Kelimpahan Gulma
Kelimpahan Gulma
Kelimpahan Gulma
OLEH:
LEDI YULIANA
1910212018
AGRO C
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1 Grafik Total Jumlah Gulma Tumbuh .......................................................... 8
iii
DAFTAR TABEL
Tabel.1 Perbedaaan kondisi tanah ................................................................................ 7
Table.2 Jumlah gulma tumbuh ..................................................................................... 8
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seed bank adalah propagul dorman dari gulma yang berada di dalam tanah
yaitu berupa biji, stolon dan rimpang, yang akan berkembang menjadi individu gulma
jika kondisi lingkungan mendukung (Fenner,1995). Seed bank umumnya paling
banyak berada dipermukaan tanah, tetapi adanya retakan tanah dapat menyebabkan
perubahan ukuran seed bank (seed bank size) menurut kedalaman tanah. Pada tanah
tanpa gangguan, menurut Fenner (1995) seed bank berada pada kedalaman 2-5 cm
dari permukaan tanah, tetapi pada tanah pertanian, seed bank berada 12-16 cm diatas
permukaan tanah (Santosa dkk, 2009).
Biji-biji gulma dalam tanah/ha dapat mencapai berjuta-juta jumlahnya dan
terdiri dari sekitar 50 species yang berbeda seperti yang ditemukan oleh Ogg dan
Dawson (1984) dalam survainya. Hal ini dipengaruhi oleh pengolahan tanah
sebelumnya maupun vegetasi-diatasnya (Moenandir, 1993).
Menurut Melinda dkk (1998) biji spesies gulma setahun (annual weed spesies)
dapat bertahan dalam tanah selama bertahuntahun sebagai cadangan benih hidup atau
viable seeds. Menurut Subagiya (2009) melalui kedalaman letak biji gulma dapat
diketahui bagaimana besar kecilnya persaingan gulma terhadap tanaman pokok. Perlu
direncanakan pola tanam yang tepat untuk mengetahui bagaimana keadaan suatu
gulma dapat berkecambah dalam lingkungan yang memungkinkan (Sukman dan
Yakup, 2002).
Seed bank memegang peran penting dalam regenerasi tegakan di hutan alam.
Generasi berikut yang akan muncul sangat ditentukan oleh kompatibilitas biji-biji
tegakan dalam seed bank untuk tumbuh dan berkembang (Utomo, 2006)
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk keperluan dan
pengembangan usahatani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen
agronomi. Benih bermutu adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang
berkualitas tinggi dengan daya tumbuh >90%. Undang Undang No. 12 Tahun 1992
(UU No.12/92) tentang Sistem Budidaya Tanaman menjabarkan bahwa benih
tanaman dan selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman. Dijelaskan pula
bahwa benih bermutu adalah benih yang varietasnya benar dan murni, mempunyai
mutu genetis, fisiologis, dan fisik yang tinggi sesuai dengan standar mutu kelasnya
(Rahmianna et al., 2015).
Dormansi didefinisikan sebagai status di mana benih tidak berkecambah
walaupun pada kondisi lingkungan yang ideal untuk perkecambahan.
Beberapamekanisme dormansi terjadi pada benih baik fisik maupun fisiologi,
1
termasuk dormansi primer dan sekunder. Intensitas dormansi dipengaruhi oleh
lingkungan selama perkembangan benih.
Tanah merupakan faktor lingkungan penting dan mempunyai hubungan timbal
balik yang sangat erat dengan tanaman yang sangat erat dengan tanaman yang
tumbuh di atasnya. Tanah yang produktif harus dapat menyediakan lingkungan yang
baik bagi pertumbuhan akar tanaman, disamping itu harus mampu menyediakan
unsur hara. Faktor tanah tersebut menyangkut berbagai sifat fisik tanah seperti
tersedianya air, suhu, aerasi, dan struktur tanah tersebut menyangkut berbagai sifat
fisik tanah secara luas dapat mempengaruhi produktivitas tanah tersebut. Media
pertumbuhan yang umum adalah tanah ,tanah mengandung mineral kompleks yang
berasal dari dekomposisi bahan induk tanah dan bahan organik, komponen penting
tanah yaitu: 1. Bahan mineral tanah. 2. Bahan organik, 3. Air tanah, 4. Udara tanah.
Kemampuan tanah bagi budidaya tanaman ditunjukkan oleh klasifikasi tanah, Top
Soil merupakan lapisan tanah yang berada pada lapisan paling atas dari tanah.
Struktur Tanah yang baik ialah tanah yang memilki kemampuan untuk meyimpan air
yang cukup dan mudah untuk penetrasi akar tanaman. Tingkat pelapukan, kandungan
liat, macam mineral liat, KTK dan pH tanah dapat dijadikan imdikator umum dari
kesuburan alami suatu lahan pertanian (Hanum, 2009).
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui ; terminologi gulma, karakteristik
gulma, macam dormansi benih pada gulma dan mengetahui pengaruh kedalaman
tanah terhadap kelimpahan gulma.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari dilaksanakannya praktukum ini adalah penulis dapat mengetahui
macam-macam karakteristik dan pengaruh kedalaman tanah terhadap kelimpahan
gulma di dalam tanah.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Seed Bank
Seed bank adalah propagul dorman dari gulma yang berada di dalam tanah
yaitu berupa biji, stolon dan rimpang, yang akan berkembang menjadi individu gulma
jika kondisi lingkungan mendukung. Seed bank umumnya paling banyak berada
dipermukaan tanah, tetapi adanya retakan tanah dapat menyebabkan perubahan
ukuran seed bank (seed bank size) menurut kedalaman tanah. Pada tanah tanpa
gangguan, Seed bank berada pada kedalaman 2- 5 cm dari permukaan tanah, tetapi
pada tanah pertanian, seed bank berada 12- 16 cm diatas permukaan tanah (Azizah et
al., 2015 ).
Seed bank adalah tempat di mana benih dipelihara masa depan. Benih tetap
dingin dan kering, dan memang begitu diganti secara teratur bank benih bisa
ditemukan di dunia. Beberapa toko bibit tanaman pangan penting, seperti
kacangkacangan, gandum, dan nasi. Bank benih lainnya adalah untuk tanaman liar
atau asli. Benih disimpan karena alasan yang berbeda. Yang paling Yang penting
adalah memastikan keanekaragaman hayati. Ini berarti tumbuh karena banyak
tanaman yang berbeda - dan varietas masing-masing tanaman.
B. Benih
C. Gulma
1. Pengertian Gulma
Gulma adalah semua jenis vegetasi tumbuhan yang menimbulkan gangguan
pada lokasi tertentu terhadap tujuan yang diinginkan manusia dan sejenis tumbuhan
3
yang individu-individunya sering kali tumbuh pada tempat – tempat dimana mereka
menimbulkan kerugian pada perkebunan manusia (Sastroutomo S,1990).
Pengertian gulma sebenarnya mencakup semua jenis tanaman dalam dunia
tumbuh – tumbuhan. Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi apa
yang ada diperkebunan. Contohnya perkebunan yang baru diolah, maka gulma yang
dijumpai kebanyakan adalah gulma semusim, sedangkan pada perkebunan yang
sudah lama ditanami, gulma yang tumbuh adalah gulma tahunan (Fryer,1988)
Secara umum gulma berperan sebagai salah satu organisme pengganggu
tanaman (OPT) bagi tanaman budidaya untuk mendapatkan kebutuhan unsur hara,
air, cahaya matahari dan ruang tumbuh sehingga secara tidak langsung dapat
menurunkan produksi (Tjokrowardojo et al, 2010).
2. Klasifikasi gulma
Cara klasifikasi gulma ada dua sistem buatan (artificial) dan alami (natural).
Pengelompokan tumbuhan pada klasifikasi sistem buatan hanya berdasarkan pada
salah satu sifat atau sifat yang paling umum. Kelemahan sistem klasifikasi buatan
adalah beberapa gulma yang mempunyai hubungan erat dikelompokan dalam
kelompok yang terpisah. Sebaliknya, beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai
sedikit persamaan ternyata dikelompokan dalam satu kelompok (Raharja, 2011).
3. Morfologi Gulma
a. Akar
Akar Gulma mempunyai perakaran akar serabut bagi gulma berdaun sempit
(monokotil) atau berakar tunggang untuk gulma berdaun lebar (Dikotil). Perakaran
mungkin digolongkan dalam semusim atau tahunan. Gulma mempunyai perakaran
yang cukup luas dan dalam. Tanda - tanda seperti ini lah yang menyebabkan gulma
dapat bertahan dalam keadaan yang tak menguntungkan untuk tanaman dan bahkan
sebagai pertanda kuatnya bersaing bersama dengan tanaman yang disekitarnya.
b. Batang
Setelah akar, batang juga merupakan bagian penting pula dalam
pertumbuhannya. Batang gulma, baik gulma dari berdaun sempit maupun gulma
berdaun lebar merupakan tempat pembuluh – pembuluh pengangkut. Pembuluh
pengangkut bahan – bahan berasal dari dalam tanah dapat berupa air, nutrisi herbisida
yang lewat melalui xylem secara apoplastik kebagian atas tumbuhan.
c. Daun
Gulma dapat dikenal Karena daunnya ialah gulma yang berdaun lebar dan
gulma berdaun sempit. Daun yang sempurna terdiri dari tangkai daun, tulang daun
dan helai daun. Gulma ada yang mempunyai daun tidak bertangkai. Daun – daun
tersebut mempunyai bentuk tepi yang berbeda – beda. Batang yang berbuku dapat
4
membentuk kuncup daun kecil disebelah daun. Ada juga yang membentuk pelepah
daun.
d. Bunga
Bunga terbentuk pada batang dengan letak yang berbeda – beda, bunga yang
terdiri dari kaliks (kelopak bunga), korola (daun bunga), stamen (benang sari), dan
pistil (putik). Penyerbukan adalah peeburan sel sperma dan sel telur yang akan
membentuk embrio baru. Peleburan sperma dengan inti polar menghasilkan
endosperma yang merupakan cadangan makanan. Pada peristiwa penyerbukan ini
mengawali perkembangan buah (Moenandir, 1993).
4. Keberadaan Gulma
Keberadaan gulma yang ada saat ini ditentukan oleh simpanan biji gulma
dalam tanah. Weed seed bank merupakan sumber utama gulma di lahan pertanian.
Sebagian besar gulma memulai siklus hidupnya dari biji tunggal dalam tanah.
Kemudian biji-biji tersebut tumbuh hingga menghasilkan biji dalam jumlah banyak.
Biji-biji tersebut kembali ke tanah sebagai seed bank dan menjadi sumber populasi
gulma untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai
kembalinya weed seed bank dan dinamika weed seed bank penting dalam
pengelolaan gulma untuk masa yang akan datang. Biji terpencar secara horizontal dan
vertikal pada profil tanah .
5
BAB III BAHAN DAN METODE
C. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan kegiatan dimulai dari pengambilan sampel sebanyak empat
kali yaitu dengan kedalaman 0-10 cm, 10-20cm, 20-30cm, dan 30-40cm .
pengambilan sampel dilakukan menggunakan cangkul kecil di area budidaya tanaman
tebu. Setelah pengambilan sampel selanjutnya tanah sampel di kering anginkan
selama 7 hari. Selanjutnya plastic mika disiapkan sebagai wadah pengamatan
praktikum kelimpahan gulma. Tanah sampel masing-masing kedalaman dimasukan
ke dalam plastic mika dan diberi label. Setelah tanah sampel disemprotkan air biasa
menggunakan hand sprayer hingga lembab.
6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel.1 Perbedaan kondisi tanah sampel dari awal dan selama 6 pekan
10 – 20 cm
20 – 30 cm
30 – 40 cm
7
Tabel. 2 Jumlah gulma tumbuh
B. Pembahasan
Jumlah gulma yang tumbuh per kedalaman tanah. Keragaman gulma yang
tumbuh lebih banyak pada kedalaman rendah yaitu 0-10 cm dan 10-20 cm.
Dibandingkan pada kedalaman 20-30 cm dan 30-40 cm hal ini dapat dilihat dari
jumlah gulma yang tumbuh pada kedalaman 0-10 cm dengan total gulma tumbuh
adalah ±88 tumbuhan. Gulma yang tumbuh pada kedalaman 10-20 cm dengan total
gulma tumbuh adalah ±62 tumbuhan. Sedangkan gulma yang tumbuh pada
kedalaman 20-30 dengan total gulma tumbuh adalah ±19 dan gulma yang tumbuh
pada kedalaman 30-40 cm total gulma yang tumbuhnya adalah ±44 tumbuhan. Fenner
(1995) menyatakan bahwa ukuran seed bank sangat dipengaruhi oleh naungan pada
areal tanah. Menurut Sastroutomo (1990) bahwa lahan-lahan pertanian yang
digunakan secara intensif umumnya mempunyai seed bank yang lebih besar
dibandingkan dengan lahan yang baru dibuka.
8
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jumlah gulma yang tumbuh semakin
menurun jika sumber seed bank berasal dari kedalaman tanah yang semakin dalam,
tetapi pada pengambilan jumlah gulma di kedalaman 30-40 cm yaitu 19 gulma lebih
banyak disbanding kedalaman 20 -30 cm yaitu 44 gulma. Hal ini menunjukkan
bahwa persentase tumbuh gulma tidak hanya ditentukan oleh keberadaan seed bank
dalam tanah, tetapi juga ditentukan oleh kondisi cuaca dan iklim pada daerah
pengambilan biji. Kondisi curah hujan yang tinggi dan adanya vegetasi pada lahan
akan semakin meningkatkan jumlah gulma yang tumbuh, karena menjadikan tanah
menjadi lembab. Menurut Triharso (1996) biji dorman dapat berkecambah apabila
faktor pertumbuhan seperti air, gas, temperatur dan cahaya terpenuhi.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya biji gulma dalam
tanah bervariasi antar habitat. Lahan pertanian yang digunakan secara intensif
umumnya mempunyai simpanan biji dalam tanah yang lebih besar dibandingkan
dengan lahan-lahan yang baru dibuka. Sastroutomo (1990) menyatakan bahwa
pertumbuhan gulma dikontrol secara hormonal dan lingkungan. Moenandir (1993)
menambahkan bahwa yang termasuk faktor non hormonal adalah kulit biji, suhu,
cahaya, ketinggian tempat, dan posisi biji dalam tanah.
Satu jenis seed bank gulma memiliki waktu tumbuh yang berbeda pada setiap
kedalaman. Perbedaan waktu tumbuh seed bank dipengaruhi oleh faktor curah hujan,
suhu rata-rata harian, kelembaban harian dan intensitas cahaya matahari sewaktu
dilakukan penumbuhan. Kondisi curah hujan yang tinggi akan mendukung
penumbuhan seed bank. Adanya air yang cukup akan mempercepat proses
tumbuhnya seed bank, tetapi tidak mutlak mempercepat waktu tumbuhnya gulma,
karena kecepatan tumbuh seed bank juga dipengaruhi oleh viabilitas biji dan
cadangan makanan yang terdapat dalam biji gulma. Simpanan makanan ini
menentukan daya hidupnya dan kemampuan untuk muncul ke permukaan tanah
(seedling emergence). Hal ini menunjukkan bahwa biji-biji gulma yang sewaktu-
waktu dapat berkecambah dan tumbuh bila keadaan lingkungan menguntungkan.
Menurut anderson (1982) perkecambahan gulma yang tumbuh pada tanaman utama
bergantung pada kelembaban (moisture). Menurut tsuyuzaki dan goto (2001)
kandungan air tanah 20 ± 40 % mampu memperpanjang umur seed bank sampai 20
tahun.
Kecepatan gulma tumbuh juga dipengaruhi oleh dormansi biji. Dormansi
adalah suatu istilah fisiologis tumbuhan yang dipergunakan untuk biji atau organ
vegetatif yang tidak mau berkecambah meskipun keadaan lingkungannya
menguntungkan. Dormansi merupakan strategi reproduksi gulma untuk tetap
bertahan hidup dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Dengan cara demikian,
perkecambahan dapat terjadi beberapa waktu kemudian dan atau terjadi di tempat lain
yang berjauhan dengan induknya. Selain itu dormansi dapat menjadikan biji-biji
gulma tahan bertahun-tahun dalam tanah dan hanya akan berkecambah dan tumbuh
bila keadaan lingkungannya menguntungkan. Biji-biji gulma yang berada dalam
tanah tersebut mempunyai tingkat dormansi yang berbedabeda, sehingga
perkecambahan dari suatu populasi biji gulma tidak terjadi secara serentak. Keadaan
ini mengakibatkan biji-biji gulma dalam tanah akan tetap menjadi masalah selama
biji-biji tersebut masih ada.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Soetikno S. Sastroutomo. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Subagiya, 2009. Pengendalian Hayati dengan Nematoda Entomogenus
Steinernema carpocapsae terhadap Hama Crocodolomia binofutes di Tawang Mangu.
Badan Litbang Pertanian.
Sukman, Y dan Yakup., 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Edisi
Revisi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Tjokrowardojo A. S, Nur M, dan Gusmaini. 2010. Pengaruh Herbisida Dan
Fungi Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Artemisia.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor.
Triharso, 1996. Dasar ± dasar Perlindungan Tanaman. UGM Press,
Yogyakarta.
Tsuyuzaki, S., M. Goto. 2001. Persistence of seed bank under thick volcanic
deposits twenty years after eruptions of Mount Usu, Hokkaido Island, Japan. Amer. J.
Bot. 88: 1813-1817.
Utomo, B. 2006. Karya Ilmiah Ekologi Benih. Medan: Fakultas Pertanian
USU Repository.
11
Link Video 30 detik Kelimpahan Gulma :
https://youtu.be/vTwCnSJuMhY
12