Soal 1 Evapotranspirasi
Soal 1 Evapotranspirasi
Soal 1 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah jumlah air total yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari
permukaan tanah, badan air, dan vegetasi oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan
fisiologis vegetasi. Sesuai dengan namanya, ET juga merupakan gabungan antara
proses-proses evaporasi, intersepsi, dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan,
yaitu perubahan dari zat cair menjadi uap air atau gas dari semua bentuk permukaan
kecuali vegetasi. Sedang transpirasi adalah perjalanan air dalam jaringan vegetasi
(proses fisiologis) dari akar tanaman ke permukaan daun dan akhirnya menguap ke
atmosfer. Intersepsi adalah penguapan air dari permukaan vegetasi ketika berlangsung
hujan. (Asdak, 2001: 117-118)
Evapotranspirasi sangat erat kaitannya dengan kebutuhan air tanaman.
Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk menggantikan air
yang hilang akibat penguapan. Penguapan dalam hal ini meliputi penguapan dari
permukaan air dan daun-daun tanaman. Bila kedua proses terjadi bersamaan maka
evapotranspirasi, yaitu gabungan dari proses penguapan air bebas (evaporasi) dan
penguapan melalui tanaman (transpirasi).
Angin
Pengaruh angin terhadap evapotranspirasi potensial adalah melalui
mekanisme dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun. Semakin
dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun. Semakin besar
kecepatan angin, semakin besar pula laju evapotranspirasi yang dapat terjadi.
Dibandingkan dengan pengaruh radiasi matahari, pengaruh angin terhadap laju
evapotranspirasi adalah lebih kecil (de Vries dan van Duin dalam Asdak, 2001:
119)
Suhu (Temperature)
Pengaruh suhu terhadap evapotranspirasi dapat dikatakan secara langsung
berkaitan dengan intensitas dan lama waktu radiasi matahari. Namun demikian,
perlu dikemukakan bahwa suhu yang akan mempengaruhi evapotranspirasi
potensial adalah suhu permukaan daun dan bukan suhu udara di sekitar daun. (de
Vries dan van Duin dalam Asdak, 2001: 119)
Metode Blaney-Criddle
Metode ini untuk memprakirakan besarnya evapotranspirasi potensial
(PET) pada awalnya dikembangkan untuk memprakirakan besarnya konsumsi
air irigasi di Amerika Serikat (Dunne dan Leopold, 1978 dalam Asdak, 2001:
129).
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan karena data
terukur yang dibutuhkan sedikit dan mudah di dapat.
Data terukur yang diperlukan dalam metode ini adalah:
Letak lintang (LL)
Suhu udara (t)
Angka koreksi (c)
ET0 = c . ET0*
Keterangan:
ET0 = Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
c = Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)
ET0* = Evaporasi acuan sebelum dikoreksi (mm/hari)
P = Prosentase rata-rata jam siang malam, yang besarnya
bergantung pada letak lintang (LL)
ET0 = c . ET0*
ET0* = w . Rs
Keterangan:
ET0 = Evapotranspirasi acuan (mm/hari)
c = Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)
ET0* = Evapotranspirasi acuan sebelum dikoreksi (mm/hari)
w = Faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah
Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)
Rs = (0.25 + 0.54 (n/N)) Rγ
Rγ = Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfer
n/N = Kecerahan matahari (%)
Tabel 1.4 Hubungan t dan w (Tabel R.1)
(Untuk Indonesia, EL. 0-500 m)
Suhu w Suhu w
(t0) (t0)
24.0 0.735 27.2 0.767
24.2 0.737 27.4 0.769
24.4 0.739 27.6 0.771
24.6 0.741 27.8 0.773
24.8 0.743 28.0 0.775
25.0 0.745 28.2 0.777
25.2 0.747 28.4 0.779
25.4 0.749 28.6 0.781
25.6 0.751 28.8 0.783
25.8 0.753 29.0 0.785
26.0 0.755 29.2 0.787
26.2 0.757 29.4 0.789
26.4 0.759 29.6 0.791
26.6 0.761 29.8 0.793
26.8 0.763 30.0 0.795
27.0 0.765 30.2 0.797
Sumber : Montarcih L, 2010
.L,.Metode Penman
Metode Penman pada mulanya dikembangkan untuk menentukan
besarnya evaporasi dari permukaan air terbuka. Dalam perkembangannya,
metode tersebut juga digunakan untuk menentukan besarnya evapotranspirasi
potensial (PET) dari suatu tegakan vegetasi dengan memanfaatkan data iklim
mikro yang diperoleh dari atas permukaan vegetasi yang menjadi kajian.
(Asdak, 2001: 133)
Data terukur yang dibutuhkan :
Suhu rerata bulanan (t °C)
Kelembaban relatif bulanan rerata (RH » %)
Kecerahan matahari bulanan (n/N » %)
Kecepatan angin bulanan rerata (u » m/dt)
Letak lintang daerah (LL)
Angka koreksi (c)
Prosedur perhitungan dalam Rumus Penman adalah sebagai berikut;
ET0 = c . ET0*
Tabel berikut adalah tabel data perhitungan evaporasi yang nantinya akan
menjadi data penunjang perhitungan dalam ketiga metode tersebut.
Tabel 1.10 Data Perhitungan Evaporasi
RH min n U
% jam/hari m/dt
50.0 10.8 6.0
Sumber: Data, 2014
εd = εa . RH
= 32,26 . 0,50 = 16,128 mbar
f(εd) = 0,34 – 0,044(εd 0.5)
= 0,163
Tabel PN.2 :
LL = 80 LU
Mencari Rγ (dari Tabel R.2)
Dengan Forecasting dari data 5°LU s/d 2°LU
Rγ = 11,77 mm/hr
n/N = 0,90
Rs = (0,25 + 0,54 (n/N)) Rϒ
= 8,664 mm/hari
= 8,098 mm/hari
Tabel 1.14 Perbandingan Metode Blaney – Criddle, Radiasi, dan Penman
Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor iklim yang diperhitungkan dalam masing
masing metode. Semakin banyak faktor iklim yang diperhitungkan, maka hasil
evaporasi potensial akan semakin besar dan akurat. Untuk penerapan di lapangan sangat
dianjurkan menggunakan metode Penman untuk stasiun dengan data iklim yang
lengkap, karena faktor iklim yang diperhitungkan lebih banyak dari metode lainnya,
namun metode Blaney – Criddle akan cenderung lebih banyak digunakan karena hanya
membutuhkan data iklim yang relatif lebih mudah didapatkan.
ETc = kc . ET0
Keterangan:
ETc = Evapotranspirasi Tanaman (mm/hari)
Kc = Koefisien Tanaman (berdasarkan jenis tanaman)
ET0 = Evaporasi acuan (mm/hari)
Analisa Evapotranspirasi tanaman
Tabel 1.15 Harga Kc Tanaman Kedelai
No. Bulan Kc
1 Januari 0,50
2 Februari 0,75
3 Maret 1,00
4 April 1,00
5 Mei 0,82
6 Juni 0,45
7 Juli -
8 Agustus -
9 September -
10 Oktober -
11 November -
12 Desember -
Contoh Perhitungan:
Bulan Januari (Kc = 0,50)
Metode Blaney-Criddle
ET = Kc . ET0
= 0,50 . 4,159 = 2,080 mm/hari
Metode Radiasi
ET = Kc . ET0
= 0,50 . 5,184 = 2,592 mm/hari
Metode Penman
ET = Kc . ET0
= 0,50 . 9,007 = 4,504 mm/hari
Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor iklim yang diperhitungkan dalam masing
masing metode. Semakin banyak faktor iklim yang diperhitungkan, maka hasil
evapotranspirasi acuan akan semakin besar dan akurat. Untuk penerapan di lapangan
sangat dianjurkan menggunakan metode Penman untuk stasiun dengan data iklim yang
lengkap, karena faktor iklim yang diperhitungkan lebih banyak dari metode lainnya,
namun metode Blaney – Criddle akan cenderung lebih banyak digunakan karena hanya
membutuhkan data iklim yang relatif lebih mudah didapatkan.