Manual CSL 1 Teknik Penulisan Resep Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PENUNTUN

PEMBELAJARAN
PENULISAN RESEP

Diberikan pada Mahasiswa Semester II


Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa

CLINICAL SKILL LAB


FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
2020
1
Contents
PENUNTUN CSL PENULISAN RESEP.....................1
Tujuan (Level Kompetensi 4A).................................3
Skenario 1 Demam dan nyeri....................................3
Skenario 2 Batuk........................................................3
Tugas...........................................................................3
Kelompok obat Golongan AINS...................................5
Aspirin.........................................................................5
Acetaminophen (Parasetamol)...................................7
Asam mefenamat dan Meklofenamat........................8
Golongan Narkotik......................................................10
Morfin........................................................................10
Meperidin...................................................................10
Metadon.....................................................................11
Kelompok obat batuk..................................................12
Golongan Opioid (Kodein)......................................12
Golongan Antitusif non opioid................................12
Ekspektoran...............................................................13
Mukolitik...................................................................13
Singkatan Latin dalam Resep......................................15
Tujuan (Level Kompetensi 4A)
A. Mahasiswa dapat membaca, mengerti
dan menulis resep dengan baik dan
benar
B. Mahasiswa dapat memiliki kemampuan untuk
memberikan farmakoterapi nyeri dan batuk
secara tepat dan rasional.

Skenario 1 Demam dan nyeri


Seorang pria usia 25 tahun datang ke pliklinik
dengan keluhan demam dan sakit kepala selama
3 hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
temperatur tubuh 39 derajat C. Tidak ditemukan
kelainan lain. Walaupun terasa berat, penderita
belum pernah makan obat untuk mengatasi
keluhannya ini

Skenario 2 Batuk
Seorang pria perokok 50 tahun batuk sudah
5 hari Batuk hilang timbul dalam 2 tahun
terakhir, BAK dan BAB lancar. Keluhan
utama adalah batuk.

Tugas
Mengikuti Guide to Good Prescribing yang
direkomendasikan WHO, lakukan langkah berikut:

1. Step 1: Define the patient’s problem

2. Step 2: Specify the therapeutic objective


3. Step 3: Verify the suitability of your P-drug

a. 3A: Are the active substance and


dosage form suitable?

b. 3B: Is the standard dosage


schedule suitable?

c. 3C: Is the standard duration of


treatment suitable?

4. Step 4: Write a prescription

5. Step 5: Give information, instructions and


warnings

6. Step 6: Monitor (and stop?) the treatment


Kelompok obat Golongan AINS

Aspirin
. Merupakan obat yang paling banyak digunakan
sebagai analgesik, antipiretik dan antiinflamasi.

. Tersedia dalam bentuk tablet 100 mg untuk anak dan


tablet 500 mg untuk dewasa. Metilsalisilat hanya digunakan
sebagai obat luar dalam bentuk salep atau liniment
dimaksudkan sebagai counter irritant bagi kulit. Asam
salisilat berbentuk bubuk digunakan sebagai keratolitik.

. Indikasi :
Antipiretik.
Dewasa 325 – 650 mg tiap 3 – 4 jam

Anak-anak 15 – 20 mg/kgBB tiap 4 – 6 jam (DM


< 3,6 g/hari)

Analgesik. Untuk mengobati nyeri yang tidak spesifik


misalnya sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid,
neuralgia dan mialgia. Dosis sama seperti pada
penggunaan untuk antipiretik.

Demam reumatik akut. Dalam waktu 24


– 48 jam setelah pemberian obat yang cukup
terjadi pengurangan nyeri, kekakuan,
pembengkakan, rasa panas dan memerahnya
jaringan setempat.

5
Suhu badan, frekuensi nadi menurun dan
penderita merasa lebih enak.

Dosis dewasa 5 - 8 g/hari, diberikan


1 g/kali

Anak 100- 125 mg/kgBB/hari,


diberikan tiap 4 – 6 jam selama 1 mgg

Artritis reumatoid. Selain menghilangkan nyeri, juga


menghambat inflamasinya.
Dosis 4 – 6 g/hari.

Aspirin juga digunakan untuk mencegah trombus koroner


dan trombus vena dalam berdasarkan efek penghambatan
agregasi trombosit . Dosis 325 mg/hari dapat insiden infark
miokard akut dan kematian pada penderita angina.

Keracunan aspirin yang berat dapat menyebabkan


kematian, tetapi umumnya bersifat ringan. Metilsalisilat
jauh lebih toksik daripada natrium salisilat dan
keracunannya sering terjadi pada anak-anak. Terapi
intoksikasi mencakup bilas lambung dan koreksi gangguan
cairan dan elektrolit.

6
Acetaminophen (Parasetamol).
. Efek analgetik dapat menghilangkan nyeri ringan sampai
sedang, dan menurunkan suhu tubuh diduga juga
berdasarkan efek sentral seperti aspirin.

. Efek antiinflaasinya sangat lemah, sehingga tidak


digunakan sebagai antireumatik.

. Indikasi. Digunakan sebagai analgetik dan antipiretik.


Sebagai analgetik sebaiknya tidak diberikan terlalu lama
karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgetik.

. Sediaan. Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal


berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120
mg/5 ml.

Dewasa 300 mg – 1 g/ kali (maks 4g/hari)

Anak 6 – 12 thn 150 – 300 mg/kali (maks 1,2 g/hari)

1 – 6 thn 60 – 120 mg/kali (maks 6x sehari) Bayi < 1 thn 60

mg/kali (maks 6x sehari)

. Reaksi alergi terhadap parasetamol jarang terjadi.


Manifestasinya berupa eritema atau urtikaria dan
gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa.

. Akibat dosis toksik yang paling serius adalah nekrosis hati,


nekrosis tubuli renalis serta koma hipoglikemik dapat juga
terjadi. Keracunan akut ini biasanya diobati secara simtomatik
dan suportif.

Asam mefenamat dan Meklofenamat


. Asam mefenamat digunakan sebagai analgetik. sebagai
antiinflamasi kurang efektif dibanding aspirin. Meklofenamat
digunakan sebagai antiinflamasi pada terapi artritis reumatoid
dan osteoartritis.
. Karena efek toksiknya maka tidak dianjurkan untuk diberikan
pada anak dibawah 14 tahun dan wanita hamil dan pemberian
tidk lebih dari 7 hari.
. Dosis asam mefenamat 250 – 500 mg 2 – 3 x sehari
Meklofenamat 200 – 400 mg sehari

1. Natriumdiklofenak.
Dosis Dewasa 100 – 150 mg sehari (terbagi 2 atau 3
dosis)

2. Indometazin
. Digunakan untuk pengobatan artritis reumatoid dan
sejenisnya. Juga memiliki efek antiinflamasi,
analgetik – antipiretik yang sama dengan aspirin.

8
. Karena toksisitasnya tidak dianjurkan diberikan
pada anak, wanita hamil, penderita gangguan
psikiatris dan penderita penyakit lambung.
. Dosis. 2 – 4 x 25 mg sehari. Untuk mengurangi
gejala reumatik di malam hari diberikan 50 – 100
mg sebelum tidur.

3. Piroksikam
. Tidak dianjurkan diberikan pada wanita hamil,
penderita tukak lambung dan penderita yang sedang
minum antikoagulaan
. Dosis untuk penyakit inflamasi 10 – 20 mg sehari.

4. Fenilbutazon dan Oksifenbuazon


. Fenilbutazon tersedia dalam bentuk tablet salut
gula 100 mg dan 200 mg
. Indikasi. Digunakan untuk mengobati penyakit
pirai akut, artritis reumatoid dan gangguan sendi.
. Dosis untuk atritis reumatoid 3 – 4 x 100 mg/hari
selama seminggu
Golongan Narkotik

Morfin
. Efek analgetik Morfin dan opioid lain sangat efektif dan tidak
disertai oleh hilangnya fungsi sensorik lain yaitu rasa raba,
rasa getar, penglihatan dan pendengaran, bahkan persepsi
stimulasi nyeri pun tidak selalu hilang setelah pemberian
morfin dosis terapi. Yang terjadi adalah suatu perubahan reaksi
terhadap stimulus nyeri
. Efek depresi SSP beberapa opioid dapat diperhebat dan
diperpanjang oleh fenotiazin, penghambat monoamin oksidase
dan antidepresi trisiklik.
. Sediaan yang mengandung alkaloid murni dapat digunakan
untuk pemberian oral maupun parenteral.
. Dosis Morfin untuk nyeri pasca bedah 10 mg/70 kgBB
subkutan

Meperidin
. Efek analgetik serupa dengan morfin, efek ini mulai timbul
15 menit setelah pemberian oral dan mencapai puncak dalam 2
jam.
. Meperidin HCl tersedia dalam bentuk tablet 50 mg dan 100
mg dan ampul 50 mg/ml.
Metadon
. Efek analgetik 7,5 – 10 mg metadon sama kuat dengan efek
10 mg morfin.
. Metadon dapat diberikan secara oral maupun suntikan, tetapi
suntikan subkutan menimbulkan iritasi lokal.
. Tersedia dalam bentuk tablet 5 dan 10 mg dan sediaan
suntikan dalam ampul atau vial dengan kadar 10 mg/ml. Dosis
analgetik metadon oral untuk dewasa 2,5 – 15 mg, dan dosis
parenteral 2,5 10 mg

Kelompok obat batuk

Golongan Opioid (Kodein)


. Penghambatan refleks batuk dapat dipertanggungjawabkan
pada batuk yang tidak produktif dan hanya iritatif.
. Kodein tersedia dalam bentuk tablet mengandung 10, 15, 20
mg kodein. Dosis tunggal 32 mg kodein peroral memberikan
efek analgetik sama besar dengan efek 600 mg aspirin. Dosis
sebagai antitusif dewasa 10 mg

Golongan Antitusif non opioid


1. Dekstrometorfan
. Obat ini meningkatkan ambang rangsang refleks batuk
secara sentral dan kekuatannya sama dengan kodein.
. Tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan sirop dengan
kadar 10 mg dan 15 mg/5 ml.
. Dosis. Dewasa 10 – 30 mg (3 – 4 x sehari).
2. Noskapin
. Pada dosis terapi obat ini tidak berefek terhadap SSP
kecuali sebagai antitusif.
. Dosis 3 – 4 x 15 – 30 mg sehari
. Dosis tunggal 60 mg pernah digunakan untuk batuk
paroksimal.

Ekspektoran
. Ekspektoran adalah obat yang dapat merangsang pengeluaran
dahak dari saluran napas.

1. Amonium klorida
. Pemberian dosis besar dapat menimbulkan asidosis
metabolik, dan hati-hati penggunaannya pada pasien dengan
insufisiensi hati, ginjal dan paru-paru.
. Dosis dewasa 300 mg (5 ml) tiap 2 – 4 jam.

2. Gliseril guaiakolat
. Tersedia dalam bentuk sirop 100 mg/5 ml. Dewasa 2 – 4 x
200 – 400 mg sehari

Mukolitik
. Adalah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas
sengan jalan memecaha benang- benang mukoprotein dan
mukopolisakarida dari sputum.

1. Bromheksin
. Digunakan sebagai mukolitik pada bronkitis atau kelainan
saluran napas yng lain. Juga digunakan secara lokal di bronkus
untuk memudahkan pengeluaran dahak pasien yang dirawat di
ugd.
. Dosis oral dewasa 3 x 4 – 8 mgsehari

2. Ambroksol
. Suatu metabolit bromheksin diduga sama cara kerja dan
penggunaannya.

3. Asetilsistein
. Diberikan secara semprotan atau obat tetes hidung
. Menurunkan viskositas sekret paru pada pasien radang paru.

Singkatan Latin dalam Resep

Penggunaan singkatan bahasa Latin dalam praktik medis


memiliki sejarah yang sangat panjang, bisa dirunut hingga ke
tahun 1400-an saat bahasa Latin menjadi bahasa utama di
Eropa Barat. Saat ini, penggunaan singkatan bahasa Latin
terbatas pada petunjuk pengambilan atau penggunaan obat
dalam resep.
Berikut adalah beberapa singkatan yang paling umum
digunakan:

Singkatan Arti Latin


sebelum
a.c. makan ante cibum
a.d. or telinga
auris dexter
a.s.AD
or kanan
ASad. lib. telinga kirihati
sesuka auris
ad sinister
libitum
a.u.a.l.
or setiap
telinga kiri aurix
AU telinga auris utrolaevus
dua hari
alt. die tetes
sekali alternus die
aurist. telinga auristillae
dua jam alternus
alt. h. duasekali
kali
b.d. sehari bisHoris
die
Ante
a.m. duapagi
kali
b.i.d. sehari bismeridiem
in die
aq. air Aqua
cap. kapsul Capsula
div. bagi Divide
eq.pts. sama rata equalis partis
gtt. tetes Gutta
h. jam Hora
h.s. waktu tidur hora somni
mane pagi hari Mane
mixt. campur Mixtura
tetes
narist. hidung naristillae
no. nomor Numero
nocte malam hari Nocte
O. pint octarius
oc. oles mata oculentum
o.d. tiap hari omni die
o.d. or mata oculus dexter
OD kanan
o.l. mata kiri oculus laevus
o.m. di pagi hari omni mane
di malam
o.n. hari omni nocte
o.s. or Oculus
OS mata kiri Sinister
o.u. or
OU setiap mata oculus utro
setelah
p.c. makan post cibum
Post
p.m. sore hari meridiem
p.o. per oral per os
p.r. per rektal per rectum
sesuai
p.r.n. kebutuhan pro re nata
p.v. per vaginal per vaginum
setiap 4 quaque 4
q.4.h. jam Hora
setiap 6 quaque 6
q.6.h. jam Hora
q.d. or
QD setiap hari quaque die
quater die
q.d.s. 4 x sehari sumendus
q.i.d. 5 x sehari quater in die
q.o.d setiap 2 Quaque
or hari altera die
QOD
setiap 4 Quarta
q.q.h. jam quaque hora
jumlah quantum
q.s. secukupnya sufficiat
sekali
s.i.d. sehari semel in die
Sig. or tulis di
S. label signa
stat. segera statim
supp. supositoria suppositorum
syr. sirup syrupus
tab. tablet tabella
ter die
t.d.s. 3 x sehari sumendus
t.i.d. 3 x sehari ter in die
ut dict. sesuai
or u.d. petunjuk ut dictum
ung. oles unguentum

Anda mungkin juga menyukai