Etika Profesi Guru

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Etika Profesi Guru

Dosen Pengampuh : Drs. Mansur, M.Pd.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. Lita Handayani (12018021)


2. Nafisatul wardiyah (12018004)
3. Sulis Andryani (12018005)

PRODI TADRIS MATEMATIKA (TM)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya lah sehingga Makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula salam dan taslim tak henti-
hentinya kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terimakasih kami berikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan
masukan yang bermanfaat sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Permohonan maaf dan kritikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan
karena kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekhilafan di dalam makalah kami
ini, karena kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah
kami ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Penulis
Pontianak, 14 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Pengertian Kompetensi Profesional ........................................................................ 2
B. Kompetensi Profesional Guru ................................................................................. 3
C. Hal-hal yang Berkaitan dengan Kompetensi Profesional ....................................... 5
D. Syarat-syarat Profesionalisme Guru ....................................................................... 8
E. Tantangan Profesionalisasi Jabatan Guru ............................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
meningkatkan mutu guru terlebih dahulu. Peranan guru sangatlah menentukan
keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, karena guru memiliki andil yang cukup
besar dalam proses belajar mengajar. Guru yang baik akan mencetak siswa yang baik
pula, begitu pula sebaliknya.
Namun pada saat ini, menjadi guru yang baik saja tidak cukup. Persaingan yang ketat
dan upaya peningkatan mutu pendidikan yang terus digalakan oleh pemerintah menuntut
guru semakin memperbaiki kinerjanya. Perbaikan ini juga menuntut guru untuk memiliki
beberapa kompetensi yang penting dalam proses belajar mengajar ataupun untuk guru itu
sendiri. Kompetensi-kompetensi ini terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kompetensi Profesional?
2. Apa saja yang termasuk dalam kompetensi profesional guru?
3. Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi profesional?
4. Apa saja syarat-syarat profesionalisme guru?
5. Apa saja tantangan profesionalisasi jabatan guru?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Kompetensi Profesional
2. Untuk mengetahui Apa saja yang termasuk dalam kompetensi profesional guru
3. Untuk mengetahui Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi profesional
4. Untuk mengetahui Apa saja syarat-syarat profesionalisme guru
5. Untuk mengetahui Apa saja tantangan profesionalisasi jabatan guru

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Profesional


Kompetensi profesional berasal dari dua kata yaitu kompetensi dan profesional.
Pengertian dari kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang
dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian darinya. Dalam Kamus BesarBahasa
Indonesia kompetensi berarti kewenangan/kekuasaan untuk menentukan(memutuskan
sesuatu).
Definisi kompetensi menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2013 pada pasal 1, ayat 4 berbunyi “Kompetensi adalah seperangkap sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta
didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau
menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.”
Profesi menurut kamus besar Bahasa indonesia adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Profesi
pada hakikatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus
dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang
memerlukan.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan
pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan
atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya.
Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi
tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetepi memerlukan suatu persiapan
melelui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk.
Sedangkan dalam standar nasional pendidikan penjelasan pasal 28 ayat 3 point c
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar
nasional pendidikan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 19 Tahun 2017 bahwa Kompetensi
profesional sebagaimana dimaksud pada pasal (1) yakni pendidik profesional dengan

2
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kompetensi professional ialah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar
nasional pendidikan. yakni memahami standar isi, standar proses, standar kompetensi
kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolahan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kompetensi guru (teacher’s competency) adalah kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Dengan
demikian Guru professional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru
dengan kemampuan maksimal. Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus
dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini
sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Hakikat profesi guru merupakan
suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru
dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun
pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.
Kompetensi professional dapat di artikan, kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luasa dan mendalam yang memungkinkan membimbing anak didik
memenuhi standar kompetensi yang diterapkaan dalam standar pendidikan nasional.
Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kompetensi professional ialah
kemampuan menguasai seluruh materi pembelajaran yang sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

B. Kompetensi Profesional Guru


Menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28, Seorang guru dituntut untuk memenuhi
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Salah
satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam PP ini adalah kompetensi
profesional.
Menurut Slamet PH, kompetensi profesional yang harus dimiliki guru berkaitan
dengan bidang studi adalah:

3
1. Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar.
2. Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam
Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada
3. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar.
4. Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.
5. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan kompetensi guru profesional menurut Usman adalah:
1. Penguasaan terhadap landasan kependidikan
Mencakup memahami tujuan pendidikan, mengetahui fungsi sekolah di masyarakat,
dan mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan.
2. Menguasai bahan pengajaran
Guru harus memahami dengan baik materi pelajaran yang diajarkan, baik materi
pokok yang ada pada kurikulum maupun bahan pengayaan.
3. Kemampuan menyusun program pengajaran
a. Menetspksn tujusn pembelajaran
b. Mengembangkan bahan pembelajaran
c. Memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran
d. Memilih dan mengembangkan media pembelajaran
e. Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
4. Melaksanakan program pengajaran
a. Menciptakan iklim belajar yang tepat
b. Mengatur ruang belajar
c. Mengelola interaksi belajar mengajar
5. Kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran
Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru juga dijelaskan beberapa poin terkait dengan standar kompetensi
profesional yang harus dimiliki oleh guru. Standar tersebut adalah:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan

4
reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.

C. Hal-hal yang Berkaitan dengan Kompetensi Profesional


1. Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Seorang guru harus memahami jenis-jenis materi pembelajaran beberapa hal
penting yang harus dimiliki guru adalah kemampuan menjabarkan materi standar
dalam kurikulum. Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu menentukan
secara tepat materi yang relavan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik
beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih dan menetukkan materi
standar yang akan diajarkan kepada peserta didik yaitu:
a. Validitas (validity) atau tingkat ketepatan materi. Sebelum memberikan materi
pembelajaran seorang guru harus yakin bahwa materi yang diberikan telah teruji
kebenarannya. Artinya guru harus menghindari memberikan materi (Data, dalil,
teori, konsep dan sebagainya). Yang sebenernya masih dipertanyakan atau
diperdebatkan. Hal ini untuk menghindarkan salah konsep salah tafsir atau salah
pemakaian.
b. Keberartian atau tingkat kepentingan materi tersebut dikaitkan dengan
kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Materi standar yang diberikan harus
relavan dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik, sehingga bermanfaat bagi
kehidupannya. Kebermanfaatan tersebut diukur dari keterpakaian dalam
pengembangan kemampuan akademis pada jenjang selanjutnya dan
keterpakaiannya sebagai bekal untuk hidup sehari-hari sehingga dalam
mempelajari materi tersebut, peserta didik memiliki kepercayaan bahwa ia akan
mendapat penghargaan nantinya.
c. Relevansi (relevance), dengan tingkat kemampuan peserta didik, artinya tidak
selalu sulit, tidak terlalu mudah dan disesuaikan dengan variasi lingkungan
setempat dan kebutuhan dilapangan pekerjaan serta masyarakat pengguna saat
ini dan yang akan datang.
d. Kemenarikan (interens), pengertian menarik disini bukan hanya sekedar
menarik keperhatian peserta didik pada saat mempelajari suatu materi
pembelajaran. Lebih dari itu materi yang diberikan hendaknya mampu

5
memotivasi peserta didik sehingga peserta didik mempunyai minat untuk
mengenali dan mengembangkan.
e. Kepuasan (Satisfacation), kekuasaan yang dimaksud merupakan hasil
pembelajaran yang diperoleh peserta didik yang benar-benar bermanfaat bagi
kehidupannya, dan peserta didik benar-benar dapat bekerja dengan
menggunakan dan mengamalkan ilmu tersebut dengan memperoleh nilai atau
insentif yangsangat berarti bagi kehidupan di masa depan.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menentukan
materipembelajaran, diantaranya:
a. Lingkungan pembelajaran,
b. Tingkat ketergantungan pada guru,
c. Ketersediaan materi,
d. Cakupan pembelajaran,
e. Individual dan kelompok, dan Besarnya kelompok sasaran.

2. Mengurutkan Materi Pembelajaran


Agar pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan menyenangkan, materi
pembelajaran harus diurutkan sedemikian rupa serta dijelaskan mengenai batasan
dan ruang lingkupnya. Hal ini dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar (KIKD) sebagai konsensus
nasional, yang dikembangkan dalam standar isi, standar kompetensi setiap
kelompok pelajaran yang akan di kembangkan.
b. Menjabarkan KIKD ke dalam indikator, sebagai langkah awal untuk
mengembangkan materi standar unruk membentuk kompetensi tersebut.
c. Mengembangkan ruang lingkup dan urutan setiap kompetensi. Pengembangan
ruang lingkup dan urutan ini bisa dilakukan oleh masing-masing guru mata
pelajaran, dan bisa dikembangkan dalam kelompok kerja guru (KKG) untuk
setiap mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, sebagai pedoman.

3. Mengorganisasikan Materi Pembelajaran


Seorang guru dituntut untuk menjadi ahli penyebar informasi yang baik, karena
tugas utamanya antara lain menyampaikan informasi kepada peserta didik. Di
samping itu, guru juga berperan sebagai perencana (designer), pelaksana

6
(implementer), dan penilai (evaluator) materi pembelajaran. Apabila pembelajaran
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi para peserta didik dengan
menyediakan ilmu yang tepat dan latihan keterampilan yang mereka perlukan
haruslah ada ketergantungan terhadap materi pembelajaran yang efektif dan
teroraganisasi.
Menurut konsep pengembangan disain pembelajaran dengan tujuan dapat
dilakukan dengan memandang pembelajaran sebagai sistem, isi pemebelajaran harus
dipilih dan ditentukan sesaui tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, materi
yang harus diajarakan untuk suatu mata pelajaran bersifat dinamis, dapat berubah
dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan, serta situasi dan kondisi
pembelajaran, tidak statis hanya bersumber dari buku teks.
Jadi, guru diperlukan peran baru untuk memiliki keterampilan-keterampilan dan
bahan pembelajaran untuk memudahkan serta menghubungkan materi pembelajaran
dengan tujuan menyampaikannya kepeserta didik dalam proses pembelajaran.

4. Mendayagunakan Sumber Pembelajaran


Derasnya arus informasi yang berkembang di masyarakat menuntut setiap orang
untuk bekerja keras agar dapat mengikuti dan memahaminya, kalau tidak kita akan
ketinggalan zaman. Demikian halnya dalam pembelajaran di sekolah, untuk
memperoleh hasil yang optimal haruslah dituntut tidak hanya mendayagunakan apa
yang sudah disediakan di dalam kelas, tapi harus mampu dan mau menelusuri
berbagai sumberpembelajaran seperti majalah, surat kabar dan internet.
Hal ini penting, agar apa yang dipelajari sesuai dengan kondisi dan
perkembangan masyarakat, sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam pola pikir
peserta didik. Berikut sumber-sumber belajar yang bisa digunakan di luar kelas,
yaitu:
a. Manusia, yaitu orang yang menyampaikan pesan pembelajaran secara langsung,
seperti guru, administrator, konselor yang diniati secara khusus dan disengaja
untuk kepentingan pembelajaran.
b. Bahan, yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran baik yang diniati
secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafikm buku paket dan sebagainya.
c. Lingkungan, yaitu ruangan dan tempat ketika sumber-sumber dapat berinteraksi
dengan para peserta didik. Ruang dan tempat yang diniati secara sengaja untuk

7
kepentingan pembelajaran. Misalnya ruangan perpustakaan, ruan kelas,
laboratorium.
d. Alat dan peralatan yaitu sumber pembelajaran untuk produksi dan memainkan
sumber-sumber lain. Misalnya, tape recorder, proyektor film dan pesawat radio.
e. Aktivitas, yaitu sumber pembelajaran yang merupakan kombinasi antara satu
teknik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar.

D. Syarat-syarat Profesionalisme Guru


Guru merupakan jabatan professional yang harus mempunyai beberapa keahlian
khusus sebagai suatu profesi, maka kriteria profesionalisme yang harus di penuhi yaitu:
1. Fisik, yaitu sehat jasmani dan rohani
2. Mental atau kepribadian, yaitu memiliki kepribadian yang baik atau berjiwa
Pancasila.
3. Keilmiahan atau pengetahuan, yaitu mampu memahami ilmu yang dapa melandasi
pembentukan pribadi.
4. Keterampilan, mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-tehnik mengajar
yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan, memahami dan mampu
melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah.
Selain itu guru yang profesional selain memiliki ilmu yang akan di ajarkan (di
transfer) kepada anak didiknya, hendaknya juga memiliki keahlian lain agar tujuan dari
pendidikan dapat tercapai. Keahlian tersebut di uraikan sebagai berikut.
1. Keahlian Teknis
Yaitu keahlian pendidik untuk membuat persiapan mengajar, keahlian
merancang proses pembelajaran, tugas mengevaluasi hasil belajar, dan lain- lain
yang selalu bersangkutan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
2. Keahlian Interpersonal
Yaitu keahlian berkomunikasi antara pendidik dengan peserta didik.
Komunikasi yang baik dan jelas tentu dapat membantu anak didik memahami
penjelasan atau arahan atas materi pelajaran atau bahasan pembelajaran dari
pendidik itu sendiri. Keahlian komunikasi disini juga termasuk bagaimana guru
mampu berinteraksi dengan menggunakan bahasa verbal maupun nonverbal
sehingga dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan membangun kondisi
yang positif atau kondusif bagi peserta didik.

8
3. Keahlian Konseptual
Yaitu keahlian pendidik dalam berpikir abstrak. Pendidik akan berhasil
jika memiliki program yang dapat diukur keberhasilannya. Keahlian ini
menunjukan bahwa guru mampu merancang berbagai kegiatan dalam program
pembelajaran sehingga mampu membantu peserta didik untuk mengembangkan
potensi atau kemampuan yang dimilikinya. Utamanya adalah bagaimanakah
guru merancang suatu pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat
diwujudkan
4. Keahlian Diagnostik
Yaitu keahlian mendiagnosis permasalahan yang timbul dalam diri anak
didik melalui gejala-gejala yang ditunjukan oleh sikap anak yang berbeda dari
biasanya, kemudian dipelajari oleh pendidik untuk dicarikan solusi. Selain itu
pendidik memerlukan kekuatan mental untuk memahami permasalahan yang timbul
dalam diri anak didik. Keahlian ini juga mengarahkan bagaimana pendidik
memecahkan permasalahan yang timbul secara objektif serta mengarahkan anak
didik secara holistik menuju pada pencapaian tujuan pendidikan.
5. Keahlian Analisis
Yaitu keahlian menganalisis suatu masalah. Keahlian ini di perlukan
pendidik untuk membuat keputusan yang tepat atas permasalahan yang timbul.
Untuk itu guru perlu berbagai macam data atas suatu permasalahan yang tengah
dihadapinya dan dari data itu kemudian diolah sehingga akan menjadi informasi
yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

E. Tantangan Profesionalisasi Jabatan Guru


Hakekat keprofesionalan jabatan guru tidak akan terwujud hanya dengan
mengeluarkan pernyataan bahwa guru adalah jabatan atau pekerjaan profesional,
meskipun pernyataan tersebut dikeluarkan dalam bentuk peraturan resmi. Karena, untuk
mendapatkan status profesional harus melalui perjuangan yang berat dan cukup panjang.
T. Raka Joni mengemukakan ada enam tantangan dalam proses profesionalisasi jabatan
guru, yaitu:
1. Bidang layanan ahli “keprofesionalan guru” yang diselenggarakan itu harus
ditetapkan.
2. Kelompok profesi dan penyelenggara pendidikan prajabatan yang mempersiapkan

9
tenaga guru yang profesional.
3. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada program
pendidikan prajabatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada lulusan program
pendidikan prajabatan yang memiliki kemampuan minimal yang dipersyaratkan
(sertifikasi).
5. Secara perorangan dan kelompok, kaum pekerja profesional harus dapat
bertanggungjawab atas segala aspek pelaksanaan tugasnya. Sedangkan untuk
penilaian pihak lain, haruslah berupa penilaian oleh teman sejawat yang sederajat
tingkat keahliannya (pengawasan kesejawatan), karena tanpa kebebasan ini tidak
akan ada penilaian independen yang didasarkan pada pertimbangan ahli. Dan tanpa
penilaian independen ini, mustahil dapatterjuwudnya profesionalitas.
6. Kelompok profesional harus memiliki kode etik yang merupakan dasar untuk
melindungi para anggota yang menjunjung tinggi nilai – nilai profesional.4
Dari enam tantangan diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua aspek yang harus ada
secara baku - tunjang, sehingga sesuai dengan bidang layanan, termasuk keguruan-
kependidikan, yang memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai profesi, yaitu
1. Adanya keterandalan layanan,
Untuk mendapatkan layanan yang handal diperlukan adanya seorang ahli
yang telah menguasai betul apa yang dikerjakan dalam memberikan layanan.
2. Layanan tersebut diakui oleh masyarakat dan pemerintah.
Layanan ini mendapat kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah bahwa
kemaslahatannya didahulukan dalam proses pemberian layanan. Penguasaan
bidang layanan dalam bidang keguruan berarti kemampuan merancang dan
melaksanakan kegiatan belajar mangajar dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
utuh. Dengan kata lain guru yang profesional harus dapat memperhitungkan
kemungkinan dampak jangka panjang dari setiap keputusan dan tindakannya
berlandaskan pada wawasan kependidikan yang arif.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi professional adalah kemampuan seorang guru dalam menguasai materi
pembelajaran secara luas dan mendalam dengan mebimbing, mendidik sesuai dengan
kompetesi dan standar nasional, yang harus mempunyai beberapa keahlian khusus
sebagai suati profesi, yang di antaranya harus terampil yakni mampu memecahkan dan
melaksanakan kegiatan pendidikan dengan baik, di dalam sekolah maupun di luar
sekolah, pembahasan kompetensi professional guru juga sangat erat kaiannya dengan
dengan pembahasan tentang standar keilmuan yang dimilki guru itu sendiri.
Agar terciptanya kompetensi professional yang sesuai dengan Permendiknas No 16
tahun 2007 yakni, menguasai materi, stuktural, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung materi pelajaran yang di ampu, memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Dan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah (PP) No 19 tahun 2017 bahwa Kompetensi profesional sebagaimana
dimaksud pada pasal (1) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Oleh karena peran guru yang professional sangat mempangaruhi mutu
pendidikan anak bangsa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.Remaja Rosda


Karya.2007.
Nurdin, Muhammad. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2004.
Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Ciputat Pers. 2002.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
AlfaBeta.2009.

12

Anda mungkin juga menyukai