LAPORAN Pendahuluan DHL TDS TSS
LAPORAN Pendahuluan DHL TDS TSS
LAPORAN Pendahuluan DHL TDS TSS
KELOMPOK III
ASISTEN :
Fithri Zakiyah
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS BAKRIE
MARET 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini salah satu masalah yang dihadapi di indonesia terutama DKI
Jakarta adalah pencemaran sungai. Pencemaran sungai merupakan tercemarnya
air sungai yang disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah
peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan
kimia dan fisika yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pencemar sungai
dapat diklasifikasikan sebagai organik, anorganik, radioaktif, dan asam/basa.
Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000
zat kimia telah digunakan secara komersial.
Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah.
Banyak penyebab dan sumber yang dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran sungai, yaitu sumber polusi air sungai antara lain limbah industri,
pertanian dan rumah tangga, Penggunaan insektisida seperti DDT (Dichloro
Diphenil Trichonethan) oleh para petani, untuk memberantas hama tanaman
dan serangga penyebar penyakit lain secara berlebihan, Pembuangan sampah
organik maupun yang anorganik yang dibuang kesungai terus-menerus, dll.
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
Dalam mengukur kualitas air dari suatu perairan bisa dilihat dari
beberapa parameter kualitas fisik dan kimia air, yaitu kekeruhan air, total zat
padat yang terlarut, total zat padat yang tersuspensi, daya hantar listrik, dan
warna.
Terdapat beberapa peraturan yang mendukung untuk mengatur kualitas
air dan pencemaran sungai yang ada, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 416 / Menkes / Per / IX / 1990, Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001
tanggal 14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, Peraturan
Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 mengenai Persyaratan
Kualitas Air Minum, dan lain-lain.
Tujuan percobaan ini adalah menguji kualitas fisik dan kimia air dalam
suatu perairan dari beberapa parameter fisik air seperti
1. Menentukan kekeruhan air dalam air
2. Menentukan mg/l zat padat terlarut ( TDS ) dalam air
3. Menentukan daya hantar listrik ( DHL ) dalam air
4. Menentukan warna dalam air
5. Menentukan TSS dalam air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Kekeruhan Air
Kekeruhan didalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi,
seperti lempung, lumpur, zat organic, plankton, dan zat-zat halus lainnya
yang mengganggu berlalunya cahaya pada air. Kekeruhan merupakan
sifat optis dari suatu larutan, yaitu hamburan dan absorpsi cahaya yang
melaluinya. Partikel partikel tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan
pada air akan mempengaruhi transmisi cahaya yang melaluinya. Alat
Hellige Turbidimeter mengukur intensitas cahaya yang diteruskan dalam
sampel air. Selisih intensitas cahaya anatara cahaya yang masuk dengan
cahaya yang diserap oleh partikel-partikel akan mengikuti hukum
Lambert-Beer. Hukum ini menyatakan apabila seberkas sinar
monokromatis melalui media yang menyerap sinar, maka
intensitasnya akan berkurang secara eksponen dengan bertambah
panjangnya media tersebut.
1.2. Total Disollved Solid (TDS)
TDS (Total Dissolve Solid) atau zat terlarut adalah residu yang
dapat melewatisaringan yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic
maupun anorganic, mis : garam, dll) yang terdapat pada sebuah larutan.
Didalam metode analisisnya, TDS juga dipengaruh oleh besarnya pori-
pori penyaring dan ukuran untuk kertas saring dengan ukuran 10-5m atau
membran penyaring yang mempunyai ukuran 0,20-45x 10-6m. Jadi
konsentrasi TDS dalam air yang dianalisa bisa merupakan zat padat
terlarut dalam air atau ditambah lagi dengan konsentrasi beberapa koloid
yang lolos saringan jika suatu air mengandung partikel-partikel koloid.
1.3. Total Suspended Solid (TSS)
Total Suspended Solid (TSS) atau zat padat yang tersuspensi,
merupakan residu yang tidak lolos saring, yaitu yang tertahan oleh
saringan. TSS adalah salah satu parameteryang digunakan untuk
pengukuran kualitas air. Pengukuran TSS berdasarkan pada beratkering
partikel yang terperangkap oleh filter, biasanya dengan ukuran pori
tertentu.Umumnya, filter yang digunakan memiliki ukuran pori 0.45 m (
Clescerl, 1905). Nilai TSS dari contoh air biasanya ditentukan dengan
cara menuangkan air denganvolume tertentu, biasanya dalam ukurtan
liter, melalui sebuah filter dengan ukuran pori-poritertentu. Sebelumnya,
filter ini ditimbang dan kemudian beratnya akan dibandingkandengan
berat filter setelah dialirkan air setelah mengalami pengeringan. Berat
filter tersebutakan bertambah disebabkan oleh terdapatnya partikel-
partikel tersuspensi yangterperangkap dalam filter tersebut. Padatan yang
tersuspensi ini dapat berupa bahan-bahanorganik dan inorganik. Satuan
TSS adalah miligram per liter (mg/l).Kandungan TSS memiliki hubungan
yang erat dengan kecerahan perairan.Keberadaan padatan tersuspensi
tersebut akan menghalangi penetrasi cahaya yang masukke perairan
sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan akan menunjukkan
hubungan yang berbanding terbalik.
1.4. Daya Hantar Listrik
Larutan yang mengandung ion-ion akan menghantar listrik.
Pemeriksaan terhadap bahan terlarut dalam air dapat dilakukan secara
cepat dengan penetapan daya hantar listrik suatu larutan. Umumnya
asam, basa dan garam-garam anorganik merupakan penghantar yang
baik. Sebaliknya senyawa-senyawa organik yang tidak terionisasi dalam
larutan seperti sukrosa dan benzena merupakan penghantar listrik yang
lemah. Air suling yang baru dibuat memiliki daya hantar sebesar 0,5-2
mhos/cm dan setelah berumur beberapa minggu naik menjadi 2-4
mhos/cm, Daya hantar listrik air minum umumnya berkisar antara 50-
1500 mhos/cm, sedangkan daya hantar air buangan bervariasi menurut
karakteristiknya. Daya hantar listrik larutan juga dipengaruhi oleh suhu
larutan.
1.5. Warna
Kualitas sumber air dari sungai sungai penting di Indonesia
umumnya tercemar oleh limbah yang penduduk, industry dan lainnya.
Tidak hanya itu, pencemaran air juga terpangaruh terhadap pencemaran
udara, yaitu pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air
hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Warna air adalah sifat fisik air
yang disebabkan oleh karakteristik zat-zat yang terdapat didalam air.
Meskipun murni, air selalu dikatakan berwarna biru-hijau apabila volume
air cukup banyak. Hal yang penting untuk membedakan antara warna asli
air (True Colour) dan warna bukan sesungguhnya (Apparent Colour).
METODE
Titik
Sampling
3.2.6. Warna
Alat Ukuran Jumlah Bahan Ukuran
Spektrofotometer - 1 Sampel air 50ml
Kuvet - 1 Air suling -
3.3.2 Insitu
Timbang
3.3.4 Daya Hantar Listrik
3.3.5 Warna
Air sampel kuvet Spektrofotometer
I
Rumus : T= =10k
I0
I
A=log =C
I0
3.4.5. Warna
Rumus : V 1 M 1 =V 2 M 2