685 1435 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

P-ISSN: 2337-7364

E-ISSN: 2622-9005

PEDAGOGIK
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

VOL. 6 NO. 2 OKTOBER 2019

Diterbitkan Oleh:
Fakultas Agama Islam (FAI)
dan Lembaga Penelitian, Penerbitan, Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LP4M)
Universitas Muhammadiyah Aceh
Jalan Muhammadiyah No. 91 Bathoh Lueng Bata Banda Aceh Telpn/FAX. (0651) 27569
http://ejournal.unmuha.ac.id/index.php/pedagogik
P-ISSN 2337-7364
E-ISSN 2622-9005

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Editor in chief
Dr. Saiful, S.Ag., M.Ag.

Jurnal Manager
Restu Andrian, M.Pd

Managing Editors
Fauziah, M.Si.
Dedi Zumardi, S.Pd.I

Board of Editors
Meutia Zahara, Ph.D
Ika Kana Trisnawati, M.Ed
Ismail Darimi, S.Pd.I, MA
Yuniarti, SS., M.Pd

Board of Riviewers
Prof. Dr. M. Nasir Budiman, M.A.
Prof. Dr. H. Jamaluddin Idris, M.Ed
Prof. Dr. M. Ali Sarong, M.Si
Dr. Nuralam, M.Pd
Dr. Sri Suyanta, M.A.
Dr. Anton Widyanto, M.Ag
Dr. H. Muharrir Asy'ari, Lc., M.Ag.
Dr. Aslam Nur, M.A.
Dr. Amin Haris, M.Pd
Akhsanul In’am, Ph.D
Mursalin, M.Pd
Muksal, M.E.I
Siti Safura, M.Ed
Nazariah, M.Pd

Distribusi
Rosnidarwati, S.Ag., M.A.
Ema Sulastri, S.Pd.I., M.Pd.
Ulia Hanum, M.Si.

PENERBIT:
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh dan
Lembaga Penelitian, Penerbitan, Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LP4M)
E-mail: [email protected]

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran i


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019 |
P-ISSN 2337-7364
E-ISSN 2622-9005

PENGANTAR EDITORIAL

Syukur kehadirat Allah Swt, karena hanya izin-Nya Jurnal Pedagogik yang
sekarang berada di tangan para pembaca dapat diluncurkan. Selawat dan salam kita
sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa ummat manusia ke jalan
kebajikan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Jurnal ilmiah ini diadakan untuk memfasilitasi dan mendorong lahirnya karya
tulis ilmiah, berupa hasil penelitian dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
PEDAGOGIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah
Universitas Muhammadiyah Aceh ingin membagi pendapat dan ide dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran secara nasional
maupun international. Keberadaan jurnal ini menjadi semakin penting untuk memacu
tumbuhnya nuansa akademis di lingkungan para pendidik mulai pada tingkat rendah
hingga perguruan tinggi serta bagi para peneliti pendidikan dan pembelajaran. Tetapi
tidak tertutup kesempatan bagi pihak lain yang juga memiliki inisiatif untuk
memaparkan hasil penelitiannya yang relevan dengan pendidikan dan pembelajaran.

Pada Edisi Ini, Jurnal Pedagogik Menyajikan Beberapa Tulisan Yang


Menganalisis Isu-Isu Pendidikan dan Pembelajaran yang Bersumber dari Berbagai
Perspektif yang Meliputi Pendidikan Kritis (dalam Konteks Sosial dan Pendidikan
Bahasa); Pendidikan Karakter; Organisasi dan Manajemen Pendidikan; Serta Strategi
Pembelajaran dan Kurikulum. Pada Tema di Atas, Beberapa Artikel Menarik Yang
disajikan yaitu, Strategi Pembinaan Pendidikan Agama Islam (PAI) Bagi Orang Tua
Lanjut Usia di Panti Jompo Kabupaten Bireuen Oleh Nurdin; Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD Oleh
Gingga Prananda; Interference in Leaflets from English Into Acehnese Language Oleh
Riska Nazirah, Rahmatun Nisa dan Elfia; Problem of The Social Disadvantages Learner
dalam Perspektif Hirschi’s Social Bond Oleh Khairul Fahmi Ilyas; Dampak Pendidikan
Karakter dalam Membentuk Kepribadian Siswa SDN Golo Gonggo Kabupaten
Manggarai, Flores, NTT Oleh Dafrosa Saina Niat, Ismail Nasar, dan Fransiskus Laka
Lazar; Penerapan Media Modul Penulisan Karya Ilmiah Berbasis LCDS (Learning
Content Development System) Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Budi
Utomo Malang Oleh Lis Susilawati dan Endang Setyowati; Tingkat Stres Mahasiswa
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Mengikuti Mata Kuliah Micro Teaching Oleh Ainal
Mardhiah.

Selanjutnya juga ada Emotional Regulation Training to Reduce Stress Among


Teachers at Boarding Schoool of Ibnul Qoyyim Putri Junior High School, Gandu,
Sedangtirto, Berbah, Sleman, Special Reggion of Yogyakarta Oleh Clara Shinta;
Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ii
Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019 |
P-ISSN 2337-7364
E-ISSN 2622-9005

Perkembangan Pengajian Tafsir Al-Quran di Aceh dan Karya Ulama Aceh dalam
Bidang Tafsir Oleh Muhammad Fadhillah; Sistem Pendidikan Pada Pesantren
Tradisional Oleh Saiful.

Sesuai dengan jurnal ilmiah, publikasi Jurnal Pedagogik ini diharapkan dapat
menjadi bahan rujukan dan sumber kajian yang relevan dan aktual serta memberikan
wawasan para pembaca dalam pendidikan dan pembelajaran. Kepada penulis, tim
penyunting dan penerbit serta semua pihak yang telah memberikan dukungan atas
terbitnya Jurnal Pedagogik ini, kami sampaikan ucapan terima kasih. Semoga Allah Swt
berkenan memberikan balasan yang setimpal atas usaha baik ini.

Salam,
Tim Penyunting

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran iii


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019 |
P-ISSN 2337-7364
E-ISSN 2622-9005

DAFTAR ISI
Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran
Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Hal
Pengantar Editorial ii
Daftar Isi iv
Ketentuan Penulisan Naskah Jurnal PEDAGOGIK v

Strategi Pembinaan Pendidikan Agama Islam (PAI) Bagi Orang Tua Lanjut
Usia di Panti Jompo Kabupaten Bireuen 108-121
Nurdin
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Pembelajaran
IPA Siswa Kelas V SD 122-130
Gingga Prananda
Interference in Leaflets from English Into Acehnese Language
Riska Nazirah, Rahmatun Nisa dan Elfia 131-139

Problem of The Social Disadvantages Learner dalam Perspektif Hirschi’s


Social Bond 140-153
Khairul Fahmi Ilyas
Dampak Pendidikan Karakter dalam Membentuk Kepribadian Siswa SDN
Golo Gonggo Kabupaten Manggarai, Flores, NTT 154-171
Dafrosa Saina Niat, Ismail Nasar, dan Fransiskus Laka Lazar
Penerapan Media Modul Penulisan Karya Ilmiah Berbasis LCDS (Learning
Content Development System) Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa 172-180
Indonesia IKIP Budi Utomo Malang
Lis Susilawati dan Endang Setyowati
Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Mengikuti Mata
Kuliah Micro Teaching 181-199
Ainal Mardhiah
Emotional Regulation Training to Reduce Stress Among Teachers at
Boarding Schoool of Ibnul Qoyyim Putri Junior High School, Gandu, 200-213
Sedangtirto, Berbah, Sleman, Special Reggion of Yogyakarta
Clara Shinta
Perkembangan Pengajian Tafsir Al-Quran di Aceh dan Karya Ulama Aceh
dalam Bidang Tafsir 214-230
Muhammad Fadhillah
Sistem Pendidikan Pada Pesantren Tradisional
Saiful 231-247

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran iv


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019 |
P-ISSN 2337-7364
E-ISSN 2622-9005

KETENTUAN PENULISAN NASKAH


JURNAL ILMIAH PEDAGOGIK
A. Ketentuan Umum

Tulisan harus orisinil dan belum pernah dipublikasikan di media apapun yang
berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran
 Panjang tulisan maksimum 15 halaman kertas A4 dengan spasi 1,5 dan diketik
dengan program MS Word ukuran 12 dengan huruf Times New Roman.
 Biodata singkat penulis di catatan akhir naskah.
 Naskah dikirim 1 (satu) eks dalam bentuk print out dan softcopy

B. Ketentuan Khusus
 Kerangka tulisan meliputi: Judul, Nama Penulis, Abstrak, Kata Kunci,
Pendahuluan, Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, dan Daftar
Kepustakaan.
 Judul harus mencerminkan permasalahan yang dibahas dalam tulisan
 Nama penulis ditulis tanpa titel atau gelar kesarjanaan. Nama lengkap dan gelar
ditulis di halaman akhir (di atas end note) dengan memberi tanda (*)
 Abstrak memuat secara singkat latar permasalahan, tujuan dan analisis dengan
panjang tulisan antara 50-75 kata.
 Kata kunci merupakan tema sentral tulisan antara 2-4 kata.
 Pendahuluan harus secara eksplisit memuat latar belakang masalah, tinjauan
kepustakaan, relevansi hasil penelitian terdahulu, rumusan masalah dan tujuan
penelitian.
 Metode harus secara sistematis memuat rancangan penelitian, populasi dan
sampel (kuantitatif) atau subjek penelitian, instrumen penelitian dan teknik
analisis data
 Hasil dan Pembahasan harus memaparkan temuan dan menganalisis data yang
diperoleh dalam penelitian.
 Kesimpulan harus menjawab semua permasalahan yang dikemukakan dalam
pendahuluan. Di samping itu, dalam kesimpulan dapat juga ditambahkan
beberapa saran penulis bagi pihak-pihak yang berkorelasi erat dengan isi tulisan.
 Daftar Kepustakaan memuat sumber yang menjadi rujukan sesuai dengan
standar APA (American Psychological Assosiation).
 Sistem kutipan yang dipakai adalah model innote.

C. Artikel dan soft copy nya dikirimkan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum bulan
penerbitan kepada: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh. Jalan
Muhammadiyah No. 91 Bathoh Banda Aceh Telepon/Fax. 0651-27569. Penulis
juga dapat melakukan regestrasi secara online melalui website:
http://ejournal.unmuha.ac.id/index.php/pedagogik atau dapat mengirim melalui
email: [email protected]
Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran v
Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019 |
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005

EMOTIONAL REGULATION TRAINING TO REDUCE STRESS


AMONG TEACHERS AT BOARDING SCHOOOL OF IBNUL QOYYIM
PUTRI JUNIOR HIGH SCHOOL, GANDU, SEDANGTIRTO, BERBAH,
SLEMAN, SPECIAL REGGION OF YOGYAKARTA
Clara Shinta
[email protected],
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Absrac:The aim of the research was to find out the effect of Emotional Regulation Training
to reduce stress in teachers at Boarding school of Ibnul Qoyyim Putri Junior high School. The
design of the research was pretest posttest countrol group design with follow up experiment.
The subjects were 14 teachers of Junior high School, with median and high stress score in the
pretest, teaching at Ibnul Qoyyim Putri Junior high School, able to communicate and
cooperate. Stress score was measured by 24-items stress scale. Subjects were divided into 2
groups, experiment group and control group, 7 women each. Subjects were given an
emotional regulation training of 3 skills: emotional monitoring skill, emotional evaluation
skill, and emotional modification skill. Quantitative data was analysed with Mann-Whiitney
U-Test, Wilcoxon, and Friedman Test. Qualitative data used in the research were obsevation,
interview, worksheet, and evaluation sheet. Research showed that emotional regulation
training was effective in reducing stress level in teacher of Ibnul Qoyyim Putri Junior High
School.
Key word : Emotional Regulation Training, Stress

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan regulasi emosi untuk
menurunkan stres pada guru di sekolah MTs Ibnul Qoyim Putri. Rancangan penelitian ini
adalah ekpseprimen dengan model rancangan pretest posttest control group design with
follow up. Subjek pada penelitian ini adalah guru di sekolah MTs, berjumlah 14 orang yang
memiliki karakteristik skor stres sedang dan tinggi pada pretest, mengajar di sekolah MTs
Ibnul Qoyyim Putri dan mampu berkomunikasi dan kooperatif. Stres diukur dengan
menggunakan skala stres sejumlah 24 aitem. Subjek dibagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, masing-masing kelompok berjumlah 7 orang.
Subjek diberi perlakuan berupa pelatihan regulasi emosi dengan tiga cara yaitu kemampuan
memonitoring emosi, kemampuan mengevaluasi emosi, dan kemampuan memodifikasi
emosi. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan analisis Uji Mann-Whitney U-Test, Uji
Wilcoxon dan analisis Uji Friedman. Analisis data kualitatif dari hasil observasi, wawancara,
lembar kerja dan lembar evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan regulasi
emosi efektif menurunkan tingkat stres pada guru di sekolah MTs Ibnul Qoyyim Putri.
Kata Kunci: Regulasi Emosi,Stres.

A. PENDAHULUAN
Guru merupakan profesi yang berperan besar dan mempunyai kedudukan sangat
penting serta strategis dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa
seorang guru memikul tanggung jawab moral dan kewajiban yang besar, sebab profesi guru
lebih menuntut untuk mencetak sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas. Dalam
Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 200
Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
arus pembangunan negara yang semakin pesat, peranan dan tanggungjawab guru turut
menjadi lebih berat.
Profesi seorang guru tidak hanya diharapkan mampu mengelola pembelajaran siswa
tetapi juga memiliki kepribadian yang stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Banyaknya tanggung jawab dan tuntutan seorang
guru, menjadikan profesi ini rentan terhadap stres. Menurut Ingarianti (2009) sebagian besar
guru belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang pentingnya mengelola dan
mengendalikan stres yang terjadi. Selama ini sebagian guru menganggap permasalahan yang
terjadi akan terselesaikan dengan sendirinya serta mencoba menghindari penyebab stres yang
dialami, sebagian guru bahkan melampiaskan pada siswa ketika sedang mengalami masalah.
Dampak stres yang dialami guru dapat bermacam-macam bentuknya. penelitian yang
dilakukan oleh National Association of Head Teacher (NAHT) (dalam Jarvis, 2002)
menunjukkan bahwa 4% responden mengunjungi dokter karenastres, 20% responden minum
terlalu banyak alkohol, dan 25% responden mengalami stres berat sehingga mengalami
penyakit seperti hipertensi, insomnia, depresi dan gangguan saluran pencernaan.
Hampir semua orang di dalam hidupnya pernah mengalami stres yang berkaitan dengan
pekerjaannya (Sarafino, 2002). Tuntutan dari tugas pekerjaan dapatmenyebabkan stres
melalui dua cara, yaitu (1) beban kerja yang mungkin terlalu berat, dan (2) beberapa jenis
aktivitas atau situasi dalam pekerjaan yang dipandang lebih mengandung stres daripada yang
lain, seperti misalnya pekerja yang memiliki beban kerja, deadline, mengalami konflik
interpersonal dan lain-lainnya. Terlebih bagi profesi seperti polisi, pekerja sosial, petugas
kesehatan memiliki tambahan emosi terhadap pekerjaan yang terus menerus dalam situasi
yang seringkali dihadapkan pada rasa cemas, takut, memalukan, danpermusuhan (Sarafino,
2002). Hasil penelitian yang dilakukan Cartwright, Cooper, Donald, Johnson, Millet, &
Taylor (2005) jugamenunjukkan bahwa stres kerja banyak terjadi pada individu dengan latar
belakang pekerjaan di bidang pelayanan kemanusiaan yang berkaitan erat dengan
masyarakat, misalnya perawat, pekerja sosial, guru, konselor, dokter dan polisi.
Hal ini sejalan dengan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada guru di
sekolah Ibnul Qoyyim. Melalui wawancara, penulis mendapatkan pola masalah yang hampir
serupa dialami pada masing-masing guruyaitu indikasi adanya stres. Penyebab stres yang
dialami guru diduga antara lain disebabkan oleh banyaknya tekanan dalam pekerjaan
menyebabkan mereka menjadi kurang fokus dan kurang maksimal mengajar. Tekanan-
tekanan yang ada disebabkan karena subjek mengerjakan pekerjaan di luar jam mengajar

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 201


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
yaitu tinggal di pondok pesantren dan menjadi pendamping santri, adanya masalah dan
tekanan dari keluarga. Subjek juga merasa adanya sistem senioritas dimana kepemimpinan
terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok muda dan kelompok tua menambah beban
tekanan yang ada. Tekanan yang tidak terselesaikan menyebabkan subjek merasakan keluhan
fisik seperti pusing, cepat merasa lelah, suasanan hati yang kadang berubah dan sulit tidur.
Subjek juga menjadi kurang dapat mengontrol emosi sehingga mudah marah ketika ada siswa
yang tidak mengikuti aturan belajar di kelas (khususnya siswa-siswa yang memiliki
permasalahan di dalam keluarga seperti kurang perhatian orang tua dan perceraian kedua
orang tuanya) dan siswa yang melanggar aturan dalam lingkungan pondok pesantren.
Menurut Lazarus (1991), stres merupakan suatu bentuk interaksi antara individu dengan
lingkungan, yang dinilai individu sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui
kemampuan yang dimilikinya serta mengancam kesejahteraannya, atau merupakan suatu
fenomena individual yang menunjukkan respon individu terhadap tuntutan lingkungan. Stres
dihubungkan dengan adanya peristiwa yang menekan sehingga seseorang merasa tidak
berdaya. Hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif, misalnya pusing, tekanan darah
tinggi, mudah marah, sedih, sulit tidur, sulit konsentrasi, nafsu makan bertambah atau
berkurang, ataupun merokok terus (Safaria & Saputra, 2009). Individu yang stres
menunjukkan reaksi emosional yang negatif seperti sedih, cemas, mudah marah, mudah
tersinggung, gelisah, gugup dan perasaan bersalah (Sarafino & Smith, 2011).
Loker & Gregson (2005), mendefinisikan stres sebagai keadaan yang mudah dialami
ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan
untuk mengatasinya. Santrock (2003) mendefinisikan stres sebagai respon individu terhadap
situasi dan peristiwa, yang disebut sumber stres (stresor) yang dianggap mengancam individu
yang mengalaminya dan biasanya mengganggu kemampuan individu untuk mengatasinya.
Stres yang dialami oleh guru dapat menimbulkan dampak fisik, psikologis dan perilaku
yang berakibat pada terganggunya proses belajar mengajar maupun hubungan guru di
lingkungan sosial sehingga guru tidak dapat melakukan tugas dan kewajibannya sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan. Untuk mengurangi dampak stres kerja yang dialami
oleh guru, salah satu metode yang dapat digunakan adalah regulasi emosi. Regulasi emosi
adalah suatu cara yang dapat digunakan oleh individu untuk mengurangi dampak dari stres.
Hal tersebut didukung oleh beberapa penelitian, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan
Barret, Christensen, Benvenuato, & Gross (2001) bahwa individu yang memiliki kemampuan
regulasi emosi dapat mengurangi emosi-emosi negatif akibat pengalaman emosional. Lazarus

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 202


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
(1991) juga mengungkapkan hal yang sama, regulasi emosi dapat digunakan untuk mengelola
tuntutan eksternal dan internal yang spesifik serta berat atau melebihi sumber daya individu
yang dinilai sebagai stres.
Menurut Gross & John (2003) regulasi emosi sebagai pemikiran atau peringatan yang
dipengaruhi oleh emosi individu yang mengalami dan mengungkapkan emosinya. Pikiran dan
perilaku individu sangat dipengaruhi oleh emosi individu tersebut. Ketika individu sedang
mengalami emosi yang negatif biasanya tidak dapat berfikir dengan jernih dan melakukan
tindakan di luar kesadaran. Reivich dan Shatte (2002) mengemukakan dua hal penting yang
terkait dengan regulasi emosi, yaitu ketenangan (calming) dan fokus (focusing). Individu
yang mampu mengelola kedua keterampilan ini, dapat membantu meredakan emosi yang ada,
memfokuskan pikiran-pikiran yang mengganggu dan mengurangi stres. Kadang-kadang
individu tidak dapat memprediksi dan tidak dapat mengontrol emosinya karena seringkali
gagal dalam meregulasi emosi (Faeuerbach dkk., dalam Megawati, 2003). Ketidakmampuan
dalam meregulasi emosi menyebabkan seseorang tidak dapat membuat evaluasi yang masuk
akal, tidak kresatif dalam strategi peregulasian dan tidak mampu membuat keputusan
(Koostiuk & Fouts, 2003).
Gross (2007) menilai bahwa makna regulasi emosi yang selama ini ada merupakan suatu
hal yang ambigu, apakah emosi yang merubah berbagai aspek seperti pemikiran, perilaku
atau fisiologis (regulation by emotion) atau bagaimana emosi itu sendiri yang diregulasi
(regulation of emotion), jika fungsi utama dari emosi adalah mengkoordinasikan respon
sistem (Gross, 2007), arti pertama dari regulasi emosi adalah sama luasnya dengan emosi.
Untuk alasan ini, Gross lebih memilih arti kedua, yaitu bagaimana emosi itu sendiri yang
diregulasi, hal tersebut merujuk pada proses gabungan dari beberapa aspek di mana emosi itu
sendiri diatur.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa pelatihan regulasi emosi dapat
menurunkan stres. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Hidayati (2008), yaitu pada
penanganan stres ibu-ibu korban lumpur Lapindo dengan pelatihan regulasi emosi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan regulasi emosi dapat menurunkan tingkat stres
ibu-ibu korban lumpur Lapindo. Karjuniwati (2010) melakukan penelitian mengenai
pengaruh pelatihan regulasi emosi terhadap pengurangan stres dan peningkatan optimisme
pada penganggur di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan regulasi
emosi dapat menurunkan stres dan memunculkan rasa optimis serta semangat subjek untuk
mencari pekerjaan. Kapliani (2015) melakukan penelitian mengenai pelatihan regulasi emosi

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 203


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
untuk menurunkan stres pada difabel bukan bawaan. hasil penelitian menunjukkan pelatihan
regulasi emosi efektif dapat menurunkan stres pada difabel bukan bawaan, subjek mampu
mengelola emosi dengan baik, mengekspresikannya dengan tepat, menerima keadaannya dan
berpikiran positif sehingga dapat merasakan kebahagiaan dan terhindar dari stres. Penelitian
yang dilakukan oleh Mulyani (2016) pelatihan regulasi emosi untuk menurukan tingkat stres
pada lansia di panti wredha dharma bakhti surakarta. Hasil pelatihan regulasi emosi efektif
dapat menurunkan tingkat stres pada lansia dengan katagori berat berubah menjadi katogori
sedang dan kategori sedang menurun skor menjadi stres ringan. Penelitian yang dilakukan
Muttaqin (2012), penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat stres setelah
subyek diberikan pelatihan regulasi emosi. Ini berarti bahwa hipotesis diterima dan
menunjukkan bahwa pelatihan regulasi emosi dapat mengurangi stres pada pengangguran.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain pretest-posttest control


group design with follow up, yaitu partisipan akan dibagi secara acak dalam dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen dan kontrol serta dilakukan pengukuran variabel tergantung
sebelum dan sesudah perlakuan diberikan.
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel tergantung: stres. Variabel bebasnya adalah pelatihan regulasi emosi.
Stres merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu. Stres merupakan
mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik fisiologis,
psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya, dimana mekanisme tersebut
bersifat individual yang sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Stres yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa berat tingkat stres yang dirasakan
individu. Stres diungkap melalui Skala Stres.
Pelatihan regulasi emosi adalah pelatihan yang dilakukan dengan metode kelompok
untuk memberikan bekal keterampilan dalam melakukan regulasi emosi. Dalam pelatihan
regulasi emosi ini terdapat tiga proses yaitu memonitoring emosi, mengevaluasi emosi dan
memodifikasi emosi (Thomson, 1994).
Pelatihan ini terdiri dari 7 sesi dan waktu yang digunakan di masing-masing sesi
adalah ±1-2 jam. Kelompok eksperimen akan mendapatkan pelatihan terlebih dahulu dan
kelompok kontrol sebagai waiting list. Sesi-sesi terdiri dari: sesi pembukaan dan pengantar,

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 204


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
sesi mengenal dan menilai emosi, sesi pengungkapan emosi, sesi mengubah emosi negatif
menjadi emosi positif, sesi relaksasi, sesi evaluasi dan penutupan.

Sumber Data
1. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalahGuru MTs/SMP yang mengajar di sekolah boarding
Ibnul Qoyyim.
Adapun kriteria subjek dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Guru MTs/SMP yang mengajar di sekolah boarding Ibnul Qoyyim
b. Guru MTs/SMP yang mempunyai tingkat stres dalam kategori stres sedang dan
kategori stres tingggi.
c. Beragama Islam.
d. Tidak pernah dan tidak sedang mengikuti kegiatan yang sejenis seperti relaksasi,
meditasi, atau yoga.
e. Tidak pernah dan tidak sedang mengikuti pelatihan regulasi emosi.
f. Mampu berkomunikasi dan kooperatif.
g. Bersedia mengikuti seluruh kegiatan rangkaian kegiatan dan evaluasi yang dibuktikan
dengan pengisian informed consent.

2. Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen tertulis dan dokumen
tidak tertulis. Dokumen tertulis meliputi surat izin penelitian, informed consent, Skala stres,
lembar kerja dan lembar evaluasi. Dokumen tidak tertulis diperoleh dari observasi selama
intervensi meliputi sikap, partisipasi dan keseriusan subjek dalam mengikuti intervensi.

Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif. Alat pengumpul data
kuantitatif yaitu menggunakan skala stres. Peneliti juga akan menggunakan observasi,
wawancara, dan evaluasi untuk melengkapi data.

1. Skala Stres Guru


Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini mempunyai tujuan mengungkap
fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar, 2003). Skala ini digunakan untuk memperoleh
data yang akan dianalisis secara kuantitatif. Skala stres meliputi aspek fisiologis, kognitif,
emosional dan tingkah laku. Skala stres disusun oleh peneliti berdasarkan blue print dari
aspek stres. Item dari skala stres yang akan digunakan terdiri dari 40 item, yang terdiri dari

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 205


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
aspek fisiologis, emosional, kognitif, tingkah laku. Penentuan jumlah item berdasarkan dari
penggunaan rumus Spearman-Brown. Suryabrata (2005) menyatakan bahwa suatu tes bisa
dinyatakan memenuhi koefisien reliabilitas jika memenuhi koefisien reliabilitas (r tt) sebesar
0,70. Untuk kepentingan diagnosis dalam suatu kelompok, maka koefisien reliabilitas sebesar
0,70 dianggap sudah memuaskan. Selain itu, Azwar (2007) menyatakan bahwa indeks daya
beda item rata-rata (rit) yang diharapkan dalam suatu tes adalah sebesar 0,30. Semua item
yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap sudah
memuaskan.
Berikut adalah rumus menghitung jumlah aitem berdasarkan reliabilitas dan daya beda
yang diharapkan, menggunakan rumus Spearman-Brown. Berdasarkan formula Spearman-
Brown, jika rtt = 0,70 dan rit = 0,30, maka jumlah item yang diharapkan adalah sebanyak 24
aitem namun untuk mengantisipasi item yang gugur saat uji coba, peneliti menambahkan
jumlah item menjadi 40 aitem untuk skala stres. Semua aspek dalam skala stres guru, tersebar
dalam 40 aitem favorabel yang mendukung obyek yang ingin diukur. Alternatif jawaban pada
masing-masing aitem adalah S (Sangat Sering), S (Sering), J (Jarang), TP (Tidak
Pernah).Reliabilitas pada masing-masing skala stres dianalisis dengan menggunakan teknik
reliabilitas Alpha dari Cronbach.

2. Observasi
Observasi akan dilakukan selama proses pelatihan berlangsung dengan menggunakan
lembar panduan observasi dengan pencatatan secara naratif. Hal-hal yang perlu diamati
adalah kondisi kelompok secara umum dan kondisi masing-masing peserta saat pelatihan
berlangsung serta kondisi fasilitator. Lembar observasi akan diisi oleh beberapa observer
yang dipilih berdasarkan kualifikasi yang telah ditentukan.

3. Wawancara
Wawancara dilakukan secara individual kepada peserta, sebelum dan sesudah pelatihan
untuk menggali data lebih mendalam dan mengetahui hasil pelatihan yang diberikan.

4. Tahap evaluasi
Subjek diberikan post-test untuk melihat tingkat gangguan stres setelah diberikan terapi.
Satu minggu berikutnya, subjek diberikanfollow-up untuk melihat tingkat gangguan stres

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 206


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
setelah tidak diberikan terapi lagi. Follow-up dilakukan dengan memberikan skalastres untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh dari pemberian.
Analisis Data
Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kuantitatif dan kualitatif. Metode yang akan digunakan dalam analisis kuantitatif adalah
statistik nonparametrik karena jumlah subjek sedikit (<30) dan teknik analisis statistik untuk
menguji hipotesis menggunakan Mann-Whitney U terhadap gain score. Alasan menggunakan
teknik ini adalah untuk menguji dan mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan. Selain itu, dilakukan juga analisis dengan Friedman test untuk melihat ada
tidaknya pengaruh pemberian perlakuan Pretest-Posttest-Follow Up antara kelompok
eksperimen dan Pretest-Posttest-Follow Up kelompok kontrol.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan komputer
program SPSS (Statistical Product & Service Solution) 17.0 for windows. Analisis data
kualitatif akan diperoleh melalui analisis data deskriptif dengan mengolah data observasi,
wawancara, dan evaluasi. Data kualitatif akan dijadikan data tambahan untuk melengkapi dan
memperjelas hasil kuantitatif.

C. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan analisis kuantitatif dapat diketahui bahwaMann Whitney U terdapat
perbedaan tingkat stres pada kelompok eksperimen pada tahap pre-test dengan post-test yaitu
tingkat signifikansi sebesar 0,002 (p=0,002; p<0,01) dan pre-test dengan follow up yaitu
tingkat signifikansi sebesar 0,002 (p<0,01) yang mendapatkan intervensi pelatihan regulasi
emosi dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan pelatihan sedangkan antara post-
test dengan follow up tingkat signifikansi sebesar 0,039 (p>0,05) artinya antara post-test
dengan follow up ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang mendapatkan
intervensi pelatihan regulasi emosi dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
pelatihan. Pengaruh pelatihan regulasi emosi terhadap tingkat stres guru terjadi peningkatan
dalam kurun waktu satu minggu setelah pelatihan.
Selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan uji wilcoxon untuk
mengetahui perubahan atau penurunan tingkat stres pada satu kelompok dengan dua data,
yaitu uji wilcoxon kelompok eksperimen pretest-postest, pretest-followUp, posttest-followUp
dan uji wilcoxon kelompok kontrol pretest-postest, pretest-followUp dan posttest-followUp.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji wilcoxon kelompok eksperimen ada
perbedaan secara signifikan antara pretest dan posttest (z = -2,366, p = 0,018, p < 0,05). Hal
Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 207
Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
ini menunjukkan bahwa ada perbedaan sebelum/pretest (M = 46,57, SD = 5,533) dengan
setelah posttest (M = 38,1429, SD = 6,28361), nilai posttest menurun setelah diberikan
intervensi.
Uji wilcoxon kelompok eksperimen ada perbedaan secara signifikan antara pretest
dan follow up (z = -2,379, p = 0,017, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
pretest (M = 46,57, SD = 5,533) dengan setelah follow up (M = 34,5714, SD = 4,23703), nilai
follow up menurun setelah satu minggu diberikan intervensi. Uji wilcoxon kelompok
eksperimen pretest-follow Up, ada perbedaan secara signifikan antara posttest dan follow up
(z = -2,207, p = 0,027, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan posttest (M =
38,14, SD = 6,283) dengan setelah follow up (M = 34,5714, SD = 4,23703), nilai follow up
menurun setelah satu minggu diberikan intervensi.
Hasil analisis menggunakan uji wilcoxon kelompok kontrol, ada perbedaan yang
tidak signifikan antara pretest dan posttest (z = -1,890, p = 0,059, p > 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa ada tidak ada perbedaan sebelum/pretest (M = 42,86, SD = 5,210)
dengan setelah posttest (M = 44,2857, SD = 4,60848), nilai posttest meningkat setelah tidak
diberikan intervensi. Uji wilcoxon kelompok kontrol pretest dan follow up, ada perbedaan
secara tidak signifikan antara pretest dan follow up (z = -1,190, p = 0,232, p > 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pretest (M = 42,86, SD = 5,210) dengan setelah
follow up (M = 43,43, SD = 4,392), nilai follow up meningkat setelah satu minggu tidak
diberikan intervensi. Uji ststistic wilcoxon kelompok kontrol posttest-follow up ada
perbedaan secara signifikan antara posttest dan follow up (z = -1,414, p = 0,157, p > 0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan posttest (M = 44,29, SD = 4,608) dengan setelah
follow up (M = 43,4286, SD = 4,39155), nilai follow up meningkat setelah satu minggu tidak
diberikan intervensi.
Hasil uji Friedman Test pada kelompok kontrol menunjukkan chi-square 3, 909
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,142 yang menunjukkan tingkat signifikansi lebih besar
dari tingkat kesalahan (p=0,142; p>0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan antara sebelum, sesudah, dan follow up terhadap penurunan tingkat stres pada
guru.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini diterima yaitu pelatihan regulasi emosi mampu
menurunkan tingkat stres guru.

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 208


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
Diskusi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan skor tingkat
stres pada kelompok eksperimen saat pre-test dan post-test. Sementara pada kelompok
kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor tingkat stres pada saat pre-test dan
post-test dan follow up. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa pelatihan regulasi
emosi efektif menurunkan tingkat stres pada guru. Hasil ini juga didukung oleh data kualitatif
yang menunjukkan secara umum peserta dalam pelatihan melaporkan adanya perubahan yang
dirasakan setelah mengikuti pelatihan, diantaranya merasa lebih nyaman, berpikir positif,
lebih bisa menahan rasa marah, menghadapi masalah menjadi lebih tenang.
Keberhasilan pelatihan yang telah dicapai dalam penelitian ini telah mendukung
beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan. Penelitian yang telah dilakukan oleh
Hidayati (2008), yaitu pada penanganan stres ibu-ibu korban lumpur Lapindo dengan
pelatihan regulasi emosi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan regulasi emosi
dapat menurunkan tingkat stres ibu-ibu korban lumpur Lapindo. Karjuniwati (2010)
melakukan penelitian mengenai pengaruh pelatihan regulasi emosi terhadap pengurangan
stres dan peningkatan optimisme pada penganggur di Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelatihan regulasi emosi dapat menurunkan stres dan memunculkan rasa
optimis serta semangat subjek untuk mencari pekerjaan. Kapliani (2015) melakukan
penelitian mengenai pelatihan regulasi emosi untuk menurunkan stres pada difabel bukan
bawaan. hasil penelitian menunjukkan pelatihan regulasi emosi efektif dapat menurunkan
stres pada difabel bukan bawaan, subjek mampu mengelola emosi dengan baik,
mengekspresikannya dengan tepat, menerima keadaannya dan berpikiran positif sehingga
dapat merasakan kebahagiaan dan terhindar dari stres. Penelitian yang dilakukan oleh
Mulyani (2016) pelatihan regulasi emosi untuk menurukan tingkat stres pada lansia di panti
wredha dharma bakhti surakarta. Hasil pelatihan regulasi emosi efektif dapat menurunkan
tingkat stres pada lansia dengan katagori berat berubah menjadi katogori sedang dan kategori
sedang menurun skor menjadi stres ringan.
Faktor yang mendukung keberhasilan pelatihan yaitu peran fasilitator seperti
pengalaman, penguasaan materi, serta kualitas interpersonal yang baik merupakan modal
utama yang mendukung fasilitator dalam menjalankan tugasnya. Dalam pelatihan ini,
fasilitator mampu memimpin proses pelatihan dengan baik, menumbuhkan suasana
keterbukaan dengan peserta, mampu menjelaskan materi dengan baik sehingga semua peserta
memahami materi dengan baik, serta mampu memandu latihan dengan baik melalui instruksi
dengan intonasi suara yang jelas, volume suara yang keras, dan tidak terburu-buru.
Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 209
Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
Keberhasilan pelatihan ini juga didukung oleh pendekatan yang digunakan dalam
pelatihan yaitu pendekatan kelompok. Peserta dalam kelompok dapat merasakan adanya
kesamaan, artinya peserta menjadi sadar bahwa ada orang lain yang mengalami masalah
serupa dengan dirinya. Menurut Rose (2002) keuntungan pelaksanaan dalam kelompok
dibanding dengan individual adalah anggota kelompok akan saling mendukung, memberi
keyakinan, dan dapat berbagi dengan anggota lain sehingga terjadi hubungan yang
menyembuhkan antar anggota kelompok. Kelompok akan memberikan rasa aman bagi
individu sehingga mereka mampu berkomunikasi dan akan menerima dukungan dari terapis
dan anggotanya lainnya.
Beberapa kelemahan yang menjadi keterbatasan penelitian ini adalah penyusunan alat
ukur belum disusun berdasarkan aitem yang belum setara antar aspek-aspek. Selain itu
pengaturan waktu pelaksanaan harus menyesuaikan dengan jadwal fasilitator serta jadwal
kegiatan guru di pondok pesantren sehingga waktu pelatihan dipertemuan pertama dilakukan
pagi hari, pertemuan kedua di siang hari dan pertemuan ke empat di sore hari. Ada peserta
yang tidak melakukan latihan secara maksimal, sehingga hasil posttest dan follow Up kurang
maksimal. Selain itu, suara bising dari luar ruangan yang tidak dapat diprediksi seperti suara
bel sekolah, suara musik nasyid dari speaker sekolah dan petugas perpustakaan yang keluar
masuk ruang perpustakaan, menyebabkan peserta kurang mampu berkonsentrasi walaupun
kendala tersebut dapat diatasi dengan menutup pintu ruang pelatihan sehingga suara bising
tidak terlalu terdengar.

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Regulasi Emosi terbukti dapat
menurunkan gangguan stres pada guru di sekolah MTs Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim.
Semua subjek merasakan lebih tenang, rileks, nyaman dan lebih bersemangat dalam
menjalani pekerjaan setelah pelatihan regulasi emosi dengan mengenal emosi, merubah
emosi negatif menjadi emosi positif sehingga keluhan karena berkaitan dengan masalah
pekerjaan sebagai guru, sebagai pendamping siswa di pondok pesantren dan adanya kegiatan
lain selain di lingkungan pondok pesantren seperti masalah kuliah, masalah mengajar di
sekolah lain yang dijalani menyebabkan seperti sering pusing, pegal-pegal pada kaki dan
tangan, tidak bersemangat, mudah marah, mudah sedih, kurang fokus dan mudah lupa
menjadi berkurang dan seluruh subjek dapat melakukan terapi regulasi emosi secara mandiri

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 210


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
setelah dipandu oleh fasilitator dan dibantu oleh ko-fasilitator sehingga mampu diamalkan
untuk diri sendiri.

E. REFERENSI
Ambotang, S & Hashim, M. (2010). Hubungan iklim kerja dan stres kerja dalam pengurusan
bilik darjah dalam kalangan guru prasekolah. International journal of techo-social. 2,
2-70.
Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Smith, E. E., & Bern, D. J. (2000). Pengantar psikologi.
Edisi kesebelas Jilid 2. Dalam Widjaja Kusuma (Penerjemah). Jakarta: Erlangga.
Azwar, S. (2003). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2010). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Durand, M. V. & Barlow, H. D. (2006). Intisari psikologi abnormal. Edisi keempat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Emmer, E.T., & Stough, L.M. (2001). Classroom management: A critical part of educational
psychology, with implications for teacher education. EducationalPsychologist, 36, 103-
112.
Fitriyani, R. (2014). Keterampilan psikologis model BK “PROAKTIF”-R untuk
meningkatkan regulasi emosi guru SD. (Tesis tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Goleman, D. (2006). Emotional intelligence. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gross, J. J. & Thompson, R. A. (2006). Emotion regulation: Conceptual foundations.
Handbook of Emotion Regulation. New York: Guilford Press.
Gross, J.J., & John, O.P. (2003). Individual differences in two emotion regulatio n
processed: Implications for affect, relationships, and well being. Journal of Personality
and Social Psychology, 85, 348-36.
Gross, R. (2012). Psychology the science of mind and behaviour. Dalam Drs. Helly Prajitno
Soetjipto, M.A., & Dra. Sri Mulyantini Soetjipto (Penterjemah). Pustaka pelajar :
Yogyakarta.
Gross, J.J. (2002). Emotion Regulation: Affective, Cognitive, and SocialConsequences.
Psychophysiology, 39, 281-291, diakses tanggal 19 Desember 2014.
Hardjana, A.M., (1997), 35 Cara Mengurangi Stres. Yogyakarta: Kanisius.
Hidayati, N. (2008). Penanganan stres ibu-ibu korban lumpur lapindo dengan pelatihan
regulasi emosi. (Tesis tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 211
Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
Ingariati T. M. (2009). Pelatihan manajemen stres pada guru playgroup dan taman kanak-
kanak. Jurnal dedikasi. volume. 6. 20-25
Jarvis, M. (2002). Stress News. Diunduh dari http://www.isma.uk/stressnm/teachstress
1.ttm.2 Oktober 2017.
Kapliani, D. (2015). Pengaruh pelatihan regulasi untuk menurunkan stres pada difabel
bukan bawaan. (Tesis tidak diterbitakan). Fakultas Psikologi Universitas Ahmad
Dahlan, Yogyakarta.
Karjuniwati, (2010). Pengaruh pelatihan regulasi emosi terhadap pengurangan stres dan
peningkatan optimisme pada penganggur di yogyakarta. (Tesis tidak diterbitkan).
Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
King, L. A. (2017). Psikologi umum: sebuah pandangan apresiatif, the science of psycology-
An appreciative View. edisi 3, buku 2. Petty Gina Gayatri (Penterjemah). Jakarta:
Salemba Humanika.
Kostiuk, L. M. & Gregpry, F. T. (2002). Understanding of emotions and emotions regulation
in adolescent females with conduct problem: A qualitative analysis. Journal of The
Qualitative Report, 7 (1).
Lazarus, R. S, & Folkman (1984). Stres, appraisal and coping. New York: Springer.
Lazarus, R. S. (1991). Emotion and adaptation. New York. Oxford University Press.
Megawati. (2003). Hubungan antara citra raga dan regulasi emosi dengan perilaku makan
pada remaja. (Tesis tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. (2001). Metode penelitian Kulialitatif. Cetakan XIV. Jakarta: Remaja
Rosdakarya.
Muliani, S. (2016). Efektifitas regulasi emosi untuk menurunkan tingkat stres pada lansia.
(Tesis tidak diterbitakan). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.
Mutaqqin, E. (2012). Pengaruh pelatihan regulasi emosi untuk mengurangi stres pada
individu yang menganggur. (Tesis tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Greene, Beverly. (2005). Psikologi abnormal, Edisi
kelima, Jilid 1. Dalam tim fakultas universitas indonesia (penterjemah). Erlangga :
Jakarta.

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 212


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
Clara Shinta P-ISSN: 2337-7364
E-ISSN: 2622-9005
Northen, J. J. (2007). The Development evaluation and validation of novel. Measure of
financial stress. (Thesis tidak diterbitkan).
Nurlaela, S. (2015). Pengaruh pelatihan regulasi emosi untuk meningkatkan subjective well-
being pada orangtua dengan anak berkebutuhan khusus. (Tesis tidak diterbitkan).
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Odgen, J. (2004). Health psychology: A textbook third edition. USA: McGraw-Hill
education.
Prawitasari, J. E. (2011). Psikologi klinis: Pengantar terapan mikro & makro. Jakarta:
Erlangga.
Pusvitasari, P., Hepi, W., & Astuti, Y. D. (2016). Efektivitas regulasi emosi untuk
menurunkan stres pada anggota reskrim. Jurnal intervensi psikologi. Fakultas Psikologi
dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. 8(1), 127-145.
Rice, L. P. (1992). Stress and health. California: Books/ cole Publising.
Richard, J. M. & Gross, J. J. (2000). Emotion regulation and memory : The cognitive costs of
keeping one’s cool. Journal of Personality and Social Psychology. 79 (3), 410-424.
Safaria, T. & Saputra, N. E. (2009). Manajemen emosi: Sebuah panduan cerdas bagaimana
mengelola emosi positif dalam hidup anda. Jakarta: Bumi Aksara.
Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja. Edisi enam. Dalam Sinto. B
Adelar & Sherly Saringih (Penterjemeh). Jakarta: Erlangga.
Sarafino, E. P. & Smith, T. W. (2011). Health psychology biopsychosocial interaction. 7th
Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Suryabrata, S. (2005). Pengembangan alat ukur psikologi. Yogyakarta: Andi Offset.
Taylor, S.E. (1995). Health Psychology. Singapore: McGraw-Hill Book Co
Thompson, R.A. (1994). Emotion regulation: A theme in search of definition. Diunduh dari
http://psychology.ucdavis.edu/labs/thompson/pubs/article/thompson1994.f. 22 November
2017.

Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran 213


Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019
PEDAGOGIK
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

VOL. 6 NO. 2 OKTOBER 2019

P – ISSN 2337-7364 E – ISSN 2622-9005


Diterbitkan Oleh:
Fakultas Agama Islam (FAI)
dan Lembaga Penelitian, Penerbitan, Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LP4M)
Universitas Muhammadiyah Aceh
Jalan Muhammadiyah No. 91 Bathoh Lueng Bata Banda Aceh Telpn/FAX. (0651) 27569
http://ejournal.unmuha.ac.id/index.php/pedagogik

Anda mungkin juga menyukai