Tugas Merangkum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 2

MERANGKUM

Nama Mahasiswa : FITRIANI DJUFRI

NIM : 838274075

Kode : PAUD2403

Nama Mata Kuliah : Kurikulum Dan Bahan Belaja TK

Pokjar : Rate-Rate

Masa Ujian : 2021

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
MODUL 4

KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK BERBASIS KOMPETENSI

A. KONSEP KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI


Kajian tentang kompetensi cukup luas. Menurut Richard (1980), kompetensi
merupakan indikator-indikator suatu kinerja yang berhasil dalam aktivitas kehidupan.
Kompetensi adalah kemampuan menciptakan peranan baru bagi seseorang dalam
menanggapi kondisi sosial yang berubah. Sebagai penjelas, Spencer (1993)
menyampaikan tipe-tipenya. Menurutnya terdapat 5 tipe kompetensi, yaitu : 1) Motif,
2) Bawaan, 3) Konsep Diri, 4) Pengetahuan dan 5) keterampilan.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh NIER (1999), model kurikulum yang
digunakan di berbagai negara dapat dibedakan ke dalam tiga model, yaitu : 1)
kurikulum yang berbasis konten, atau topik (content based curriculum), 2) kurikulum
yang berbasis hasil atau kompetensi (outcome or competency based curriculum) dan
3) Campuran kedua model tersebut.
China dan Prancis menggunakan model kurikulum berbasis konten. Australia
dan Thailand menggunakan model kurikulum berbasis kompetensi. Sementara Korea,
New Zealand, Amerika Serikat, Malaysia dan Filipina menggunakan model kurikulum
campuran antara kurikulum berbasis konten dan kompetensi. Kecenderungan seperti
ini menggambarkan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu
model yang dewasa ini digunakan di negara-negara seperti disebutkan di atas.
Indonesia sebagai negara berkembang yang tidak ingin tertinggal dari berbagai negara
berkembang serta negara-negara maju sedang berupaya menuju ke arah penerapan
model kurikulum berbais kompetensi.
Dalam pelaksanaanya di Indonesia, kurikulum berbasis kompetensi setidaknya
mengacu pada 11 prinsip yang dianggap penting dan harus dijadikan landasan kinerja
para guru dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Prinsip-prinsip
tersebut yaitu : 1) Keimanan, nilai dan budi pekerti, 2) Penguatan integritas nasional,
3) Keseimbangan Etika, Logika, Etika dan Estetika, 4) Kesamaan memperoleh
kesempatan, 5) Abad pengetahuan dan teknologi informasi, 6) Pengembangan
keterampilan hidup, 7) Belajar sepanjang hayat, 8) Berpusat pada anak dengan
penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif, 9) Pilar pendidikan, 10) Pendekatan
menyeluruh dan kemitraan, dan 11) Diversifikasi
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kerangka ini yang secara umum
memiliki empat komponen, yaitu 1) kurikulum dan hasil belajar, 2) penilaian berbasis
kelas, 3) kegiatan belajar mengajar, serta 4) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
Kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan di TK dilaksanakan
dalam rangka membantu fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial
emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memsauki
pendidikan dasar. Dengan demikian TK berfungsi :
1. Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak.
2. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar.
3. Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik.
4. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.
5. Mengembangkan keterampilan, kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki
anak.
6. Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.

Sebagai tujuan akhirnya diharapkan TK dapat membantu anak didik


mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan
nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik,kemandirian dan
seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Modul 5
HAKIKAT KEGIATAN PENGEMBANGAN
DI TAMAN KANAK-KANAK

A. BATASAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK


1. Pentingnya Kegiatan Pengembangan Bagi Anak
a. Usia TK adalah fase fundamental bagi individu
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa lebih dari lima puluh persen
perkembangan individu, terutama pertumbuhan otaknya terjadi pada masa usia
dini. Di usia ini otak individu mengalami rangkaian perubahan yang luar biasa,
dan sisanya hanya modifikasi dan pengayaan saja. Di antara peneliti tersebut
ialan Prof. Benyamin S. Bloom, mengatakan bahwa pada usia dinilah besar
pertumbuhan anak.
b. Anak dalah praktisi dan investasi masa depan
Faktor lain yang perlu di sadari adalah bahwa anak merupakan praktisi masa
depan, anaklah yang akan mengisi baik atau buruknya hari esok. Keberhasilan
membina anak sejak dini, merupakan kesuksesan bagi masa depan anak.
Sebaliknya kegagalan dalam memberikan pembinaan, pendidikan,pengasuhan
dan perlakuan akan menjadi bencana bagi kehidupan anak kelak. Tentu orang
tua berharap hal pertamalah yang diharapkan terjadi pada anak atau
generasinya.
2. Implikasi Terhadap Kegiatan Bagi Anak
a. Perkembangan anak dipengaruhi oleh orang dewasa
Dr. Maria Montessori, seorang ahli pendidikan dari Italia, melalui serangkaian
penelitian yang dilakukannya secara tekun terhadap anak dan proses
pendidikannya di lembaga yang dikembangkannya yang dikenal dengan Casa
dei Bambini (Children’s House) di Roma, menyimpulkan bahwa usia sejak
lahir hingga 6 tahun adalah tahun formatif, yaitu usia terpenting dalam
pembentukan kepribadian individu. Kepribadian tersebut melembaga
ditentukan oleh cara-cara pemecahan konflik antara sumber-sumber
kesenangan awal dengan tuntutan realitas pada usia kanak-kanak itu. Dengan
demikian pengalaman awal tidak pernah tergantikan. Di masa ini otak individu
masih mudah untuk dibentuk, karena masih “plastis” atau dapat dimanipulasi
sedemikian rupa. Jika terhambat perkembangannya atau dihambat secara terus-
menerus oleh orang tua atau orang dewasa, maka akan terjadi disorganisasi.
Jadi, anak harus diberikan kesempatan yang luas untuk mengamati, bergerak,
dan mengeksplorasi, dari lingkungan terdekat hingga ke yang lebih luas. Para
peneliti dari University Of Illinois di Urbana-Campaign, menyimpulkan bahwa
pemberian pengalaman yang kaya akan menghasilkan otak yang kaya pada
anak, bahkan dapat menumbuhkan 25% lebih tinggi dari anak lainnya.
b. Implikasi terhadap kegiatan pengembangan anak
Merujuk pada uraian sebelumnya, tentu berimplikasi kepada kegiatan
pengembangan anak, terutama pengembangan yang terkait langsung yaitu oleh
orang tua dan guru. Juga kepada para pembuat kebijakan pendidikan, terutama
para penyelenggara lembaga pendidikan anak usia dini, seperti penyelenggara
Taman Kanak-Kanak, Play Group, dan sebagainya.
c. Jenis kegiatan pengembangan yang dapat dilakukan
Kegiatan pengembangan adalah serangkaian aktivitas yang disediakan untuk
memfasilitasi perkembangan dan belajar anak TK. Secara umum kegiatan yang
dapat dilakukan di antaranya adalah menyediakan lingkungan kondusif bagi
perkembangan dan belajar anak, mengarahkan perilaku anak dengan kegiatan
mendidik-mengajar, serta membantu memecahkan berbagai permasalahan
yang dihadapi anak dengan bimbingan yang tepat.
B. PRINSIP-PRINSIP KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK
1. Kegiatan pengembangan berorientasi pada perkembangan (DAP)
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan prasekolah banyak di tentukan oleh
berbagai faktor. Salah satu faktor yang dominan adalah mampu tidaknya para
manajemen dan pengelola kegiatan, terutama para guru memegang hal-hal prinsip
di dalam pengembangan dan penyelenggaraan programnya.
2. Kegiatan pengembangan berorientasi holistik (menyeluruh)
a. Mengapa harus holistik?
Kesadaran tentang besarnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan
anak sudah semakin menguat saat ini. Kesadaran tersebut didukung oleh
berbagai penelitian, pengamatan dan bahkan pengalaman yang dialami
seseorang maupun sekelompok orang. Menguji pernyataan tersebut, beberapa
ilustrasi disampaikan oleh Julitio (2000), dalam tulisannya ia menggambarkan
bahwa makanan yang tidak memadai (adequate) akan mengganggu
perkembangan termasuk perkembangan otak, yang berpengaruh pada kelainan
neurology dan perilaku, seperti gangguan belajar dan retardasi mental.
Rangsangan lingkungan akan berpengaruh terhadap terbentuknya hubungan
antar sel otak (synapse) yang akan membentuk jaringan komunikasi antar sel
otak dan sama sama bertugas melakukan koordinasi atas berbagai aspek
perkembangan. Begitu pula keadaan stress berat akan menimbulkan gangguan
pada perilaku dan perkembangan lainnya pada anak (di kemudian hari).
Berdasarkan uraian tersebut, tampaknya bagi orang tua maupun guru harus
mulai menekadkan diri bahwa dalam setiap tindakan yang diambilnya untuk
keperluan pengembangan dan pembelajaran anak harus berpijak pada konsep
holistik ini, dengan kata lain tinjauan holistik harus menjadi salah satu prinsip
dan landasan utama dalam setiap usaha yang ditujukan untuk membantu
perturnbuhan dan perkembangan setiap anak.
C. RUANG LINGKUP DAN SASARAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DI
TAMAN KANAK-KANAK
Untuk dapat memastikan sasaran yang benar tentang ruang lingkup pengembangan
pada Taman Kanak-kanak, sebaiknya Anda membaca secara teliti kurikulum TK 2004
atau coba baca kembali Modul 4. Pada kurikulum tersebut telah tercantum yang
menjadi sasaran pengembangan dan jabarannya. Mengacu kepada isi kurikulum TK
2004 maka yang menjadi sasaran bidang pengembangan pada level TK ruang
lingkupnya adalah pengembangan moral dan nilai-nilai agama, pengembangan sosial,
emosional dan kemandirian, pengembangan kemampuan berbahasa, pengembangan
kognitif, pengembangan fisik/motorik, serta pengembangan Seni.

A. PENGEMBANGAN KEGIATAN DENGAN CARA TERPADU


1. Mengapa pembelajaran terpadu ?
Karakteristik perkembangan anak TK bersifat holistic atau menyeluruh atau
terpadu. Artinya antara aspek perkembangan yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan, aspek perkembangan yang satu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
aspek perkembangan lainnya, sebagaimana dikemukakan oleh Bredekamp (1997),
"Domains of children's development is one domain influence and is influenced by
development in other domain. " Kurikulum/program untuk TK atau prasekolah
harus direncanakan untuk membantu pengembangan potensi anak seutuhnya. Jadi,
direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Eliason dan
Jenkins ( 1994) mengemukakan bahwa "kurikulum harus memberi kesempatan
untuk mengembangkan semua aspek perkembangan, aspek perkembangan
intelektual, dorongan hubungan sosial, perkembangan emosi dan fisik anak"
2. Batasan dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema
a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Tema
Tema adalah ide-ide pokok. Pembelajaran berbasis tema adalah salah satu
pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau ide-ide
sentral tentang anak dan lingkungannya. Tema yang disajikan kepada anak
harus dimulai dari hal-hal yang familiar atau yang telah dikenal anak menuju
yang lebih jauh, dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks.
Pembelajaran tematik adalah khas bagi anak usia dini, dari jenjang prasekolah
sampai kelas-kelas awal sekolah dasar. Semua kegiatannya melibatkan
pengalaman langsung bagi anak-anak serta memberikan berbagai informasi
atau pemahaman tentang lingkungan sekitar anak. Kegiatan ini juga
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan keterampilan
dan kemampuan selanjutnya sesuai kebutuhan anak
b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Tema
Pembelajaran tema memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran
lainnya. Kegiatan belajarnya lebih banyak dilakukan melalui pengalaman
langsung atau hands on experiences. Secara rinci Barbara Rohde dan
Kostelnik, et.al (1991) mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut,
sebagai berikut.
1) Tema memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang riil bagi
anak untuk menilai dan memanipulasinya.
2) Tema menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua
pemikirannya.
3) Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum anak.
4) Membantu anak-anak mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
baru yang didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
5) Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek
perkembangan-kognitif, sosial, emosi, dan fisik.
6) Mengakomodasi kebutuhan anak-anak untuk bergerak dan melakukan
kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.
7) Memberikan kesempatan menggunakan bermain untuk menerjemahkan
pengalaman ke dalam pengertian.
8) Menghargai perbedaan individu, latar belakang kebudayaan, dan
pengalaman di keluarga yang dibawa anak-anak ke kelasnya.
9) Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema
Pernbelajaran terpadu yang berbasis tema akan efektif jika dalam
pengembangan perencanaan dan pelaksanaannya berpegang teguh pada
prinsip-prinsipnya. Kostelnik (1999), menyajikan sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan sekaligus dijalankan dalam pengembangan pembelajarannya,
antara lain adalah:
1) Tema harus berorientasi pada usia, perbedaan individu dan sosial anak.
2) Tema harus berkaitan langsung dengan pengalaman hidup nyata anak dan
harus dibangun berdasarkan apa yang telah mereka ketahui dan apa yang
ingin mereka ketahui.
3) Setiap tema harus menyajikan konsep untuk diselidiki oleh anak.
Penekanannya membantu anak membangun konsep yang berhubungan
dengan tema, bukan pada informasi terpisah-pisah yang harus diingat anak.
4) Setiap tema harus didukung oleh suatu pengetahuan yang telah diteliti
secara cermat.
5) Tema harus mengintegrasikan isi belajar (pengetahuan sosialkonvensional)
dan proses belajar (fisika, maternatika, metakognisi) dan proses belajar
khusus lainnya yang dihubungkan dengan setiap bidang kurikulum.
6) lnformasi yang berhubungan dengan tema harus disampaikan kepada anak
melalui pengalaman langsung yang melibatkan penemuan aktif.
7) Kegiatan yang berhubungan dengan tema harus menggambarkan bidang
kurikulum dan mendukung keterpaduannya.
8) Dalam pembelajaran tema, isi yang sama harus diberikan lebih dari satu
kali dan dimasukkan ke dalam jenis-jenis kegiatan yang berbeda
( eksplorasi, penernuan terbimbing, pemecahan masalah, diskusi, belajar
kooperatif, demonstrasi, kegiatan kelompok besar dan kegiatan kelompok
kecil).
9) Tema harus memungkinkan untuk dilaksanakan melalui kegiatan proyek
yang diprakarsai dan dipimpin oleh anak.
10) Tema harus memberikan kesempatan bagi anak untuk mendokumentasikan
dan merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari.
11) Tema harus memasukkan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga
anak.
12) Setiap tema harus diperluas atau direvisi sesuai dengan minat dan
pemahaman yang ditunjukkan oleh anak.
d. Keunggulan-keunggulan Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema
Pembelajaran terpadu yang berbasis tema memiliki banyak keunggulan, baik
bagi guru maupun bagi anak. Di samping keunggulan yang telah disajikan
pada penyajian sebelurnnya, terdapat beberapa keunggulan dari pembelajaran
ini, baik keunggulan secara umum; maupun keunggulan terkait dengan bidang
penge,bangan sosio-emosi anak. Keunggulan-keunggulan yang bersifat umum,
di antaranya sebagai berikut:
1) Mendukung perkembangan konsep anak
Konsep adalah gagasan pokok tentang objek dan peristiwa yang dibentuk
anak-anak di lingkungannya. Konsep adalah kategori kognitif yang
memungkinkan orang untuk mengelompokkan informasi-informasi yang
berbeda atau peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Dengan pembelajaran
tema, anak-anak dapat membentuk konsep secara deduktif melalui kegiatan
pengalaman langsung (Lawton, 1987dalam Kostelnik, 1991 ). Ketika anak-
anak memanipulasi objek objek atau berinteraksi dengan orang lain, anak-
anak memperoleh informasi yang relevan, yang kemudian dipadukannya
dengan pengetahuan atau pemahaman yang telah mereka miliki
sebelumnya. Melalui kegiatan seperti itu, anak-anak mengembangkan
sejumlah pengalaman, membangun, menyusun dan memperluas konsepnya
setiap saat.
2) Tema mengintegrasikan isi dan proses belajar: pembelajaran tema tidak
hanya meningkatkan perkembangan konsep anak, tetapi juga
mengintegrasikan isi dan proses belajar dengan cara-cara yang bermakna
bagi anak. Mempelajari isi atau materi belajar yang disajikan dalam tema
memerlukan kemampuan mental seperti memperhatikan, mendengarkan,
mengamati dan menginga1 (Hendrik, 1986 dalam Kostelnik, 1991 ).
Sebagai contoh: sekelompok anak TK yang mempelajari tema "Kelinci",
dapat melakukan berbagai pengalaman untuk menemukan bahwa; "Kelinci
adalah binatang berkaki empat, berdaun telinga dua dmt panjang, berbulu
lembut, dan berjalan dengan melompat", secara lebih khusus:
a) menemukan bagian tubuh kelinci, yaitu kepala, badan, dan ekor;
b) kepala kelinci memiliki: mulut, mata, kumis, dan sebagainya;
c) Makanan kelinci adalah rumput, sayuran dan daun-daunan;
d) dan sebagainya.
3) Pembelajaran tema memberikan kesempatan kepada anak untuk
memadukan informasi-informasi secara terpadu dengan berbagai cara,
apakah melalui kegiatan terstruktur atau tidak terstruktur, kegiatan
kelompok besar atau kelompok kecil, model interaksi aktif atau pasif.
Anak-anak dapat memperoleh kesempatan untuk mempelajari topik dengan
gaya belajarnya masing-masing. Jika suatu kegiatan belajar tidak sesuai
dengan gaya belajar anak, tidak berorientasi pada perkembangan maka
anak-anak dapat belajar dengan cara lain.
4) Pembelajaran tema juga memungkinkan anak untuk mempelajari topik-
tepik yang khusus secara lebih mendalam. Anak-anak yang tertarik dengan
topik tertentu biasanya ingin mengetahui lebih banyak tentang isi topik
tersebut, Mengeksplorasi konsep yang disajikan dalam tema akan
mendukung anak untuk terlibat secara mental dalam menyerap informasi-
informasi atau ide-ide. Dalam situasi tertentu kadang-kadang ada anak
yang tidak tertarik dengan tema yang disajikan. Apabila hal ini terjadi,
guru tidak perlu memaksa anak untuk melibatkan diri dalam tema tersebut,
tetapi memberikan kesempatan kepada anak tersebut untuk memusatkan
perhatiannya secara bebas dalam isi tema atau dapat dilibatkan dalam
kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan tema.
5) Pembelajaran tema rnendorong para praktisi untuk menetapkan fokus
belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran secara terorganisasi, lebih terarah dengan cara
mengembangkan pengalaman belajar yang didasarkan pada bagaimana
sebaiknya mereka menetapkan tujuan pembelajaran secara terpadu.
6) Perencanaan tema juga memungkinkan para guru untuk menyajikan topik
secara cukup luas dan mendalam, sehingga anak-anak pun dapat
mempelajarinya secara luas dan mendalam pula. Keluasan dan kedalaman
isi yang disajikan oleh tema dapat dicapai dengan menggunakan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan tema dan menciptakan hubungan antar
kegiatan.
7) Pembelajaran tema dapat diimplementasikan dalam berbagai tingkatan
kelas dan kelompok usia anak.
B. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN TERPROGRAM
1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi
a. Pengertian
Pelaksanaan pengembangan melalui kegiatan terprogram maksudnya
adalah kegiatan tersebut dibuat secara terencana menjadi sasaran utama
saat program itu dilaksanakan. Secara sederhana, terprogram maksudnya
adalah kegiatan yang menjadi agenda dan dirancang dalam silabus guru,
baik untuk jangka waktu yang pendek maupun panjang, yaitu untuk satu
hari, satu minggu, satu bulan maupun lebih lama lagi. Untuk
pengembangan program yang membutuhkan satu hari, dapat dimasukkan
ke dalam silabus harian (SKH), untuk program yang membutuhkan waktu
satu minggu atau lebih, dimasukkan ke dalam silabus yang lebih besar
(misal SKM), dan seterusnya. Program yang dikembangkan tentu mengacu
pada kurikulum yang berlaku serta kebutuhan-kebutuhan anak, baik secara
umum maupun secara khusus. Mungkin saja dalam bentuk program
layanan individual, akibat seorang anak memiliki gangguan atau masalah
perkembangan saat dalam bimbingan guru atau sekolah.
2. Ruang Lingkup Program
Secara umum ruang-lingkup program untuk pengembangan perilaku ini sama
seperti yang akan dikembangkan dalam kegiatan rutin. Tetapi akan menjadi
berbeda isi programnya, jika rancangan program ditujukan pada anak tertentu
atau sering disebut sebagai layanan individual, rnisalkan saja: program untuk
menangani anak yang mogok sekolah, program untuk menangani anak yang
sulit berpisah dengan orang tua. Dapat juga pembentukan dan peningkatan
perilaku diprogram dalam kegiatan insidental, misalkan melalui pesantren
kilat, perayaan hari besar keagamaan, kunjungan ke panti asuhan, ke panti
jompo, kunjungan ke tempat bencana alam, dan sebagainya yang dianggap
dapat menumbuh-kembangkan pola perilaku anak yang positif. Kesuksesan
dari kegiatan yang terprogram ini ditentukan oleh beberapa faktor.
a. Kematangan perencanaan, yaitu: perencanaan dibuat dan dipersiapkan
dengan waktu yang cukup serta berisikan segala kebutuhan yang akan
dilakukan dalam program itu.
b. Kesiapan dukungan sarana: kegiatan pembentukan perilaku akan semakin
optimal jika sarananya tercukupi, jika program itu di luar sekolah, hams
juga disediakan kendaraan yang cukup.
c. Kesatuan tim kerja: guru, staf dan anak hams memiliki kesamaan sasaran.
Bahkan jika melibatkan orang tua, peran mereka juga perlu
dikomunikasikan agar semua orang yang terlibat mengerti hak dan
kewajibannya secara baik.
C. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN SPONTAN
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
a. Pengertian
Pembelajaran bersifat kontekstual dan dinamis, apalagi jika sasaran
belajarnya adalah anak prasekolah atau TK. Karakteristik anak yang masih
rendah konsentrasinya, bersifat spontan, egosentris, dan masih labil emosi,
serta masih terbatas keterampilan sosialnya; akan menjadikan
pembelajaran dengan mereka menjadi sangat tinggi dinamikanya.
Tampaknya, dengan ciri-ciri anak seperti itu akan banyak sekali hal-hal
yang tidak diduga-duga muncul dalam pembelajaran, baik saat menggali
kegiatan, dalam kegiatan inti maupun pada akhir kegiatan. Contoh berikut
akan dapat memberi gambaran betapa tingginya dinamika anak pada saat
belajar.
Modul 6
PENGEMBANGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN TK

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

Kegiatan pengembangan TK dapat dikembangkan menjadi berbagai model


pengajaran. Pengembangan ini harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah serta
murid-muridnya. Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari TK sebagai
tempat bermain yang
menarik, menyenangkan dan merangsang anak untuk bermain sambil belajar.
Model pengajaran yang dapat dikembangkan oleh guru di antaranya adalah model
pendidikan TK Atraktif, model pengembangan kecakapan hidup dan pembelajaran
kooperatif. Model pendidikan TK Atraktif dapat dikembangkan menjadi metode pengajaran
suara, bentuk dan bilangan, metode permainan spielformen, sistem pengajaran sentra dan
pengajaran proyek. Model pendidikan kecakapan hidup dan pembelajaran kooperatif juga
dapat dikembangkan menjadi berbagai metode pembelajaran. Ketiga model pengajaran
tersebut dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan kebutuhan anak didiknya.
Pengembangan model-model pengembangan TK ini diharapkan dapat meningkatkan
peran Taman Kanak-kanak sebagai suatu lembaga pendidikan anak yang dapat membuat anak
dapat bermain sambil belajar tanpa merasa terbebani oleh tugas-tugas belajar.
Model-model pengembangan kegiatan pengembangan TK memiliki prosedur yang
sangat jelas. Hal ini dapat memudahkan guru dalam mengembangkan suatu model dengan
berbagai modifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Prosedur awal dari keseluruhan model pengembangan kegiatan TK ini adalah proses
perencanaan atau rancangan satuan kegiatan sesuai dengan tema-tema yang akan
dipergunakan.
Pengembangan kegiatan pengembangan TK yang sesuai dengan prosedur diharapkan
dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Prosedur model pendidikan TK Atraktif
meliputi metode suara, bentuk dan bilangan, permainan spielformen, sistem pengajaran
sentra maupun pengajaran proyek. Prosedur lainnya adalah pelaksanaan metode
pengembangan kecakapan hidup serta pengajaran kooperatif.
Setiap program kegiatan belajar yang kita susun harus dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan agar setiap program yang disusun
memiliki arah yang jelas dan dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Prinsip-
prinsip yang dianut tersebut akan terlihat dalam setiap butir perangkat program kegiatan.
Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip pengembangan, prinsip bermain sambil belajar dan
prinsip pelaksanaan pengajaran.
Prinsip-prinsip tersebut juga harus menjadi patokan dalam keputusan penggunaan
model kegiatan pengembangan TK. Prinsip pengembangan memiliki arti bahwa model
pengembangan kegiatan TK yang dilakukan harus memperhatikan tingkat perkembangan
anak didik agar anak dapat belajar menjadi rnanusia yang berkembang sepenuhnya. Prinsip
bermain sambil belajar merupakan prinsip yang menunjukkan bahwa anak akan belajar secara
lebih efektif dalam suatu kegiatan bennain. Hal ini disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak. Para ahli telah menemukan bahwa bermain akan memotivasi anak untuk mengetahui
sesuatu secara lebih mendalam dan secara spontan anak mengembangkan bahasanya. Prinsip
selanjutnya adalah prinsip pelaksanaan pengajaran. Prinsip ini merupakan aplikasi dari
prinsip perkembangan dan prinsip bermain sambil belajar.

Anda mungkin juga menyukai