Dokumen tersebut membahas tentang konsep kurikulum berbasis kompetensi dan prinsip-prinsip kegiatan pengembangan di Taman Kanak-kanak. Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada hasil belajar siswa dalam bentuk kompetensi. Prinsip-prinsip pengembangan mencakup orientasi pada perkembangan anak, pendekatan yang menyeluruh, serta ruang lingkup yang mencakup aspek moral, sosial, kognitif,
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
58 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kurikulum berbasis kompetensi dan prinsip-prinsip kegiatan pengembangan di Taman Kanak-kanak. Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada hasil belajar siswa dalam bentuk kompetensi. Prinsip-prinsip pengembangan mencakup orientasi pada perkembangan anak, pendekatan yang menyeluruh, serta ruang lingkup yang mencakup aspek moral, sosial, kognitif,
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kurikulum berbasis kompetensi dan prinsip-prinsip kegiatan pengembangan di Taman Kanak-kanak. Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada hasil belajar siswa dalam bentuk kompetensi. Prinsip-prinsip pengembangan mencakup orientasi pada perkembangan anak, pendekatan yang menyeluruh, serta ruang lingkup yang mencakup aspek moral, sosial, kognitif,
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kurikulum berbasis kompetensi dan prinsip-prinsip kegiatan pengembangan di Taman Kanak-kanak. Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada hasil belajar siswa dalam bentuk kompetensi. Prinsip-prinsip pengembangan mencakup orientasi pada perkembangan anak, pendekatan yang menyeluruh, serta ruang lingkup yang mencakup aspek moral, sosial, kognitif,
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14
TUGAS 2
MERANGKUM
Nama Mahasiswa : FITRIANI DJUFRI
NIM : 838274075
Kode : PAUD2403
Nama Mata Kuliah : Kurikulum Dan Bahan Belaja TK
Pokjar : Rate-Rate
Masa Ujian : 2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA MODUL 4
KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK BERBASIS KOMPETENSI
A. KONSEP KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Kajian tentang kompetensi cukup luas. Menurut Richard (1980), kompetensi merupakan indikator-indikator suatu kinerja yang berhasil dalam aktivitas kehidupan. Kompetensi adalah kemampuan menciptakan peranan baru bagi seseorang dalam menanggapi kondisi sosial yang berubah. Sebagai penjelas, Spencer (1993) menyampaikan tipe-tipenya. Menurutnya terdapat 5 tipe kompetensi, yaitu : 1) Motif, 2) Bawaan, 3) Konsep Diri, 4) Pengetahuan dan 5) keterampilan. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh NIER (1999), model kurikulum yang digunakan di berbagai negara dapat dibedakan ke dalam tiga model, yaitu : 1) kurikulum yang berbasis konten, atau topik (content based curriculum), 2) kurikulum yang berbasis hasil atau kompetensi (outcome or competency based curriculum) dan 3) Campuran kedua model tersebut. China dan Prancis menggunakan model kurikulum berbasis konten. Australia dan Thailand menggunakan model kurikulum berbasis kompetensi. Sementara Korea, New Zealand, Amerika Serikat, Malaysia dan Filipina menggunakan model kurikulum campuran antara kurikulum berbasis konten dan kompetensi. Kecenderungan seperti ini menggambarkan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu model yang dewasa ini digunakan di negara-negara seperti disebutkan di atas. Indonesia sebagai negara berkembang yang tidak ingin tertinggal dari berbagai negara berkembang serta negara-negara maju sedang berupaya menuju ke arah penerapan model kurikulum berbais kompetensi. Dalam pelaksanaanya di Indonesia, kurikulum berbasis kompetensi setidaknya mengacu pada 11 prinsip yang dianggap penting dan harus dijadikan landasan kinerja para guru dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Prinsip-prinsip tersebut yaitu : 1) Keimanan, nilai dan budi pekerti, 2) Penguatan integritas nasional, 3) Keseimbangan Etika, Logika, Etika dan Estetika, 4) Kesamaan memperoleh kesempatan, 5) Abad pengetahuan dan teknologi informasi, 6) Pengembangan keterampilan hidup, 7) Belajar sepanjang hayat, 8) Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif, 9) Pilar pendidikan, 10) Pendekatan menyeluruh dan kemitraan, dan 11) Diversifikasi Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kerangka ini yang secara umum memiliki empat komponen, yaitu 1) kurikulum dan hasil belajar, 2) penilaian berbasis kelas, 3) kegiatan belajar mengajar, serta 4) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan di TK dilaksanakan dalam rangka membantu fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memsauki pendidikan dasar. Dengan demikian TK berfungsi : 1. Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak. 2. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar. 3. Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik. 4. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi. 5. Mengembangkan keterampilan, kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki anak. 6. Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.
Sebagai tujuan akhirnya diharapkan TK dapat membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik,kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Modul 5 HAKIKAT KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TAMAN KANAK-KANAK
A. BATASAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK
1. Pentingnya Kegiatan Pengembangan Bagi Anak a. Usia TK adalah fase fundamental bagi individu Berbagai penelitian menunjukkan bahwa lebih dari lima puluh persen perkembangan individu, terutama pertumbuhan otaknya terjadi pada masa usia dini. Di usia ini otak individu mengalami rangkaian perubahan yang luar biasa, dan sisanya hanya modifikasi dan pengayaan saja. Di antara peneliti tersebut ialan Prof. Benyamin S. Bloom, mengatakan bahwa pada usia dinilah besar pertumbuhan anak. b. Anak dalah praktisi dan investasi masa depan Faktor lain yang perlu di sadari adalah bahwa anak merupakan praktisi masa depan, anaklah yang akan mengisi baik atau buruknya hari esok. Keberhasilan membina anak sejak dini, merupakan kesuksesan bagi masa depan anak. Sebaliknya kegagalan dalam memberikan pembinaan, pendidikan,pengasuhan dan perlakuan akan menjadi bencana bagi kehidupan anak kelak. Tentu orang tua berharap hal pertamalah yang diharapkan terjadi pada anak atau generasinya. 2. Implikasi Terhadap Kegiatan Bagi Anak a. Perkembangan anak dipengaruhi oleh orang dewasa Dr. Maria Montessori, seorang ahli pendidikan dari Italia, melalui serangkaian penelitian yang dilakukannya secara tekun terhadap anak dan proses pendidikannya di lembaga yang dikembangkannya yang dikenal dengan Casa dei Bambini (Children’s House) di Roma, menyimpulkan bahwa usia sejak lahir hingga 6 tahun adalah tahun formatif, yaitu usia terpenting dalam pembentukan kepribadian individu. Kepribadian tersebut melembaga ditentukan oleh cara-cara pemecahan konflik antara sumber-sumber kesenangan awal dengan tuntutan realitas pada usia kanak-kanak itu. Dengan demikian pengalaman awal tidak pernah tergantikan. Di masa ini otak individu masih mudah untuk dibentuk, karena masih “plastis” atau dapat dimanipulasi sedemikian rupa. Jika terhambat perkembangannya atau dihambat secara terus- menerus oleh orang tua atau orang dewasa, maka akan terjadi disorganisasi. Jadi, anak harus diberikan kesempatan yang luas untuk mengamati, bergerak, dan mengeksplorasi, dari lingkungan terdekat hingga ke yang lebih luas. Para peneliti dari University Of Illinois di Urbana-Campaign, menyimpulkan bahwa pemberian pengalaman yang kaya akan menghasilkan otak yang kaya pada anak, bahkan dapat menumbuhkan 25% lebih tinggi dari anak lainnya. b. Implikasi terhadap kegiatan pengembangan anak Merujuk pada uraian sebelumnya, tentu berimplikasi kepada kegiatan pengembangan anak, terutama pengembangan yang terkait langsung yaitu oleh orang tua dan guru. Juga kepada para pembuat kebijakan pendidikan, terutama para penyelenggara lembaga pendidikan anak usia dini, seperti penyelenggara Taman Kanak-Kanak, Play Group, dan sebagainya. c. Jenis kegiatan pengembangan yang dapat dilakukan Kegiatan pengembangan adalah serangkaian aktivitas yang disediakan untuk memfasilitasi perkembangan dan belajar anak TK. Secara umum kegiatan yang dapat dilakukan di antaranya adalah menyediakan lingkungan kondusif bagi perkembangan dan belajar anak, mengarahkan perilaku anak dengan kegiatan mendidik-mengajar, serta membantu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi anak dengan bimbingan yang tepat. B. PRINSIP-PRINSIP KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK 1. Kegiatan pengembangan berorientasi pada perkembangan (DAP) Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan prasekolah banyak di tentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang dominan adalah mampu tidaknya para manajemen dan pengelola kegiatan, terutama para guru memegang hal-hal prinsip di dalam pengembangan dan penyelenggaraan programnya. 2. Kegiatan pengembangan berorientasi holistik (menyeluruh) a. Mengapa harus holistik? Kesadaran tentang besarnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak sudah semakin menguat saat ini. Kesadaran tersebut didukung oleh berbagai penelitian, pengamatan dan bahkan pengalaman yang dialami seseorang maupun sekelompok orang. Menguji pernyataan tersebut, beberapa ilustrasi disampaikan oleh Julitio (2000), dalam tulisannya ia menggambarkan bahwa makanan yang tidak memadai (adequate) akan mengganggu perkembangan termasuk perkembangan otak, yang berpengaruh pada kelainan neurology dan perilaku, seperti gangguan belajar dan retardasi mental. Rangsangan lingkungan akan berpengaruh terhadap terbentuknya hubungan antar sel otak (synapse) yang akan membentuk jaringan komunikasi antar sel otak dan sama sama bertugas melakukan koordinasi atas berbagai aspek perkembangan. Begitu pula keadaan stress berat akan menimbulkan gangguan pada perilaku dan perkembangan lainnya pada anak (di kemudian hari). Berdasarkan uraian tersebut, tampaknya bagi orang tua maupun guru harus mulai menekadkan diri bahwa dalam setiap tindakan yang diambilnya untuk keperluan pengembangan dan pembelajaran anak harus berpijak pada konsep holistik ini, dengan kata lain tinjauan holistik harus menjadi salah satu prinsip dan landasan utama dalam setiap usaha yang ditujukan untuk membantu perturnbuhan dan perkembangan setiap anak. C. RUANG LINGKUP DAN SASARAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TAMAN KANAK-KANAK Untuk dapat memastikan sasaran yang benar tentang ruang lingkup pengembangan pada Taman Kanak-kanak, sebaiknya Anda membaca secara teliti kurikulum TK 2004 atau coba baca kembali Modul 4. Pada kurikulum tersebut telah tercantum yang menjadi sasaran pengembangan dan jabarannya. Mengacu kepada isi kurikulum TK 2004 maka yang menjadi sasaran bidang pengembangan pada level TK ruang lingkupnya adalah pengembangan moral dan nilai-nilai agama, pengembangan sosial, emosional dan kemandirian, pengembangan kemampuan berbahasa, pengembangan kognitif, pengembangan fisik/motorik, serta pengembangan Seni.
A. PENGEMBANGAN KEGIATAN DENGAN CARA TERPADU
1. Mengapa pembelajaran terpadu ? Karakteristik perkembangan anak TK bersifat holistic atau menyeluruh atau terpadu. Artinya antara aspek perkembangan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, aspek perkembangan yang satu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek perkembangan lainnya, sebagaimana dikemukakan oleh Bredekamp (1997), "Domains of children's development is one domain influence and is influenced by development in other domain. " Kurikulum/program untuk TK atau prasekolah harus direncanakan untuk membantu pengembangan potensi anak seutuhnya. Jadi, direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Eliason dan Jenkins ( 1994) mengemukakan bahwa "kurikulum harus memberi kesempatan untuk mengembangkan semua aspek perkembangan, aspek perkembangan intelektual, dorongan hubungan sosial, perkembangan emosi dan fisik anak" 2. Batasan dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Tema Tema adalah ide-ide pokok. Pembelajaran berbasis tema adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau ide-ide sentral tentang anak dan lingkungannya. Tema yang disajikan kepada anak harus dimulai dari hal-hal yang familiar atau yang telah dikenal anak menuju yang lebih jauh, dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Pembelajaran tematik adalah khas bagi anak usia dini, dari jenjang prasekolah sampai kelas-kelas awal sekolah dasar. Semua kegiatannya melibatkan pengalaman langsung bagi anak-anak serta memberikan berbagai informasi atau pemahaman tentang lingkungan sekitar anak. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan selanjutnya sesuai kebutuhan anak b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Tema Pembelajaran tema memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan belajarnya lebih banyak dilakukan melalui pengalaman langsung atau hands on experiences. Secara rinci Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al (1991) mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut, sebagai berikut. 1) Tema memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang riil bagi anak untuk menilai dan memanipulasinya. 2) Tema menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya. 3) Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum anak. 4) Membantu anak-anak mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan. 5) Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek perkembangan-kognitif, sosial, emosi, dan fisik. 6) Mengakomodasi kebutuhan anak-anak untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif. 7) Memberikan kesempatan menggunakan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam pengertian. 8) Menghargai perbedaan individu, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman di keluarga yang dibawa anak-anak ke kelasnya. 9) Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema Pernbelajaran terpadu yang berbasis tema akan efektif jika dalam pengembangan perencanaan dan pelaksanaannya berpegang teguh pada prinsip-prinsipnya. Kostelnik (1999), menyajikan sejumlah prinsip yang harus diperhatikan sekaligus dijalankan dalam pengembangan pembelajarannya, antara lain adalah: 1) Tema harus berorientasi pada usia, perbedaan individu dan sosial anak. 2) Tema harus berkaitan langsung dengan pengalaman hidup nyata anak dan harus dibangun berdasarkan apa yang telah mereka ketahui dan apa yang ingin mereka ketahui. 3) Setiap tema harus menyajikan konsep untuk diselidiki oleh anak. Penekanannya membantu anak membangun konsep yang berhubungan dengan tema, bukan pada informasi terpisah-pisah yang harus diingat anak. 4) Setiap tema harus didukung oleh suatu pengetahuan yang telah diteliti secara cermat. 5) Tema harus mengintegrasikan isi belajar (pengetahuan sosialkonvensional) dan proses belajar (fisika, maternatika, metakognisi) dan proses belajar khusus lainnya yang dihubungkan dengan setiap bidang kurikulum. 6) lnformasi yang berhubungan dengan tema harus disampaikan kepada anak melalui pengalaman langsung yang melibatkan penemuan aktif. 7) Kegiatan yang berhubungan dengan tema harus menggambarkan bidang kurikulum dan mendukung keterpaduannya. 8) Dalam pembelajaran tema, isi yang sama harus diberikan lebih dari satu kali dan dimasukkan ke dalam jenis-jenis kegiatan yang berbeda ( eksplorasi, penernuan terbimbing, pemecahan masalah, diskusi, belajar kooperatif, demonstrasi, kegiatan kelompok besar dan kegiatan kelompok kecil). 9) Tema harus memungkinkan untuk dilaksanakan melalui kegiatan proyek yang diprakarsai dan dipimpin oleh anak. 10) Tema harus memberikan kesempatan bagi anak untuk mendokumentasikan dan merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari. 11) Tema harus memasukkan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak. 12) Setiap tema harus diperluas atau direvisi sesuai dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan oleh anak. d. Keunggulan-keunggulan Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema Pembelajaran terpadu yang berbasis tema memiliki banyak keunggulan, baik bagi guru maupun bagi anak. Di samping keunggulan yang telah disajikan pada penyajian sebelurnnya, terdapat beberapa keunggulan dari pembelajaran ini, baik keunggulan secara umum; maupun keunggulan terkait dengan bidang penge,bangan sosio-emosi anak. Keunggulan-keunggulan yang bersifat umum, di antaranya sebagai berikut: 1) Mendukung perkembangan konsep anak Konsep adalah gagasan pokok tentang objek dan peristiwa yang dibentuk anak-anak di lingkungannya. Konsep adalah kategori kognitif yang memungkinkan orang untuk mengelompokkan informasi-informasi yang berbeda atau peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Dengan pembelajaran tema, anak-anak dapat membentuk konsep secara deduktif melalui kegiatan pengalaman langsung (Lawton, 1987dalam Kostelnik, 1991 ). Ketika anak- anak memanipulasi objek objek atau berinteraksi dengan orang lain, anak- anak memperoleh informasi yang relevan, yang kemudian dipadukannya dengan pengetahuan atau pemahaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Melalui kegiatan seperti itu, anak-anak mengembangkan sejumlah pengalaman, membangun, menyusun dan memperluas konsepnya setiap saat. 2) Tema mengintegrasikan isi dan proses belajar: pembelajaran tema tidak hanya meningkatkan perkembangan konsep anak, tetapi juga mengintegrasikan isi dan proses belajar dengan cara-cara yang bermakna bagi anak. Mempelajari isi atau materi belajar yang disajikan dalam tema memerlukan kemampuan mental seperti memperhatikan, mendengarkan, mengamati dan menginga1 (Hendrik, 1986 dalam Kostelnik, 1991 ). Sebagai contoh: sekelompok anak TK yang mempelajari tema "Kelinci", dapat melakukan berbagai pengalaman untuk menemukan bahwa; "Kelinci adalah binatang berkaki empat, berdaun telinga dua dmt panjang, berbulu lembut, dan berjalan dengan melompat", secara lebih khusus: a) menemukan bagian tubuh kelinci, yaitu kepala, badan, dan ekor; b) kepala kelinci memiliki: mulut, mata, kumis, dan sebagainya; c) Makanan kelinci adalah rumput, sayuran dan daun-daunan; d) dan sebagainya. 3) Pembelajaran tema memberikan kesempatan kepada anak untuk memadukan informasi-informasi secara terpadu dengan berbagai cara, apakah melalui kegiatan terstruktur atau tidak terstruktur, kegiatan kelompok besar atau kelompok kecil, model interaksi aktif atau pasif. Anak-anak dapat memperoleh kesempatan untuk mempelajari topik dengan gaya belajarnya masing-masing. Jika suatu kegiatan belajar tidak sesuai dengan gaya belajar anak, tidak berorientasi pada perkembangan maka anak-anak dapat belajar dengan cara lain. 4) Pembelajaran tema juga memungkinkan anak untuk mempelajari topik- tepik yang khusus secara lebih mendalam. Anak-anak yang tertarik dengan topik tertentu biasanya ingin mengetahui lebih banyak tentang isi topik tersebut, Mengeksplorasi konsep yang disajikan dalam tema akan mendukung anak untuk terlibat secara mental dalam menyerap informasi- informasi atau ide-ide. Dalam situasi tertentu kadang-kadang ada anak yang tidak tertarik dengan tema yang disajikan. Apabila hal ini terjadi, guru tidak perlu memaksa anak untuk melibatkan diri dalam tema tersebut, tetapi memberikan kesempatan kepada anak tersebut untuk memusatkan perhatiannya secara bebas dalam isi tema atau dapat dilibatkan dalam kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan tema. 5) Pembelajaran tema rnendorong para praktisi untuk menetapkan fokus belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara terorganisasi, lebih terarah dengan cara mengembangkan pengalaman belajar yang didasarkan pada bagaimana sebaiknya mereka menetapkan tujuan pembelajaran secara terpadu. 6) Perencanaan tema juga memungkinkan para guru untuk menyajikan topik secara cukup luas dan mendalam, sehingga anak-anak pun dapat mempelajarinya secara luas dan mendalam pula. Keluasan dan kedalaman isi yang disajikan oleh tema dapat dicapai dengan menggunakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan tema dan menciptakan hubungan antar kegiatan. 7) Pembelajaran tema dapat diimplementasikan dalam berbagai tingkatan kelas dan kelompok usia anak. B. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN TERPROGRAM 1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi a. Pengertian Pelaksanaan pengembangan melalui kegiatan terprogram maksudnya adalah kegiatan tersebut dibuat secara terencana menjadi sasaran utama saat program itu dilaksanakan. Secara sederhana, terprogram maksudnya adalah kegiatan yang menjadi agenda dan dirancang dalam silabus guru, baik untuk jangka waktu yang pendek maupun panjang, yaitu untuk satu hari, satu minggu, satu bulan maupun lebih lama lagi. Untuk pengembangan program yang membutuhkan satu hari, dapat dimasukkan ke dalam silabus harian (SKH), untuk program yang membutuhkan waktu satu minggu atau lebih, dimasukkan ke dalam silabus yang lebih besar (misal SKM), dan seterusnya. Program yang dikembangkan tentu mengacu pada kurikulum yang berlaku serta kebutuhan-kebutuhan anak, baik secara umum maupun secara khusus. Mungkin saja dalam bentuk program layanan individual, akibat seorang anak memiliki gangguan atau masalah perkembangan saat dalam bimbingan guru atau sekolah. 2. Ruang Lingkup Program Secara umum ruang-lingkup program untuk pengembangan perilaku ini sama seperti yang akan dikembangkan dalam kegiatan rutin. Tetapi akan menjadi berbeda isi programnya, jika rancangan program ditujukan pada anak tertentu atau sering disebut sebagai layanan individual, rnisalkan saja: program untuk menangani anak yang mogok sekolah, program untuk menangani anak yang sulit berpisah dengan orang tua. Dapat juga pembentukan dan peningkatan perilaku diprogram dalam kegiatan insidental, misalkan melalui pesantren kilat, perayaan hari besar keagamaan, kunjungan ke panti asuhan, ke panti jompo, kunjungan ke tempat bencana alam, dan sebagainya yang dianggap dapat menumbuh-kembangkan pola perilaku anak yang positif. Kesuksesan dari kegiatan yang terprogram ini ditentukan oleh beberapa faktor. a. Kematangan perencanaan, yaitu: perencanaan dibuat dan dipersiapkan dengan waktu yang cukup serta berisikan segala kebutuhan yang akan dilakukan dalam program itu. b. Kesiapan dukungan sarana: kegiatan pembentukan perilaku akan semakin optimal jika sarananya tercukupi, jika program itu di luar sekolah, hams juga disediakan kendaraan yang cukup. c. Kesatuan tim kerja: guru, staf dan anak hams memiliki kesamaan sasaran. Bahkan jika melibatkan orang tua, peran mereka juga perlu dikomunikasikan agar semua orang yang terlibat mengerti hak dan kewajibannya secara baik. C. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN SPONTAN 1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi a. Pengertian Pembelajaran bersifat kontekstual dan dinamis, apalagi jika sasaran belajarnya adalah anak prasekolah atau TK. Karakteristik anak yang masih rendah konsentrasinya, bersifat spontan, egosentris, dan masih labil emosi, serta masih terbatas keterampilan sosialnya; akan menjadikan pembelajaran dengan mereka menjadi sangat tinggi dinamikanya. Tampaknya, dengan ciri-ciri anak seperti itu akan banyak sekali hal-hal yang tidak diduga-duga muncul dalam pembelajaran, baik saat menggali kegiatan, dalam kegiatan inti maupun pada akhir kegiatan. Contoh berikut akan dapat memberi gambaran betapa tingginya dinamika anak pada saat belajar. Modul 6 PENGEMBANGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN TK
MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN
Kegiatan pengembangan TK dapat dikembangkan menjadi berbagai model
pengajaran. Pengembangan ini harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah serta murid-muridnya. Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari TK sebagai tempat bermain yang menarik, menyenangkan dan merangsang anak untuk bermain sambil belajar. Model pengajaran yang dapat dikembangkan oleh guru di antaranya adalah model pendidikan TK Atraktif, model pengembangan kecakapan hidup dan pembelajaran kooperatif. Model pendidikan TK Atraktif dapat dikembangkan menjadi metode pengajaran suara, bentuk dan bilangan, metode permainan spielformen, sistem pengajaran sentra dan pengajaran proyek. Model pendidikan kecakapan hidup dan pembelajaran kooperatif juga dapat dikembangkan menjadi berbagai metode pembelajaran. Ketiga model pengajaran tersebut dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan kebutuhan anak didiknya. Pengembangan model-model pengembangan TK ini diharapkan dapat meningkatkan peran Taman Kanak-kanak sebagai suatu lembaga pendidikan anak yang dapat membuat anak dapat bermain sambil belajar tanpa merasa terbebani oleh tugas-tugas belajar. Model-model pengembangan kegiatan pengembangan TK memiliki prosedur yang sangat jelas. Hal ini dapat memudahkan guru dalam mengembangkan suatu model dengan berbagai modifikasi sesuai dengan kebutuhan. Prosedur awal dari keseluruhan model pengembangan kegiatan TK ini adalah proses perencanaan atau rancangan satuan kegiatan sesuai dengan tema-tema yang akan dipergunakan. Pengembangan kegiatan pengembangan TK yang sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Prosedur model pendidikan TK Atraktif meliputi metode suara, bentuk dan bilangan, permainan spielformen, sistem pengajaran sentra maupun pengajaran proyek. Prosedur lainnya adalah pelaksanaan metode pengembangan kecakapan hidup serta pengajaran kooperatif. Setiap program kegiatan belajar yang kita susun harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan agar setiap program yang disusun memiliki arah yang jelas dan dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Prinsip- prinsip yang dianut tersebut akan terlihat dalam setiap butir perangkat program kegiatan. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip pengembangan, prinsip bermain sambil belajar dan prinsip pelaksanaan pengajaran. Prinsip-prinsip tersebut juga harus menjadi patokan dalam keputusan penggunaan model kegiatan pengembangan TK. Prinsip pengembangan memiliki arti bahwa model pengembangan kegiatan TK yang dilakukan harus memperhatikan tingkat perkembangan anak didik agar anak dapat belajar menjadi rnanusia yang berkembang sepenuhnya. Prinsip bermain sambil belajar merupakan prinsip yang menunjukkan bahwa anak akan belajar secara lebih efektif dalam suatu kegiatan bennain. Hal ini disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Para ahli telah menemukan bahwa bermain akan memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu secara lebih mendalam dan secara spontan anak mengembangkan bahasanya. Prinsip selanjutnya adalah prinsip pelaksanaan pengajaran. Prinsip ini merupakan aplikasi dari prinsip perkembangan dan prinsip bermain sambil belajar.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu