Kebijakan Sertifikasi Guru
Kebijakan Sertifikasi Guru
Kebijakan Sertifikasi Guru
MAKALAH
Disusun Untuk Memnuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Guru yang Dibina
Oleh
Oleh
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Undang-
Undang RI Tentang Kebijakan Sertifikasi Guru ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 11
B. Saran-Saran ……………………………………………………………….. 11
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga
profesional tersebut dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Lebih lanjut Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru tersebut mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Diharapkan agar guru sebagai tenaga profesional dapat berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Dengan terlaksananya sertifikasi guru, diharapkan akan berdampak pada
meningkatnya mutu pembelajaran dan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
Sertifikasi pada mulanya hanya dikenal dalam dunia industri barang. Pada saat ini,
sertifikasi sudah menembus industri jasa dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang
pendidikan nasional. Saat ini kita mendengar berbagai istilah yang sering digunakan dalam
kegiatan sertifikasi, satu diantaranya adalah Sertifikat ISO 9001. Istilah ini dipakai dalam dunia
jasa dan industri yang menyatakan bahwa pemilik dan hasil produksi perusahan, jasa atau
industri tersebut sangat kredibel dan memiliki standar mutu yang dapat diandalkan.
Kebijakan sertifikasi dalam dunia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 18 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Pelaksanaan program ini bertujuan untuk menjamin mutu para
guru sehingga profesionalisasi guru dapat berjalan dengan baik khususnya berkaitan dengan
bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang unggul. Mulyasa (2006:17) menyatakan
“Pada hakikatnya sertifikasi guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan professional
yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya serta tujuan
pendidikan nasional pada umumnya sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.
Menurut Mulyasa (2006:191), sertifikasi guru merupakan salah satu pekerjaan yang harus
dilakukan pemerintah terkait dengan amanat Undang-Undang Guru dan Dosen. Melalui standard
sertifikasi diharapkan dapat dipilah dan dipilih guru-guru professional yang berhak dan tidak
berhak menerima tunjangan profesi sebagai wujud apresiasi pemerintah terhadap kadar
professional seorang guru.
Bagi PNS bisa mengikuti sertifikasi guru melalui jalur PPG. Ada beberapa syarat yang
harus dipersiapkan dalam hal ini antara lain:
1. Persyaratan umum:
Persyaratan umum yang harus dipenuhi sebelum mengajukan sertifikasi bagi guru adalah:
2. Persyaratan Dokumen
Apa saja syarat sertifikasi guru non PNS? Bagi guru yang berstatus non PNS dan ingin
mengajukan sertifikasi maka diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut:
Guru belum memiliki sertifikat pendidik dan masih tercatat aktif sebagai guru yang
mengajar di sekolah yang dinaungi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Khusus
bagi guru agama akan dinaungi oleh Kemenag.
Sudah memiliki NUPTK seperti persyaratan untuk guru yang berstatus PNS
Sudah berstatus sebagai guru sebelum ditetapkannya UUGD pada 30 Desember 2005.
Bagi yang berstatus guru setelah waktu tersebut bisa mengikuti sertifikasi melalui
Pendidikan dan Pelatihan Guru (PPG)
Melampirkan SK Honorer yang ditandatangani oleh kepala daerah setempat. Bisa juga
menggunakan SK guru yang sudah ditandatangani kepala yayasan.
Guru yang mengajukan sertifikasi tersebut berusia di bawah 60 tahun
Melampirkan surat keterangan sehat jasmani dan rohani yang dikeluarkan oleh dokter
atau rumah sakit
Jenjang pendidikan guru yang mengajukan sertifikasi minimal DIV atau S1 dan berasal
dari perguruan tinggi yang sudah terakreditasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat
pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru.
Secara umum tujuan sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan mutu dan menentukan
kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional dan meningkatkan kompetensi peserta agar mencapai standar kompetensi
yang ditentukan.
Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diperikan sebagai berikut.
1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra
profesi guru.
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional.
3. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi pengguna
layanan pendidikan.
4. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
5. Memperoleh tujangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.
B. Saran-saran
Kami menyadari bahwasannya penyusun dari makalah ini hanyalah manusia yang tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah Swt, sehingga
dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang konstruktif akan senantiasa kami harapkan dalam upaya evaluasi diri.
DAFTAR PUSTAKA
Maisah dan Yamin, Martinis, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung persada, 2010