Naspub Novia Review
Naspub Novia Review
Naspub Novia Review
NASKAH PUBLIKASI
DISUSUN OLEH :
NOVIA ANINDITA
1710201208
DISUSUN OLEH :
NOVIA ANINDITA
1710201208
SKRIPSI
Disusun oleh:
NOVIA ANINDITA
1710201208
Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Syarat untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Pada tanggal:
Dewan Penguji:
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘AisyiyahYogyakarta
ABSTRAK
Latar belakang: Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada wanita
di dunia. Kanker serviks disebabkan oleh virus yang disebut Huma Papilloma Virus
(HPV). Kanker serviks tidak hanya disebabkan oleh HPV. Ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks, salah satunya adalah lama
penggunaan dari alat kontrasepsi oral.
Tujuan: Untuk menganalisis faktor risiko dari penggunaan alat kontrasepsi oral
terhadap kejadian kanker serviks secara literature review.
Metode: penelitian ini menggunakan database Google Scholar dan PubMed (2016-
2020), dengan kriteria inklusi pasien kanker serviks, artikel fulltext, menggunakan
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Desain penelitian menggunakan case control
study.
Simpulan dan saran: Terdapat hubungan antara faktor risiko dari lama penggunaan
alat kontrasepsi oral jangka panjang terhadap kejadian kanker serviks. Kepada ibu
yang menggunakan alat kontrasepsi oral untuk lebih memperhatikan efek samping
dan selalu mengontrol penggunaan alat kontrasepsi tersebut.
Kata Kunci : faktor risiko, lama penggunaan, alat kontrasepsi oral, kanker
serviks
Daftar Pustaka : 31 buah (2010-2020)
Halaman : xi, 50 halaman, 3 gambar, 5 tabel, dan 8 lampiran
_________________________________________________________
¹Judul skripsi
²Mahasiswa PSK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
³Dosen PSK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN
Kanker serviks termasuk penyebab utama kematian pada wanita di dunia.
Setiap wanita berisiko terkena kanker yang disebabkan oleh virus yang disebut
Human Papilloma Virus (HPV). Di Negara berkembang sendiri, kanker serviks
menduduki urutan tertinggi dan urutan ke 10 di Negara maju atau urutan ke 5
secara global[ CITATION Nin171 \l 1033 ]. World Health Organization (WHO)
menyatakan bahwa pada tahun 2012 dari 528.000 kasus baru kanker serviks di
dunia, 85% diantaranya terjadi di Negara berkembang (WHO, 2014). Pada tahun
2012 terdapat 266.000 ibu meninggal karena kanker serviks (WHO, 2014).
Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer
(IARC) tahun 2012, insiden kanker di Indonesia 134 per 100.000 penduduk
dengan insidens tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara sebesar 40 per
100.000 diikuti dengan kanker leher rahim 17 per 100.000 dan kanker kolorektal
10 per100.000 perempuan. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit 2010,
kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7%), kanker leher rahim 5.349
kasus (12,8%) (Kemenkes, 2016).
Pencapaian peserta KB di Yogyakarta pada tahun 2019 sebanyak 500,688
dari total keseluruhan Pasangan Usia Subur (PUS). Pencapaian dari peserta KB
aktif IUD terdapat 8,796 peserta, MOW 1,911 peserta, MOP 206 peserta, implant
883 peserta, kondom 6,151 peserta, suntikan 7,241 peserta, dan Pil 2,049 peserta.
Di Kabupaten Sleman peserta KB aktif IUD 30,149 peserta, MOW 5,779 peserta,
MOP 707 peserta, kondom 11,646 peserta, implant 5,825 peserta, suntikan 46,935
peserta, dan Pil 9,233 peserta (BPS, 2020).
Kanker serviks adalah kanker leher rahim terjadi di daerah reproduksi
wanita yang merupakan pintu masuk ke rahim dan terletak antara uterus dan
lubang vagina. Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari sel-sel abnormal
pada serviks dimana sel-sel abnormal berubah menjadi sel kanker [ CITATION
May17 \l 1033 ].Penyebab utama terjadinya penyakit kanker serviks adalah
Human Papilloma Virus (HPV). Faktor risiko terjadinya kanker serviks meliputi
usia pernikahan terlalu dini yaitu kurang dari 20 tahun, memulai aktivitas seksual
pada usia muda, wanita yang merokok, kebersihan genitalia yang buruk, wanita
yang melahirkan lebih dari 3 kali, pemakaian alat kontrasepsi oral, wanita dengan
aktivitas seksual yang tinggi serta sering berganti pasangan, riwayat
keluarga[ CITATION Rah17 \l 1033 ].
Wanita usia subur masih banyak yang bersikap acuh tak acuh terhadap
Keluarga Berencana. Baik suami maupun istri bertanggung jawab terhadap
keluarga dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan reproduksi. Sebagian besar
wanita usia subur memilih memakai alat kontrasepsi dan memiliki sikap positif
terhadap pemakaian alat kontrasepsi. Namun ada sebagian wanita usia subur yang
tidak memakai alat kontrasepsi dikarenakan oleh keinginan untuk memiliki anak
lagi, sedang hamil, belum mempunyai anak, dan mempunyai suatu penyakit (Sari,
2019).
Salah satu penyebab terjadinya kanker serviks adalah dari penggunaan alat
kontrasepsi oral. Penggunaan alat kontrasepsi dalam jangka waktu yang lama
dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit. Salah satu tersebut adalah kanker
serviks dimana pencetus terjadinya kanker serviks adalah pemakaian alat
kontrasepsi oral. Kontrasepsi oral diperoleh dari hormon estrogen dan
progesterone yang dapat diproduksi oleh tubuh sendiri. Alat kontrasepsi oral
mengandung dua hormone yaitu estrogen dan progesteron, dimana pil ini bekerja
dalam tiga cara yaitu menghentikan ovulasi, menebalkan mucus serviks untuk
menghentikan sperma masuk ke uterus, serta membantu mencegah terjadi
implantasi dengan mengubah endometrium [ CITATION Wul16 \l 1033 ].
Pemakaian alat kontrasepsi hormonal selama 10 tahun dapat meningkatkan
risiko hingga dua kali. Pemakaian alat kontrasepsi lebih dari 4 atau 5 tahun dapat
meningkatkan risiko kanker serviks[ CITATION Mei18 \l 1033 ]. Penggunaan
kontrasepsi hormonal seperti pil KB dapat meningkatkan risiko kanker serviks
terutama bagi penderita yang sudah positif HPV. Penggunaan kontrasepsi oral
sedikitnya 5 tahun ada hubungannya dengan peningkatan risiko kanker
serviks[ CITATION Set \l 1033 ]. Penggunaan alat kontrasepsi hormonal yang
lama dapat mengacaukan keseimbangan hormone ertogen yang terdapat dalam
tubuh, sehingga dapat mengakibatkan perubahan sel yang normal menjadi tidak
normal [ CITATION Mul20 \l 1033 ].
Wanita yang terkena kanker serviks mengalami perubahan secara biologis,
psikologis dan sosial. Perubahan secara biologis akan mengalami perubahan
bentuk tubuh seperti atropi vagina, stenosis, serta pendarahan abnormal.
Perubahan secara psikologis akan mengalami perasaan takut, menyalahkan diri,
tidak berdaya, marah, gangguan emosional dan stress yang tinggi akibat
pengobatan yang dijalani serta peningkatan rasa cemas yang diakibatkan
perubahan citra tubuh. Pasien juga akan mengalami gangguan hubungan sosial
seperti adanya stigma buruk dari lingkungan sekitar terkait kanker serviks seperti
bau vagina yang busuk[ CITATION Sua18 \l 1033 ]. Dampak utama dari kanker
serviks yaitu penurunan kualitas hidup bagi penderita. Penurunan kualitas dapat
menyebabkan penderitaan bagi individu yang mengalami kanker. Penderitaan
yang dialami oleh individu tersebut pada fase terminal memiliki tiga komponen
antara lain yaitu, kehilangan otonomi, berkurangnya harga diri dan hilangnya
harapan menunjukkan adanya makna hidup[ CITATION Ang18 \l 1033 ].
Tindakan pemerintah dalam menangani kanker serviks yang tertera pada
Peraturan Menteri Kesehatan No 34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim, termasuk didalamnya mengeluarkan regulasi
anatara lain kawasan tanpa rokok, diet sehat dan kalori seimbang. Dalam upaya
Preventif, Kemenkes dengan dukungan organisasi seperti Yayasan Kanker
Indonesia dan masyarakat telah mengembangkan program deteksi dini kanker
leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas (Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2017). Dari kejadian ini, masyarakat menyadari dan menganggap
kanker serviks sebagai penyakit yang ganas. Keganasan dari kanker serviks dapat
menyebabkan perempuan yang menderita kanker serviks kehilangan rahimnya
bahkan mengalami kematian. Masyarakat juga menyadari bahwa wanita sangat
berisiko terkena kanker serviks. Masyarakat juga sudah melakukan upaya
prevensi terhadap kanker serviks[ CITATION Rio17 \l 1033 ].
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis penggunaan
alat kontrasepsi oral sebagai faktor risiko kanker serviks. Peneliti perlu melakukan
rangkuman literature review yang bertujuan untuk mengidentifikasi terkait
dengan faktor risiko penggunaan alat kontrasepsi oral terhadap kejadian kanker
serviks.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode literature review, istilah tersebut digunakan untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi penelitian yang sesuai dengan topik penelitian yaitu
faktor risiko penggunaan alat kontrasepsi oral terhadap kejadian kanker serviks. Sumber
data yang diambil pada penelitian ini berasal dari jurnal-jurnal yang terdapat di Google
Scholar dan PubMed. Kriteria pada literature review ini ada dua, yaitu kriteria inklusi dan
ekslusi. Kriteria inklusi pada literature ini yaitu artikel/Jurnal diaskes dari database
Google Scholar dan PubMed, subyek pada pencarian literature review yaitu
pasien kanker serviks dan artikel berisi fulltext, bahasa yang digunakan dalam
artikel berupa Bahasa Indonesia dengan kata kunci faktor risiko, lama
penggunaan, alat kontrasepsi oral, kanker serviks untuk database Google Scholar,
artikel dengan Bahasa Inggris menggunakan kata kunci risk factor, long use, oral
contraceptives, cervical cancer untuk database Google Scholar dan PubMed,
study yang digunakan adalah case control, artikel yang digunakan dalam
literature review ini terbit pada tahun 01 Januari 2016 sampai 31 Desember 2020.
Kriteria eklusi pada literature ini yaitu Artikel tidak sesuai dengan topik penelitian
dan tujuan penelitian. Artikel tidak sesuai kriteria penelitian karena pasien kanker
serviks dengan paritas yang tinggi, perempuan yang merokok, perempuan dengan
riwayat pernikaah lebih dari dua kali.Artikel hanya dalam bentuk abstrak atau
tidak dapat diakses. Artikel yang tidak dapat diakses dikarenakan artikel tersebut
berbayar atau harus memerlukan izin akses pada peneliti aslinya. Strategi yang
digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini menggunakan
PICOST.
Kelayakan
Jumlah Artikel sesuai uji Jumlah Artikel
kelayakan yang dieliminasi
(n = 5) (n = 5)
Gambar 1.
Diagram PRISMA
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian dari pengumpulan jurnal menggunakan
database Google Scholar dan PubMed didapatkan lima jurnal yang telah
memenuhi kriteria inklusi. Pada tabel 1 menjelaskan bahwa rangkuman hasil dari
pencarian jurnal literature review.
Tabel 1.
Rangkuman Hasil Pencarian Literature Review
No Judul/ Tujuan Metode Hasil
penulis/tahun/ penelitian Penelitian
bahasa
1. Hubungan Antara Untuk melihat Pengumpulan data Hasil penelitian
Penggunaan Obat apakah terdapat menggunakan menunjukkan adanya
Kontrasepsi Oral hubungan yang prosedur quota hubungan yang
Terhadap Penyakit signifikan antara sampling berjumlah signifikan antara
Kanker Leher Rahim penggunaan 120 sampel dimana penggunaan kontrasepsi
di RSPAD Gatot kontrasepsi oral pada kelompok kasus: oral dengan kejadian
Soebroto Periode terhadap kejadian 60 wanita penderita kanker leher rahim p-
2017-2018/ Verrichi kanker leher rahim. kanker leher rahim value = 0,026, dan
Siregar, Hadi yang tercatat di rekam terdapat hubungan yang
Nugroho, Okpri medis RSPAD Gatot signifikan antara
Meila/ 2020 Soebroto. penggunaan kontrasepsi
Bahasa : Indonesia oral jangka panjang
Kontrol : 60 wanita
selama ≥ 4 tahun
yang tidak terkena
terhadap kejadian
penyakit kanker leher
kanker leher rahim p-
rahim yang tercatat di
value= 0,004. Pada
rekam medis RSPAD
kelompok kasus dalam
Gatot Soebroto.
penggunaan alat
kontrasepsi oral
sebanyak 41 (68,3%)
responden dan pada
kelompok kontrol
sebanyak 29 (48,3%)
responden. Penggunaan
alat kontrasepsi oral
dalam jangka panjang ≥
4 tahun pada kelompok
kasus sebanyak 29
(70,7%) respomden dan
kelompok kontrol
sebanyak 14 (48,2%)
responden. Penggunaan
alat kontrasepsi oral
jangka panjang < 4
tahun pada kelompok
kasus adalah 12
(29,3%) responden dan
kelompok kontrol 15
(51,7%) responden.
2. Hubungan faktor Menganalisis Pengumpulan data Hasil penelitian
risiko penggunaan hubungan antara menggunakan menunjukkan tidak ada
alat kontrasepsi oral faktor risiko systematic random hubungan yang
dan aktivitas seksual penggunaan sampling yang tercatat signifikan antara
dengan kejadian kontrasepsi oral pada rekam medis poli penggunaan kontrasepsi
kanker serviks/ Vita dan aktivitas obstetri dan ginekologi oral dengan kejadian
Wulandari/ 2016 seksual dengan RSUD Dr, Saiful kanker serviks.
Bahasa : Indonesia kejadian kanker Anwar Malang. Responden
serviks pada pasien Populasi yang menggunakan alat
di Poli Obstetri dan digunakan adalah kontrasepsi oral dalam
Ginekologi Rumah pasien rawat jalan jangka waktu ≥ 5 tahun
Sakit Umum ruang onkologi poli dan < 5 tahun. Analisis
Daerah (RSUD) obstetri dan ginekologi data menghasilkan OR
Dr, Saiful Anwar RSUD Dr. Syaiful 1,301 dengan nilai 95%
Malang. Anwar Malang. CI (0,611 < OR <
Berdasarakan hasil analisis lima jurnal yang dilakukan, terdapat satu jurnal
yang tidak menyebutkan lama responden dalam menggunakan alat kontrasepsi
oral. Dua jurnal menyatakan responden menggunakan alat kontrasepsi oral dalam
jangka waktu < 4 tahun dan ≥ 4 tahun. Dua jurnal lainnya menyebutkan responden
menggunakan alat kontrasepsi oral dalam jangka waktu < 5 tahun dan ≥ 5 tahun.
Tabel 3.
Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi Oral
Lama penggunaan Kelompok kasus Kelompok kontrol
alat kontrasepsi oral
< 4 tahun 20 37
≥ 4 tahun 29 18
< 5 tahun 40 91
≥ 5 tahun 65 156
Total 154 302
PEMBAHASAN
Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Oral Terhadap Kejadian Kanker
Serviks
SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan alat kontrasepsi oral
dalam jangka waktu yang panjang menjadi salah satu faktor risiko terjadinya
kanker serviks. Penggunaan alat kontrasepsi oral dalam jangka lebih dari sama
dengan empat tahun atau dalam jangka lebih dari sama dengan lima tahun dapat
meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
XAnggeria, E., & Daeli, V. A. (2018). Hubungan Mekanisme Koping Dengan
Kualitas Hidup Pada Pasien Terminal Dengan Kanker Serviks Di RSU Vina
Estetica Medan Tahun 2016. JUMANTIK, 3(1), 29-43.
BPS. (2020). Data Sensus: Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif
Menurut Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta 2019. yogyakarta.bps.go.id
Jasa, N. E. (2016). Determinan yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker
Serviks pada Wanita di Poli Kebidanan RSUD dr. H. Abdul Moeloek
Propinsi Lampung. Jurnal Kesehatan, 7(3), 445.
https://doi.org/10.26630/jk.v7i3.229
Kemenkes. (2016). Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-
sehat/deteksi-dini-kanker-serviks-dengan-iva
Meihartati. (2017). Hubungan Faktor Predisposisi Ibu Terhadap Kanker Servik
(Relationship Of Medical Predisposition Factors To Servic Cancer). Jurnal
Darul Azhar, 4(1), 8–13. https://studylibid.com/doc/1134006/hubungan-
faktor-predisposisi-ibu-terhadap-kanker.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2017 tantang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 34 Taun 2015 tentang Penanggulangan Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 1–40.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._29_ttg_Penang
gulangan_Kanker_Payudara_dan_Kanker_Leher_Rahim_.pdf
Musfirah. (2018). Faktor Risiko Kejadian Kanker Serviks Di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), 1–15.
Ningsih, D. P., Pramono, D., & Nurdiati, D. (2017). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Serviks Di Rumah Sakit Sardjito
Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat, 33(3), 125-130.
PerMenKes. (2015). Peraturan Menteri Kesehastan Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Kanaker Payudara dan Kanker
Leher Rahim.
Rahmah, A. H., Winarti , E., & Trisniwati. (2017). Risiko Kejadian Kanker
Serviks Pada Wanita Berdasarkan Faktor Keturunan Di RSUD Gambiran
Kota Kedir. VisiKes Jurnal Kesehatan Masyarakat, 16(2), 128-132.
Rio, S., & Suci, E. S. (2017). Persepsi Tentang Kanker Serviks Dan Upaya
Prevensinya pada Perempuan Yang Memiliki Keluarga Dengan Riwayat
Kanker Serviks. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 4(3), 159-169.
Safitri, F., & Rahmi, N. (2019). Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Media of Health Research et Development. Media Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan, 29(1), 89–98.
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mpk/article/view/437
Sari, N. L. (2019). Hasil Survey Demografi dan Kesehatan dengan jumlah
penduduk terbanyak dan paling banyak diantara kelurahan lain di
berkualitas termasuk upaya. VII(1), 41–47.
Setyowati, E. B. (2018). Jenis Kontraseosi Hormonal dan Lama Pemakaian
Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Kanker Serviks. 1-8.
Siregar, V., Nugroho, H., & Meila, O. (2020). Hubungan Antara Penggunaan
Obat Kontrasepsi Oral Terhadap Penyakit Kanker Leher Rahim di RSPAD
Gatot Soebroto Periode 2017-2018. III, 65–72.
Suantika, P. I. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Partisipasi Perawat Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Di Rumah Sakit
Kota Bandung. Universitas Padjajaran Bandung: Bandung Jawa Barat.
Trifitriana, M., Sanif, R., & Husin, S. (2017). Faktor risiko kanker serviks pada
pasien rawat jalan dan rawat inap di departemen obstetri dan ginekologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Biomedical Journal of Indonesia,
3(1), 11–19. https://core.ac.uk/download/pdf/267825365.pdf
WHO. (2014). Comprehensive Cervical Cancer Control. Geneva, 366–378.
Wulandari, V. (2016). Hubungan Faktor Risiko Penggunaan Kontrasepsi Oral
Dan Aktivitas Seksual Dengan Kejadian Kanker Serviks. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 4(3), 432–442.