Filsafat Sosiolinguistik
Filsafat Sosiolinguistik
Filsafat Sosiolinguistik
Kajian
tentang bahasa sudah dimulai sejak zaman Yunani Kuno dengan
mempertanyakan apa itu bahasa dan apa hakikat bahasa. Seiring
perkembangan zaman, pada abad 19 sudut pandang kajiannya adalah
mengkaji asal bahasa sedangkan mulai abad 20, kajian linguistik muncul
sebagai kajian ilmu yang ilmiah dan mandiri dengan tokohnya De
Saussure yang memperkenalkan tiga istilah penting yaitu Langue, Parole
dan Langage.
Semua kajian disiplin ilmu linguistik baik mikro maupun makro memiliki
hakikat ilmu yang membedakan antara satu kajian dengan kajian lainnya.
Untuk menemukan sebuah hakikat suatu ilmu, perlu adanya pendekatan.
Pendekatan yang dipakai dalam tulisan ini adalah dengan tinjauan filsafat
ilmu. kajian filsafat ilmu yang berfokus dalam pencarian hakikat, landasan
teori, dan nilai suatu ilmu, yang dalam hal ini adalah ilmu sosiolinguistik.
Maka, dari paparan tersebut, makalah ini akan membahas tentang “Ilmu
Sosiolinguistik sebagai salah satu cabang ilmu linguistik dari sudut
pandang filsafat ilmu”
Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan pendahuluan diatas, ilmu sosiolinguistik yang dikaji
dari pandangan filsafat ilmu terdiri dari beberapa rumusan masalah
antara lain:
PEMBAHASAN
Filsafat dari sesuatu segi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berusaha
untuk memahami hakekat dari sesuatu “ada” yang dijadikan objek
sasarannya, sehingga filsafat ilmu pengetahuan yang merupakan salah
satu cabang filsafat dengan sendirinya merupakan ilmu yang berusaha
untuk memahami apakah hakekat ilmu pengetahuan itu sendiri.[3]
1. ONTOLOGI ILMU
Ontologi, dalam bahasa Inggris ‘ontology’ berakar dari bahasa Yunani ‘on’
berarti ada, dan ‘ontos’ berarti keberadaan . sedangkan ‘logos’ bearti
pemikiran. Jadi, ontologi adalah pemikiran mengenai yang ada dan
keberadaannya. Dalam metafisika, pada dasarnya dipersoalkan mengenai
substansi atau hakikat alam semesta. Apakah alam semesta ini
berhakikat monistik atau pluralistik, bersifat tetap atau berubah-ubah,
dan apakah alam semesta ini merupakan kesungguhan atau
kemungkinan. [4]
2. EPISTIMOLOGI ILMU
3. AKSIOLOGI ILMU
Istilah axiology berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai atau
sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Axiology artinya teori
niali, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dari
nilai. Dalam pemikiran filsafat Yunani, studi mengenai nilai ini
mengedepan dalam pemikiran Plato mengenai idea tentang kebaikan,
atau yang lebih dikenal dengan Kebaikan tertinggi.[10]
a. Ontologi
Contoh dari realitas materi adalah kursi, mobil, pesawat, darah, atom dan
lain sebagainya. Realitas non-materi mempunyai ciri kebalikan dari
materi. Contoh dari realitas nosnmateri adalah akal, jiwa, dan pikiran.
b. Epistimologi
Pengetahuan secara ilmiah diperoleh melalui dua hal yaitu secara rasional
dan empiris. Pengetahuan secara rasional berkaitan dengan cara
mendapatkan pengetahuan berdasarkan kaidah-kaidah berpikir. Tetapi
pengetahuan secara empiris berkaitan dengan apakah suatu pengetahuan
sesuai dengan kenyataan empirik. Semua manusia dapat melakukan
kedua hal tersebut karena semua manusia memiliki potensi akal sekaligus
potensi inderawi.
c. Aksiologi
B. HAKIKAT SOSIOLINGISTIK
1. Pengertian Sosiolingusitik
3. Manfaat Sosiolinguistik
1. Ontologi sosiolinguistik
a. Pengertian Sosiolinguistik
Pertama, Bahasa, Dialek dan Ragam Bahasa. Setiap penutur bahasa akan
selalu berbahasa dengan satu aksen. Dengan demikian tidak bisa
dikatakan bahwa seorang penutur memilki aksen, sedangkan penutur lain
tidak memilki aksen. Aksen dibatasi pada deskripsi aspek-aspek ucapan
yang dapat menunujukkan dari mana penutur bahsa berasal, baik secara
regional ataupun sosial. (Chaika, 1982:132). Aksen berbeda dengan
dialek Dialek mengacu ke semua perbedaan antara variasi bahasa yang
satu dengan yang lain mencakup penggunaan tata bahasa, kosakata,
maupun aspek-aspek ucapan. Dialog juga dapat dibedakan menurut
wilayah (dialek regional), menurut faktor-faktor kemasyarakatan (dilek
sosial) dan waktu pemakaian dialek (dialek temporal). (Cahyono,
1995:387)
Kedua, Masyarakat Bahasa. Yang dimaksud dengan masyarakat bahasa
adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang yang
sama (Chaer, 1994:60). Karena titik berat pengertian masyarakat bahasa
pada merasa menggunakan bahasa yang sama, maka konsep masyarakat
bahasa dapat menjadi luas atau menjadi sempit. Masyarakat bahasa bisa
melewati batas propinsi, batas Negara bahkan juga batas benua.
C. Objek sosiolinguistik
1. Fonem
2. Morfem
3. Kata (leksikon)
4. Frasa
5. Klausa
6. Kalimat
7. Paragraf
8. Wacana
9. Dialog
10. Ideolek
11. Dialek regional
12. Kronolek (dialek waktu)
13. Sosiolek (dialek sosial):
a. dialek umur
b. dialek jenis kelamin
c. dialek etnik
d. dialek ideologi
e. dialek kelas sosial
f. dialek keterdidikan
14. unda usuk atau tingkat tutur (speech level)
15. ragam: a. formal (akrolek)
b. informal (basilek)
c. literer (sastra)
16. register
17. bahasa, yakni makna pemakain atau pemilihan bahasa sebagai salah
satu kode dalam masayarakat tutur yang multilingual.
2. Epistemologi sosiolinguistik
Ada dua metode penyediaan data yaitu metode observasi dan metode
wawancara Metode observasi (dalam literatur metodologi penelitian
linguistik di Indonesia) disebut metode simak, sedangkan metode
wawancara disebut metode cakap (lih. Sudaryanto, 1993). Metode
observasi adalah metode penelitian yang dilakukan dengan cara
mengamati objek kajian dalam konteksnya. Misalnya, seorang peneliti
sedang meneliti pemakaian peribahasa, maka ia harus mengumpulkan
peribahasa itu bersama dengan teks-teks lain yang menyertainya, para
pemakai peribahasa itu, dan juga unsur-unsur nonverbal lain yang
melatarinya, termasuk unsur prakondisi atau aspek sosial dan budaya.
Metode analisis dalam kajian sosiolinguistik ini dapat dibagi ke dalam dua
jenis, pertama,metode korelasi atau metode pemadanan, yakni metode
yang berkaitan dengan pengkorelasian objek bahasa secara eksternal
dengan unsur nonbahasa, dan kedua, metode operasi atau metode
distribusi, yakni metode yang berkaitan dengan pembedahan,
pengolahan, atau pengotak-atikan teks verbal secara internal. Metode
korelasi adalah metode analisis yang menjelaskan objek kajian dalam
hubungannya dengan konteks situasi atau konteks sosial budaya. Metode
operasi atau metode distribusi adalah metode analisis yang menguraikan
unsur-unsur substansial objek kajian dan mendistribusikannya dengan
unsur-unsur verbal lainnya untuk mendapatkan pola, aturan atau kaidah
yang berhubungan dengan konteks situasi dan sosial budayanya.
3. Aksiologi sosiolinguistik
PENUTUP
A. Simpulan
SUMBER
http://www.scribd.com/doc/36321509/pengertian-ontologi