ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM PADA Anak Z

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

KEJANG DEMAM PADA


ANAK Z
PENGERTIAN
Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak
biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun,
berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti
adanya infeksi intrakronial atau penyebab tertentu
(Mansjoer Arief, 2000).

Kejang demam adalah kejang yang terjadi padausia antara


3 bulan hingga 5 tahun yang berkaitan dengan demam,
namun tanpa adanya tanda-tanda infeksi intracranial atau
penyebab yang jelas. (Roy, Meadow, 2005).
ETIOLOGI
 Faktor predisposisi :

Keturunan

Umur
 Faktor presipitasi

Adanaya proses infeksi ekstrakranium oleh bakteri atau


virus misalnya infeksi saluran pernapasan atas

Kejang demam yang disebabkan oleh kejadian perinatal


(trauma kepala, infeksi premature, hipoksia) yang dapat
menyebabkan kerusakan otak
MANISFESTASI KLINIS
Umumnya kejang demam berlangsungnya tingkat berupa
serangan kejang klinik atau tonik-klonik bilateral. Bentuk
kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik
keatas dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan
sentakan berulang tanpa didahului kekakuan, atau hanya
sentakan atau kekakuan fokal.
KOMPLIKASI
  Epilepsi
 Retardasi mental
 Hemiparese
  Gagal pernapasan
 Kematian
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Identitas Pasien
Nama Klien : An. Z
Usia : 6 Bulan
Jenis Klamin : Perempuan
Tanggal Masuk : 22 Desember 2016
No Registrasi : 71-75-08
Diagnosa Medik : Demam Kejang
 Keluhan Utama/Alasan Masuk RS

Klien dirujuk dari puskesmas pagelaran, masuk UGD RSU


Pringsewu diantar keluarganya pada tanggal 22 Desember 2016
pukul 11:30 WIB dengan keluhan demam tinggi karena serangan
flu disertai pilek kemudian mengalami kejang 1 kali, mulut
mengeluarkan buih sedikit dan pada saat pengkajian didapatkan
hasil Suhu klien 38,4oC.
 Pengkajian Primer
 Airway :

Terdapat sumbatan pada jalan nafas klien berupa secret dan


tidak terdapat cedera servikal berupa jejas pada area clavicula
sampai kepala, biomekanika yang mendukung cedera cervikal,
dan penurunan tingkat kesadaran.
 Breathing :

Klien terlihat sesak dengan tanpa aktivitas , tidak terlihat


adanya cuping hidung, menggunakan otot bantu pernafasan,
dengan frekuensi 55x/menit, nafas dalam dan cepat, tidak
terdapat batuk produktif. Irama nafas tidak teratur, tidak
terdengar adanya bunyi nafas tambahan. Bunyi nafas sonor dan
tidak terdapat krepitasi.
 Circulation :

Kesadaran klien somnolen, dengan frekuensi nadi 100x/menit,


irama nadi tidak teratur,kekuatan nadi lemah, ekstermitas
atas dan bawah teraba panas, warna kulit pucat, CRT < 3
detink dan tidak terdapat edema.

 
 Disability :

Klien tidak menunjukan perhatian terhadap sekitar tetapi


masih berespon aktif terhadap rangsang suara dan klien
tampak lemah, ada reaksi pupil saat dilakukan pemeriksaan.
 Pengkajian Sekunder
 Riwayat Kesehatan dahulu

Keluarga klien mengatakan sebelum dibawa ke rumah sakit klien


mengalami demam dan kejang 1 kali. 
 Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai


penyakit seperti yang dialami klien.
 Anamnese ( AMPLE )

Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat


dan makanan/ minuman, medikasi yang diberikan pada klien IVF RL
6 tetes/menit, Ranitidine 0,2 cc/ 12 jam, Pct 5 gr 3x1/2 cth dan
Diazepam 2x1 pulv, tidak ada nyeri, klien terkhir makan pada pagi
hari dengan minum ASI, dank lien tidak ada penyebab injuri.
 Pemeriksaan Head To Toe
 Kepala

Bentuk wajah klien simetris, rambut klien berwarna hitam,


distribusi rambut klien merata, tekstur rambut klien lembut
dan kulit kepala bersih.
 Mata

Pergerakan bola mata klien normal, konjungtiva ananemis,


sclera putih, terdapat reaksi pupil terhadap rangsang cahaya
saat pemeriksaan, lensa mata normal.
 Telinga

Letak telinga simetris, bentuknya normal, dan berespon aktif


terhadap rangsang suara.
 Hidung

Letak hidung simertis dan terdapat secret pada lubang hidung klien.
 Mulut

Keadaan mulut bersih, mukosa mulut lembab, belum ada gigi, lidah
berwarna putih dan berbau khas bayi.
 Leher

Keadaan leher simetris, tidak ada cedera servikal, tidak ada


pembesaran kelenjar tiroidndan kelenjar limfe, keadaan trhakea
normal dan tidak ada peningkatan vena jugularis.
 Dada

Dada klien terlihat simetris, terlihat penggunaan otot bantu


pernafasan tidak ada cairan di paru, suara perfusi paru normal,
suara paru vesikuler, dan irama jantung lup dup.
 Abdomen

Abdomen klien simetris, tidak terlihat kembung, tidak asites,


bisng usus normal, saat dilakukan palpasi posisi hepar, limpa,
ginjal,dan kandung kemih tidak ada nyeri.
 Ekstermitas/Musculoskeletal

Rentang gerak normal, kekuatan otot lemah, tidak ada


edema, tidak ada nyeri, dan tidak ada krepitasi pada klien.
 Kulit/Integumen

Turgor kulit klien baik, mukosa kulit klien lembab, tidak ada
bintik merah dan tidak ada lesi dan suhu kulit panas, suhu
mencapai 38,4oC.
 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab
 Therapi Obat

IVF RL 6 tetes/menit

Ranitidine 0,2 cc/12 jam

Paracetamol 5 gr 3x1/2 cth

Dezepam 2x1 pulv


ANALISA DATA
N
DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
O
DS :
- Keluarga klien mengatakan badan klien
panas
- Keluarga klien mengatakan klien kejang dan Proses Penyakit
1 Hipertermia
mulut mengeluarkan buih sedikit ( Infeksi )
DO :
- Badan klien teraba panas
- Suhu 38,4oC

DS :
- Keluarga klien mengatakan klien mengalami
kejang 1 kali
DO :
Risiko Pola Nafas
2 - Klien terlihat mengunakan otot bantu Kejang
Tidak Efekif
pernafasan
- Adanya secret pada jalan nafas klien
- Nafas klien cepat dan dalam
- RR 55x/menit
DS : Risiko Kejang
- Keluarga klien mengatakan kerusakan sel
klien mengalami kejang 1 kali otak
DO :
- Klien terlihat lemah
- Suhu 38,4oC

3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
N
TGL/JAM DIAGNOSA SESUAI PRIORITAS
O

22/12/2016
1 Hipertermi berhubungan dengan Proses Penyakit
11:30 WIB

22/12/2016
2 Risiko pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Kejang
11:30 WIB

22/12/2016
3 Risiko kerusakan sel otak berhubungan dengan Kejang
11:30 WIB
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEP RASIONAL

1 Hipertermi b.d proses Setelah 1. Kaji penyebab 1. Hipertermi


penyakit ditandai dilakukan hipertermi merupakan salah
dengan adanya : tindakan satu
DS : keperawatan
gejala/kompensasi
Keluarga klien hipertermi
mengatakan badan berhubungan tubh terhadap
klien panas dengan proses adanya infeksi baik
Keluarga klien penyakit dapat secara local
mengatakan klien teratasi dengan maupun secara
kejang dan mulut kriteria hasil : sistemik.
mengeluarkan buih 1. Klien tidak 2. Kaji TTV 2. Pada klien
sedikit mengalami hipertermi terjadi
DO : kejang
kenaikan TTV
Badan klien teraba kembali
panas 2. Suhu klien terutama
Suhu 38,4oC kembali suhu,nadi,pernafas
normal an. Hal mini
( 35,5oC – disebabkan
36,5oC metabolism tubuh
meningkat.
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEP RASIONAL

3. Beri kompres 3. Daerah dahi dan


hangat pada aksila merupakan
bagian dahi jaringan tipis dan
atau ketiak terdapat pembuluh
4. Berikan minum darah sehingga
seidkit-sedikit proses vasodilatasi
tapi sering pembuluh darah
lebih cepat
sehingga
pergerakan-
pergerakan
molekul cepat
sehingga evaporasi
meningkat dengan
cepat.
4. Untuk mengganti
cairan yang hilang
dan untuk
mempertahankan
di dalam tubuh.
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEP RASIONAL

5. Pakaikan 5. Pakaian yang tipis


pakaian yang dapat membantu
tipis yang mempercepat
dapat proses evaporasi.
menyerap
keringat

6. Kolaborasi 6. Obat antipiretik


dengan dokter dapat menurunkan
dalam panas tubuh
pemberian
obat
antipiretik
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEP RASIONAL

2 Risiko pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Lakukan pembersihan 1. Membersihkan secret pada jalan
efektif berhubungan rindakan jalan nafas dengan section nafas
dengan Kejang ditandai keperawatan risiko 2. Letakkan klien pada posisi 2. Mencegah lidah jatuh dan
dengan adanya : pola nafas tidak miring dan permukaan menyumbat jalan nafas
DS : efektif datar 3. Mencegah terjatuhnya lidah dan
- Keluarga klien berhubungan 3. Masukan spetel lidah/jalan memfasilitasi saat melakukan
mengatakan klien dengan kejang nafas buatan pengusapan lender.
mengalami kejang 1 kali dapat teratasi 4. Kolaborasi dalam 4. Menurunkan hipoksia serebral
DO : dengan criteria pemberian oksigen sesuai sebagai akibat dari sirkulasi yang
- Klien terlihat mengunakan hasil : indikasi menurun
otot bantu pernafasan 1. Klien tidak
- Adanya secret pada jalan mengalami kejang
nafas klien kembali
- Nafas klien cepat dan 2. Tidak ada secret
dalam pada jalan nafas
- RR 55x/menit klien
3. Frekuensi nafas
normal ( 35 – 50
x/menit )
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEP RASIONAL

3 Risiko kerusakan sel Setelah dilakukan 1. Atur kepala dan beri 1. Mengarahkn ekstermitas dega
bantal yang empuk, beri
otak berhubungan rindakan posisi yang nyaman. hati-hati menurunkan resiko
dengan Kejang, yang keperawatan trauma secara fisik ketika klien
ditandai dengan : Risiko kerusakan kehilangan control terhadap otot
DS : sel otak volunteer.
- Keluarga klien berhubungan 2. Longgarkan pakaian pada 2. Untuk fasilisasi usaha bernafas
mengatakan klien dengan Kejang daerah leher dan abdomen. atau ekspnsi dada
mengalami kejang 1 kali dapat teratasi 3. Observasi TTV 3. Mencatak kedaan posiktal dan
DO : dengan criteria waktu penyembuhan pad
- Klien terlihat lemah hasil : keadaan normal
- Suhu 38,4oC 1. Tidak ada tanda- 4. Kolaborasi pemberian obat 4. Obat anti kejang yang diberikan
tanda    kejang sesuai Indikasi dapat menstabilkan membrane
2. Peredaran darah sel.
lancer
3. Suplai oksigen
lancer
4. komplikasi otak
tidak terjadi
5. kerusakan sel otak
tidak terjadi
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai