Himpunan Kelompok 6'
Himpunan Kelompok 6'
Himpunan Kelompok 6'
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Konsep Dasar Matematika SD
Yang dibina oleh Aang Yudho Prastowo, S.Pd., M.Pd.
Oleh
1. Bapak Aang Yudho Prastowo, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembina matakuliah
Konsep Dasar Matematika SD.
2. Teman-teman PGSD kelas D21 angkatan 2021 atas kerjasamanya.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
demi terselesaikannya makalah ini dengan lancar. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan kalian, amin.
Penulis
II
DAFTAR ISI
HIMPUNAN ............................................................................................................ I
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. HIMPUNAN
1. Pengertian Himpunan
Hasil studi mendalam para ahli matematika mutakhir menyimpulkan
bahwa semua cabang-cabang matematika bertumpu pada konsep dasar dan teori
tentang himpunan. Teori himpunan bukan saja digunakan dalam penjelasan
bilangan-bilangan, namun juga sangat penting untuk menyelesaikan persamaan,
interpretasi grafik, teori kemungkinan dan statistika. Selain itu, konsep himpunan
juga menunjang penjelasan konsep-konsep geometri, baik geometri bidang,
maupun geometri ruang.
Konsep tentang himpunan pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli
matematika berkebangsaan Jerman, yaitu George Cantor (1918), akhir abad ke-19.
Konsep himpunan pada saat itu masih menjadi bahan perdebatan. Dan baru pada
tahun 1920, konsep ini mulai digunakan sebagai landasan matematika.
Apakah sesungguhnya himpunan itu? Secara umum himpunan dapat
diartikan sebagai kumpulan objek yang didefinisikan dengan jelas dan dapat
dibeda-bedakan. Jadi himpunan adalah sebuah koleksi dari objek-objek yang
terdefinisi dengan baik (well defined). Terdefinisi dengan baik artinya bahwa
untuk sebarang objek X yang diberikan maka kita selalu dapat menentukan
apakah objek X itu termasuk dalam sebuah himpunan tertentu atau tidak.
Mengapa perlu jelas pendefinisiannya? Maksudnya adalah agar orang dapat
menentukan apakah suatu benda merupakan anggota himpunan yang
dimaksudkan atau bukan. Selanjutnya objek-objek yang termasuk ke dalam
sebuah himpunan disebut sebagai elemen atau unsur atau anggota dari himpunan
itu.
Melengkapi pengertian di atas Julius Hambali dan Siskandar (2002: 1)
memberikan batasan bahwa himpunan adalah suatu koleksi benda yang nyata atau
pun tidak nyata. Seperti sekawanan kuda, sekelompok ayam, dan sekumpulan
2
huruf-huruf, masing-masing kata kawanan, “kelompok”, dan kumpulan dapat
diganti dengan kata himpunan. Istilah lain dari himpunan adalah kelas, set,
kelompok, keluarga atau gugus.
Untuk memperjelas pemahaman Anda, di bawah ini akan disajikan gambaran
himpunan yang lebih kongkrit serta ilustrasinya, simaklah baikbaik:
Contoh 1.1.
Kumpulan binatang berkaki empat.
Kumpulan binatang berkaki empat adalah himpunan, karena jika ada
sekumpulan hewan (misalnya, anjing, kucing, monyet, sapi, laba-laba, ayam)
maka kita dengan mudah menyebutkan hewan-hewan yang memiliki kaki 4 yaitu
anjing, kucing, sapi yang merupakan anggota himpunan binatang berkaki empat.
Sedangkan sisanya (monyet, laba-laba, ayam) bukan anggota himpunan binatang
berkaki empat. Ketidakraguan kita untuk menetapkan suatu binatang sebagai
anggota himpunan binatang berkaki empat atau bukan menunjukkan himpunan
binatang berkaki empat terdefinisi dengan jelas.
Contoh 1.2.
Kumpulan bilangan 1, 2, 3 dan 4
Kumpulan bilangan 1, 2, 3 dan 4 adalah contoh himpunan, karena jelas
anggota himpunan itu hanya bilangan 1, 2, 3 dan 4. Selain itu bukan merupakan
anggota himpunan.
2. Notasi Himpunan
Istilah himpunan dinotasikan dengan tanda kurung kurawal { } dan biasanya
himpunan diberi nama dengan memakai huruf-huruf kapital (besar) seperti: A, B,
C, D, X atau semacamnya. Sedangkan huruf-huruf kecil biasanya dipakai untuk
menyatakan anggota suatu himpunan. Setiap objek yang terdapat dalam suatu
himpunan disebut anggota atau elemen atau unsur himpunan itu. Keanggotaan
suatu himpunan dinyatakan dengan lambang yang dibaca “anggota dari”,
sedangkan untuk menyatakan anggota yang tidak termuat dalam himpunan
digunakan lambang dan dibaca “bukan anggota dari”. Pernyataan bahwa a
sebuah anggota dari himpunan A dapat ditulis a A, sedangkan pernyataan
bahwa m bukan anggota dari himpunan A ditulis m A.
3
Contoh 1.3.
Jika anak ditanya tentang himpunan A yang didefinisikan sebagai
himpunan warna pada pelangi maka jawaban anak benar jika jawabannya adalah
Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu.
Notasi dari himpunan tersebut adalah A = {merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, ungu}. Keanggotaan dari himpunan A dapat dituliskan sebagai berikut.
Merah A
Hijau A
Kuning A
Ungu A
Sedangkan jika ada anak yang menjawab warna hitam maka dinyatakan
hitam A artinya hitam bukan anggota A, karena warna pelangi tidak ada yang
berwarna hitam. Jumlah anggota himpunan A atau banyaknya anggota himpunan
A ditulis n (A) = 7 (Karena warna pada pelangi ada 7 warna).
4
3) Himpunan C adalah himpunan lima buah alat transportasi darat maka
ditulis: C = delman, becak, motor, mobil, kereta api.
5
3) Himpunan C adalah himpunan-himpunan warna lalu-lintas.
4) Himpunan D adalah himpunan siswa TK Salman Al-Farisi Kelompok A.
B. MACAM-MACAM HIMPUNAN
1. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki atau tidak
mempunyai anggota. Himpunan kosong dilambangkan atau dinotasikan dengan Φ
atau { }. Perlu diperhatikan antara himpunan kosong dengan himpunan yang tidak
tepat (bukan himpunan). Sering kali yang bukan himpunan dianggap sebagai
himpunan kosong. Untuk itu kita harus benarbenar memperhatikan syarat-syarat
keanggotaannya. Bila anggotanya benarbenar tidak ada, maka kumpulan itu
termasuk himpunan kosong. Sebaliknya bila anggotanya tidak jelas, dalam arti
tidak dapat dibedakan apakah suatu objek termasuk anggotanya atau tidak, maka
kumpulan tersebut bukanlah himpunan. Perhatikan contoh himpunan kosong di
bawah ini:
a. Himpunan A adalah himpunan mahasiswa PGTK UT yang berusia 6
tahun.
b. Himpunan B adalah himpunan bilangan asli yang lebih kecil dari 1.
c. Himpunan C adalah himpunan hari yang berawalan “H”.
d. Himpunan D adalah himpunan bilangan ganjil yang habis di bagi 2.
Hati-hati dengan angka nol (0) sebab nol (0) bukanlah himpunan kosong tetapi
merupakan anggota dari himpunan yang bernilai nol (0). Seperti pada himpunan 5
bilangan cacah pertama, maka bilangan nol adalah salah satu anggota himpunan
bilangan tersebut.
6
Maka himpunan semestanya adalah himpunan semua anak TK Nugraha.
b. Himpunan nama-nama hari yang dimulai dengan huruf S.
Maka himpunan semestanya adalah himpunan nama-nama hari.
c. Misalkan A = {2, 3, 5, 7}.
Himpunan semesta yang mungkin untuk himpunan tersebut adalah S =
{bilangan prima}. Himpunan bilangan prima bukanlah satu-satunya
himpunan semesta bagi A akan tetapi masih banyak himpunan lain yang
dapat dianggap sebagai himpunan semestanya. Misalnya himpunan
bilangan asli, himpunan bilangan cacah, himpunan bilangan bulat, dan
sebagainya.
d. Misalkan B = {merah, kuning, hijau}. Maka himpunan semesta yang
mungkin di antaranya adalah S = {warna-warna lampu lalu lintas} atau S
= {warna-warna pelangi} dan sebagainya.
3. Himpunan Hingga
Himpunan hingga yang sering disebut finite set merupakan himpunan yang
jumlah anggotanya terhingga, artinya anggotanya dapat dihitung.
Contoh 1.8.
a. A = {x│x bilangan asli <10}.
Jika ditulis dalam bentuk tabulasi maka A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}.
Banyaknya anggota terhingga dari himpunan A (dapat dihitung), yakni 9
(sembilan).
b. B adalah himpunan warna-warna pelangi.
Ini adalah contoh himpunan terhingga, karena jumlah anggotanya bisa
dihitung, yakni 7 (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu).
4. Himpunan Tak Hingga
Himpunan tak hingga yang sering disebut infinite set merupakan
himpunan yang jumlah anggotanya tak terhingga. Himpunan yang mempunyai
anggota sangat banyak, sehingga tak mungkin kita tulis secara terperinci, dapat
ditulis dengan cara tabulasi menggunakan tanda “…” (tiga titik), dibaca
„seterusnya‟. Tanda ini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa ada beberapa
anggota yang tidak kita tuliskan.
7
Contoh 1.9.
Misalkan B = {x│x bilangan asli >15} maka B dapat ditulis dengan B =
{16, 17, 18,…}
Dibaca himpunan B adalah himpunan bilangan 16, 17, 18 dan seterusnya.
Himpunan C adalah himpunan tema pembelajaran yang dapat digunakan di TK
atau PAUD.
8
2. Himpunan Ekuivalen
Dua buah himpunan atau lebih disebut ekuivalen satu sama lain, bila
banyaknya anggota himpunan–himpunan tersebut sama. Dengan kata lain, dua
himpunan atau lebih disebut saling ekuivalen, bila antara setiap anggota himpunan
yang satu mempunyai hubungan satu-satu dengan setiap anggota himpunan
lainnya. Kita nyatakan himpunan A yang ekuivalen dengan himpunan B dalam
notasi A ~ B. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa A ~ B, bila n (A) = n
(B) atau banyaknya anggota himpunan A sama dengan banyaknya anggota
himpunan B. Untuk lebih jelasnya kita perhatikan
contoh di bawah ini:
Contoh 1.11.
A = {nama hari dalam seminggu yang diawali dengan huruf S}
A = {senin, selasa, sabtu} n (A) = 3)
B = { a, b, c } n (B) = 3
Maka, A ~ B, karena n ( A ) = n ( B ).
Contoh 1.12:
P = { 1, 2, 3, 4}, n (P) = 4
Q = { v, w, x, y}, n (Q) = 4
Maka, P ~ Q, karena n ( P ) = n ( Q )
3. Himpunan Bagian
Himpunan A disebut himpunan bagian dari himpunan B, ditulis dengan
lambang A B, bila setiap anggota A termasuk anggota B. Dapat pula kita
menulis B A, hanya dibaca “ B sumber dari A”, “B mengandung A”, atau “B
super himpunan dari A”. bila A tidak merupakan himpunan bagian dari B
maka representasinya dinyatakan dengan A B atau B ⊃/ A.
Himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B. Himpunan A
dinamakan himpunan bagian murni (sejati) dari himpunan B jika dan hanya jika
setiap anggota himpunan A adalah anggota himpunan B, tetapi sekurang-
kurangnya ada sebuah anggota himpunan B yang bukan anggota himpunan A.
Dari penjelasan di atas kita dapat mengatakan bahwa himpunan A disebut
himpunan bagian murni dari B, jika A B dan A B. Dalam beberapa buku
9
istilah “A himpunan bagian dari B” sering dinyatakan dengan A B, sedangkan
“A himpunan bagian murni dari B” dinyatakan dengan A B. Biasanya kita
mempergunakan notasi A B dan kita tidak membedakan antara himpunan
bagian dan himpunan bagian murni.
Perlu kita perhatikan dengan teliti bahwa dalam pengertian himpunan
bagian ini terdapat hal yang menarik, yaitu setiap himpunan selalu mempunyai
himpunan kosong dan himpunan yang sama persis dengan himpunan itu sendiri
sebagai himpunan bagiannya, hal ini diakibatkan dari pengertian himpunan bagian
itu sendiri.
10
(digambarkan) dengan persegi panjang dan himpunan–himpunan lain yang
dinyatakan dengan kurva tertutup yang terletak di dalam persegi panjang. Lebih
jelasnya dapat dicontohkan sebagai berikut.
Contoh 1.14.
Jika:
S={1,2,3,4,5,6,7,8}
A={1,2,3,6,7}
B={3,4,5,7}
Maka diagram venn-nya dapat disajikan sebagai berikut.
11
Agar Anda lebih mantap menguasai konsep tentang diagram Venn, berikut
adalah sejumlah ketentuan yang harus diperhatikan di dalam membuat diagram
Venn yang tepat, diantaranya:
1. Himpunan semesta digambarkan dengan sebuah persegi panjang dan di
pojok kiri atas diberi simbol S (semesta).
2. Setiap anggota himpunan semesta ditunjukkan dengan sebuah noktah
dalam persegi panjang itu, dan nama anggotanya ditulis berdekatan dengan
noktahnya.
Misal : S = { 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 }.
Diagram Venn dari himpunan S adalah sebagai berikut.
Operasi adalah suatu relasi atau hubungan yang berkenaan dengan satu
unsur atau lebih sehingga menghasilkan unsur lain yang unik (tunggal). Dengan
demikian operasi dapat dipandang sebagai suatu pemetaan (fungsi),
12
karena:
1. Memuat unsur yang dioperasikan sebagai anggota domain (daerah asal),dan.
2. Menghasilkan unsur yang unik sebagai anggota range (daerah hasil).
Perhatikan contoh di bawah ini:
Contoh 1.15.
a. Operasi tambah (+) sebagai pemetaan pada bilangan real
+ : (2,3) + → 5
+ : (-1,1) + → 0
Pemetaan tersebut ditulis sebagai berikut.
2+3=5
(-1) + 1 = 0
b. Operasi akar kuadrat (√) sebagai pemetaan pada bilangan real tidak
negatif.
√ :4→ 2
√ : 16 → 4
√ :0→ 0
Pemetaan tersebut ditulis sebagai berikut.
√ =2
√ =4
√ =0
Operasi yang dikenakan terhadap satu unsur disebut operasi uner(monar),
seperti tampak pada contoh (b). Sedangkan operasi yang dikenakan terhadap dua
unsur disebut operasi biner, seperti tampak pada contoh (a).
Demikian pula halnya dengan operasi pada himpunan, dapat digolongkan ke
dalam dua kelompok operasi, yaitu pertama operasi uner(monar) dan kedua
operasi biner. Kedua jenis operasi tersebut akan diperjelas satu per satu.
Pertama contoh operasi uner (monar) misalnya operasi negasi atau yang
disebut pula penyangkalan (ingkaran). Operasi negasi merupakan operasi yang
hanya berkenaan dengan satu unsur yang dalam hal ini pernyataanlah sebagai
unsurnya. Nilai kebenaran negasi sebuah pernyataan adalah kebalikan dari nilai
kebenaran yang dimiliki oleh pernyataannya. Dengan demikian jika sebuah
13
pernyataan mempunyai nilai kebenaran B (benar) maka nilai kebenaran dari
negasinya adalah S (salah), dan begitu pula sebaliknya.
Contoh operasi uner yang didefinisikan pada himpunan adalah operasi
komplemen. Operasi komplemen dinotasikan dengan menumbuhkan tanda aksen
(') pada himpunan yang dioperasikan itu, yang didefinisikan sebagai berikut:
A' = {x│x A, x S}
Himpunan S di sini dimaksudkan sebagai semesta dari himpunan A. Untuk
menentukan A' haruslah diketahui anggota dari A dan anggota dari S sebagai
semestanya.
Contoh 1.16.
S = {1, 2, 3, 4, 5}. A = {2, 4, 5} adalah himpunan bagian dari S . Semua
anggota dalam S yang bukan anggota himpunan A membentuk himpunan bagian
{1, 3}. Himpunan bagian {1, 3} adalah komplemen dari himpunan A terhadap
semesta S, dan komplemen ini ditulis dengan lambang A'.
Perhatikan diagram Venn di bawah ini.
Kedua adalah operasi biner adalah operasi yang berkenaan dengan dua
unsur. Operasi biner pada himpunan yang terdefinisi ada lima macam yaitu:
operasi irisan, gabungan, penjumlahan, pengurangan, dan operasi perkalian.
B. OPERASI HIMPUNAN
1. Operasi Irisan (Interseksi)
Irisan dikenal juga dengan sebutan interseksi. Jika kita mengatakan dua
himpunan A dan B beririsan, maksudnya adalah himpunan elemen-elemen yang
menjadi anggota himpunan A dan juga menjadi anggota himpunan B.
14
Operasi irisan dapat dinotasikan dengan tanda ∩. Maka untuk menuliskan
himpunan A beririsan dengan himpunan B dapat ditulis dengan operasi yaitu:
A∩B (dapat dibaca: “A irisan B”, atau “A interseksi B”).
Untuk memperjelas maksud dari penjelasan tersebut perhatikanlah contoh
berikut ini:
Contoh 1.17.
Bila A = { p, q, r, s} dan B = { r, s, t} maka A∩B = {r, s}.
Hasil tersebut dapat digambarkan melalui diagram Venn sebagai berikut:
Contoh 1.18.
Bila P = {1, 2, 5, 7} dan Q = {2, 5, 7} maka P∩Q = {2, 5, 7}.
Hasil tersebut dapat digambarkan melalui diagram Venn sebagai berikut.
15
matematika: A ∩ B ≠ Ø
Himpunan-himpunan yang irisannya tidak kosong disebut himpunan
berpotongan atau himpunan beririsan (join sets).
b. Relasi Lepas
Dua himpunan disebut memiliki relasi lepas jika dan hanya jika (j.h.j)
irisannya merupakan himpunan kosong. Ditulis dalam notasi matematika
A∩B = Ø
Pada beberapa sumber ajar, sering pula notasi disajikan dengan notasi //
yang berarti relasi lepas.
Contoh 1.19.
A = {1, 2, 3}, B = {0, 2, 4, 5} diperoleh A∩B = {2}.
Diagram Venn-nya digambarkan sebagai berikut.
Contoh 1.20
C = {1,3,5,7}, D = {0, 2, 4, 6, 8}
Diperoleh A∩B = Ø. Relasinya A // B
Diagram Venn-nya
16
Karena irisannya Ø maka tidak ada daerah yang diarsir.
Contoh 1.21.
E = {2, 3, 5, 7}, F = {x | x 8, x bilangan asli}
E∩F = {2, 3, 5, 7}, E F = E. Relasinya E F
Diagram Venn-nya
2. Operasi Gabungan
Melakukan operasi gabungan dua buah himpunan adalah membentuk
himpunan baru yang anggota-anggotanya meliputi semua anggota dua himpunan
yang digabungkan.
Gabungan (union) dari dua buah himpunan A dan B adalah himpunan
elemen-elemen yang menjadi anggota himpunan A saja atau B saja, atau anggota
himpunan A dan B kedua-duanya.
Himpunan gabungan ditulis AB (“A gabungan B” atau “A union B” atau
gabungan dari A dan B” atau union dari A dan B”).
Contoh 1.22.
S = {1, 2, 3, …, 10}, A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B ={ 4, 5, 6, 7} maka
AB = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
17
Daerah arsiran dalam diagram venn di atas menunjukkan AB dan A∩B =
{4,5}
Adapun definisi operasi gabungan antara dua buah himpunan adalah AB
= {x | x A atau x B}, dibaca himpunan A gabungan B adalah himpunan x
sedemikian hingga x merupakan anggota A atau x merupakan anggota B.
Pengertian “atau” dalam definisi di atas bersifat inklusif, yaitu untuk x
anggota A saja, x anggota B saja, dan x anggota irisannya (A B).
Contoh: 1.23.
A ={ 1, 2, 3} B = {0, 2, 4, 5} diperoleh AB = {0, 1, 2, 3, 4, 5}
Diagram Venn-nya
18
Daerah yang diarsir menyatakan CD
Contoh: 1.25.
E = {2, 3, 5, 7}, F ={ x | x ≤ 8, x bilangan asli}
EF ={ x | x ≤ 8, x bilangan asli}
= {1, 2, 3, …, 8}
=F
Diagram Venn-nya
3. Operasi Penjumlahan
Contoh 1.26.
A = {1, 2, 3}, B = {0, 2, 4, 5} diperoleh A + B = {0, 1, 3, 4, 5}
19
Diagram Venn-nya
4. Operasi Pengurangan
Operasi pengurangan dua buah himpunan diberi notasi (–), yang
didefinisikan sebagai berikut:
A – B = {x | x A, x B}
Contoh 1.28.
A = {1, 2, 3}, B = {0, 2, 4, 5} diperoleh A – B = {1, 3}
Diagram Venn-nya
20
Contoh 1.29.
C = {1, 3, 5, 7}, D = {0, 2, 4, 6, 8} diperoleh C – D = {1, 3, 5, 7} = C.
Ternyata bahwa selisih dua himpunan lepas sama dengan himpunan yang
dikurangi.
Diagram Venn-nya
5. Komplemen
Dalam kamus Matematika, komplemen bilangan A adalah bilangan lain B
sedemikian sehingga jumlah A + B akan menghasilkan himpunan semesta yang
diinginkan.
Komplemen dari himpunan A dilambangkan dengan A(A aksen).
Komplemen dari himpunan A didefinisikan sebagai suatu himpunan yang
anggota-anggotanya adalah anggota himpunan semesta yang tidak (bukan)
merupakan anggota himpunan A.
Contoh 1.30.
a. Komplemen himpunan A (A) jika disajikan dengan diagram Venn
21
b. Komplemen himpunan A (A) jika disajikan dengan mendaftar anggotanya
Jika S = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 } dan A = { 1,2,3,4,5 }
Maka A = { 6,7,8,9,10 }
c. Komplemen himpunan A (A) jika disajikan dengan kata-kata
Contoh: Jika S adalah himpunan bilangan cacah dan A adalah himpunan
bilangan genap dalam S maka Aadalah himpunan bilangan ganjil.
d. Komplemen himpunan A (A) jika disajikan dengan notasi pembentuk
himpunan
Telah kita ketahui bahwa komplemen dari himpunan A didefinisikan
sebagai suatu himpunan yang anggota-anggotanya adalah anggota himpunan
semesta yang tidak (bukan) merupakan anggota himpunan A. Dengan notasi
pembentuk himpunan, pernyataan itu dapat kita tulis:
A= {x | x S dan x A}
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25