Laporan Orifice Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrolika berhubungan erat sekali dengan sifat fluida (zat cair) yang pada
dasarnya mempelajari perilaku air baik secara makro maupun mikro tergantung
dari seberapa besar penelitian yang dilakukan. Pada konsep keteknikan biasanya
hidrolika memiliki peran sebagai controller (pengontrol), dengan permasalahan
yang paling banyak ditemukan biasanya terjadi pada saluran terbuka (seperti
sungai, drainase, pintu air), saluran tertutup (perpipaan), maupun pada
perancangan bendungan, pompa dan turbin yang kondisi-kondisi tertentu
bangunan-bangunan tersebut menggunakan konsep hidrolika untuk
kelangsungannya.
Pada saluran tertutup (perpipaan), Penggunaan pipa banyak ditemukan
dalam berbagai kegiatan, seperti instalasi sistem plambing gedung, sistem
penyediaan air minum, pengaliran air pada industri, penyaluran air buangan dan
berbagai penggunaan lainnya. Dalam pengalirannya, air pada saluran tertutup
tentulah memiliki berbagai permasalahan. Salah satunya adalah kehilangan energi
yang sangat merugikan dalam aliran fluida di dalam sistem perpipaan, karena
dapat menurunkan tingkat efisiensi aliran fluida. Kehilangan energi pada sistem
perpipaan dalam keadaan nyatanya banyak disebabkan oleh pemakaian
sambungan-sambungan, perubahan diameter, percabangan aliran dan perubahan
arah aliran di sepanjang pipa. Keadaan-keadaan tersebut sering ditemukan
terutama dalam sistem pendistribusian air, sehingga hal tersebut dapat menjadi
penyebab kurangnya tekanan air atau laju aliran fluida sehingga air tidak dapat
dialirkan ke tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu perlunya perancangan alat
perpipaan untuk mengurangi kerugian-kerugian tersebut.
Orifice merupakan salah satu elemen yang paling umum digunakan dalam
pengukuran dan pengaturan kecepatan atau laju aliran. Karena sturkturnya yang
simple dan penampilannya yang meyakinkan, orifice semakin meningkat
kegunaanya dalam aliran dua fase cair-gas. Orifice discharge merupakan sebuah
peralatan laboratorium untuk percobaan pengukuran debit aliran yang melalui
lubang. Lubang pada peralatan orifice discharge ini terletak di bawah tabung
silinder yang terbuat dari aklirik. Lubang dibawah tabung tersebut terbuat dari
bahan aluminium berupa piringan dengan diameter lubang 13mm. Aliran air yang
melalui piringan berlubang ini akan mengalami kerugian tenaga yang
menyebabkan berkurangnya nilai beberapa parameter bila dibandingkan dengan
parameter dalam kondisi ideal sehingga menimbulkan koefisien debit. Koefisein
debit dihasilkan dari perbandingan antara debit actual dengan debit teoritis.
Semakin kecil luas penampang lubang maka kerugian tenaga akan semakin besar.
Perubahan debit air di dalam tabung berlubang juga dipengaruhi oleh perubahan
tekanan, sementara itu perubahan tekanan sangat dipengaruhi oleh ketinggian
posisi pengukuran (intake) terhadap outlet. Sehingga, pengukuran tinggi tekanan
atau tinggi air yang terbaca di manometer akan berpengaruh terhadap kecepatan
aliran air yang melalui piringan berlubang sehingga berpengaruh pula terhadap
debit aliran.
Oleh karena itu, kami dari Kelompok 8 Teknik Sipil melakukan percobaan
Orifice Discharge agar kita dapat menentukan laju aliran, perbandingan antara
hasil percobaan dan perhitungan, dan koefisien laju aliran, serta agar kita dapat
mengaplikasikan prinsip alat Orifice discharge apparatus dalam pengukuran laju
aliran dengan tepat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari percobaan Orifice Discharge adalah
sebagai berikut:
a) Bagaimana cara menentukan laju aliran ?
b) Bagaimana perbandingan antara hasil percobaan dan perhitungan ?
c) Bagaimana cara menentukan koefisien laju aliran ?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari percobaan Orifice Discharge adalah sebagai berikut:
a) Untuk menentukan laju aliran.
b) Untuk mengetahui perbandingan antara hasil percobaan dan perhitungan.
c) Untuk mengetahui cara menentukan koefisien laju aliran.

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari percobaan Orifice Discharge adalah sebagai berikut:
a) Dapat menentukan laju aliran
b) Dapat mengetahui perbandingan antara hasil percobaan dan perhitungan
c) Dapat mengetahui cara menentukan koefisien laju aliran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air
dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda
keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa
mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua
zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat
mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga
termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain.
Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau
tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal
laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau
melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga
bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari
(Dedek Iskandar, 2013).
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni Fluida statis dan
Fluida Dinamis.

2.1.1 Fluida Statis


Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut
bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh
fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai
gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang
mengakibatkan air tersebut bergerak.
Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai
dasar sungai. Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang
seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi
dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang
massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar
merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir
(dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut (Dedek
Iskandar, 2013).

2.1.2 Fluida Dinamis


Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak.
Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady
(mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak
mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami
putaran-putaran) (Dedek Iskandar, 2013).

2.1 Debit
Debit dalam hidrologi adalah sejumlah besar volume air yang mengalir
dengan sejumlah sedimen padatan (misal pasir), mineral terlarut (misal
magnesium klorida), dan bahan biologis (misal alga) yang ikut bersamanya
melalui luas penampang melintang tertentu. Istilah "debit" juga digunakan dalam
bidang lain, misal aliran gas, yang juga merupakan ukuran volumetrik per satuan
waktu. Istilah debit dalam hidrologi sinonim dengan debit aliran (stream flow)
yang digunakan pakar hidrologi sungai, dan debit keluaran (ouflow) yang
digunakan dalam sistem penampungan air, tetapi berbeda dengan debit masukan
(inflow) (Buchanan, 1969).
Debit, dirumuskan:

∆v Av×∆t
Q= = =Av
∆t ∆t . . . Pers (2.1)
Keterangan:
Q = Debit aliran (m3/det)
A = Luas penampang (m2)
v = Kecepatan (m/det)

Namun, dalam ilmu fluida, untuk menghitung debit, dapat digunakan


rumus berikut.
V
Q= . . . Pers (2.2)
t

Keterangan:
Q = Debit aliran (m3/det)
V = Volume (m/det)
t = Waktu (det)

2.2 Jenis-Jenis Aliran


Aliran merupakan sebuah keadaan dimana suatu benda, umumnya air dan
gas berjalan melalui sebuah wadahnya dengan kecepatan tertentu, banyak faktor
yang mempengaruhi kecepatan fluida pada saat mengalir tersebut, semisal
kerapatan jenis fluida tersebut dan luas dari wadah yang dilaluinya, karena hal
tersebut sangat terkait satu sama lainnya. Lebih jauh lagi setelah mengetahui luas
permukaan dan kecepatan fluidanya, kita bisa mencaritahu berapa besar bilangan
reynold yang ada pada titik-titik wadah yang akan ditinjau, sehingga bisa
ditentukan seberapa besar bilangan reynoldnya.
Air yang mengalir, gas yang mengalir, begitu juga dengan substansi lain
yang biasa disebut fluida, dapat terjadi akibat dari adanya perbedaan tekanan.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai fluida yang mengalir. Air dalam
pipa PDAM keluar melalui keran sampai minuman dalam gelas yang diaduk
dengan sendok merupakan contoh dari aliran fluida yang selama ini kita
manfaatkan untuk kebutuhan manusia. Dalam aliran fluida semacam itu terdapat
fenomena yang bisa dipelajari. Ada hal-hal yang berpengaruh satu sama lain. Jenis
zat, kekentalan (viskositas), kecepatan alir menjadi dasar tema pembicaraan.
Berdasarkan karakteristik struktur internal aliran, aliran fluida dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu aliran laminar, turbulen, dan transisi.

2.3.1. Aliran Laminer

Gambar 2.1 Aliran Laminer


(Sumber: Arandityo, 2012)

Seperti pada gambar bahwa partikel-partikel disana mengalir secara


simultan satu sama lainnya dan sama-sama menuju ke satu arah. Hal ini
disebabkan karena kondisi lapisan-lapisan dari masing-masing partikel yang
mengalir membentuk garis sejajar dan tidak berpotongan satu sama lainnya, aliran
seperti ini biasanya terjadi pada aliran rendah. Aliran jenis ini akan terjadi apabila
bilangan reynold yang didapatkan kurang dari 2300 (Re<2300) (Arandityo, 2012).

2.3.2. Aliran Turbulen

Gambar 2.2 Aliran Turbulen


(Sumber :Arandityo, 2012)
Jenis aliran yang kedua adalah aliran turbulen. Aliran jenis ini keadaan
partikel-partikelnya semua bergerak acak dan tidak sinergis menuju kepada satu
arah saja, melainkan memiliki arah masing-masing yang bahkan banyak yang
berlawanan arah. Hal ini terjadi karena partikel alirannya bergerak tidak stabil
dengan kecepatan berubah-ubah dan pada kecepatan yang relatif tinggi sehingga
alirannya bertabrakan dengan dinding wadah dan menuju arah yang tidak
seharusnya. Aliran jenis ini akan terjadi apabila bilangan reynold yang dihasilkan
lebih besar dari 4000 (Re>4000) (Arandityo, 2012).

2.3.3. Aliran Transisi

Gambar 2.3 Aliran Transisi


(Sumber : Arandityo, 2012)
Aliran transisi adalah aliran perubahan dari aliran laminer menuju turbulen
yang terjadi pada besaran bilangan reynold antara 2300-4000 (2300<Re<4000)
(Arandityo, 2012).

2.4 Komponen Dasar Aliran Air


2.4.1 Aliran Air
Sebuah batu di lepas dari ketinggian tertentu, maka batu tersebut
berpindah tempat. Berpindah dengan sendirinya dari satu tempat ketempat yang
lain, yaitu dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah hal ini disebabkan karena
adanya gaya gravitasi bumi. Demikian, air juga akan berpindah dari tempat yang
tinggi ketempat yang rendah. Sekarang, sebuah batu kita lempar keatas, maka batu
tersebut akan bergerak dari bawah keatas, karena kita memberinya tekanan dari
tangan kita tetapi pada akhirnya akan jatuh ke bawah pula.

2.4.2 Aliran Pada Saluran Tertutup


Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang
digunakan untuk mengalirkan air yang di alirkan melalui pipa biasa berupa zat
cair atau gas dan tekanan biasa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer.
Aliran yang bersentuhan dengan atmosfer tergolong dalam aliran terbuka dalam
system perpipaan, berguna mengalirkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Aliran terjdi karena ada perbedaan tekanan diantara kedua tempat yang
terjadi karena tekanan geser kehilangan tenaga dapat dan biasa terjadi pada aliran
pipa.

2.4.3 Kehilangan Tenaga Aliran Melalui Pipa


Di dunia industry sebagian besarnya fluida dapat mengalir pada pipa
tertutup, dan masalah yang sering terjadi adalah :
a) Terjadi gesekan sepanjang pipa
b) Terjadi turbulasi akibat gesekan atau gerakanrelatif dalam molekul fluida
c) Terjadi kehilangan tekanan
d) Terjadi kehilangan tenaga
Fluida dapat mengalir karena akibat memiliki energi saat fluida tersebut
mengalir dalam pipa maka energi total yang dimilikinya akan berkurang Ada dua
macam kehilangan energi yaitu
a) Mayor losses yaitu kehilangan energi akibat gesekan antara air dan
didnding pipa
b) Minor losses yaitu kehilangan energi akibat gesekan antara air akibat
perubahan bentuk geometri.

Untuk pipa lurus dengan diameter o yang tetap kehilangan energi yang
terjadi akibat gesekan antara aliran dan dinding pipa. Kehilangan tenaga yang
timbul pada aliran tersebut akibat tikungan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
a) Kehilangan energi akibat perubahan geometri pipa dengan koefisien
kehilangan energi
b) Kehilangan energi akibat perubahan geometri pipa dan gesekan pada
tikungan ¼ lengkungan dengan koefisien kehilangannya.

Kehilangan energi dalam pipa data diperoleh dengan menggunakan


persamaan rumus kehilangan energi, dimana rumus sebagai berikut :

2
v
h1 =k . . . Pers (2.3)
g
Keterangan :
h1 = kehilangan energi akibat tikungan
k = koefisien kehilangan energi
v = kevcepatan aliran ( m/s )
g = percepatan gravitasi ( m/s2 )

Suatu alitran turbulen yang melalui pipa yang melalui berdiameter D dan
pipa miring dengan dusut kemiringan α dianggap terjadi kehilangan tenaga geser.
Gaya-gaya yang bekerja pada tekanan berat aliran dirumuskan:

p1 v1 2 p2 v 22
z1+ + =z 2 + + + hf . . . Pers (2.4)
y g 2g

Bila V1 = V2, maka

p1 p2
(
h1 = z 1 +
Atau
y
−z2 +
y ) . . . Pers(2.5)

Δp
hf = Δz . . . Pers (2.6)
y
Keterangan:
Hf = kehilangan tenaga
Z1 = tinggi elevasi di titik 1 ( m )
Z2 = tinggi elevasi di titik 2 ( m )
P1 = tekanan di titik 1 ( N/m2 )
P2 = tekanan di titik 2 ( N/m2 )
v1 = kecepatan aliran titik 1 ( N/m2 )
v2 = kecepatan aliran titik 2 ( N/m2 )
y = berat jenis ( kg/m2det2 )
g = percepatan gravitasi ( m/det2 )

Gaya-gaya yang bekerja pada zat cair adalah gaya tekanan pada kedua
tampang, gaya berat, dan gaya gesekan.

Dengan memakai hokum II Newton untuk gaya tersebut di dapat:

F=m. a

P1−P 2 A +γAΔLsin α−τ 0 PAL=h :0 . . . Pers(2.7)

Δ PA+γAΔLsin α−τ 0 Pal=0

Kedua ruas di bagi dengan AB menjadi:

ΔP τΔL
+ΔL sin α− =0
γ γA
. . . Pers(2.8)
ΔP τ 0 Δ1
+Δ 2=
γ γR
τ 0 ΔL
hf =
γR

Dengan
hf . γR
τ 0=
ΔL . . . Pers(2.9)
τ 0 =1 γR=ρ gR 1

Untuk Pipa Lingkaran

τ 0 A1
hf =
γR

D
R=
4

τ =CV

4 CV 2 . . . Pers(2.10)
hf = ΔL
6D

AL V 2
Lf =F
D 2g
2
h V
hf =F
D 2g

Persamaan diatas disebut dengan persamaan Darcy Walsback untuk aliran


melalui pipa lingkaran. Dengan membandingkan persamaan

4 C0 ΔL
hf = . . . Pers(2.11)
6D

Dengan persamaan :

ΔL Δ 1 . . . Pers (2.12)
hf =f
D 2g
Maka di peroleh rumus :
F . . . Pers(2.13)
τ= P . v2
δ

Keterangan:
F = Gaya ( N )
m = Massa ( kg )
α = Sudut ( ° )
P1 = Tekanan di titik 1 ( N/m2 )
P2 = Tekanan di titik 2 ( N/m2 )
ΔP = selisih tekanan ( N/m2 )
A = Luas Penampang ( m2 )
δ = Berat Jenis ( kg/m2s2 )
τ = tegangan geser ( N/m2 )
hf = kehilangan
r = jari-jari hidrolis ( m )
i = kemiringan garis hidrolis ( % )
D = Diameter ( m )
f = Koefisien Konstanta
v = Kecepatan Aliran ( m/s )

2.5 Orifice Meter


Orifice plate flow meter merupakan salah satu flowmeter berbasis beda
tekanan (pressure differential) yang sangat banyak digunakan karena desain dan
cara pengukurannya yang sederhana.Pada peralatan pengukur aliran berbasis
perbedaan (penurunan) tekanan, aliran dihitung dengan mengukur pressure drop
yang terjadi pada aliran yang melewati sebuah penghalang yang dipasang dalam
aliran tersebut.Flowmeter berbasis perbedaan tekanan ini didasarkan pada
persamaan Bernoulli dimana sinyal yang terukur (yaitu penurunan tekanan)
merupakan fungsi dari kuadrat kecepatan aliran. Dengan menggunakan orifice
plate, aliran fluida diukur melalui perbedaan tekanan antara sisi hulu aliran sampai
sisi hilir dimana di bagian tengah antara hulu dan hilir terdapat penghalang
berbentuk orifice yang mengakibatkan aliran menjadi lebih sempit sehingga
mengarahkan aliran untuk menyempit atau memusat (Ainul Ghurri dkk,2016)
Berdasarkan persamaan Bernoulli dan kontinyuitas, kecepatan fluida akan
mencapai nilai tertinggi dan tekanannya terendah pada vena contracta. Setelah
melewati peralatan pengukur dan vena contracta akan terjadi penurunan kecepatan
sampai pada level sebelum melewati penghalang. Vena contracta adalah luasan
minimum yang terjadi pada bagian terdepan hilir aliran setelah penghalangan oleh
orifice. Tekanan akan kembali naik namun lebih rendah dari tekanan sebelum
melewati penghalang. Keadaan ini menambah head loss yang terjadi dalam aliran,
persamaan yang dapat di ambil adalah sebagai berikut :

1
π d 2 2 ( p1 −P2 )
Q=Cd
[
4 ρ ( 1−β 4 ) ] 2

. . . Pers(2.14)

Adanya vena contracta saat melintasi orifice plate, maka persamaan


Qorifice menjadi :

1 π d2
Q orifice = √2 ρ ∆ P . . . Pers(2.15)
√1− β 4 4

Keterangan :
Q = debit aliran (m3/s)
Q orifice = debit aliran orifice (m3/s)
P = tekanan (N/m2)
P1,P2 = tekanan pada titik 1 dan 2 (N/m2)
Cd = koefisien debit
β = rasio diameter
ρ = densitas (Kg/m3 )
d = diameter (m)
2.6 Prinsip Kerja Orifice
Prinsip kerja dari orifice meter pada dasarnya tergantung pada perbedaan
tekanan yang dihasilkan oleh orifice plate.Dengan adanya tekanan cekikan
(throttle pressure) oleh orifice plate sehingga menyebabkan kecepatan fluida yang
melalui orifice meningkat dan tekanannya berkurang.Pada mulanya aliran gas
alam yang melewati pipa kemudian melewati straightening vanes, yang berfungsi
membuat putaran dari aliran gas tersebut lebih beraturan yang kemudian
menyebabkan aliran gas tersebut membentur orifice sehingga terjadi perbedaan
tekanan antara aliran sebelum melewati orifice yang kita sebut dengan upstream
dan setelah melewati orifice yang kita sebut dengan downstream(Heru Santoso,
2014).
Ketika aliran fluida mendekati orifice, tekanan naik sedikit dan kemudian
turun mendadak begitu melewati lubang di orifice plate. Tekanan ini terus turun
sampai “vena contracta” tercapai, lalu perlahan lahan naik kembali sampai
mendekati 5 sampai 8 diameter, tekanan tertinggi dicapai yang mana masih lebih
rendah dari tekanan sebelum fluida masuk ke orifice. Penurunan tekanan ketika
fluida melewati orifice sebagai akibat dari kenaikan velocity fluida sesudah
melalui lubang orifice plate.
Setelah velocity turun, tekanan cenderung naik kembali menuju tekanan
semula.Semua rugi tekanan (pressure loss) tidak dapat kembali karena adanya
rugi friksi dan turbulence di pipa. Tekanan jatuh di orificeakan naik sejalan
dengan kenaikan laju aliran (flow rate) fluida. Bila tidak ada aliran, maka tidak
ada beda tekanan. Beda tekanan proportional dengan kuadrat velocity, dengan
demikian, bila semua faktor tetap, maka beda tekanan proportional dengan
kuadrat laju aliran.
Gambar 2.4 System Orifice Meter
(Sumber: Heru Santoso, 2014)

Pada proses pengukuran dibuat sebuah lubang dengan ukuran


danpenempatan tertentu sesuai standar pada meter tube/ holding device
disebutdengan pressure taps dengan fungsi sebagai letak sambungan device
transmitteryang akan mengukur parameter tertentu sesuai fungsi transmitter
tersebut (Heru Santoso, 2014).
Transmitter akan mengkonversi besaran parameter tersebut kedalamsinyal
analog elektrik. Sinyal elektrik tersebut masuk ke flow computer kemudiandiolah
kedalam bentuk parameter volume rate Q dengan menggunakan persamaanyang
sudah terprogram didalam flow computer yang sesuai dengan standarperhitungan
flow dengan menggunakan orifice meter yang diatur dalam standarAmerican Gas
Association (AGA 3 dan AGA 8).
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu
(umumnya ditengah). Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada
orifice akan dipaksa untuk melewati lubang pada orifice.Hal itu menyebabkan
terjadinya perubahan kecepatan dan tekanan.Titik dimana terjadi kecepatan
maksimum dan tekanan minimum disebut vena contracta. Setelah melewati vena
contracta kecepatan dan tekanan akan mengalami perubahan lagi. Dengan
mengetahui perbedaan tekanan pada pipa normal dan tekanan pada vena
contracta, laju aliran volume dan laju aliran massa dapat diperoleh dengan
persamaan bernoulli. Skema prinsip kerja orifice dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Prinsip Kerja Orifice
(Sumber: Heru Santoso, 2014)

Keterangan :
P1 = Tekananupstream
P2 = Tekanan downstream (pada vena contracta)
P3 = Tekanan setelah terjadi pemulihan (setelah melewati vena contracta)
D = Diameter dalam pipa
d = Diameter orifice

Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda
tekanan atau disebut juga Bernoulli’s principle yang mengatakan bahwa terdapat
hubungan antara tekanan fluida dan  kecepatan fuida. Jika kecepatan meningkat,
tekanan akan menurun begitu pula sebaliknya.
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu
(umumnya di tengah). Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada
orifice akan dipaksa untuk melewati lubang pada orifice. Hal itu menyebabkan
terjadinya perubahan kecepatan dan tekanan.Titik dimana terjadi kecepatan
maksimum dan tekanan minimum disebut vena contracta. Setelah melewati vena
contracta kecepatan dan tekanan akan mengalami perubahan lagi. Dengan
mengetahui perbedaan tekanan pada pipa normal dan tekanan pada vena contracta,
laju aliran volume dan laju aliran massa dapat diperoleh dengan persamaan
Bernoulli (Ainul Ghurri dkk,2016).
Jika aliran mengalir horizontal (dengan demikian perbedaan elevasi tidak
ada atau diabaikan) dan abaikan losses aliran yang terjadi; persamaan Bernoulli
menjadi:

1 1
P1 + ρ v 1+ pgh1 =P2+ ρ v 2+ pgh2 . . . Pers(2.16)
2 2

Atau
1 . . . Pers(2.17)
P+ ρv+ ρgh=konstan
2

Keterangan :
P = Tekanan (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
v = kecepatan (m/s)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

2.6 Komponen Dan Fungsi Orifice


Meter orifice terdiri dari dua komponen utama yaitu primary element dan
secondary element. Dimana primary element terdiri dari orifice flanges dan meter
tube. Secondary element terdiri dari differential pressure transmitter (DP),
pressure transmitter (PT), dan temperature transmitter (TT) (Amrl dkk,2017).
Pada umumnya, suatu sistem pengukuran flow orifice meter terbagi atas
tiga bagian umum, yaitu antara lain primary element, secondary element dan
tertiary element.
Primary component merupakan komponen-komponen yang berhubungan
langsung dengan aliran gas.Dimana komponen-komponen tersebut berfungsi
mengkondisikan aliran sehingga bisa di ukur oleh secondary component.Primary
element terdiri atas:
a. meter tube
b. holding device
c. orifice plate
d. pressure tap
e. straightening vanes.

Gambar 2.6 Primary element pada Orifice Meter


(Sumber: Heru Santoso, 2014)

a. Meter tube
Meter tube adalah suatu pipa lurus dengan panjang tertentu
yangdigabungkan dengan orifice sehingga menghasilkan aliran upstream
dandownstream pada pipa tersebut setelah dilalui aliranfluida(Heru Santoso,
2014).

b. Plate Holder
Plate holder adalah alat yang digunakan sebagai penahan dari posisi
orifice plate. Merupakan kesatuan alat yang terangkai bersama dengan meter tube
untuk menahan orifice plate agar posisinya tegak lurus dan konsentris terhadap
aliran fluida (Heru Santoso, 2014).

c. Orifice Plates
Orifice plate merupakan tipe head flowmeter yang paling sederhana untuk
mendeteksi flow.Orifice plate adalah pelat datar dengan ketebalan sebesar 1/16 -
1/4 inci dengan lubang yang didesain dengan dimensi khusus yang membentuk
penghalang terhadap natural gas yang melalui meter tube sehingga menyebabkan
perbedaan tekanan antara tekanan sebelum dan sesudah melewati orifice tersebut.
Pemilihan jenis orifice sangat tergantung dari fluida yang
akanmelewatinya. Concentric orifice digunakan untuk fluida yang ideal, tidak
mengandung fasa lain dan untuk fluida seperti gas. Sedangkan eccentric dan
segmental biasanya digunakan pada fluida yang tercampur dengan massa aliran
yang besar, biasanya digunakan pada fluida yang tidak ideal (Heru Santoso,
2014).

Gambar 2.7
Jenis-
jenis
Orifice
Plate
(Sumber: Heru Santoso, 2014)

Orifice plate yang biasanya digunakan dan paling efisien dalam


pengukuran gas adalah jenis konsentris, karena ukuran dari meter tube-nya yang
relative kecil.

d. Pressure Taps
Pressure taps merupakan suatu lubang dengan ukuran tertentu yang
berada pada dinding meter tube atau plate holder. Digunakan sebagai tempat
untuk menempatkan device seperti pressure transmitter pada bagian
upstream/downstream pada meter tube. Untuk orifice meter dengan menggunakan
flange taps, lubang tap ditempatkan pada bagian up steram dan down streamyang
berada dengan jarak 1 inci dari orifice plate. Diameter lubang pressure tap sebesar
2 inci dan untuk pipa yang berukuran lebih besar memiliki diameter tidak kurang
dari ¼ inci dan tidak boleh melebihi(Heru Santoso, 2014).

2.7 Jenis-jenis Plat Orifice


2.7.1 Concentric Orifice
Concentric Orifice merupakan jenis orifice yang paling banyak digunakan.
Profil lubang orifice ini mempuyai takik (bevel) dengan kemiringan 45° pada tepi
bagian downstream(lihat gambar di bawah). Hal ini akan mengurangi jarak
tempuh dari aliran tersebut mengalami perbedaan tekanan melintang. Setelah
aliran melewati orifice akan terjadi penurunan tekanan dan kemudian mencoba
kembali ke tekanan semula tetapi terjadi sedikit tekanan yang hilang permanen
(permanent pressure loss) sehingga perbedaan tekanan upstream dan downstream
tidak terlalu besar. Perbandingan diameter orifice dan diameter dalam pipa
dilambangkan dengan “β”. Orifice jenis ini memiliki ketentuan untuk nilai β  yaitu
antara 0.2-0.7 karena akurasinya akan berkurang untuk nilai diluar batas tersebut.
Letak lubang penghalang konsentris dengan penampang pipa. Digunakan untuk
mengukur volume gas, liquid dan steam dalam jumlah yang besar (Hernandito,
2015).

2.7.2 Counter Bore Orifice


Counter bore orifice pada prinsipnya sama dengan concentric Orifice.
Perbedaanya terdapat pada profil lubangnya, orifice ini tidak mempuyai takik
(bevel) tapi diameter lubangya lebih besar pada bagian downstream daripada
diameter lubang pada bagian upstream (Hernandito, 2015).

2.7.3 Eccentric Orifice


Eccentric orifice mempunyai profil lubang yang sama dengan concentric
orifice. Akan tetapi, pada eccentric orifice lubang tidak terletak tepat di tengah.
Diameter takik (bevel) bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam
dari pipa (lihat gambar di bawah). Titik pusat lubang penghalang tidak satu garis
pusat dengan pusat penampang pipa. Pemasangan lubang yang tidak konsentris ini
dimaksud untuk mengurangi masalah jika fluida yang diukur membawa berbagai
benda padat (solid) (Hernandito, 2015).

2.7.4 Quadrant Bore Orifice


Quadrant bore orifice digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan
viscositas tinggi dan direkomendasikan untuk bilangan Reynold di bawah 10000.
Profil dari lubang Quadrant bore orifice dapat dilihat pada gambar di bawah.
Radius “R” merupakan fungsi dari β. Ketebalan orifice sebanding dengan kuadran
radius “R” (Hernandito, 2015).

2.7.5 Segmental Orifice


Segmental orifice didesain untuk fluida dengan kandungan sedimen yang
tinggi. Profil dari lubang segmental orifice dapat dilihat pada gambar di bawah.
Diameter “D” bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam dari pipa.
“H” merupakan tinggi dari lingkaran lubang. Rasio β merupakan diameter lubang
“D” dibagi dengan diameter dalam dari pipa. Segmental orifice merupakan jenis
orifice yang paling sulit dalam proses manufaktur,diperlukan proses finishing
secara manual. Segmental orifice plates digunakan terutama pada service yang
sama dengan eccentric orifices, sehingga kelebihan dan kekurangan adalah kurang
lebih sama (Hernandito, 2015).

2.7.6 Restriction Orifice


Tujuan dari instalasi Restriction orifice adalah untuk menghasilkan presure
drop yang besar. Restriction orifice biasanya ditunjukkan dengan “RO” atau
“FO”. Restriction orifice dapat menghasilkan pressure drop sampai 50 % untuk
fluida gas. Profil lubang Restriction orifice berbeda dengan orifice yang lain (lihat
gambar di bawah). Profil lubangnya lurus sehingga tekanan yang hilang secara
pemanen cukup besar akibatnya perbedaan tekanan upstream dan tekanan
downstream cukup mencolok (Hernandito, 2015).

2.8 Penerapan Orifice


Penerapan Orifice Discharge yang dapat kita lihat dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagai berikut:

2.8.1 Gas alam


Gambar 2.8 Gas Alam
(Sumber: Siska Agus Salim, 2017)

Orifice meter adalah alat ukur yang menggunakan orifice plate sebagai
komponen utama dalam pengukuran gas alam.Dalam penggunaan orifice meter
yang difungsikan sebagai pengukuran maka sangatlah penting terlebih dahulu
mengkalibrasi secara empiris.Lempengan orifice sebagai standar pengukuran dan
kalibrasi yang ekstensif telah dilakukan sehingga telah diterima secara luas
sebagai standar pengukuran fluida.Sebuah orifice dalam pipa ditunjukkan dengan
manometer untuk mengukur penurunan dari perbedaan tekanan dari fluida yang
dihasilkan oleh orifice.
Prinsip Kerja Orifice Meter pada dasarnya tergantung pada perbedaan
tekanan yang dihasilkan oleh orifice plate.Pada mulanya aliran gas alam yang
melewati pipa kemudian melewati straightening vanes, yang fungsinya adalah
agar putaran dari aliran gas tersebut lebih beraturan yang kemudian aliran gas
tersebut membentur orifice sehingga terjadi perbedaan tekanan antara aliran
sebelummelewati orifice yang kita sebut dengan up stream dan setelah melewati
orifice yang kita sebut dengan down stream. Pada proses pengukuran dibuat
sebuah lubang yang disebut pressure taps dengan ukuran dan penempatan terukur
pada holding device dimana tekanan gas dari kedua sisi antara sebelum dan
sesudah melewati orifice disensor(Siska Agus Salim, 2017).
2.8.2 Bendungan
Gambar 2.9 Bendungan
(Sumber:Liska Feby Fitriani, 2016)

Orificemeter digunakan untuk mengontrol aliran bendungan banjir dalam


struktur sebuah bendungan,plat orifice ditempatkan diseberang sungai dalam
operasi normal, air mengalir melalui plat orifice sebagai lubang substansial besar
dari aliran normal cross. Ketika banjir naik, laju aliran banjir keluar dari plat
orifice yang kemudian hanya dapat melewatialiran yang ditentukan oleh dimensi
fisik lubang tersebut.Arus ini kemudian muncul kembali di belakang
bendunganyang rendahdalam resevoir sementara, yang perlahan dibuang melalui
mulut orifice ketika banjir reda (Liska Feby Fitriani, 2016).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


3.1.1 Waktu
Adapun waktu praktikum pada percobaan Orifice Discharge yaitu sebagai
berikut :
Hari, Tanggal Selasa, 11 Agustus 2020
Pukul : 13.00 – 14.00 WITA

3.1.2 Tempat
Adapun tempat pelaksanaan praktikum pada percobaan Orifice Discharge
adalah di Laboratorium Keairan dan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik,
Universitan Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan Orifice Discharge, yaitu :
1. Seperangkat alat Basic Hydraulic Bench
2. Orifice Discharge Apparatus
3. Stopwatch
4. Lap atau Kanebo

3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum pemodelanOrifice
Discharge ini adalah air.

3.3 Sketsa Alat Uji


Gambar 3.1 Orifice Discharge Apparatus
(Sumber : Modul Praktikum Hidrolika dan Saluran Terbuka, 2020)

Keterangan :
1. Tangki Pegangan
2. Inlet
3. Saringan
4. Debit Nozzle
5. Tabung Pitot
6 Pengukuran Tekanan
7. Overflow
8. Mikrometer

3.4 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan Orifice Discharge adalah sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan (Basic Hydraulic Bench dan Orifice Discharge
Apparatus).
2. Sambungkan stopkontak Basic Hydraulic Bench dengan sambungan listrik
yang disediakan.
3. Pastikan air yang tersedia didalam tangki bench terpenuhi.
4. Letakkan Orifice Discharge Apparatus diatas Basic Hydraulic Bench.
5. Sambungkan pipa Penghubung Basic Hydraulic Bench dengan Orifice
Discharge Apparatus.
6. Nyalakan alat dengan menekan tombol on pada Basic Hydraulic Bench.
7. Atur debit agar aliran air yang keluar lebih teratur.
8. Arahkan tabung pitot ke arah keluarnya air sehingga air masuk ke dalam
tabung pitot.
9. Hitung Hstat dan Hpitot yang terlihat ditabung pengukuran tekanan
10. Ubah ketinggian tabung pitot sampai ditentukan dan hitung kembali Hstat
dan Hpitot.
11. Hitung volume air dengan waktu tertentu, lakukan sebanyak yang telah
ditentukan.
12. Catat semua hasil pembacaan yang dilakukan .
13. Lakukan terus berulang-ulang sampai yang ditentukan .
14. Matikan alat .
15. Cabut stopkontak .
16. Bersihkan alat, kemudian angkat Alat Orifice Discharge Apparatus dan
kembalikan ke posisi semula.

Anda mungkin juga menyukai