Tugas Keperawatan Medikal Bedah Ii - Musvira Mustafa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH II

DISUSUN OLEH :

 MUSVIRA MUSTAFA PO713201191120


 NABILA WIDYA PUTRI PO713201191122
 NUR ADILAH PO713201191122

D.III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020/2021


Kasus I

1. Seorang wanita usia 25 tahun masuk RS dengan kondisi kesadaran menurun. Hasil
pengkajian menunjukkan bahwa pasien memiliki riwayat TBC dan radang telinga tengah.
Saat pengukuran suhu tubuh didapatkan SB = 40⁰C; Nadi = 110 x/menit; Pernapasan 26
x/menit; TD=150/95 x/menit; klien menggigil dan terdapat kejang; kekakuan otot ;
terdapat kaku kuduk; Menurut keluarga bahwa sebelum kehilangan kesadaran pasien
seringkali mengeluh sakit kepala.

Dari kasus diatas :

1. Apa yang anda ketahui dari kasus diatas?


Jawab : Yang saya ketahui pada kasus I yaitu Pasien dengan usia 25 tahun dengan
kondisi kesadaran menurun dan memiliki riwayat TBC dan radang telinga tengah, saat
dilakukan pemeriksaan didapatkan :
Data Objektif
 Suhu badan 40 derajat C
 Nadi 110x/menit
 Pernapasan 26x/menit
 Tekanan darah 150/95x/menit

Data Subjektif

 Pasien menggigil
 Kekauan otot
 Kaku kuduk
 Pasien sering mengeluh sakit kepala

2. Apa yang belum anda ketahui dari kasus diatas? (kaitan untuk penegakan
masalah/diagnosa keperawatan)
Jawab : Yang belum saya ketahui dari kasus I yaitu :
 Faktor penyebab timbulnya masalah yang dialami pasien
 Sejak kapan masalah mulai terjadi
 Tingkat kesadaran pasien
 Pemeriksaan penunjang (fungsi lumbal, darah, radiologis)

3. Uraikan pemeriksaan fisik persarafan yg harus dilakukan pada pasien diatas!


Jawab : Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan pada pasien I yaitu :
 Pemeriksaan status mental
 Pemeriksaan saraf cranial
 Pemeriksaan motoric
 Pemeriksaan sensorik
 Pemeriksaan refleks

4. Bagaimana pula dengan kaitan kasus diatas dengan peningkatan tekanan intra kranial?
Jawab : Kaitan kasus diatas dengan peningkatan tekanan intracranial adalah Tekanan ini
dapat menunjukkan kondisi jaringan otak, cairan otak atau cairan serebrospinal, dan
pembuluh darah otak. Peningkatan tekanan intrakranial juga bisa disebabkan oleh
peningkatan tekanan pada cairan serebrospinal, yaitu cairan yang mengelilingi otak dan
sumsum tulang belakang. 
Meningitis tuberkulosa terjadi akibat komplikasi penyebaran tuberkulosis primer,
biasanya dari paru. Meningitis terjadi bukan karena terinfeksinya selaput otak langsung
oleh penyebaran hematogen, tetapi biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel
pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah
kedalam rongga araknoid (Rich dan McCordeck).
Meningitis bakteri; netrofil, limposit dan yang lainnya merupakan sel radang. Eksudat
terdiri dari bakteri fibrin dan leukosit yang dibentuk diruang subaraknoid. Penumpukan
pada CSF akan bertambah dan mengganggu aliran cerebrospinal fluid disekitar otak dan
medula spinalis. Terjadi vasodialatasi yang cepat dari pembuluh darah dan jaringan otak
dapat menimbulkan trombosis dinding pembuluh darah dan jaringan otak dapat menjadi
infark.

5. Rumuskan masalah keperawatan sesuai kasus diatas!


Jawab : Masalah keperawatan pada kasus I adalah Hipertermi b/d Proses Penyakit CT-
Scan dan MRI

6. Rumuskan rencana tindakan dari tiap masalah/diagnosa keperawatan!


Jawab : Rencana tindakan dari masalah keperawatan kasus I sebagai berikut :
 Monitor suhu sesering mungkin
 Monitor IWL
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tekanan darah, nadi dan RR
 Monitor penurunan tingkat kesadaran
 Monitor WBC, Hb, dan Hct
 Monitor intake dan output
 Berikan anti piretik
 Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
 Selimuti pasien
 Lakukan tepid sponge
 Berikan cairan intravena
 Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
 Tingkatkan sirkulasi udara
 Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil

Temperature regulation
 Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Monitor TD, nadi, dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif
dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency
yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

7. Profesi apa saja yang harus dilibatkan dalam penanganan kasus diatas?
Jawab : Profesi yang dilibatkan dalam penanganan kasus I adalah Farmasi dan ahli gizi

8. Apa saja yang harus dikolaborasikan dengan profesi kesehatan lain?


Jawab : Yang harus dikolaborasikan dengan profesi kesehatan lain pada kasus I adalah
 Farmasi :pemberian antibiotik
 ahli gizi : Pemberian perencanaan diet yang sesuai
9. Uraikan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan dan manfaatnya!
Jawab : Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah

10. Jika anda harus berkolaborasi dengan profesi gizi maka bagaimana perencanaan diet yang
seharusnya?
Jawab : Perencanaan diet dengan profesi gizi yaitu yang diperlukan diet hipertensi
dengan mengonsumsi makanan rendah garam dan makanan yang mengandung nutrisi
tertentu seperti kalium, kalsium, dan mangnesium yang efektif menurunkan tekanan
darah.

Kasus II

Seorang laki-laki usia 40 tahun masuk RS dengan kondisi kejang. Hasil pengkajian
Nampak pasien mengeluarkan kata-kata tanpa makna, mata selalu tertutup, kadangkala
menunnjukkan posisi dekortikasi. Saat pengukuran suhu tubuh didapatkan SB = 39,2⁰C;
Nadi = 105 x/menit; Pernapasan 28 x/menit; TD=160/90 x/menit; Menurut keluarga
bahwa sebelum kehilangan kesadaran pasien seringkali mengeluh sakit kepala dan
muntah

Dari kasus diatas :

1. Apa yang anda ketahui dari kasus diatas?


Jawab : Yang saya ketahui pada kasus II yaitu Pasien laki laki dengan usia 40 tahun
dengan kondisi kejang, penurunan kesadaran dan mata yang selalu tertutup. Saat
dilakukan pemeriksaan di dapatkan :
Data Objektif
 Suhu badan 39,2 derajat C
 Nadi 105x/menit
 Pernapasan 28x/menit
 Tekanan darah 160/90x/menit

Data Subjektif
 Pasien sering kali mengeluh sakit kepala dan muntah
 Kadangkala menunnjukkan posisi dekortikasi

2. Apa yang belum anda ketahui dari kasus diatas? (kaitan untuk penegakan
masalah/diagnosa keperawatan)
Jawab : Yang belum saya ketahui dari kasus II yaitu :
 Faktor penyebab timbulnya masalah yang dialami pasien
 Sejak kapan masalah mulai terjadi
 Tingkat kesadaran pasien
 Pemeriksaan penunjang (Biakan dari darah,, EEG (Electroencephalography), CT
scan, Punksi lumbal Likuor serebospinalis, darah, serologis)

3. Uraikan pemeriksaan fisik persarafan yg harus dilakukan pada pasien diatas!


Jawab : Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan pada pasien II yaitu :
 Pemeriksaan status mental
 Pemeriksaan saraf cranial
 Pemeriksaan motoric
 Pemeriksaan sensorik
 Pemeriksaan refleks

4. Bagaimana pula dengan kaitan kasus diatas dengan peningkatan tekanan intra kranial?
Jawab : Kaitan kasus diatas dengan peningkatan tekanan intracranial adalah keadaan
umumnya lemah karena mengalami perubahan atau penurunan tingkat kesadaran.
Gangguan tingkat kesadaran dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme dan difusi
serebral yang berkaitan dengan kegagalan neural akibat prosses peradangan otak.
Perubahan-perubahan akibat peningkatan tekanan intra cranial menyebabkan kompresi
pada batang otak yang menyebabkan pernafasan tidak teratur. Apabila tekanan
intrakranial sampai pada batas fatal akan terjadi paralisa otot pernafasan. Merasa mual
dan muntah karena peningkatan tekanan intrakranial yang menstimulasi hipotalamus
anterior dan nervus vagus sehingga meningkatkan sekresi asam lambung. Dapat pula
terjadi diare akibat terjadi peradangan sehingga terjadi hipermetabolisme.

5. Rumuskan masalah keperawatan sesuai kasus diatas!


Jawab : Masalah keperawatan pada kasus II adalah hipetermi
Berhubungan dengan :
 Penyakit/trauma
 Peningkatan metabolisme
 Aktivitas yang berlebih
 Dehidrasi

6. Rumuskan rencana tindakan dari tiap masalah/diagnosa keperawatan!


Jawab : Rencana tindakan dari masalah keperawatan kasus II sebagai berikut :
Monitor suhu sesering mungkin
R: mencegah terjadinya hiperpireksia
Monitor warna dan suhu kulit
R: kulit yn merah dan hangat menunjukkan kenaikan suhu tubuh.
Monitor tekanan darah, nadi dan RR
R: mengetahui respon fisiologis dari kenaikan suhu tubuh
Monitor WBC, Hb, dan Hct
R; WBC yg tinggi menunjukkan hipertermi krn infeksi, Hb dan HCT yang rendah
menunjukkan hipertermi karena kehilangan cairan.
Monitor intake dan output cairan
R: terkait dengan kenaikan suhu akibat kekurangan cairan.
Berikan anti piretik
R: menurunkan suhu tubuh secara farmakologis.
Berikan antibiotik yang sesuai
R: hipertermi karena infeksi dapat hilang jika infeksi hilang.
Selimuti pasien
R: lakukan jika pasien menggigil.
Berikan cairan intravena
R: mencegah kekurangan cairan akibat panas tubuh yg tinggi.
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
R: memicu vasodilatasi pembuluh darah besar shg suhu perifer menjadi dingin.
Tingkatkan sirkulasi udara
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban membran mukosa)

7. Profesi apa saja yang harus dilibatkan dalam penanganan kasus diatas?
Jawab : Profesi yang dilibatkan dalam penanganan kasus II adalah Apoteker/Farmasi dan
ahli gizi

8. Apa saja yang harus dikolaborasikan dengan profesi kesehatan lain?


Jawab : Yang harus dikolaborasikan dengan profesi kesehatan lain pada kasus II adalah
 Farmasi :pemberian antibiotik
 Ahli gizi : Pemberian perencanaan diet yang sesuai

9. Uraikan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan dan manfaatnya!


Jawab : Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah Pemeriksaan yang dapat
diusulkan dallam ensefalitis dalam kaitannya
untuk mencari penyebab,port d’entre ataupun menemukan komplikasi dari ensefalitis
diantaranya adalah:
 Pemeriksaan cairan serobrospinal melalui lumbal pungsi (hati hati jika ada
peningkatan TIK). LP sebaiknya dilakukan pada semua
 pasien yang dicurigai ensefalitis viral.
 *Pemeriksaan darah lengkap , kultur darah untuk mendiagnosis pasti penyebab
bakteri dan sensitivitas
 Pemeriksaan feses dan urin
 Pemmeriksaan serologik darah (VDRL,TPHA)
 Pemeriksaan titer antibody
 Pemeriksaan BUN dan kreatinin,untuk mengetahui status hidrasi pasien
 Pemeriksaan liver function test,untuk mengetahui komplikasi pada organ hepar
atau menyesuaikan dosis obat yang ddiberikan
 EEG
 X foto (thorax atau kepala)
 CT-Scan dengan atau tanpa kontras perlu dilakukan pada semua pasien
ensefalitis.Pada toksoplasma ensefalitis terdapat gambaran nodular atau ring
enhancing lesion.
 MRI,lebih sensitif dari CT Scan.

10. Jika anda harus berkolaborasi dengan profesi gizi maka bagaimana perencanaan diet yang
seharusnya?
Jawab : Perencanaan diet dengan profesi gizi yaitu Ahli gizi memberikan diet dengan
mengonsumsi makanan probiotik,omega 3,vitamin c dan antioksidan

Anda mungkin juga menyukai