3.1.1.1 Pedoman Pelaksanaan Laboratorium

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan
bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi
penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar
bebas, maka klinik kesehatan diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu
layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan
kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan
laboratorium yang bermutu.
Klinik PPK TK.I Gebang merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat pertama yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk melaksanakan pelayanan
maksimal. Laboratorium Klinik PPK TK.I Gebang sebagai salah satu bagian yang
memberikan kontribusi diharapkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan juga
memberikan pelayanan laboratorium yang maksimal. Sejalan dengan hal tersebut
pelaksanaan pelayanan Laboratorium Klinik PPK TK.I Gebang diharapkan mampu
menjawab kondisi dan permasalahan kesehatan masyarakat khususnya di Wilayah
kodam IX Udayana dan masyarakat Mataram pada umumnya.
Secara umum, laboratorium harus memenuhi kriteria sarana dan prasarana
yang baik untuk memaksimalkan kegiatan pemeriksaan laboratorium sehingga fungsi
laboratorium sebagai unsur penunjang pada kegiatan kuratif, preventif, dan
rehabilitative dapat tercapai demikian pula halnya dengan Laboratorium Klinik PPK
TK.I Gebang yang maksimal diharapkan mampu mendukung tujuan pelayanan
kesehatan. Untuk menunjang hal tersebut maka diperlukan suatu SDM yang baik,
prasarana yang memadai serta standar operasional prosedur yang baku dan dapat
dipedomani yang memiliki dasar teori dan dasar hukum sehingga kelalaian dan
kegagalan dapat diminimalkan dalam pelayanan.
B. Tujuan
Laboratorium merupakan salah satu unit yang memiliki fungsi sebagai unsur
penunjang diagnostik penyakit pada upaya pelayanan kesehatan baik kuratif, preventif
dan rehabilitative. Dari fungsi laboratorium tersebut secara umum maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan pemeriksaan laboratorium adalah optimalisasi pelaksanaan
kegiatan baik yang bersifat clinical health service maupun public healt service yang
dilaksanakan secara professional sesuai standar operasional prosedur secara optimal.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan
laboratorium untuk penetapan diagnosa, pemberian pengobatan dan pemantauan
hasil pengobatan serta penentuan prognosis oleh karena itu hasil pemeriksaan
laboratorium harus selalu terjamin mutunya.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah :
1. Semua lapisan masyarakat dan semua pengunjung pelayanan kesehatan pada
Klinik PPK TK.I Gebang baik yang sakit maupun yang sehat.
2. Laboratorium Klinik PPK TK.I Gebang selaku pelaksana kegiatan pelayanan
laboratorium.
3. Dokter Klinik selaku klinisi pada Klinik PPK TK.I Gebang.
4. Profesi kesehatan lain yang memiliki hubungan dengan laboratorium kesehatan
Klinik PPK TK.I Gebang.
5. Instansi laboratorium yang menjadi laboratorium rujukan pemeriksaan specimen
Klinik PPK TK.I Gebang.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana, prasarana, jenis-jenis
pemeriksaan, standard hasil pemeriksaan,dan keselamatan dan mutu laboratorium

E. Batasan Operasional
1. Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dapat dimulai dari pengambilan
specimen sampai pada pembacaan hasil pemeriksaan.
2. Laboratorium : tenaga pelaksana laboratorium yang telah melalui pendidikan analis
kesehatan dan diberi tanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
3. Specimen : sampel baku yang akan dilakukan pengolahan untuk dijadikan sediaan
bahan pemeriksaan
4. Mekanisme pelayanan laboratorium : alur dan syarat untuk mendapatkan
pelayanan laboratorium.
5. Alat, peralatan dan bahan laboratorium : suatu perangkat yang digunakan untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium.
6. Upaya protektif adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi risiko atau dampak
negative baik pada laboran maupun pada pasien.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Klasifikasi Sumber Daya Manusia


Pelaksana pelayanan laboratorium dilakukan oleh petugs laboratorium yang
mempunyai pendidikan minimal DIII analis kesehatan dengan pengalaman yang
memadai serta memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi
tugas atau tanggung jawabnya sesuai dengan Undang – Undang Nomor 36 tahun
2012.

B. Ketenagaan
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib
klinik, dibutuhkan sumber daya yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Setiap
petugas memiliki uraian tugas yang tertulis dan diketahui oleh Kepala Klinik.
Klinik PPK TK.I Gebang memiliki 3 orang tenaga laboratorium. Klinik PPK TK.I
Gebang tidak melakukan pelayanan laboratorium diluar jam kerja yang bersifat on call.
Jenis, kualifikasi dan jumlah tenaga laboratorium Klinik dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut :

Tabel 1. Jenis, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Klinik


No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah
.
1. Penanggungjawab D-III Analis Kesehatan 1
2. Tenaga Tenis D-IV Analis Kesehatan 1
3. Tenaga Teknis D-III Analis Kesehatan 1

Ketentuan lainnya :
1. Penanggungjawab laboratorium klinik adalah analis senior
2. Tenaga teknis dianjurkan tidak merangkap tugas lain
3. Setiap petugas laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang tertulis dan
diketahui oleh Kepala Klinik

Penanggungjawab Laboratorium Klinik :


1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium
2. Bertanggungjawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu
Tenaga Teknis :
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional
2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium
5. Melakukan konsultasi dengan penanggungjawab labatorium atau tenaga
kesehatan lain
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen

C. Jadwal Pelayanan
No Hari Jam Jenis pemeriksaan
1 Senin 08.00 Sampling, Pemeriksaan rutin sesuai permintaan dokter: Darah
s/d lengkap, urine lengkap, Glukosa darah, as urat, cholesterol,
12.30 gol darah, widal, tes HIV, HBsAg dan tes Kehamilan.
2 Selasa 08.00 Sampling, Pemeriksaan rutin sesuai permintaan dokter: Darah
s/d lengkap, urine lengkap, Glukosa darah, as urat, cholesterol,
12.30 gol darah, widal, tes HIV, HBsAg dan tes Kehamilan.
3 Rabu 08.00 Sampling, Pemeriksaan rutin sesuai permintaan dokter: Darah
s/d lengkap, urine lengkap, Glukosa darah, as urat, cholesterol,
12.30 gol darah, widal, tes HIV, HBsAg dan tes Kehamilan.
4 Kamis 08.00 Sampling, Pemeriksaan rutin sesuai permintaan dokter: Darah
s/d lengkap, urine lengkap, Glukosa darah, as urat, cholesterol,
12.30 gol darah, widal, tes HIV, HBsAg dan tes Kehamilan.
5 Jumat 08.00 Sampling, Pemeriksaan rutin sesuai permintaan dokter: Darah
s/d lengkap, urine lengkap, Glukosa darah, as urat, cholesterol,
10.30 gol darah, widal, tes HIV, HBsAg dan tes Kehamilan.
6 Sabtu 08.00 Sampling, Pemeriksaan rutin sesuai permintaan dokter: Darah
s/d lengkap, urine lengkap, Glukosa darah, as urat, cholesterol,
11.30 gol darah, widal, tes HIV, HBsAg dan tes Kehamilan.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan / ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium.
Persyaratan sarana / ruangan Laboratorium Klinik dan kondisi Laboratorium
Klinik PPK TK.I Gebang adalah sebagai berikut:
Kondisi
No Standar MS TMS Rekomendasi
Klinik
Ukuran ruang minimal 3x4 m2, 3x3 m2
kebutuhan luas ruang disesuaikan
1 √
dengan jenis pemeriksaan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas
Langit-langit berwarna terang dan
2 √
mudah dibersihkan.
Dinding berwarna terang, harus
keras, tidak berpori, kedap air, dan
3 √
mudah dibersihkan serta tahan
terhadap bahan kimia (keramik).
Lantai harus terbuat dari bahan
yang tidak licin, tidak berpori,
4 warna terang, dan mudah √
dibersihkan serta tahan terhadap
bahan kimia (epoxi, vinyl)
Pintu disarankan memiliki lebar
5 √
bukaan minimal 100 cm .
Kamar kecil/WC pasien
7 laboratorium dapat bergabung √
dengan WC pasien.

 Denah ruangan (sesuai kondisi ruangan Laboratorium Klinik PPK TK.I Gebang)

u 9 8 7
B T 10
6
11
S 5

4.

2. 3.
1

Keterangan :

1. Pintu Masuk Laboratorium


2. Meja Kerja
3. Kulkas Laboratorium
4. Meja Centrigufe
5. Tempat Sampah Non Infeksius
6. Tempat Sampah Infeksius
7. Wastafel
8. Meja Mikroskop
9. Meja Hematologi Analyzer
10. APAR
11. Etalase Reagen, Bahan Lain Dan BHP

 Ruang Sampling Laboratorium

U 1
B T

Keterangan :

1. Meja sampling
2. Bed sampling

B. STANDAR FASILITAS
Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium klinik dan
kondisi Fasilitas laboratorium Klinik PPK TK.I Gebang
1. Prasarana
N Kondisi MS/
Jenis Standard Rekomendasi
o Klinik TMS
1 Pencahayaan Terang MS
2. Sirkulasi udara 12-15 ACH Ruangan TMS
baik, pertukaran tertutup
udara dari
dalam ruangan
dapat mengalir
ke luar ruangan
3. area Exhauster dipasang TMS
pengambilan pada ketinggian + 120
sampel cm dari permukaan
dilengkapi lantai
exhauster yang
mengarah
keluar
bangunan
Puskesmas ke
area terbuka
4. Suhu udara suhu dipertahankan MS
nyaman antara 22ᵒC s/d 26
C.tidak boleh memakai
kipas angin
6 Tersedia air air bersih yang mengalir MS
dan debit air yang
cukup pada bak cuci. Air
tersebut harus
memenuhi syarat
kesehatan
7 Limbah padat tersedia wadah (tempat MS
sampah) khusus
/terpisah yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan limbah
padat
medis infeksius dan non
infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan(pewadahan
, pengangkutan dan
pemusnahan) limbah
padat
dilakukan sesuai
prosedur dan peraturan
yang berlaku
Limbah cair diolah pada Langsung MS
sistem/instalasi ke IPAL
pengolahan air limbah
klinik.

2. Perlengkapan dan Peralatan


 Perlengkapan
MS/
N Kondisi
Nama Standar TM Rekomendasi
o Klinik
S
Meja 1)Minimal Ukuran meja TM
pengambilan menggunakan meja ½ 50 x 40 cm S
sampel darah biro (ukuran 90 x 60
cm)
2) Mempunyai laci
MS
Loket Tidak ada TM
pendaftaran, loket S
penerimaan
sampel urin
dan dahak,
pengambilan
hasil
Kursi petugas 1) Mempunyai MS
laboratorium sandaran
dan kursi 2) Dapat terbuat dari
pasien kayu, besi, dan lain-
lain
Bak cuci / sink 1) Dilengkapi keran MS
untuk mengalirkan air
bersih
2) Ukuran minimal 40 Ukuran bak TM
cm x 40 cm dengan 40 x 75 x 15 S
kedalaman bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran /pipa MS
pembuangan air kotor
menuju
sistem pengolahan air
limbah Klinik
Meja 1) Lebar meja adalah MS
pemeriksaan 60 cm dengan panjang
sesuai dengan
kebutuhan pelayanan
yang diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan
panas, tahan zat kimia
(seperti teflon/
formika), mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan berwarna
terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan alat
centrifuge
Lemari 1) Fungsinya adalah Ada MS
pendingin untuk menyimpan
(refrigerator) reagen dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan sampel
disimpan dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk Menggunakan MS
menyimpan alat etalase
2) Ukuran sekitar p x l dengan
x t = 160 cm x 40 cm x ukuran 150
100 cm cm x 40cm x
3) Dapat terbuat dari 110 cm
kayu atau rangka
alumunium dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk TM
mikroskop dilengkapi S
dengan lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya adalah Menggunakan MS
untuk menyimpan etalase
reagen dengan
2) Ukuran sesuai ukuran 150
kebutuhan cm x 40cm x
3) Dapat terbuat dari 110 cm
kayu dilapisi dengan
teflon/ formika
atau dapat terbuat dari
kaca

 Peralatan
N Nama peralatan Standar Kondisi MS/ Rekomendas
o Klinik TMS i
Peralatan Utama

Hematology Analyzer Baik MS


Mikroskop Binokuler Baik MS
Pipet Mikro 5-50, 100-200, 50, 1000 ul MS
500-1000 ul
Sentrifuge Listrik Baik MS
Sentrifuge Mikrohematokrit Tidak Ada
Tabung Laju Endap Darah Baik MS
(Westergren Set)
Urinometer (Alat Pengukur Tidak ada,
Berat Jenis Urine yang tersedia
strip urin

Peralatan Gelas
Kaca Objek Ada MS
Kaca Penutup Ada MS
Tabung Reaksi (12 mm) ada MS
Tabung Sentrifus tanpaskala Ada MS
II. Peralatan Penunjang
Blood Lanset dengan Ada
autoklik
Kertas Lensa Ada MS
Pembendung Ada MS
Lemari Es Ada MS
Penghisap Karet (Aspirator) Ada MS
Pot Spesimen Urine (Mulut Tidak ada TMS
Lebar) (pot urine
biasa)
Rak Pengering Ada MS
Rak Tabung Reaksi Ada
Sikat Tabung Reaksi Ada MS
Spuit Disposible Ada MS
- 3 cc
Timer Ada MS
Tip Pipet (kuning dan biru Ada MS

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pemeriksaan Sampel

1 3
2
Pasien Loket Pendaftaran Poli Umum R.Pemeriksaan
Dokter

7 4
Penyerahan Hasil 6 5
Pengambilan dan R. Laboratorium
Pemeriksaan Sampel

Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Klinik.
2. Selanjutnya pasien dipanggil poli Umum untuk dilakukan anamneses pasien.
3. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan diberi formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan diagnosa pasien.
4. Pasien menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada
petugas laboratorium.
5. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien
diambil spesimennya dan Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas
laboratorium.
6. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh petugas Laboratorium ke
poli umum untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil pemeriksaan
laboratorium tersebut.
7. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium di simpan pada ekam medis atau
diserahkan oleh dokter pemeriksa kepada pasien jika dibutuhkan.

B. Pengelolaan Spesimen
1. Specimen infeksius
2. Specimen non infeksius

C. Pemeriksaan Laboratorium
Dalam dunia kerja laboratorium tidak hanya satu jenis saja melainkan banyak
jenisnya. Contohnya laboratorium klinik dan kesehatan. Adanya perbedaan jenis
laboratorium maka sumber daya manusia pun memilki klasifikasi masing-masing.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan
bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan
dan kesehatan masyarakat.
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan
kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Selain itu, laboratorium
klinik dan kesehatan pun memilki klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan
masing-masing laboratorium (metode total Architecture Syntsis ,2009)
Di Klinik PPK TK.I Gebang juga terdapat unit Laboratorium yang melayani
pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium sederhana, seperti :
1. Pemeriksaan Hematologi : Hb, Eritrosit, Lekosit, Hematokrit, Trombosit,
LED
2. Pemeriksaan Kimia Darah : Glukosa Darah, Asam urat, Choleterol
3. Pemeriksaan serologi : Widal, golongan darah, HIV, HBsAg, PP Test
4. Urinalisa

D. Pengelolaan limbah
Limbah laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam pekerjaan di laboratorium
yang dapat berupa limbah cair dan padat. Limbah laboratorium dapat dibagi menjadi dua,
yaitu: limbah umum dan limbah khusus.
1. Limbah laboratorium umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum
(domestik) misalnya kertas atau tisue.
2. Limbah khusus terdiri dari
a. Limbah khusus padat yaitu peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung
tangan, kapas, botol spesimen, kemasan reagen, sisa spesimen dan
medium pembiakan.
b. Limbah khusus jarum yaitu jarum bekas dari spuit atau lanset yang sudah
terpakai.
c. Limbah khusus cair yaitu: pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air
bekas pencucian alat, sisa specimen.

Penanganan limbah umum, yaitu :


1. Sampah dikumpulkan pada tempat sampah dengan tutup rapat, yang dialasi
dengan satu kantong plastik berwarna hitam.
2. Sampah-sampah ini dikumpulkan satu hari dalam sehari oleh petugas
kebersihan, dengan membungkus sampah tersebut dengan satu kantong plastik
dan memindahkan ke dalam satu tempat sampah besar.
3. Sampah ini kemudian dibawa ke tempat penghancuran sampah (Pihak Kedua)
Penanganan limbah khusus, yaitu :
1. Limbah khusus padat dimasukkan ke dalam tempat khusus, kemudian
dimasukkan ke dalam kantong plastic berwarna kuning.
2. Limbah khusus jarum dimasukkan kedalam kotak safety box, kemudian jika
penuh akan dikumpulkan bersama limbah khusus padat untukditangani lebih
lanjut.
3. Kantong yang berwarna merah tersebut akan ditangani lebih lanjut (di bawa ke
incenerator).
Penanganan limbah khusus cair dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Limbah cair Infeksius.
Ditambahkan desinfektan dan dibuang langsung ke wastafel khusus
pembuangan limbah laboratorium yang disalurkan ke IPAL (saluran serapan)
2. Limbah cair non Infeksius : Langsung dibuang ke wastafel yang disalurkan ke
septik tank.

E. Laporan hasil dan arsip


Laporan hasil pemeriksaan yang lengkap adalah laporan hasil pemeriksaan yang
memuat identitas pengirim, identitas pasien, jenis pemeriksaan yang diperiksa, hasil
pemeriksaan, metode yang digunakan, nilai rujukan, tanggal pemeriksaan dan tanda
tangan. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus lengkap, tepat waktu dan ada
arsip berupa buku registrasi pasien.

BAB V
LOGISTIK

Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap
pemeriksaan di Laboratorium.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadalwarsa, suhu penyimpanan.
b. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan induk.
c. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan
reagen.
d. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
e. Lindungi label dari kerusakan.
f. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya
matahari langsung.
g. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
h. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana klinik membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan.
Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

Sasaran Keselamatan Pasien


Sasaran keselamatan di area pelayanan laboratorium adalah:
sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien. Pasien diidentifikasi
sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik,
lisan, atau tertulis.
sasaran III : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Klinik mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan.
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan
besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi
biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk
infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (bloodstream infections) dan
pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasimekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan
(hand hygiene) yang tepat.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Di dalam penyelenggaraan keselamatan kerja dalam pelayanan kegiatan


laboratorium Klinik PPK TK.I Gebang , hendaknya perihal berikut menjadi perhatian setiap
petugas laboratorium.

A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja


1. Sanitasi Lingkungan
- Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
- Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong
plastik dan diberi tanda khusus;
- Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/
menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
- Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur;
- Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;
- Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium.
B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja
1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium
harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang
mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan
peralatan kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara
mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium.
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti
tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-
hati dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang
dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang
berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di
tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau
benda tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti
dalam laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning
(menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung
jawab Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
- Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
- Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
- Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
- Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah
yang memiliki konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk
mencegah kebocoran ketika dipindahkan.
- Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
- Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan
masker.
- Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
- Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius
dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
- Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus Didekontaminasi
dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.

16. Pengelolaan bahan kimia yang benar


- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang
benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak
boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda
peringatan yang sesuai.
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti
benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah
kimia, limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat
satu buah untuk masing-masing kegiatan.
Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah
terisi sampah.
2) Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang
diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut
sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan
dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
a) Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai
prosedur dan peraturan yang berlaku.
b) Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan
sampah akhir yang dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius
dan limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses
atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Kegiatan ini berupa Pemantapan Mutu Internal (PMI), Pemantapan Mutu
Eksternal (PME) dan Peningkatan Mutu.

1. Pemantapan Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control)


Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus
agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpangan
sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
a. Manfaat:
1) Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah
tidak terjadi dan perbaikan penyimpanan dapat dilakukan segera.
3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,
pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan dan pemeriksaan
spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan
benar.
4) Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya.
5) Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer)

b. Cakupan
Objek Pemantapan Mutu Internal meliputi aktivitas: tahap pra-analitik, tahap analitik
dan tahap pasca-analitik.
1) Tahap Pra-Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien, mengambil
spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan sampai dengan menyimpan spesimen.
a) Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien
mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b) Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen yang tidak
sesuai dan memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan
spesimen tidak dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat
dalam buku penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c) Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi
penyimpanan spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah
benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman
spesimen sudah benar.
d) Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian
pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
Laboratorium Klinik tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka
spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam
bentuk yang relatif stabil.
e) Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan
dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
2) Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi
dan memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan
menggunakan bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen.
a) Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa
tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara
pengenceran sudah benar,
b) Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen. Harus
dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara
teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak
terkontaminasi.
Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah:
 Inkubator (Incubator)
 Lemari es (Refrigerator/freezer)
 Oven
 Autoklaf (Autoclave)
 Micro Pipet
 Penangas air (Waterbath)
 Sentrifus (Centrifuge)
 Fotometer (Photometer)
 Timbangan analitik
 Timbangan elektrik
 Thermometer
c) Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
d) Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap
masing-masing parameter.
3) Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan
dan melakukan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai
dengan pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di
Klinik antara lain:
a) Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen.
b) Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan
setiap jenis pemeriksaan.

2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME/External Quality Control)


Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan
secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh
pihak pemerintah, swasta atau internasional.
Setiap Laboratorium Klinik wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal
yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi
semua bidang pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang pemeriksaan
diselenggarakan pada berbagai tingkatan, yaitu :

a. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan


b. Tingkat Regional : BBLK
c. Tingkat Propinsi/wilayah : BBLK/ BLK
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi
Laboratorium Klinik, karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat
menunjukkan performance (penampilan/proficiency) laboratorium yang
bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara khusus,


harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan tersebut
serta menggunakan peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan, sehingga
hasil pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat mencerminkan
penampilan laboratorium yang sebenarnya. Setiap nilai yang diterima dari
penyelenggara dicatat dan dievaluasi untuk mencari penyebab-penyebab dan
mengambil langkah-langkah perbaikan.

BAB IX
PENUTUP

Laboratorium Klinik PPK TK.I Gebang merupakan salah satu bagian pelayanan
utama yang menunjang kegiatan pelayanan  kesehatan. Peranan Laboratorium di Klinik
saat ini telah menjadi bagian yang cukup diperhitungkan, penegakan diagnosa penyakit
telah banyak mensyaratkan untuk didukung dengan data hasil pemeriksaan laboratorium.
Klinik PPK TK.I Gebang merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat tingkat
pertama yang dalam pelaksanaannya dituntut untuk melaksanakan pelayanan maksimal.
Laboratorium Klinik PPK TK.I Gebang sebagai salah satu bagian yang memberikan
kontribusi diharapkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan juga memberikan
pelayanan laboratorium yang maksimal. Sejalan dengan hal tersebut pelaksanaan
pelayanan laboratorium Klinik PPK TK.I Gebang diharapkan mampu menjawab kondisi
dan permasalahan kesehatan masyarakat khususnya di Wilayah kodam IX Udayana dan
masyarakat Mataram pada umumnya.

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MATARAM


PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TK.I GEBANG
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATORIUM

KLINIK PPK TK.I GEBANG


Jl. Sapta Marga No. 105 Telp.(0370) 626457 Hp. 087865522830

Email. [email protected]

MATARAM

Anda mungkin juga menyukai