian ini adalah 42 pasien CKD yang menjalani terapi hemodialisa di
Rumah Sakit Perkebunan Jember Klinik Jember.
E. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.
F.Pengumpulan Data
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu dengan kuesioner penerapan
palliaive care dan kuesioner IPOS (Integrated Palliative Outcome Scale) untuk
mengetahui kualitas hidup pasien hemodialis.
G.Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisis univariat data karakteristik responden pada penelitian ini dijelaskan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
2. Analisa Bivariat
Uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penerapan palliative
care dengan kualitas hidup pasien hemodialisa menggunakan uji spearman rank
dengan nilai signifikasi p<0.05.
H.HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian penerapan palliative care pasien chronic kidney disease
(CKD) dengan kualitas hidup pasien hemodialisa menunjukkan 21 responden (70%)
menyatakan penerapan palliative care sangat baik dengan kualitas hidup baik, 5
(16,7%) responden menyatakan penerapan palliative care baik dengan kualitas hidup
baik dan 3 (10%) responden dengan kualitas hidup sedang, sedangkan penerapan
palliative care cukup baik terdapat 1 responden (3,3%) dengan kualitas hidup sedang.
Hasil uji rank spearman diperoleh ada hubungan penerapan palliative care pasien
chronic kidney disease (CKD) dengan kualitas hidup pasien
hemodialisa di Rumah Sakit Perkebunan Jember klinik Jember
(p value 0,000 ; r=0,631).
Menurut asumsi peneliti bahwasannya penerapan palliative care pada pasien chronic
kidney disease (CKD) dengan kualitas hidup pasien hemodialisa sebagian besar
memiliki kualitas hidup yang baik, dapat diketahui dari isi kuesioner yang menyatakan
bahwa perawat dalam mengatasi gejala saat hemodialisa dan setelah hemodialisa
dengan tanggap, serta mendengarkan dengan seksama tentang masalah yang dimiliki
pasien dan memberikan solusi sehingga responden memiliki keyakinan atas penyakit
dan perawatannya, selain itu hal yang menjadi titik utama dari penerapan palliative care
yaitu perawat dan keluarga pasien. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Suryaty
(2013) Hasil menunjukkan bahwa perawat dan dokter di ICU RSUP Dr. Sardjito sama-
sama memberikan penilaian dengan skor yang tinggi pada beberapa domain yaitu
komunikasi tentang tujuan perawatan, pengambilan keputusan yang berpusat pada
pasien dan keluarga, perawatan yang berkesinambungan, manajemen gejala dan
pemberian rasa nyaman. Sedangkan domain dari palliative care yaitu biopsikososio
spiritual pada kuesioner penerapan palliative care pada soal nomor 10, 11, dan 12
tentang spiritualitas, 29 responden memilih jawaban “tidak”, ini disebabkan penerapan
palliative care sendiri belum sepenuhnya diterapkan di Rumah Sakit Perkebunan
Jember klinik Jember dibuktikan belum adanya unit paliatif atau integrasi dengan lintas
sektor (pemuka agama, psikolog dan relawan lainnya) untuk pasien pada kondisi
terminal.
Sesuai dengan KEPMENKES RI NOMOR: 812 (2007) menyatakan Rumah sakit yang
mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih terbatas di 5
(lima) ibu kota propinsi yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar
sedangkan Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih belum
merata sedangkan pasien memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu,
komprehensif dan holistik, maka diperlukan kebijakan perawatan paliatif di Indonesia
yang memberikan arah bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan
pelayanan perawatan paliatif.
2.KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penerapan palliative care pasien CKD diperoleh hasil sangat baik.
2. Kualitas hidup responden yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Perkebunan
Jember klinik Jember dalam kategori baik.
3. Ada pengaruh penerapan palliative care pada pasien CKD terhadap kualitas hidup
pasien hemodialisa di Rumah Sakit Perkebunan Jember klinik Jember.
B. Saran
1. Bagi Profesi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi profesi pendidikan sebagai bahan dasar
pertimbangan mata ajar perawatan holistik pada pasien terminal (palliative care).
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan peneliti selanjutnya untuk melakukan evaluasi kualitas hidup lebih dari
satu kali.
b. Mengembangkan model penelitian dengan melakukan intervensi
langsung dengan mengacu pada biopsikososiospiritual.
c. Untuk peneliti selanjutnya memilih responden dengan penyakit terminal lainnya
(HIV/AIDS, Anemia, kanker, gagal jantung, alzheimer).
3.DAFTAR PUSTAKA
Butar-Butar, A. (2013). Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien
Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara.
Campbel, M. L. (2014). Nurse to Nurse Perawatan Paliatif. Jakarta: Salemba Medika.
KEPMENKES RI NOMOR: 812. (2007). KEBIJAKAN PERAWATAN PALIATIF (pp. 1–
10). https://doi.org/10.1016/B978-1-4160-3001-0.50005-8
NCP. (2013). National Consensus Project. Retrieved from
http://nationalconsensusproject.org/. diperoleh 2 mret 2017.
Nurchayati, S. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Terapi Hemodialisis Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Pekanbaru, Vol 1.
Nursalam, & Batticaca, F. B. (2011). Sistem Perkemihan (1st ed.). Jakarta: Salemba
Medika.
Rehabilitation Institute of Chicago. (2014). WHO Quality of Life-BREF (WHOQOL-
BREF).
Retrieved from http://www.rehabmeasures.org/Lists/RehabMeasures/PrintView.aspx?
ID=937
Sagiran. (2012). Palliative Care di Rumah Sakit Islam dengan konsep Husnul Khatimah.
(http://thesis.umy.ac.id/index.php?opo=bibliography&id=32913), diperoleh 20 Maret
2017.
Suryaty, S. R. (2013). KUALITAS PERAWATAN PALIATIF PASIEN KRITIS DI ICU
RSUP DRSARDJITO, YOGYAKARTA, Vol 1, 53–64.
WHO. (2015). Definition of Palliative Care.
https://doi.org/http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/. diperoleh 22 februari
2017