MATERI AJAR POLA Dan FAKTOR INTERAKSI DESA KOTA
MATERI AJAR POLA Dan FAKTOR INTERAKSI DESA KOTA
MATERI AJAR POLA Dan FAKTOR INTERAKSI DESA KOTA
Oleh:
NAMA : DEVRIYANTO
UKG : 201699496261
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Dan tak lupa shalawat serta salam semoga tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabatnya.
Banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi selama penyusunan materi ajar ini.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pengalaman penulis.
Namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, tantangan dan hambatan
tersebut menguap dan akhirnya dapat diatasi.
Disusun untuk salah satu tugas dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) Angkatan IV Bidang
Studi Geografi Universitas Khairun Tahun 2021.
Sadar akan kekurangan penulis, maka dalam penulisan atau penyusunan materi ajar
ini banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk do’a, dukungan
moril, meteril, langsung maupun tak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis,
Devriyanto
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Singkat.....................................................................................................1
1.2 Relevansi .................................................................................................................1
1.3 Petunjuk Belajar ......................................................................................................1
BAB II INTI
2.1 Capaian Pembelajaran .............................................................................................2
2.2 Sub Capaian Pembelajaran ......................................................................................2
2.3 Uraian Materi : Interaksi Keruangan Desa dan Kota ........................... ..................3
2.3.1 Struktur Keruangan dan Perkembangan Desa ................................................4
2.3.2 Struktur Keruangan dan Perkembangan Kota ................................................14
2.3.3 Pola dan Faktor-faktor Interaksi Desa dan Kota ............................................24
2.4 Tugas .......................................................................................................................39
2.5 Forum Diskusi .........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PETA KONSEP
- Pengertian Desa
- Ciri Desa
Struktur Keruangan dan - Klasifikasi Desa
Perkembangan Desa - Fungsi Desa
- Pola Keruangan Desa
- Pengertian Kota
- Ciri Kota
INTERAKSI KERUANGAN Struktur Keruangan dan
DESA DAN KOTA - Klasifikasi Kota
Perkembangan Kota
- Fungsi Kota
- Struktur Ruang Kota
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
INTI
2
2.3 Uraian Materi : Interaksi Keruangan Desa dan Kota
2.3.1 Struktur Keruangan dan Perkembangan Desa
2.3.2 Struktur Keruangan dan Perkembangan Kota
2.3.3 Pola dan Faktor-faktor Interaksi Desa dan Kota
2.3.3.1 Pengertian Interaksi Desa dan Kota
Interaksi dapat diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik yang saling
berpengaruh antardua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala,
kenampakan ataupun permasalahan baru. Interaksi keruangan meliputi hal-hal
berikut ini.
a. Hubungan timbal balik antar dua wilayah atau lebih, misalnya antara
kota dan desa, antara kota dan kota, antara daerah industri dan daerah
pemasaran, antara daerah yang padat penduduknya dan daerah yang
jarang penduduknya, serta antara suatu negara dan negara lainnya.
b. Dalam hubungan timbal balik wilayah ini terdapat proses pergerakan,
yaitu
1) Pergerakan manusia atau mobilitas,
2) Pergerakan atau perpindahan gagasan dan informasikomunikasi,
seperti informasi tentang teknologi, keindahan suatu wilayah, dan
bencana alam, serta
3) Pergerakan materi atau benda yang dinamakan transportasi, seperti
perpindahan hasil pertanian, produksi industri, dan barang tambang.
Akibat hubungan antar dua wilayah tersebut maka timbul gejala, kenampakan atau
permasalahan baru. Gejala-gejala tersebut sifatnya dapat menguntungkan (positif)
ataupun merugikan (negatif).
2.3.3.2 Pola Interaksi
3
aspek seperti sosial, ekonomi, politik, budaya, pertahanan dan keamanan, mental,
spiritual selalu ada hubungan antara penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain.
Terdapat berbagai konsep dalam rangka analisa keruangan untuk
mengungkapkan aspek interaksi antara dua wilayah atau lebih, diantaranya adalah
dengan menggunakan model Gravitasi. Sir Issac Newton telah menyumbangkan
hukum fisika yang berharga berupa Hukum Gaya Tarik (Hukum Gravitasi) pada
tahun1687. Dia mengemukakan bahwa tiap massa akan memiliki gaya tarik
terhadap tiap titik di sekitarnya. Karena itu, bila ada dua massa yang berhadapan
satu sama lain, maka kedua massa itu akan saling menarik. Gaya tarik menarik itu
berbanding lurus dengan massa-massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya. Secara matematis gaya gravitasi dinyatakan dengan rumus:
4
Penguatan Karakter: Contoh
Di dalam kenyataannya bisa saja interaksi antara kota B dan C lebih kuat
dibandingkan dengan kota A dan B, karena kondisi wilayah yag menghubungkan B
dan C merupakan daerah pedataran dan didukung prasarana jalan yang baik.
Sedangkan di wilayah A dan B merupakan jalur perbukitan dengan prasarana jalan
yang kurang baik. Oleh sebab itu ketiga hal di atas perlu dipertimbangkan dalam
menghitung besarnya gravitasi menurut Reilly.
5
Selain Teori Gravitasi juga terdapat Teori Titik Henti (the breaking point theory)
sebagai modifikasi dari Teori Gravitasi Reilley. Teori ini berusaha memberikan
suatu cara dalam memperkirakan lokasi garis batas yang memisahkan wilayah-
wilayah perdagangan dari dua buah kota yang berbeda ukurannya. Selain itu, juga
dapat digunakan untuk memperkirakan penempatan lokasi industri atau pelayanan-
pelayan sosial antara dua wilayah, sehingga mudah dijangkau oleh penduduk. Inti
dari teori ini adalah, bahwa jarak titik henti atau titik pisah dari pusat perdagangan
yang lebih kecil ukurannya adalah berbanding lurus dengan jarak antara kedua
pusat pedagangan tersebut, dan berbanding terbalik dengan satu ditambah akar
kuadrat jumlah penduduk dari wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi
dengan jumlah penduduk pada wilayah yang lebih sedikit penduduknya. Secara
matematis dapat dinyatakan dengan rumus:
Salah satu faktor yang sangat menentukan untuk terjadinya interaksi antar wilayah
adalah sarana dan prasarana transportasi. Kualitasnya sangat berpengaruh terhadap
kelancaran mobilitas (pergerakan) barang dan jasa dari satu tempat ke tempat
lainnya. Suatu wilayah dengan wilayah lain biasanya dihubungkan oleh jalur-jalur
transportasi, baik jalur transportasi darat, laut maupun udara, sehingga membentuk
pola-pola jaringan tertentu di dalam ruang muka bumi (spatial network systems).
Kompleksitas jaringan tersebut sebagai salah satu tanda kekuatan interaksi antar
wilayah. Suatu kawasan yang dihubungkan oleh jaringan jalan yang kompleks tentu
memiliki pola interaksi keruangan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain
6
yang hanya dihubungkan oleh satu jalur transportasi. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar berikut:
C
A
B D
D
B
Untuk mengetahui kekuatan interaksi antar kota dalam suatu wilayah dilihat dari
jaringan jalan digunakan rumus indeks konektivitas dikemukakan oleh K.J
Kansky, sebagai berikut.
7
2.3.3.3 Faktor yang mempengaruhi Interaksi Desa dan Kota
Regional Complementary
Adanya wilayah yang berbeda dalam ketersediaan atau kemampuan
sumberdaya menimbulkan komplementaritas regional. Di satu pihak ada
wilayah yang kelebihan atau surplus sumberdaya, misalnya sumberdaya
barang tambang, hasil hutan, sumber daya pertanian dan barang industri.
Dilain pihak ada daerah yang kekurangan atau minus bahkan tidak memiliki
sumber daya tersebut, padahal daerah tersebut sangat membutuhkannya.
Keadaan ini akan mendorong terjadinya interaksi antara kedua wilayah
tersebut, karena keduanya saling membutuhkan, yaitu sebagai produsen dan
konsumen.
8
Perhatikan Gambar 2 skema komplementaris regional.
CONTOH:
Gresik merupakan Kabupaten panghasil ikan bandeng mencapai 88.410 ton/tahun.
Ikan bandeng tersebut dipasarkan ke beberapa kota di Jawa Timur seperti Surabaya,
Mojokerto, Jombang, Malang, Kediri, dll. Disisi lain, kebutuhan akan sayur mayur,
buah-buahan dipenuhi dari Kediri, Malang, Pasuruan, dan Mojokerto terutama
sayur kentang, wortel, kubis, selada, bawang putih dll.
Intervening Opportunity
Kesempatan berinteraksi (intervening oppotunity) dpat diartikan
sebagai suatu kemungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya
interaksi antarwilayah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 3 skema
melemahnya interaksi akibat intervening oppotunity.
Berdasarkan Gambar 3 sebenarnya secara potensial antara wilayah A
dan B sangat mungkin terjalin hubungan timbal balik, sebab wilayah A
kelebihan sumber daya X dan kekurangan sumber daya Y, sedangkan
keadaan di wilayah B sebaliknya. Namun, karena kebutuhan masing-masing
wilayah itu secara langsung telah dipenuhi oleh daerah C maka interaksi
antara wilayah A dan B jadi melemah.
Intervening oppotunity dapat pula diartikan sebagai suatu hal atau
keadaan yang dapat melemahkan pola interaksi antar wilayah, sebagai
9
akibat adanya alternatif pengganti suatu sumber daya yang dibutuhkan oleh
suatu daerah. Perhatikan Gambar 3 melemahnya interaksi keruangan akibat
adanya sumber daya alternatif.
CONTOH:
Di Jawa Timur, selain Gresik ikan bandeng juga dihasilkan oleh Kabupaten
Sidoarjo. Kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Surabaya akan ikan bandeng
dipenuhi oleh komoditas yang berasal dari Gresik. Karakteristik ikan bandeng yang
dihasilkan oleh petambak dari Gresik dirasa lebih murah. Tetapi saat ini konsumsi
ikan bandeng yang dihasilkan oleh petambak dari Sidoarjo meningkat karena rasa
ikan bandeng yang lebih gurih dan tidak berbau lumpur, akibatnya permintaan ikan
bandeng dari Gresik menjadi berkurang karena adanya ikan bandeng dari Sidoarjo
di pasar trandisional.
10
prosespemindahan barang . faktor ini sangat berhubungan dengan bentuk
interaksi ini antara lain:
a. Jarak mutlak dan relatif antara satu wilayah dan wilayah lainnya;
b. Biaya angkutan atau biaya transportasi yang memindahkan manusia,
barang, gagasan dan informasi dari suatu tempat ke tempat lainnya;
c. Kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antarwilayah,
seperti kondisi jalan, relief wilayah yang dilewati, dan jumlah
kendaraan sebagai sarana transportasi.
WILAYAH B
WILAYAH A
CONTOH
Kemudahan Transfer Transfer Ability Pengangkutan barang atau
juga orang memerlukan biaya. Biaya untuk terjadinya interaksi tersebut
harus lebih rendah dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh. Jika
biaya tersebut terlalu tinggi dibandingkan dengan keuntungannya, maka
interaksi antar ruang tidak akan terjadi. Kemudahan transfer dan biaya yang
diperlukan juga sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur sarana
dan prasarana yang menghubungkan daerah asal dan tujuan. Jalan yang
rusak dan sulit untuk dicapai akan mengurangi kemungkinan terjadinya
interaksi karena biaya untuk mencapainya juga akan lebih mahal. Sebagai
contoh, seseorang akan menjual sayuran dari wilayah A ke wilayah B,
namun jalan menuju wilayah B mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa
dilalui. Akibatnya, orang tersebut tidak jadi menjual sayuran ke wilayah B.
B. Letak dan Luas Indonesia
11
Jarak mutlak adalah jarak sebenarnya dari dua tempat atau lebih
yang ingin kita ketahui kekuatan interaksinya. Misalnya, jarak Bandung-
Jakarta adalah 180 km. Jarak relatif lebih ditekankan pada waktu yang
dibutuhkan untuk mengadakan perpindahan manusia, barang dan jasa, serta
gagasan da informasi dari suatu tempat ke tempat lainnya. Oleh karena itu,
jarak relatif dapat diperpendek melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi , serta kemudahan dan kelancaran prasarana dan sarana
transportasi. Contohnya, apabila kita pergi ke Bandung ke Jakarta yang
jaraknya 180 km dengan berjalan kaki maka akan memakan waktu sampai
berhari-hari. Waktu tersebut dapat diperpendek menjadi sekitar 4,5 jam saja
seandainya kita menggunakan kendaraan. Jarak relatif kadangkala disebut
juga jarak menyenangkan .
Selain jarak absolut dan relatif, dalam geografi dikenal pula lokasi
absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut berkenan dengan posisi suatu
wilayahberdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Misalnya
wilayah Republik Indonesia terletak pada 6o lu – 11o LS dan 95o BT – 141o
BT. Lokasi relatif adalah posisi suatu wilayah terdapat kondisi wilayah yang
ada disekitarnya. Misalnya wilayah Republik Indonesia terletak di antara
rangkaian Pegunungan Mediterania dan Pegunungan Sirkum Pasifik. Lokais
relatif juga dapat didasarkan atas kondisi-kondisi nonfisik. Lokais relatif
suatu tempat akan memberikan gambaran mengenai keterbelakangan
perkembangan atau kemajuan wilayah dibandingkan dengan wilayah-
wilayah lain di sekitarnya. Posisi relatif ini sering pula dinamakan situation.
Berdasarkan jenisnya, interaksi keruangan dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu
• keruangan ekonomi,
• keruangan politik,
• keruangan sosial,
keruangan manusia dan lingkungan
12
2.3.3.4 Zona Interaksi
13
Gambar 16. Skema Zona Interaksi desa dan kota
b. Pengaruh positif
1) Tingkat pengetahuan penduduk meningkat. Pengetahuan didapat dengan
masuknya SD dan SMP ke wilayah pedesaan. penduduk desa juga dapat
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi di kota. interaksi desa
dan kota juga mempermudah informasi yang diterima penduduk desa,
terutama melalui media massa.
2) Adanya lembaga pendidikan di pedesaan dapat memberikan sumbangan
yang berarti dalam meningkatkan peran serta penduduk dalam proses
pembangunan.
14
3) Melalui pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang
menghubungkan kota dan desa, wilayah pedesaan akan semakin terbuka
dengan tetap selektif di dalam menerima pola hidup kota. Terbukanya
hubungan kota dan desa diharapkan dapat meningkatkan perekonomian
penduduk.
4) Melalui penggunaan teknologi tepat guna ke wilayah pedesaan
diharapkan dapat meningkatkan aneka produksi dan pendapatan
masyarakat.
5) Masuknya para ahli ke daerah pedesaan akan bermanfaat bagi penduduk
pedesaan , terutama dalam menciptaka berbagai peluang yang
beorientasi ekonomi,=.
6) adanya hubungan yang lancar antarkota dan desa, manfaatnya tidak saja
dirasakan oleh penduduk desa, tetapi juga oleh penduduk kota.Misalnya,
aneka produksi pertanian dapat dipasok untuk memenuhi konsumsi
wilayah kota.
15
sebagai daerah tangkapan hujan (catchment area) dan peresapan air
(recharge area).
3) Adanya penetrasi budaya kota yang kurang sesuai dengan tradisi
pedesaan, baik secara kontak langsung maupun melalui perantara
media.
hal itu dapat menimbulkan “gangguan” bagi stabilitas budaya pedesaan.
4) munculnya daerah-daerah kumuh (slum area) di wilayah perkotaan
yang biasanya dihuni oleh penduduk desa yang gagal bersaing dalam
kerasnya kehidupan kita.
MASALAH 1
Suasana pemukiman kumuh padat penduduk di bantaran kali di Jakarta, Selasa (4/8/2020).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai
26,42 juta orang per Maret 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
16
MASALAH 2
17
2.4 Tugas
Mengukur besaran konektifitas, interaksi, dan titik henti.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Rangkuman
Interaksi dapat diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik yang saling
berpengaruh antardua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala,
kenampakan ataupun permasalahan baru. Bentuk interaksi antar wilayah
dibedakan menjadi regional complementary, intervening opportunity, spatial
transfer ability. Berdasarkan jenisnya, interaksi keruangan dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu keruangan ekonomi, keruangan politik,
keruangan sosial, keruangan manusia dan lingkungan.
Pengaruh positif dari adanya interaksi antar wilayah antara lain tingkat
pengetahuan penduduk meningkat, adanya lembaga pendidikan di pedesaan
dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam meningkatkan peran serta
penduduk dalam proses pembangunan, melalui pengembangan sarana dan
prasarana transportasi yang menghubungkan kota dan desa, wilayah pedesaan
akan semakin terbuka dengan tetap selektif di dalam menerima pola hidup
kota. Terbukanya hubungan kota dan desa diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian penduduk, melalui penggunaan teknologi tepat guna ke wilayah
pedesaan diharapkan dapat meningkatkan aneka produksi dan pendapatan
masyarakat, masuknya para ahli ke daerah pedesaan akan bermanfaat bagi
penduduk pedesaan , terutama dalam menciptaka berbagai peluang yang
beorientasi ekonomi, adanya hubungan yang lancar antarkota dan desa,
manfaatnya tidak saja dirasakan oleh penduduk desa, tetapi juga oleh
penduduk kota.Misalnya, aneka produksi pertanian dapat dipasok untuk
memenuhi konsumsi wilayah kota.
Dampak negatif interaksi desa dan kota antara lain lancarnya hubungan
kota dan desa dapat menyebabkan timbulnya dorongan bagi penduduk desa
berusia muda untuk bekerja dikota. Bila kenyataan ini dibiarkan maka pada
suatu waktu wilayah desa akan kehilangan tenaga kerja berusia produktif,
19
wilayah pedesaan akan menjadi lahan yang menarik bagi orang kota sehingga
tidak sedikit orang-orang membelinya untuk berbagai keperluan, adanya
penetrasi budaya kota yang kurang sesuai dengan tradisi pedesaan, baik secara
kontak langsung maupun melalui perantara media. hal itu dapat menimbulkan
“gangguan” bagi stabilitas budaya pedesaan, munculnya daerah-daerah kumuh
(slum area) di wilayah perkotaan yang biasanya dihuni oleh penduduk desa
yang gagal bersaing dalam kerasnya kehidupan kita.
Suatu wilayah kota yang berinteraksi dengan wilayah pedesaan,
kekuatan hubungannya sesuai dengan jarak ke pusat kota dan membentuk
wilayah tertentu. Semakin jauh letak suatu daerah dari pusat kota maka
semakin lemah interaksinya dengan pusat kota tersebut. Wilayah-wilayah
interaksi tersebut membentuk lingkaranlingkaran yang dimulai di pusat kota
sampai ke wilayah pedesaan.
20
3.2 Tes Formatif
1. Adanya tukar menukar barang dalam bentuk perdagangan adalah ciri utama desa ….
A. Swadaya
B. Swasembada
C. Swakarya
D. Perdagangan
E. Industri
2. Masyarakat desa sering kali nampak berinteraksi dengan tetangga secara lebih akrab. Hal
ini menunjukkan solidaritas yang bersifat ….
A. Gemeinschaft
B. Gesellschaft
C. Mekanik
D. Organik
E. Tinggi
3. Keadaan masyarakat desa pada umumnya adalah sebagai berikut….kecuali….
A.Jumlah penduduk di desa lebih besar jika dibandingkan jumlah penduduk di kota
B. Tingkat pendapatan penduduk desa rendah
C. Para pemuda desa memiliki keterampilan yang rendah
D. Tingkat kesehatan penduduk desa rendah
E. Kehidupan banyak berhubungan dengan
4. Nama kota:
1) Semarang
2) Jakarta
3) Bandung
4) Yogyakarta
5) Tembagapura
Kota kota di Indonesia yang sejarah pertumbuhan berasal dari pusat administratif
pemerintah adalah….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 5
C. 2 dan 4
21
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5
5. Kawasan terbangun pinggiran kota, atau disebut sebagai kawasan marjinal, yang memiliki
karakteristik “desa bukan dan kota belum” adalah:
A. urban center
B. suburban
C. urban fringe
D. rural fringe
E. rural center
6. Perhatikan aspek berikut :
1. perdistribusian barang lancar
2. tingkat pendidikan meningkat
3. perubahan tingkah laku
4. pendapatan penduduk meningkat
5. peniruan mode berpakaian
Dari pernyataan di atas, akibat interaksi desa – kota dalam aspek budaya ditunjukan oleh
nomor ….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 5
E. 4 dan 5
7. Jumlah penduduk kota X =4.000.000 jiwa dan jumlah penduduk kota Y =2.000.000 jiwa,
sedangkan jarak antar ke kota tersebut = 40 km, maka seorang pengusaha akan membangun
usahanya sejauh ....
A. 13,3 km dari Y
B. 16,5 km dari X
C. 14,5 km dari Y
D. 14,5 km dari X
E. 23,5 km dari Y
8. Diketahui penduduk Kota Semarang 1.500.000 jiwa, kota Demak 750.000 jiwa dan kota
Ungaran 500.000 jiwa . Jarak semarang-demak 30km. Jarak semarangu Ungaran 16km .
Titik henti interaksi antara kota semarang-demak diukur dari demak adalah….
22
A. 12,45 km
B. 17,55 km
C. 20,45 km
D. 25,55 km
E. 30,45 km
9. Kecenderungan baru dalam pembangunan perkotaan berupa bangunan yang terintegrasi
yang di dalamnya terdiri dari permukiman, fasilitas umum, fasilitas perdagangan,
perkantoran, dan fasilitas rekreasi adalah ….
A. mall
B. super-block
C. kondominium
D. rusunawa
E. rusunami
10. Pernyataan berikut yang merupakan tujuan perwilayahan bagi pembangunan di Indonesia
adalah..
A. Meratakan pembangunan disemua wilayah
B. Arus informasi dari luar wlayah semakin meningkat
C. Akulturasi budaya penduduk asal dan pendatang
D. Peningktan sikap penduduk menghadapi era globalisasi
E. Peningkatan intensitas penggunaan komunikas dan teknologi
3.3 Kunci Jawaban Tes Formatif
1. B 6. D
2. C 7. A
3. A 8. B
4. C 9. B
5. C 10. A
23
DAFTAR PUSTAKA
24